Anda di halaman 1dari 35

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan Lapangan
 Metode Pelaksanaan :
Pembersihan lapangan atau lokasi kerja serta perataan area dilakukan oleh pekerja dan Tukang
dibawah arahan dan komando Site Manager, dengan membersihkan seluruh area pekerjaan,
membersihkan sampah dan akar pohon apabila ada serta memberi patok batas pada area
pekerjaan agar tahapan pekerjaan selanjutnya dapat dilaksanakan. Apabila pada area pekerjaan
terdapat pipa-pipa air atau listrik maka akan dikoordinasikan dengan konsultan pengawas dan
owner terhadap pemindahan atau intruksi lain untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang (parang, cangkul, dan lainnya)
- Dump Truck 4 Ton
- Genset
- Kereta Sorong

 Personil Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Tenaga Ahli Alektrikal
- Quantity
- Juru Gambar
- Kepala Tukang Besi
- Kepala Tukang Kayu
- Kepala Tukang Batu
- Mandor
- Seluruh Pekerja
- Seluruh Tukang

Pada saat pembersihan lapangan yang awal mula pekerjaan ini sebagai persiapan untuk
tahapan pekerjaan selanjutnya dihadirkan seluruh personil inti tenaga ahli dan personil kerja
sebagai tahapan untuk melakukan koordinasi antar personil dalam mengoptimalkan kinerja
seluruh personil kerja.

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Terkena Alat Kerja - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh ke lubang - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat
2. Papan Proyek
Untuk papan nama proyek akan dilakukan pengesetan pada printing grafika dan akan diprint sebagai
spanduk dan dipasangkan pada tiang kayu Penyangga dengan baik. Papan nama proyek dengan
dimensi yang disesuaikan yang memuat tentang identitas proyek, terlebih dahulu dipasang sebagai
tanda dimulainya pekerjaan. Untuk patok penunjuk arah akan dibuat dari kayu dan diberi tanda
penunjuk arah. bentuk papan nama proyek dapat dilihat pada gambar berikut :
Papan nama proyek biasanya berisikan tulisan : 1,5 m
1,5m
1. Nama Pekerjaan
mtr
2. Sumber Dana
3. Tahun Anggaran
4. Nilai Pekerjaan 1m
1,2 m
5. Nama Kontraktor Pelaksana
6. Nama Konsultan Pengawas
7. Nama Instansi

Papan Nama Proyek


3. Direksi Keet, Gudang dan Barak Kerja
Untuk direksi keet, Barak kerja dan los kerja akan dikoordinasikan dengan owner dimana letak
yang boleh area diigunakan, para pekerja akan membuat bedeng dan direksi keet dari komponen
kayu dan triplek di lokasi pekerjaan dengan ukuran sessuai dengan instruksi Owner dan Pengawas
Pekerjaan.

4. Listrik dan Air Kerja (Fasilitas Kerja)


Untuk listrik digunakan Generator Set dan Air Kerja akan dipasok air bersih dan ditampung Water
Tank.

5. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank


 Metode Pelaksanaan :
Pada tahapan pekerjaan ini termasuk untuk Pengukuran akan dilakukan kembali pengukuran awal
(MC-0) apabila dibutuhkan terhadap pekerjaan. Pengukuran diukur berdasarkan titik penentuan
sesuai dengan gambar rencana dan intruksi pengawas dan Owner. Untuk pemasangan Bowplank
dipasang dengan jarak dan ukuran tertentu dengan menggunakan kayu sembarang serta paku kayu.
Pengukuran dan pemasangan bouwplank titik duga (peil + 00) ditentukan bersama - sama
Kontraktor dan Konsultan Pengawas dan Owner. Patok - patok berukuran minimal 5/7 cm dan papan
bouwplank 3/20 cm dengan panjang ukuran lebih dari 4 m dan diambil dari kayu kualitas baik. Papan
patok dipasang kayu keras dan tidak berubah posisinya, tanda – tanda dan sumbu akan di pasang
secara teliti dan jelas, dicat dengan cat menie (Apabila dianjurkan).

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang (Gergaji, Meteran, Palu, dan lainnya)
- Alat Bantu
- Waterpass

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Quantity
- Juru Gambar
- Pekerja / Tukang
- Mandor
- Kepala Tukang
- Juru Ukur

II. PEKERJAAN TANAH


1. Urugan Tanah Dipadatkan
 Metode Pelaksanaan :
Berikut ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan timbunan pilihan

A. Pekerjaan Persiapan

• Pekerjaan persiapan dimulai dengan mengajukan reques program kerja yang meliputi metode
kerja, schedule, peralatan, personil kerja, gambar kerja, permohonan untuk menggunakan
material yang ingin digunakan sehingga bisa mendapat persetujuan dari konsultan yang
merupakan direksi teknis.
• Pengadaan peralatan baik itu alat berat ataupun peralatan pengujian untuk control kualitas
berdasarkan spesifikasi standard.
• Pembuatan stack out yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pekerjaan. Dalam hal
ini mencakup dimensi pembentukan areal penimbunan dan pemadatan.

B. Tahap Pelaksanaan

 Material timbunan pilihan yang sudah mendapat perstujuan dari direksi teknik teknis (konsultan
pengawas) dan direksi pekerjaan (PU), didatangkan secara langsung menuju lokasi. Biasanya
menggunakan dump truck yang kemudian ditumpuk dengan jarak tertentu di lokasi pekerjaan.
 Timbunan pilihan bisa dihampar dengan menggunakan motor grader. Untuk persyaratan tebal
gemburnya sudah pasti harus sesuai kesepakatan.
 Hasil hamparan timbunan disiram dengan air dalam jumlah cukup. Penyiramnnya dilakukan
menggunakan water tanker yang kemudian dipadatkan mengunakan vibrator roller dengan
pasing tertentu hingga mencapai tingkat kepadatan yang sesuai rencana.
 Menguji control kalitas apakah timbunan pilihan sudah sesuai dengan syarat spesifikasi umum.

C. Pekerjaan Akhir

 Jika timbunan pilihan sudah sesuai dengan kriteria ujian maka bisa langsung dilakukan pengujian
kepada direksi. Tujuannya untuk dilakukan proses opname dimensi supaya timbunan pilihan
nantinya termasuk dalam progress sehingga bisa dibayarkan.
 Melakukan pengecekan secara rutin supaya kondisi timbunan pilihan bisa terus terpantau
hingga pelaksanaan perkerjaan selanjutnya.
 Demobilisasi seluruh peralatan dan pembersihan terakhir.
 Bahan dan Alat yang digunakan :
- Material Urugan Pilihan
- Alat Perkakas Tukang (cangkul, gerobak dorong dan lainnya)
- Pompa Air, Generator Set, Stamper

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
- Pekerja
- Juru Ukur

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Terjatuh - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Tertimpa Alat - Bekerja secara hati-hati

2. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi Poor Plat


 Metode Pelaksanaan :
Untuk pekerjaan galian pondasi pondasi Poor Plat dilaksanakan secara open cut, dilakukan oleh Tukang
Gali dengan kemiringan 1 : 0,5 (Sesuai dengan gambar kerja). Juru ukur akan memberikan patok-patok
panduan serta berapa kedalaman galian yang harus dicapai. Material hasil galian sebagian
ditempatkan/distok disamping galian untuk timbunan kembali, jarak penempatan hasil galian untuk
timbunan harus aman, tidak akan terjadi longsor dan masuk kedalam lubang galian. Hasil galian yang
berlebih, atau yang tidak dapat dipakai untuk timbunan kembali dimuat langsung ke Dumptruk untuk
dibuang ke Disposal area. Bak dumptruck harus ditutupi dengan terpal/plastik agar tanah yang dibawa
tidak berceceran. Kesemuanya ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya dampak lingkungan yang
dapat ditimbulkan akibat aktifitas pekerjaan Galian.
Berikut Urutan metode pelaksanaan :
- Juru Ukur akan melakukan pengukuran untuk menentukan titik ukur terhadap titik elevasi
galian tanah
- Tukang menandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat
- Tukang memasang patok dan benang untuk acuan galian.
- Tukang menggali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang
- Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
- Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan menggunakan alat
ukur manual atau dengan Survey Equipment.
- Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa air untuk menguras air dipompa ke
luar, sehingga tidak mengganggu proses pekerjaan.

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang (parang, cangkul, dan lainnya)
- Pompa Air, Generator Set

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena paku - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh ke lubang galian - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat

3. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi Menerus


 Metode Pelaksanaan :
Untuk pekerjaan galian pondasi maka galian pondasi Poor Plat terlebih dahulu dilakukan, setelah
pondasi Poor Plat baru dilakukan galian tanah pondasi batu gunung. Pekerjaan galian dilaksanakan
secara open cut, dilakukan oleh Tukang Gali dengan kemiringan 1 : 0,5 (Sesuai dengan gambar kerja).
Juru ukur akan memberikan patok-patok panduan serta berapa kedalaman galian yang harus dicapai.
Material hasil galian sebagian ditempatkan/distok disamping galian untuk timbunan kembali, jarak
penempatan hasil galian untuk timbunan harus aman, tidak akan terjadi longsor dan masuk kedalam
lubang galian. Hasil galian yang berlebih, atau yang tidak dapat dipakai untuk timbunan kembali dimuat
langsung ke Dumptruk untuk dibuang ke Disposal area. Bak dumptruck harus ditutupi dengan
terpal/plastik agar tanah yang dibawa tidak berceceran. Kesemuanya ini dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya dampak lingkungan yang dapat ditimbulkan akibat aktifitas pekerjaan Galian.
Berikut Urutan metode pelaksanaan :
- Juru Ukur akan melakukan pengukuran untuk menentukan titik ukur terhadap titik elevasi
galian tanah
- Tukang menandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat
- Tukang memasang patok dan benang untuk acuan galian.
- Tukang menggali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang
- Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
- Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan menggunakan alat
ukur manual atau dengan Survey Equipment.
- Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa air untuk menguras air dipompa ke
luar, sehingga tidak mengganggu proses pekerjaan.

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang (parang, cangkul, Skrup dan lainnya)
- Pompa Air, Generator Set

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
- Pekerja
RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena paku - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh ke lubang galian - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat

4. Pekerjaan Urugan Kembali Bekas Galian


 Metode Pelaksanaan :
Urugan tanah kembali dikerjakan setelah pekerjaan konstruksi pondasi selesai dikerjakan. Tukang atau
pekerja akan mengurug tanah ke bekas lubang galian secara menyeluruh dan merata. Untuk urugan
pondasi dapat digunakan tanah hasil galian pondasi atau material lain yang disetujui oleh Konsultan
supervisi dan Owner. Tanah Humus atau tanah hasil pembersihan lapangan tidak digunakan sebagai
urugan pondasi. Tanah urugan pondasi dipadatkan dengan alat pemadat atau alat lain yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas Dan Owner.

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang (parang, cangkul, dan lainnya)

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena paku - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh ke lubang galian - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat

5. Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Pondasi Poor Plat


 Metode Pelaksanaan :
Untuk urugan pasir akan dilakukan setelah galian tanah untuk pondasi dilakukan, pada lantai galian
Tukang akan menghampar pasir urug dengan ketebalan sesuai dengan bestek dan gambar rencana,
pekerja akan memastikan pasir dalam keadaan tidak tercampur dengan batu atau tanah, setelah pasir
dihampar akan akan dilakukan pengukuran ketebalan agar sesuai dengan ukuran dan dimensi yang
dipersyaratkan. Urugan Pasir dilakukan dengan menyeluruh dan merata mengikuti dimensi galian agar
padat dan rapat. Berikut urutan metode pelaksanaan :
- Pada dasar galian pondasi dihampar pasir urug padat dengan ketebalan sesuai gambar kerja
- Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan dari pasir
tersebut
- Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
- Tukang memeriksa urugan pasir urug agar benar-benar padat dan ketebalan sesuai dengan
bestek

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang
- Pompa Air, Generator Set, Dump Truck, Pick Up

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Terjatuh ke lubang galian - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Tertimpa Alat - Bekerja secara hati-hati
3. Bising

6. Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Pondasi Menerus


 Metode Pelaksanaan :
Sama dengan uraian pada Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Pondasi Foot

III. PEKERJAAN PONDASI


1. Pasangan Pondasi Batu Kosong Batu Kali/ Aanstamping
 Metode Pelaksanaan :
Untuk pasangan pondasi batu kosong / Aanstamping dilakukan setelah konstruksi pondasi Foot Plat
selesai/siap. Sebelum pondasi batu kosong / Aanstamping dilaksanakan, tanah dasar galian harus
diberi lapisan pasir urug dengan tebal sesuai gambar, dibuat secara rata (tidak turun naik) dan
selebar galian pondasi yang akan dipasang. Batu yang sudah dibelah adalah sejenis batu yang kasar,
berat. Tidak ringan dan porous. Bahan asal adalah batu gunung/kali yang besar kemudian dibelah
atau dipecah-pecah menjadi ukuran normal menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan.
Memenuhi Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI- 1982). Tukang akan
meletakkan/memasang batu gunung dengan metode susunan batu mengikuti bentuk dalam gambar
kerja. Batu harus dipasang saling mengisi masing-masing dengan adukan lapis demi lapis, sehingga
tidak ada rongga diantara batu-batu tersebut dan mencapai masa yang kuat dan integral. Hasil
pekerjaan pondasi batu kosong / Aanstamping harus benar-benar tegak lurus dalam arah horizontal
dan tegak lurus arah vertical. Berikut urutan metode pelaksanaan :

- Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kosong / Aanstamping dimulai, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan waterpass/selang timbang untuk mendapatkan
level pasangan batu kosong / Aanstamping
- Tukang dan Pelaksana Lapangan memastikan galian tanah untuk pasangan batu kosong /
Aanstamping, ukuran lebar dan kedalaman sudah sesuai gambar kerja.
- Tukang memasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kosong /
Aanstamping.
- Juru Ukur mengecek elevasi pekerjaan pasangan batu kosong / Aanstamping apakah sudah
sesuai gambar kerja

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang
- Pompa Air, Generator Set, Pick Up

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang Batu
- Mandor
- Pekerja
RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat

2. Pasangan Pondasi Batu Kali 1 Pc : 4 Ps


 Metode Pelaksanaan :
Untuk pasangan pondasi batu kali/gunung dilakukan setelah konstruksi pondasi Foot Plat
selesai/siap. Sebelum pondasi dilaksanakan, tanah dasar galian harus diberi lapisan pasir urug dengan
tebal sesuai gambar, dibuat secara rata (tidak turun naik) dan selebar galian pondasi yang akan
dipasang. Batu yang sudah dibelah adalah sejenis batu yang kasar, berat. Tidak ringan dan porous.
Bahan asal adalah batu gunung/kali yang besar kemudian dibelah atau dipecah-pecah menjadi
ukuran normal menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan. Memenuhi Peraturan Umum Bahan
Bangunan Indonesia (PUBI- 1982). Adukan Pondasi batu kali 1pc : 4 ps, lapisan paling bawah digelar
diatas pasir urug. Tukang Batu akan memeriksa ukuran batu gunung sebelum dipasang agar
pemasangan bias seukuran dan rapi. Tukang akan meletakkan/memasang batu gunung dengan
metode susunan batu mengikuti bentuk dalam gambar kerja, setiap lapisan batu gunung dalam
susunan akan diberi cor beton sebagai perekat dan pengunci susunan pasangan batu. Pemasangan
sesuai dengan ukuran-ukuran didalam gambar atau atas petunjuk-petunjuk dari Direksi Lapangan.
Batu harus dipasang saling mengisi masing-masing dengan adukan lapis demi lapis, sehingga tidak
ada rongga diantara batu-batu tersebut dan mencapai masa yang kuat dan integral. Hasil pekerjaan
pondasi tapak harus benar-benar tegak lurus dalam arah horizontal dan tegak lurus arah vertical.
Berikut urutan metode pelaksanaan :

- Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu dilakukan
pengukuran dengan menggunakan waterpass/selang timbang untuk mendapatkan level
pasangan batu kali
- Tukang dan Pelaksana Lapangan memastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran
lebar dan kedalaman sudah sesuai gambar kerja.
- Tukang memasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
- Tukang membuat adukan cor beton untuk pasangan pondasi batu kali.
- Tukang dan Pekerjan membasahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
- Tukang Batu memasang batu kali dengan menggunakan adukan cor beton yang merata mengisi
rongga-rongga antar batu kali dan menyusun membentuk seperti Gambar Kerja.
- Tukang memasukkan besi stik kolom pada susunan pasangan batu kali sebagai angker pada
titik-titik penempatan stik
- Tukang Batu memasang batu kali yaitu disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali
tidak mudah retak/patah dan berongga besar
- Juru Ukur mengecek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai gambar kerja

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang
- Pompa Air, Generator Set, Concrete Mixer, Pick Up

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang Batu
- Mandor
- Pekerja
RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat

3. Pasangan Pondasi Rollag Batu Merah 1 Pc : 2 Ps


 Metode Pelaksanaan :
a. Sediakan bak yang diisi air untuk merendam batu bata yang akan dipasang (± 10 menit )
b. Buat tarikan benang tiap ± 7 lapis bata.
c. Pemasangan kaso 5/5 di dua ujung lokasi secara tegak lurus
d. Tinggi pasangan bata maximum yang diperbolehkan terhadap sesuai dengan gambar dan
rencana dan syarat-syarat pekerjaan
e. Sebelum pelaksanaan pasangan dimulai, pasangan batu bata sebaiknya disiram.
f. Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10 mm dan adukan harus padat sedemikian rupa
sehingga membentuk sambungan yang lurus.
g. Kemudian pekerja / tukang memasang batu bata hingga menyusun seperti gambar kerja dan
direkat dengan adukan beton
h. Tukang memastikan susunan pasangan batu bata sejajar, kokoh dan rapi
i. Juru Ukur melakukan pengukuran agar pasangan bata terpasang dengan sejajar dan Sesuai
Bestek
 Bahan dan Alat yang digunakan :
- Alat Perkakas Tukang
- Concrete Mixer, scaffolding, bata merah, semen, pasir

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang Batu
- Kepala Tukang Batu
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh - Bekerja secara hati-hati

4. Pasangan Kayu Cerucuk Mangi-mangi Dia 10-15 cm


 Berikut Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Cerucuk, Penyediaan dan Pemancangan :
Bagan Alir Metode Pemasanan
Pondasi Cerucuk

 Persiapan :
1. Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
2. Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing) kepada Direksi Pekerjaan.
3. Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah
dilakukan.
4. Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada perubahan dari
kesiapan yang telah dilakukan.
5. Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
6. Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
7. Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.Staking-out dimensi, bentuk dan lokasi sesuai
gambar rencana
8. Pasang patok-patok ukur untuk menentukan lebar dan panjang pondasi.
9. Lakukan penyiapan tanah dasar sesuai dengan gambar rencana dan lhal-hal sebagai berikut:
10. Bersihkan tanah dasar yang dapat mengganggu pelaksanaan.
11. Ratakan lahan dengan cara Penyiapan lahan Tanpa Bakar (PLTB).
12. Bila muka air mencapai pcrmukaan tanah, maka timbun tanah dasar sehingga muka tanah
timbunan di atas muka air.
13. Tentukan tempat kedudukan tiang-tiang cerucuk yang akan dipancang dan diberi tanda dengan
menggunakan patok-patok

 Pelaksanaan :
1. Runcingkan bagian ujung bawah cenrcuk kayu agar mudah rnenembus ke dalam tanah.
2. Pasang perancah atau platform sedemikian rupa sehingga orang dapat dengan mudah
3. Memukul kepala tiang pada ketinggian tertentu (lihat Gambar 2).
4. Ratakan bagian ujung tiang yang akan dipukul dan beri topi tiang.
5. Tegakkan tiang cerurcuk dan masukkan sedikit ke dalarn tanah agar dapat dipukul dcngan stabil
dan tetap tegak lurus.
6. Pukul tiang dengan palu pcmukul pada ujung atas cenrcuk yang sudah diberi topi sampai
kedalaman rencana.

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Satu Set Palu Tripot
- Alat Pertukangan
- Alat bantu lainnya

 Tenaga Kerja
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang Batu
- Mandor
- Pekerja

 Pengendalian Mutu
- Cerucuk tertanaman sampai ke tanah keras
- Cerucuk tidak patah saat penumbukan
- Ukuran cerucuk sesuai dengan disyaratkan dan di pasang sesuai dengan gambar

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat - Arahkan personil kerja untuk meredam kebisingan saat
4. Bising bekerja

IV. PEKERJAAN BETON


1. Pekerjaan Beton Lantai Kerja Foot Plat Beton Rabat Camp. 1:3:5, t= 5 cm
 Metode Pelaksanaan :
- Pekerja memeriksa area pengecoran lantai kerja
- Pekerja / Tukang membuat adukan beton cor untuk lantai kerja
- Pekerja / Tukang Menuang dan menghampar beton cor untuk area lantai kerja.
- Pengecoran dilakukan dengan merata dan ketebalan sesuai dengan gambar kerja

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang
- Pompa Air, Generator Set, Concrete Mixer, Dump Truck

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang Batu
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena paku - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh dari tinggi pagar - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat

2. Pekerjaan Pondasi Foot Plate


3. Pekerjaan Beton Sloof S1 1:2:3 (20/25)
4. Pekerjaan Beton Kolom K1 1:2:3 (25/25)
5. Pekerjaan Beton Kolom K2 1:2:3 (15/60)
6. Pekerjaan Beton Kolom Praktis KKP 1:2:3 (15/15)
7. Pekerjaan Beton Balok RB1 1:2:3 (20/25)
8. Pekerjaan Beton Balok RB2 1:2:3 (15/20)
9. Pekerjaan Beton Balok RB3 1:2:3 (12/12)
10. Pekerjaan Beton Gantung 1:2:3
11. Pekerjaan Beton Plat Meja

Rangkuman Metode Pelaksanaan point 2 – 11 ( pekerjaan beton )


 Untuk pekerjaan beton dirangkum metode pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Pekerjaan Bekisting
a. Bahan :
- Multipleks 6, 9 dan 12 mm
- Kayu balok sembarang keras, Kayu Bekisting
- Paku
b. Peralatan :
- Alat potong
- Scaffolding
- Pipe Support
- Peralatan Tukang

c. Metode
- Fabrikasi :
Bekisting untuk Pondasi, sloof, kolom, sebelum diaplikasikan sebagai acuan, difabrikasi
terlebih dahulu di workshop kayu, dibuat panel-panel sesuai dengan shop drawing.
Sedangkan untuk plat lantai tidak perlu difabrikasi di work shop. Ukuran dan bentuk akan
dikerjakan dengan teliti dengan mengacu pada shop drawing yang telah disetujui oleh
Pemberi Tugas.

- Pemasangan :
Bekisting yang telah difabrikasi diangkut ke lokasi pemasangan, dan segera dipasang sesuai
dengan posisinya yang tertera di shop drawing.
Bekisting dibuat kokoh, kuat, tidak bocor, tidak ngeplin, bersih dari kotoran kayu-kayu
lepas, sampah-sampah dll.

2. Pekerjaan Pembesian
a. Bahan :
- Besi beton
- Kawat beton
b. Peralatan :
- Bar Cutter , Caliper
- Bar Bender
- Alat Angkat/Transport / Mobil Crane
- Peralatan Tukang

c. Metode
- Fabrikasi :
Fabrikasi besi beton dilakukan di Work shop Besi, setelah Shop drawing Pembesian &
Bending schedule disetujui. Pemotongan dilakukan dengan Bar cutter, kemudian
pembengkokan sesuai Shop drawing dilakukan dengan menggunakan Bar bender.
Pekerjaan fabrikasi harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang ahli. Pengawasan pekerjaan
ini perlu dilakukan dengan ketat agar tidak terjadi kesalahan yang tidak perlu. Besi-besi
yang telah difabrikasi ditempatkan pada lokasi stock yard besi yang telah disediakan
terlebih dahulu, diberi label pada setiap jenisnya.

- Pemasangan :
Setelah fabrikasi selesai, besi beton yang akan dipasang diangkut ke lokasi pekerjaan.
Pemasangan dilakukan sesuai dengan Shop drawing. Diameter besi dan jarak antar besi
harus dicheck dengan benar, agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan
pembongkaran pasangan besi. Tukang yang ahli dan berpengalaman diperlukan untuk
menjamin kualitas pemasangan.

3. Pekerjaan Pengecoran
a. Bahan :
- Semen Portland
- Kerikil
- Pasir
- Air
- Additive ( jika diperlukan )
- Bonding Agent
- Goni basah.
b. Peralatan :
- Alat Pencampur beton ( Concrete mixer )
- Alat angkat/Lift barang
- Compressor
- Concrete vibrator
- Gerobak sorong
- Peralatan Tukang
c. Metode
1. Semua ukuran yang tertera pada pekerjaan beton dalam gambar rencana adalah ukuran
dalam dari kayu cetakan atau form work
2. Cetakan beton harus datar dan lurus tidak boleh bocor dan cukup kokoh sehingga tidak
akan terjadi perubahan bentuk beton yang dibuat, baik pada waktu pengecoran maupun
sesudahnya
3. Pemasangan tulangan besi tidak boleh sampai menyentuh papan kayu cetakan dengan
menyentuh rollag atau pasangan batu bata di atas pondasi
4. Untuk menjaga selimut beton, maka pada tulangan besi yang dipasang, supaya diberi
penyangga kotak-kotak beton kecil yang dilengkapi kawat pengikat atau bisa juga dengan
menggunakan cara lain yaitu dengan memasang besi cakar ayam, yang dipergunakan
sebagai pengatur jarak antara besi penulangan dengan sisi beton yang terluar, dengan
tebal atau tinggi sesuai dengan macam konstruksinya. Pemasangan kotak-kotak beton kecil
atau besi cakar ayam tersebut harus dalam jumlah yang cukup sehingga besi beton yang
dirakit tidak melentur
5. Campuran beton harus diaduk dengan mesin pengaduk beton atau concrete mixture dan
sama sekali tidak boleh dilakukan dengan cangkul, sekop atau dengan alat-alat lain
sejenisnya. Pada waktu pelaksanaan pengecoran, supaya dipadatkan dengan alat
penggecor beton atau concrete vibrator
6. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan pada sisi bagian dalam kayu cetakan atau kayu
acuan, supaya disirami air dulu sampai jenuh dan bagian dalam kayu cetakan beton
tersebut harus bebas dari segala kotoran
7. Izin pengecoran hanya bisa diberikan oleh pengawas dan permohonannya supaya diajukan
minimal dalam waktu 2 x 24 jam secara tertulis, setelah semua pekerjaan perakitan
penulangan besi selesai dan persiapan telah dilaksanakan dengan sebaik- baiknya dan siap
untuk dilakukan pengecoran
8. Setelah 24 jam pelaksanaan pengecoran beton selesai, maka beton yang sudah jadi
tersebut harus selalu dirawat dengan jalan dibasahi atau disirami air selama proses
pengerasan dan pengikat an beton berlangs ung kira-kira selama 28 hari
9. Ukuran-ukuran atau dimensi dari bagian-bagian pekerjaan konstruksi beton bertulang yang
terdapat pada gambar rencana, supaya diikuti dengan seksama. Demikian juga ukuran-
ukuran besi penulangan yang ditetapkan dalam gambar-gambar struktur kontruksi beton
bertulang yang ada
10. Jika karena suatu hal atau karena keadaan dipasaran, besi penulangan yang diperlukan
untuk pekerjaan ini tidak ada dan untuk itu perlu diganti dengan besi penulangan
berukuran diameter lain guna kelangsungan pelaksanaan pekerjaan, maka jumlah luas
penampang besi penulangan pengganti tidak boleh berukuran kecil dari luas penampang
besi penulangan semula. Dalam hal pengganti penampang penulangan besi, supaya
konsultasi dengan pengawas dan persetujuan hanya diberikan oleh pengawas
11. Sebelum beton mencapai tegangan yang diharapakan maka pada beton yang sudah jadi
tidak boleh dilakukan perbaikan- perbaikan berat, pemukulan-pemukulan atau dibebani
12. Pengecoran beton harus dilakukan dengan air bersih, tidak asin. Tidak menggandung
bahan- bahan kimia yang dapat merusak beton dan untuk penggunaan air kerja ini, harus
ada persetujuan terlebih dahulu secara tertulis dari Konsultan Pengawas
13. Pasir beton yang dipergunakan untuk pekerjaan beton ini ialah pasir Ex. Lokal, sedang
untuk semenya menggunakan Semen setara Nusantara atau sejenisnya.

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang Kayu
- Tukang Batu
- Tukang Besi
- Kepala Tukang Kayu/Batu/Besi
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tertimpa Material - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh dari ketinggian - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat

V. PEKERJAAN DINDING
1. Pekerjaan Dinding Batu Tela Camp. 1:4
2. Pekerjaan Dinding Batu Tela Camp. 1:2
3. Pekerjaan Plesteran Dinding 1:4
4. Pekerjaan Plesteran Dinding 1:2
5. Pekerjaan Acian Kolom K1
6. Pekerjaan Acian Kolom K2
7. Pekerjaan Acian Kolom KP
8. Pekerjaan Acian Beton Gantung
9. Pekerjaan Acian Dinding 1:4

Rangkuman Metode Pelaksanaan point 1 - 9


 Berikut metode pelaksanaan pasangan batu bata :
a. Sediakan bak yang diisi air untuk merendam batu bata yang akan dipasang (± 10 menit )
b. Buat tarikan benang tiap ± 7 lapis bata.
c. Pemasangan kaso 5/5 di dua ujung lokasi secara tegak lurus
d. Tinggi pasangan bata maximum yang diperbolehkan terhadap sesuai dengan gambar dan
rencana dan syarat-syarat pekerjaan
e. sebelum pelaksanaan pasangan dimulai, pasangan batu bata sebaiknya disiram.
f. Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10 mm dan adukan harus padat sedemikian rupa
sehingga membentuk sambungan yang lurus.
g. Kemudian pekerja / Tukang memasang batu bata hingga menyusun seperti gambar kerja dan
direkat dengan adukan beton
h. Tukang memastikan susunan pasangan batu bata sejajar, kokoh dan rapi
i. Juru Ukur melakukan pengukuran agar pasangan bata terpasang dengan sejajar dan Sesuai
Bestek
 Berikut metode pelaksanaan Plasteran dan Acian:
a. Tukang membasahi permukaan pasangan bata sampai basah dan merata
b. Pekerja memaasang tarikan benang vertikal dan horisontal untuk caplakan kepalaan.
- Cek tarikan benang
c. Tukang membuat kepalaan vertikal jarak 1 m’, biarkan sampai kepalaan mengeras min ± 1
hari.
- Cek kepalaan dan sparing ME
d. Plester di antara kepalaan, lalu ratakan dan padatkan dengan jidar alumunium mak. 3 m’.
- Cek plesteran
e. Perawatan Plester kasar dengan penyiraman selama min. 3 hari, sebelum diaci.
f. Acian dinding plaster satu bidang sekaligus pada satu kali pengacian.
g. Ratakan dan padatkan acian menggunakan roskam baja sampai benar-benar rata dan halus.
 Bahan dan Alat yang digunakan :
- Alat Perkakas Tukang
- Concrete Mixer, scaffolding, bata merah, semen, pasir

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang Batu
- Kepala Tukang Batu
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat

10. Pekerjaan Rangka Partisi (60 x 120) cm


11. Pekerjaan Partisi Plywood rangkap, rangka kayu kelas II

Rangkuman Metode Pelaksanaan point 10 dan 11


 Metode pelaksanaan :
- Ukur jarak dan pola partisi untuk dipasang plywood
- Tukang memasang rangka kayu sebagai rangka untuk partisi
- Pasang dan ikatkan g plywood dengan skrup ke rangka
- Pasang plywood lapis sebelah nya lagi
- Coumpond setiap sambungan dan bekas skrup
- Tempel kain tip disetiap sambungan plywood yg sudah di coumpond agar setiap plywood
merekat menjadi satu
- Coumpond kembali diatas kain tip sampai halus

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang
- Kayu partisi kelas II, Plywood, Sekrup, Scafolding
 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang Kayu
- Kepala Tukang Kayu
- Mandor
- Pekerja
RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tertimpa Material - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh dari ketinggian - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat

12. Pekerjaan Dinding Para-Para


 Metode Pelaksanaan :
- Dinding para-para dipasang setelah pemasangan atap seng bagian atas
- Pasangan dinding menggunakan kayu papan kelas II ukuran 2/25
- Papan dipasang secara vertical dan diskoneng setiap persambungan antar papan

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang
- Paku, Papan kayu kelas II 2/25

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang Batu
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena paku - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh dari ketinggian - Bekerja secara hati-hati

VI. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA


1. Kusen Pintu P01
2. Kusen Pintu P02
3. Kusen Pintu P1
4. Kusen Pintu P2
5. Kusen Jendela J1
6. Kusen Jendela J2
7. Kusen Lubang Angin
8. Daun Pintu P01
9. Daun Pintu P02
10. Daun Pintu P1
11. Daun Pintu P2
12. Daun Jendela J1
13. Daun Jendela J2
14. Kaca Mati
15. Bouvenlight BV1
16. Bouvenlight BV2
17. Kusen Sofi-sofi

Rangkuman Metode Pelaksanaan point 1 – 17


1. Lingkup Pekerjaan Kayu, meliputi :
a. Pekerjaan pembuat, penyetelan dan pemasangan kusen-kusen, baik kusen pintu,
kusen jendela, kusen bouven/penerangan atas dan lain sebagainya
b. Pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan daun pintu, baik daun pintu kaca,
daun pintu panil, daun pintu panil kaca, dsb
c. Pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan daun jendela baik daun jendela
kaca, daun jendela krepyak, daun jendela panil dan lain sebagainya
d. Pekerjaan pemasangan dan penyetelan semua perlengkapan daun pintu dan daun
jendela
e. Pekerjaan pembuatan Kosen pintu dan jendela menggunakan kayu kelas I
f. Pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan jendela kaca

2. Metode Kerja
2.1. Pekerjaan Kusen
a. Pekerjaan pembuatan kusen, baik kusen pintu, kusen jendela, kusen penerangan
atas, daun pintu maupun daun jendela dan lain sebagainya harus memenuhi semua
persyaratan teknik konstruksi kayu atau (PKKI) yaitu peraturan konstruksi kayu
Indonesia
b. Untuk semua pekerjaan kusen, rangka daun jendela atau daun pintu, rangka dinding
dan lain sebagainya, menggunakan bahan kayu kamper kecuali ditetapkan
menggunakan bahan kayu lain seperti yang disebutkan dalam RAB atau yang akan
ditetap kan kemudian pada waktu pemberian penjelasan pekerjaan
c. Kayu yang dipergunakan untuk pembuatan kusen, rangka daun jendela atau daun
pintu dan lain sebagainya harus jenis kayu pilihan yang berkualitas baik, kering udara,
tidak cacat baik berlubang atau pecah atau bermata. Bahan kayu tidak boleh melengk
ung atau melentur dan harus berukuran seragam
d. Kusen, rangka daun pintu dan jendela dan pek erjaan-pekerjaan kayu lainnya, tidak
boleh dimeni sebelum diperiksa dan mendapat izin dari Konsultan Pengawas berhak
untuk menolak dan memerintahkan penggantian pekerjaan kayu di atas, bilamana
pekerjaan atau mutu kayu yang dipakai tidak sesuai dengan ketentuan. Uraian kayu
yang dipakai tidak sesuai dengan ketentuan, uraian dan syarat-syarat teknik serta
gambar rencana yang ada
e. Setiap kusen yang berhubungan dengan dinding bangunan atau kolom, harus diberi
angkur besi. Untuk kusen pintu minimal dipasang sebanyak 3 buah, sedang untuk
kusen jendela minimal dipasang sebanyak 2 buah
f. Ukuran kusen adalah 6/12 atau ditentukan lain sesuai dengan ukuran yang tercantum
pada gambar rencana atau yang disebutkan dalam RAB. Sedang untuk ukuran
pekerjaan kayu lainnya, bisa dilihat pada gambar penjelas pada gambar rencana
g. Semua kusen, baik kusen pintu maupun kusen jendela, juga komponen-
komponen pekerjaan kayu lainnya yang sudah dipasang, supaya dilindungi terhadap
benturan dengan barang lain atau benda lain, supaya sudut-sudutnya tidak rusak,
baik selama penyetelanmaupun sesudahnya
h. Semua kusen baik kusen pintu, kusen jendela maupun kusen lainnya seperti kusen
jendela penerangan atas, harus dipasang tegak lurus dan dalam keadaan atau
kedudukan rata air
i. Bagian-bagian kusen yang bakal tertanam atau yang akan berhubungan langsung
dengan pasangan tembok dan juga pada bagian sambungan kayu sebelum
diterapkanatau dipasang harus dimeni dulu sampai minimal 2 kali
j. Di atas semua kusen dengan bentang lebih 1,00 meter supaya dipasang balok latai
beton bertulang 1 PC + 2 pasir beton + 3 batu pecah dengan besi penulangan 4 Φ 10
mm dan sengkong Φ 6 mm – 20 cm

2.2. Pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan daun pintu dan daun jendela
a. Semua rangka daun pintu atau daun jendela menggunakan bahan kayu Kamper,
kecuali ditetapkan menggunakan bahan kayu jenis lain sesuai dengan yang
diminta pada gambar rencana dan RAB
b. Semua rangka daun pintu menggunakan bahan kayu kamfer, kemudian ditutup
dengan panil baik pada bagian muka maupun pada bagian belakangnya
c. Pemasangan daun pintu atau jendela harus tepat dengan ukuran kusenya sehingga
daun pintu maupun daun jendela bisa menutup baik dan rapat
d. Pembuatan pintu panil atau pintu krepyak, demikian juga daun jendela panil
atau jendela krepyak harus sesuai dengan gambar penjelas pada gambar
rencanaPembuatan pintu atau jendela panil, harus sesuai dengan gambar rencana

2.3. Pekerjaan pemasangan dan penyetelan semua perlengkapan daun pintu dan daun jendela
a. Pada tiap daun pintu dan daun jendela, minimal dipasang dua buah engsel,
kualitas baik. Untuk daun pintu yang lebar dan berat, jumlah engsel yang dipasang
supaya ditambahsatu dan dipasang dibagian tengah
b. Engsel yang dipakai engsel jenis H, yaitu engsel nylon setara merk ARCH, yang
dipasang dengan menggunakan sekrup kembang. Contoh engsel yang akan dipakai
harus ditunjukan dulu pada Konsultan Pengawas untuk m endapat kan persetujuan
pemakaian
c. Pintu supaya dilengkapi dengan kunci tanam pintu, kualitas baik, setara mutunya
dengan cap kuda terbang, cap jangkar atau akan ditentukan dalam risalah Berita
Acara Pemberian Penjelasan Pe kerjaan. Kunci tanam tersebut adalah kunci tanam
dengan dua kali putar berikut pegangan penarikannya. Untuk kunci tanam yang akan
dipakai supaya ditunjukkan dulu contoh barangnya kepada Direksi, sebelum
digunakan untuk m endapatk an persetujuan pemakaian
d. Perlengkapan daun pintu dan daun jendela supaya dipenuhi dengan
sebaik- baiknya seperti grendel, kait angin dan lain sebagainya Pada pintu kamar
mandi/WC, supaya diberi grendel pada bagian dalam

2.4. Pekerjaan pem buatan, penyetelan dan pemasangan jendela kaca krepyak/ jolusi dan
penerangan atas serta kaca mati.
a. Pemasangan kaca, baik kaca mati ataupun kaca krepyak harus cukup kuat, rapat dan
rapi serta tidak goyang.Pemasangan kaca supaya memperhatikan pelonggaran yang
cukup untuk memberi kesempatan pemuaian dan susut
b. Cacat pada bahan kaca sebelum dan sesudah pemasangan seperti pecah pinggirnya,
retak dan bergelombang akan ditolak
c. Tebal kaca mati adalah 5 mm yang disesuaikan dengan pola pada Gambar Rencana.
Perubahan desain kaca dapat dilaksanakan atas permintaan pemilik pekerjaan.

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang
- Kayu kelas I, kaca bening 5 mm

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang Kayu
- Kepala Tukang Kayu
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tertimpa Material - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh dari ketinggian - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat

VII. PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN ATAP


1. Pekerjaan Kuda-kuda 6/12 kayu kls I
2. Pekerjaan Nok bubungan 5/10 kayu kls II
3. Pekerjaan Skoor Angin 5/10 kayu klas II
4. Pekerjaan Gording 5/10 kayu klas I
5. Pekerjaan Klos kayu/Tatakan Gording 5/7 kayu kls II

Rangkuman Metode Pelaksanaan point 1 – 5 ( konstruksi atap/kuda-kuda)


 Metode pelaksanaan :
Pekerjaan Konstruksi Atap
 Kuda-kuda, gording, ikatan angin, klos, dan seluruh rangka atap dibuat dari kayu kualitas baik
tua, kering atau tidak pecah-pecah.
 Papan lisplang bisa digunakan kayu atau woodplank
 Baut, mur, besi strip dari bahan besi / baja.

Ukuran kayu :
 Kaki kuda-kuda - ukuran 6/12 cm
 Skoor - ukuran 5/10 cm
 Nok - ukuran 5/10 cm
 Pengapit - ukuran 2 x 5/10 cm
 Gording - ukuran 5/10 cm
 Listplank kayu - ukuran 2.5/30 cm
Pelaksanaan Pekerjaan :
 Semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata dan licin hingga memberikan penyelesaian yang
baik dan sedikit penghalusan.
 Gording dipasang setiap jarak 100 cm, harus waterpass menurut kemiringan atap, sedangkan.
 Permukaan kayu yang tampak (papan lisplank, skoor) harus diserut rata dan licin, setiap
sambungan konstruksi atas agar diperhatikan adanya pen/joint yang berfungsi pengunci.
 Pekerjaan kayu harus rata, tidak melentur, tidak bengkok
 Siapkan semuan bahan dan peralatan yang akan digunakan.
 Rangkailah konstruksi kuda-kuda penuh dengan sebaik- baiknya, semua sambungan diperkuat
dengan nagel.
 Sambunglah kuda-kuda kayu tersebut dengan tiang kayu yang diperkuat dengan nagel pula.
 Dirikan rangkaian kuda-kuda kayu dengan tiang kayu tersebut di atas pondasi yang telah dibuat
sebelumnya. Setel setegak mungkin dengan cara dikontrol memakai unting-unting dan
perkuatlah kedudukan posisinya memakai skor-skor kayu atati bambu.
 Setel dua buah setengah kuda-kuda lainnya, perkuat semua sambungannya memakai nagel.
 Pasanglah masing-masing setengah kuda-kuda tiang kayu yang diperkuat dengan nagel pula.
 Dirikan kedua setengah kuda-kuda tersebut menempel pada kuda-kuda penuh. Perkuat
pertemuan setengah kuda-kuda dengan kuda-kuda penuh memakai baut berdiameter 12 mm.
 Kontrol ketegak lurusan tiang memakai unting unting dan perkokoh kedudukan semua tiang
kayu dengan cara dipasang, skor-skor penyokong mcmakai bambu atau kayu.
 Pasanglah empat tiang penahan jurai yang diperkokoh dengan balok induk lantai dan balok
kerangka dindig kayu bagian atas.
 Pasanglah ke empat jurai dan perkuat sambungannya dengan memakai paku
 Pasanglah semua gording yang ujung-ujungnya diperkuat dengan cara dipaku
 Pasanglah papan riter di atas semua gording selurus mungkin dengan cara dibantu dengan
tarikan benang.
 Ukurlah panjang tritisan yaitu 0,80 cm: dan potonglah semua gording dan usuk yang berada di
luar jarak tersebut. Bantulah kelurusannya dengan menarik benang.

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Palu, Benang waterpass, Gergaji Kayu, Pahat
- Paku, Baut, Mur, Besi strip dari bahan besi / baja.
- Kayu kelas I dan kelas II

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang Kayu
- Kepala Tukang Kayu
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tertimpa Material - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh dari ketinggian - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat
6. Pekerjaan Penutup Atap Seng Gelombang BJLS 0,3mm
7. Pekerjaan Nok Seng Gelombang BJLS 0,3mm

Rangkuman Metode Pelaksanaan point 6 – 7 ( konstruksi penutup atap)


 Metode pelaksanaan :
1. Sebelum memasang atap seng, terlebih dahulu pastikan struktur rangka kayu atap sudah
terpasang dengan benar. Karena setiap atap memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan
juga ketentuan yang berbeda juga. Mulai dari kemiringan, jumlah reng dan gording dan
sebagainya. Untuk atap seng tidak membutuhkan kaso, namun tetap menggunakan gording.
Gording kayu yang digunakan adalah berukuran 5 x 10 cm.
2. Tahap selanjutnya adalah memulai persiapan pemasangan. Pastikan bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk mendukung proses pemasangan sudah tersedia. Seperti atap seng
gelombang, apakah jumlahnya cukup atau tidak. Selanjutnya adalah menyiapkan alat-alat lain
seperti sekrup, paku, serta kunci khusus yang jumlahnya telah dipersiapkan menyesuaikan
dengan kebutuhan atap.
3. Ketika semuanya sudah terpasang dengan benar, barulah proses pemasangan atap dapat
dilakukan. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas, ketika posisi
sudah dinilai tepat, atap bisa segera di paku. Lakukan pada seluruh bagian atap.
4. Pasanglah seng gelombang sebagai penutup atap serapi mungkin (lurus arah ke bawah dan
ke samping). Seng gelombang yang berada di atas jurai dipotong seperlunya menggunakan
kaka tua atau alat lainnya
5. Pasanglah seng plat bubungan dengan dialas papan 2/15
6. Pasanglah papan lisplank pada ujung gording

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Palu, Benang waterpass, Kaka tua
- Seng Gelombang BJLS 30 dan Seng Plat BJLS 30.

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang Kayu
- Kepala Tukang Kayu
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tertimpa Material - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh dari ketinggian - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat

8. Pekerjaan List Plank 2.5/30


Telah dijelaskan pada konstruksi atap

VIII. PEKERJAAN PLAFOND


1. Pekerjaan Rangka Plafond Kayu 5/5 Kls II
2. Pekerjaan Penutup Plafond Tripleks, Tebal 4mm
3. Pekerjaan List Plafond 3/3

Rangkuman Metode Pelaksanaan point 1 – 3 ( pasangan plafond )


 Untuk item pekerjaan ini maka dirangkum metode pelaksanaannya sebegai berikut :
a. Tentukan elevasi plafond dan buat garis sipatan ada dinding & as sumbu ruangan.
b. Tentukan jarak penempatan kait pengantung
c. Pasang benang untuk pedoman penentuan titik paku penggantung untuk menjamin
kelurusan.
d. Pasang pakuan kait dan rod/penggantung.
e. Pasang rangka utama
f. Pasang rangka pembagi.
g. Pasang dan kencang kan klip / rod.
h. Pasang panel tripleks 4 mm ukuran 60 x 120 cm
i. Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond.
j. Nat antara panel tripleks 4 mm harus seragam ( satu ukuran )
k. Setelah plafond selesai maka akan dipasang list plafond dari kayu atau sesuai dengan gambar
kerja.

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang
- Kayu kelas II 5/5, tripleks 4 mm, list plafond 5 cm

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang Kayu
- Kepala Tukang Kayu
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh dari ketinggian - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat

IX. PEKERJAAN LANTAI/KERAMIK


1. Pekerjaan Urugan Tanah bawah lantai
Sudah dijelaskan pada pekerjaan urugan tanah

2. Pekerjaan Urugan Pasir bawah lantai


Sudah dijelaskan pada pekerjaan urugan pasir

3. Pekerjaan Beton Tumbuk Lantai Kerja 1: 3 : 5


Sudah dijelaskan pada pekerjaan lantai kerja
4. Pekerjaan Lantai keramik interior 40x40 cm
5. Pekerjaan Lantai keramik exterior 40x40 cm ( anti sliip )
6. Pekerjaan Lantai keramik Kamar Mandi 20x20 cm
7. Pekerjaan Dinding keramik Kamar Mandi 20x25 cm

Rangkuman Metode Pelaksanaan point 4 – 7 ( pasangan keramik )


 Untuk pekerjaan keramik berikut metode pelaksanaannya :
a. Pemasangan keramik untuk pola, tipe dan ukurannya harus sesuai dengan gambar kerja dan
petunjuk Pengawas Lapangan.
b. Setelah dasar lantai siap, maka keramik yang akan dipasang diseleksi sesuai dengan warna-
warna yang sama. Apabila diperlukan pemotongan dilaksanakan dengan rapi dengan
memakai mesin pemotong dan pinggirannya diasah dengan batu pengasah.
c. Sebelum pemasangan, keramik harus direndam air hingga tercapai kondisi jenuh air untuk
menghindari pengeringan adukan mortar/spesi yang terlalu cepat.
d. Keramik dan stepnozing keramik dipasang dengan menggunakan adukan mortar 1 PC : 4
Pasir dalam perbandingan volume. Pemasangan dengan jalur-jalur (joints) yang lurus dan
apabila terjadi ketidakteraturan jalur diisi dengan pasta semen. Sesudah cukup kering
keramik dicuci dengan lap basah sampai bersih, dan apabila ada bagian-bagian yang lepas
harus cepat diperbaiki.
e. Selama pemasangan dan sebelum kering yang cukup, lantai harus dihindari dari injakan dan
gangguan lain. Kotoran-kotoran dan lainnya yang menempel pada permukaan lantai harus
segera dibersihkan sebelum menjadi kering.
f. Pemasangan keramik lantai yang tidak lurus atau tidak rata atau cacat atau tidak sesuai
gambar kerja dapat dilakukan perintah pembongkaran oleh Pengawas Lapangan, dan biaya
yang timbul akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung Kontraktor.

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Perkakas Tukang, Keramik, Semen, Semen Warna
- Kereta Sorong

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang Batu
- Kepala Tukang Batu
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat
X. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Pasangan Engsel Pintu 4" (3bh/pintu)
2. Pasangan Engsel Jendela 3" (2bh/jendela)
3. Pasangan Kait / Hak Angin (2bh/jendela)
4. Pasangan Slot Pintu (2 bh/pintu)/grendel panjang
5. Pasangan Grendel Jendela
6. Pasangan Kunci Pintu 2 X Putar ( lever handle )
7. Pasangan Handel Tarik Jendela

Rangkuman Metode Pelaksanaan point 1 – 7 ( pasangan penggantung dan pengunci )


 Untuk pasangan penggantung dan pengunci berikut metode pelaksanaannya :
a. Pasangan penggantung pintu dipasang engsel 4” sebanayk 3 buah dengan cara memahat
kusen dan daun pintu setebal 2 mm sesuai ukuran engsel pintu.
b. Pasangan penggantung jendela dipasang engsel 3” sebanayk 2 buah dengan cara memahat
kusen dan daun jendela setebal 2 mm sesuai ukuran engsel jendela.
c. Engsel pintu maupun engsel jendela dipasang pada kusen pintu/jendela dan daun
pintu/jendela dengan menggunakan sekrup.
d. Setelah daun pintu maupun daun jendela harus tegak lurus dengan kusen pada saat
pemasangan engsel agar daun pintu/jendela tidak derderik pada saat membuka dan
menutup.
e. Kunci pintu ditanam pada daun pintu dengan cara dicoak dengan pahat sesuai ukurannya dan
pasang mati menggunakan sekrup.
f. Slot pintu dipasang menggunakan sekrup pada ujung atas dan bawah daun pintu dan
dibuatkan lubang slot pada kusen bagian atas dan lantai
g. Grendel jendela dipasang menggunakan sekrup pada bagian tengah bawah dari daun jendela
dan dibuatkan lubang slot pada kusen jendela.
h. Handle tarik jendela dipasang menggunakan sekrup pada bagian tengah bawah dari daun
jendela.
i. Hak angin dipasang menggunakan sekrup pada bagian sisi kiri dan kanan dari daun jendela
dengan arah bukaan luar sebesar 30 derajat.
j. Seluruh aksesoris pengantung dan pengunci dipasang setelah pengecetan kusen dan daun
pintu/jendela.

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang ( palu, pahat, obeng )
- Aksesoris pengantung dan pengunci

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang Kayu
- Kepala Tukang Kayu
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Tertimpa Material - Bekerja secara hati-hati

XI. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1. Pekerjaan Instalasi Listrik Kabel Utama 3x2,5 NYM
2. Pasangan Instalasi Titik Lampu 2x2,5 NYM
3. Pasangan Instalasi Titik Saklar Tunggal 2x2,5 NYM
4. Pasangan Instalasi Titik Saklar Double 3x2,5 NYM
5. Pasangan Instalasi Titik Stop Kontak 3x2,5 NYM
6. Pasangan Instalasi SL + Fitting
7. Pasangan MCB + Box Sekring
8. Pasangan Meteran PLN

Rangkuman Metode Pelaksanaan point 1 – 8 ( instalasi listrik )


 Untuk instalasi penerangan dipasang dan dirakit oleh tenaga elektrikal dengan jaringan instalasi
dibuat sesuai dengan gambar kerja
1. Metode Pemasangan Saklar & Stop Kontak
a. Bahan :
- Saklar
- Stop kontak
- Grid switch

b. Peralatan :
- Bor Tangan
- Tang, Obeng dll
- Water pas

c. Metode
 Marking jalur konduit pada dinding
 Pasang conduit & inbow dos
 Tunggu sampai dinding difinish.
 Sambungkan saklar, stop kontak dengan instalasinya
 Pasang saklar & stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

2. Metode Pemasangan Armatur Lampu

a. Bahan :
- Armatur
- Kawat gantungan

b. Peralatan :
- Tang, Obeng dll
- Benang

c. Metode

1) TL Resseced Mounted
 Marking plafon denngan kapur / spidol
 Pasang kawat gantungan
 Pasang lampu dengan melepas kap lampu
 kencangkan kawat gantungan
 Sambung ke instalasi
 Pemasangan TL setelah kondisi proyek aman dari pencurian.

2) TL Ceiling Mounted
 Tarik kabel instalasi & kawat gantungan ke luar plafon
 Pasang lampu jika plafon telah finish
 Gunakan skrup untuk pengikat lampu

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang Listrik
- Kepala Tukang Listrik
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat

XII. PEKERJAAN SANITASI


1. Pasangan Instalasi Pipa PVC 3/4" saluran Air Bersih
2. Pasangan Instalasi Pipa PVC 3" saluran Air Kotor
3. Pasangan Instalasi Pipa PVC 4" saluran Air Kotor
4. Pasangan Kran air 3/4"
5. Pasangan Klosed Jongkok
6. Pasangan Klosed Duduk
7. Pasangan Floordrain

Rangkuman Metode Pelaksanaan point 1 – 7 ( sanitair )


 Untuk item pekerjaan ini dirangkum metode pelaksanaan sebagai berikut :
- Untuk Pemasangan kloset duduk dan kloset jongkok dipasang pada media pasang pada saat
bersamaan dengan pemasangan keramik lantai kamar mandi
- Floor drain dipasang pada lubang saluran air buangan
- Untuk instlasi pipa dipasang oleh tukang ledeng pipa dengan skema jaringan pipa sesuai
dengan gambar kerja pemasangan pipa secara teliti dengan menjamin tidak terdapat kebocoran
pada instalasi pipa.

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang pipa
- Aksesoris Sanitair
 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang Pipa
- Kepala Tukang Pipa
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat

8. Pekerjaan Septictank + Rembesan


 Metode Pelaksanaan :
Septiktank dan resapan dibuat sesuai dengan gambar baik ukuran maupun bentuknya.
Metode pelaksanaannya mengacu pada pekerjaan galian tanah, pengecoran beton, pasangan
batu bata dan plesteran.

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang Batu
- Batu bata, pasir, semen, besi, papan bekesting

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang Pipa
- Kepala Tukang Pipa
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh - Bekerja secara hati-hati

9. Pekerjaan Menara Air


 Metode Pelaksanaan :
Menara air dibuat sesuai dengan gambar baik ukuran maupun bentuknya.
Metode pelaksanaannya mengacu pada pekerjaan galian tanah, pengecoran beton, pekerjaan
kayu, kuda-kuda dan atap.
 Bahan dan Alat yang digunakan :
- Alat Perkakas Tukang kayu
- Kayu kelas I, paku, baut, seng gelombang BJLS 30, seng plat BJLS 30

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang Pipa
- Kepala Tukang Pipa
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh - Bekerja secara hati-hati

10. Pasangan Pfofil Tank 2200 L


 Metode Pelaksanaan :
Profil tank dipasang setelah Menara Air selesai dikerjakan, kemudian dikonek dengan pipa
instalasi dari mesin pompa dan disambungkan dengan pipa distribusi.

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Profil tank 2200 L

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang Pipa
- Kepala Tukang Pipa
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh - Bekerja secara hati-hati

11. Pekerjaan Pengeboran Air (including pipa dan accessories)


 Metode Pelaksanaan :
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan
Pekerjaan Persiapan disini adalah meliputi pekerjaan Mobilisasi / Demobilisasi, relokasi utilitas
yang ada, dan penjaminan serta penjagaan mutu pekerjaan yang merupakan pekerjaan tahap
awal untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan lainnya, Untuk Menjaga mutu setiap tahapan
pekerjaan akan dikerjakan sesuai dengan spesifikasi teknis serta akan dites mutu dari hasil
pekerjaan tersebut serta pengukuran kembali dan survey, pekerjaan ini merupakan
pengadaan sarana yang akan mendukung pelaksanaan pekerjaan baik peralatan, tenaga
manusia maupun tempat pemondokan / Basecamp dan Bedeng. Mobilisasi Peralatan
dilaksanakan sebelum pekerjaan lain dimulai dan disesuaikan dengan kebutuhan peralatan
sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dikerjakan, Mobilisasi mencakup peralatan dan
Mobilisasi personil serta peralatan pendukung.

Proses Pembuatan Sumur Bor

Pada tahap ini juga dilakukan (apabila diperlukan) penyewaan atau pembelian sebidang lahan
yang diperlukan untuk base camp untuk kegiatan pelaksanaan. Mobilisasi semua Personil
sesuai dengan struktur organisasi pelaksana termasuk para pekerja yang diperlukan dalam
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dan Personil Ahli K3 atau Petugas K3 sesuai dengan
ketentuan yang dipersyaratkan. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar
peralatan yang tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan
dimana peralatan tersebut akan digunakan. Untuk Manajemen Dan Keselamatan lalu lintas
maka akan diatur dengan ketentuan dan arahan yang berlaku, meliputi dengan penempatan
petugas pengatur, pemasangan rambu, dan pengalihan jalan sementara (Apabila diperlukan).
Pada Saat Seluruh Pekerjaan telah selesai maka akan dilakukan Demobilisasi yaitu
pengembalian Alat-alat kerja.

2. Pekerjaan Persiapan Lokasi


Pada tahap pekerjaan ini meliputi :
a. Pembersihan, perataan dan pengerasan lokasi untuk posisi tumpuan mesin bor.
b. Pembuatan bak Lumpur, bak control dan selokan untuk sirkulasi Lumpur bor.
c. Penanaman casing pengaman sedalam 1-2 m pada posisi titik bor apabila formasi lapisan
tanah paling atas yang akan dibor merupakan lapisan formasi yang mudah runtu.
d. Penyetelan (setting) mesin bor beserta menara (rig), penyetelan (setting) pompa Lumpur
beserta selang-selangnya.
e. Penyedian air serta pengadukan Lumpur bor untuk sirkulasi pemboran.

Peralatan Pembuatan Sumur Bor

B. TAHAP PEMBORAN AWAL


Sistem pemboran yang diterangkan disini adalah menggunakan system bor putar (rotary
drilling) dan tekanan bawah (pull down pressure) yang dibarengi dengan sirkulasi Lumpur
bor (mud flush) kedalam lubang bor. Pemboran pilot hole adalah pekerjaan pemboran tahap
awal dengan diameter lobang kecil sampai kedalaman yang dikehendaki, diameter pilot hole
biasanya antara 4 sampai dengan 8 inchi, Selain itu juga ditentukan dengan kemampuan atau
spesifikasi mesin bor yang digunakan.

Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah :
- Kekentalan (viskositas) Lumpur bor
- Kecepatan mata bor dalam menebus formasi lapisan tanah setiap meternya (penetrasi
waktu permeter)
- Contoh gerusan (pecahan) formasi lapisan dalam setiap meternya.
- Contoh (sample) pecahan formasi lapisan tanah (cutting) dimasukkan dalam plastik kecil
atau kotak sample dan masing-masing diberi nomor sesuai dengan kedalamanya. Adapun
maksud pengambilan sample cutting adalah sebagai data pendukung hasil electrical logging
untuk menentukan posisi kedalaman sumber air (akuifer).

C. TAHAP ELECTRICAL LOGING


Electrical Loging tujuannya adalah untuk mengetahui letak (posisi) akuifer air, tahap
pekerjaan ini sebagai penentu konstruksi saringan (screen). Electrical Loging dilakukan
dengan menggunakan suatu alat, dimana alat tersebut menggunakan konfigurasi titik
tunggal dimana eletroda arus dimasukakan kedalam lubang bor dan elektroda yang lain
ditanam dipermukaan. Arus dimasukkan kedalam lubang elektroda yng kemudian menyebar
kedalam formasi disekitar lubang bor. Sebagian arus kembali ke elektroda di permukaan
dengan arus yang telah mengalami penurunan. Penurunan inilah yang diukur.

D. TAHAP PEMBERSIHAN LUBANG BOR (REAMING HOLE)


Yang dimaksud dengan reaming adalah memperbesar lubang bor sesuai dengan diameter
konstruksi pipa casing dan saringan (screen) yang direncanakan. Hal-hal yang diamati dalam
tahap pekerjan reaming adalah sama seperti pada tahap pekerjaan pilot hole, hanya pada
pekerjaan reaming cutting (formasi lapisan tanah) tidak perlu diambil lagi. Ideal selisih
diameter lobang bor dengan pipa casing adalah 6 inchi. Hal ini dimaksudkan untuk
mempermudah masuknya konstruksi pipa casing dan saringan (sreen) serta masuknya
penyetoran kerikil pembalut (gravel pack).

E. TAHAP KONSTRUKSI PIPA CASING DAN SARINGAN (SCREEN)


Pada tahap ini peletakan pipa casing dan saringan (screen) harus sesuai dengan gambar
konstruksi yang telah direncanakan. Terutama peletakan konstruksi saringan (screen) harus
didasarkan atas hasil electrical logging dan analisa cutting. Selain itu juga didasarkan atas
kondisi hydrogeology daerah pemboran. Dari pemahaman aspek-aspek hydrogeology
diharapkan perencanaan sumur dalam yang dihasilkan mampu memberikan sumur
pemanfatan (life time) yang maksimal dan kapasitas yang optimal dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan didaerah sekitar pemboran.

F. TAHAP PENYETORAN KERIKIL PEMBALUT(GRAVEL PACK)


Maksud dan tujuan penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah untuk menyaring
masuknya air dari formasi lapisan akuifer kedalam saringan (screen) dan mencegah
masuknya partikel kecil seperti pasir ke dalam lubang saringan (screen). Adapun cara
penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah dibarengi dengan sirkulasi (spulling) air
yang encer supaya kerikil pembalut (gravel pack) dapat tersusun dengan sempurna pada
rongga antara konstruksi pipa casing dengan dinding lubang bor.

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Pengeboran ( set )
- Pipa dan Pipa chasing, mesin pompa
 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang Bor Air
- Kepala Tukang Bor Air
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Terjatuh - Bekerja secara hati-hati
3. Tertimpa Alat - Arahkan personil kerja untuk meredam kebisingan saat
4. Bising bekerja

XIII. PEKERJAAN PENGECATAN


1. Pekerjaan Cat Dinding berikut plamir
2. Pekerjaan Cat Plafond berikut plamir
3. Pekerjaan Cat Kayu berikut meni dan plamir

Rangkuman Metode Pelaksanaan point 1 – 3 ( pengecatan )


 Berikut metode pelaksanaannya :
a. Cek , apakah permukaan dinding atau area yang akan dicat sudah rata ?
b. Jika permukaan sudah rata, laksanakan pengecatan dasar dengan alat bantu pada
bidang yang luas dengan kwas untuk bidang yang sempit ( sulit ).
c. Jika cat dasar tersebut sudah kering, laksanakan pengecatan finish ( Jumlah pelapisan cat
sesuai dengan Spesifikasi ).
d. Cek , apakah pengecatan finish tersebut sudah rata ?
e. Apabila sudah rata, bersihkan cat- cat yang mengotori bahan-bahan / pekerjaan lain
yang seharusnya tidak terkena cat.
f. Untuk pengecatan plafond. Lembaran Plafond akan dicat terlebih dahulu sebelum
pemasangan
g. Untuk pengecatan palfond gunakan alat bantu seperti rol dan lainnya pada sisi yang tidak
bias dicat sebelum pemasangan

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang
- Scaffolding

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Juru Gambar
- Quantity
- Tukang Cat
- Kepala Tukang Cat
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Terjatuh - Gunakan Alat Safety Kerja
2. Tertimpa Alat - Bekerja secara hati-hati

XIV. PEKERJAAN PEMBERSIHAN


1. Pekerjaan Finishing
Setelah seluruh rangkaian item pekerjaan selesai dikerjakan maka akan dilakukan pembersihan
seluruh area pekerjaan meliputi pembersihan sisa-sisa material di area dan juga pembersihan
terhadap halaman area pekerjaan. Setelah pembersihan dilakukan maka akan dilakukan
demobilisasi seluruh struktur pekerjaan baik meliputi personil dan juga peralatan pekerjaan.
Semua pekerjaan yang telah dikerjakan akan dicek kembali sesuai dengan Gambar kerja dan juga
sesuai dengan spesifikasi Teknis.

Anda mungkin juga menyukai