Pelaksana lapangan pekerjaan jalan memiliki beberapa tugas mendasar yang dilakukan pada kesehariannya. Tugas
seorang pelaksana lapangan pekerjaan jalan antara lain:
1. Terjun Langsung ke Lapangan
Seorang pelaksana lapangan pekerjaan jalan harus terjun langsung ke lapangan atau ke lokasi proyek konstruksi jalan, untuk
menangani dan memantau langsung berjalannya proses konstruksi.
Dalam hal ini seorang pelaksana lapangan pekerjaan jalan bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, memberi arahan, serta
mengawasi pengerjaan konstruksi jalan yang sedang dikerjakan oleh pekerja konstruksi.
2. Menjelaskan Metode dan Menangani Kendala Lapangan
Seorang pelaksana lapangan pekerjaan jalan memiliki tugas menerangkan serta menjelaskan mengenai metode yang tepat dan
paling efisien, dalam pengerjaan konstruksi jalan kepada pekerja konstruksi jalan.
2) Pemasangan
Bekisting yang sudah difabrikasi bisa diangkut menuju lokasi pemasangan, dan dipasangan sesuai dengan posisinya
yang sudah tertulis pada shop drawing. Bekisting yang sudah dipasang di area cor pondasi harus dipaku agar menjadi
lebih kuat dan kokoh.
4.Plesteran
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran dan Acian adalah sebagai berikut:
•Tukang akan membasahi bagian permukaan bata hingga basah dan merata.
•Selanjutnya adalah memasang tarikan benang secara vertikal dan horisontal khusus
untuk caplakan kepalaan.
Cek tarikan benang
•Tukang akan membuat kepalaan vertikal dengan jarak sekitar 1 m, kemudian biarkan
sampai mengeras kurang lebih selama 1 hari
Cek kepalaan dan sparing ME
•Plester di sekitar kepalaan, kemudian ratakan dan padatkan dengan jidar alumunium
maksimal 3 m.
Cek plesteran
•Melakukan perawatan pada plester kasar, caranya adalah dengan melakukan
penyiriman selama 3 hari penuh (sebelum diaci).
•Lakukan acian dinding plester satu bidang dengan satu kali pengacian.
•Ratakan dan padatkan acian dengan menggunakan roskam baja
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan berbutir
Pemasangan patok-patok garis ketinggian pekerjaan perkerasan berbutir. Pekerjaan pengukuran ini dilakukan oleh
juru ukur yang sudah berpengalaman. Pelaksana lapangan hanya melakukan pemeriksaan agar hasil pengukuran
dapat dipakai untuk pedoman pelaksanaan pekerjaan.
Tugas seorang pelaksana lapangan untuk memahami metode pelaksanaan yang akan dipakai untuk pedoman pelaksanaan
pekerjaan yang dikerjakan oleh mandor / sub kontraktor.
Metoda pelaksanaan yang sudah disepakati dan di putuskan oleh kepala proyek harus dilaksanakan secara konsisten oleh seluruh
personil proyek. Dengan demikian pengendalian
Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan berbutir. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan
difokuskan pada 3 hal terpenting yaitu pengendalian kerja, mutu dan waktu.
Pelaksana pembuatan jalan beton
JALAN beton yaitu sebutan untuk jalan yang terbuat dari beton bertulang. Jalan ini
diklaim mempunyai kekuatan yang sangat kokoh, baik untuk menahan gaya beban
maupun gaya tarik. Tidak mengherankan apabila ketika ini banyak jalanan di
Indonesia
Pada dasarnya, khususnya
pembuatan jalanyang terbuatdengan
beton dilakukan dari menggunakan
beton metode perkerasan kaku. Perkerasan ini tersusun atas
lapis pondasi bawah yang ada di atas tanah dasar (opsi), plat/slab beton sebagai lapis pondasi dan lapisan beton di bab teratas
sebagai lapis permukaan.
Perkerasan kaku dengan modulus elastisitas yang tinggi memungkinkan beban sanggup didistribusikan ke bidang tanah dasar
yang cukup luas sehingga kapasitas struktur perkerasan terbesar diperoleh dari plat beton. Bandingkan dengan metode
perkerasan lentur yang menciptakan kekuatan perkerasan didapatkan dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis
permukaan.
Penerapan jalan raya beton yang dibuat menggunakan metode perkerasan kaku bisa menjadi pilihan yang paling tepat. Biasanya
perkerasan ini dibangun menggunakan beton berkualitas tinggi yang mempunyai ketebalan paling tidak 20 cm (K-300).
Di bawah ini tahap-tahap pembuatan jalan beton, di antaranya :
Padatkan permukaan tanah urugan yang akan dibuat jalan raya. Kemudian atur ketinggiannya sedemikian rupa biar
permukaan tanah tersebut benar-benar rata.
- Lapisan di atas tanah urugan yaitu lapisan kerikil makadam yang mempunyai ketebalan sekitar 30 cm. Lapisan ini
terbuat dari penggalan kerikil belah yang berukuran lebih kecil daripada kerikil untuk pondasi.
- Selanjutnya lapisan di atas makadam yaitu lapisan sirdam yang juga dibuat dengan ketebalan sekitar 30 cm.
Lapisan ini terdiri atas kerikil kerikil dan pasir, di mana pasir dipakai pula untuk mengisi celah-celah kerikil di lapisan
makadam sehingga tertutup rapat.
- Lapisan sirdam yang sudah diratakan kemudian ditutup dengan hamparan plastik sebagai landasan cor beton. Hal
ini dimaksudkan supaya air dari cor beton tidak cepat meresap habis ke dalam tanah sehingga pengeringan beton
bisa berjalan sempurna.
- Di atas plastik ini selanjutnya dipasangi dengan beton decking sebagai penyangga wiremesh alias besi tulangan
beton. Sebagai alternatif bisa juga menggunakan besi beton 8 mm yang dibuat S kemudian diikatkan
pada wiremesh atau tulangan cor.
- Tulangan S tersebut lantas dipasang sebagai pengikat sekaligus pembatas antara wiremesh pada lapisan bawah
dan lapisan atas, kemudian diikatkan lagi ke kawat beton/bendrat. Hal yang sama juga berlaku jikalau Anda
menggunakan besi beton anyaman manual.
-Proses berikutnya ialah pengecoran menggunakan adukan beton dengan kualitas yang sudah
diperhitungkan sebelumnya. Sebagai contoh, beton K-450 berketebalan 20 cm bisa menopang
beban dengan bobot hingga mencapai 40 ton.
- Segera tutup kembali hasil pengecoran ini menggunakan hamparan plastik atau sarung goni
secara merata. Tujuannya biar proses pengerasan cor beton sanggup berjalan tepat sehingga
kualitasnya tidak menurun.
- Sebelum jalan beton tersebut sanggup dipakai atau dilintasi kendaraan, diharapkan
perawatan terlebih dahulu hingga jalan benar-benar mengeras dengan maksimal.
Adapun caranya yaitu siram jalan beton mentah tersebut menggunakan air selama 23 hari
berturut-turut sehingga tidak mengalami kehilangan cairan tubuh alias kekurangan air.
Beton yang mengeras secara lambat hingga normal terbukti mempunyai kualitas dan kekuatan
yang lebih elok dibandingkan beton yang mengeras terlalu cepat.