A. Sterilisasi
Teknik kultur jaringan dikenal dengan istilah kultur in vitro tanaman. Istilah ini
muncul karena bagian dari tanaman seperti sel, jaringan maupun organ tanaman
tersebut tumbuh dan berkembang dalam kondisi aseptic di dalam sebuah wadah gelas
(botol) yang transparan (Harahap,2019). Dalam praktikum ini agar dapat menjadi
aseptic alat-alat yang akan digunakan meliputi skapel, pinset, cawan petri dan botol
kultur yang telah ditutup dengan plastic serta karet harus di sterilisasi,
Sterilisasi bertujuan untuk membebaskan alat ataupun bahan dari berbagai
macam mikroorganisme. Suatu bahan bisa dikatakan steril apabila bebas dari
mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak baik dalam bentuk vegetatif
walaupun bentuk nonvegetatif. Sterilisasi ini sangat penting untuk menghindari
kontaminasi yang akan menyebabkan kegagalan dalam kultur jaringan.
Sterilisasi alat – alat kultur jaringan yang dilakukan di laboratorium dengan
menggunakan autoklaf. Proses sterilisasi autoklaf adalah dengan memberikan energi
panas pada autoklaf. Uap panas akan naik ke ruang tertutup. Sistem kontrol akan
memonitor suhu hingga suhu yang diinginkan tercapai (121-124 °C) (Jiwatami,
2022). Pada dasarnya, prinsip kerja autoclave sama seperti prinsip kerja alat kukusan
yang biasa digunakan untuk menanak nasi dengan cara tradisional. Perbedaanya, pada
autoclave memiliki tekanan yang sangat tinggi dan menghasilkan panas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan alat penanak nasi biasa. Tujuan dari suhu tinggi ini adalah
untuk benar-benar mematikan mikroorganisme (Harahap,2019).
Proses sterilasasi dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu mencuci alat
dengan detergen dan air lalu tiriskan dan tunggu hingga semua alat kering. Tahap
kedua adalah sterilisasi dengan menggunakan autoclave, botol kultur dan tutup plastik
disusun rapi dalam autoklaf, cawan petri, alat tanam (pisau dan scalpel) di bungkus
secara terpisah dengan kertas bekas, kemudian masukkan ke dalam autoklaf,
selanjutnya sterilkan dalam autoklaf pada suhu 110-120℃ selama 60 menit.
Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi tergantung pada sifat alat yang
disterilkan, tipe wadah dan volume alat. Suhu dan tekanan standar yang dibutuhkan
pada proses sterilisasi menggunakan autoklaf dilakukan pada suhu tinggi untuk
periode waktu yang singkat lebih banyak disukai dibandingkan dengan suhu yang
lebih rendah untuk waktu yang lebih lama. Beberapa suhu atau tekanan standar yang
digunakan adalah 115 °C/10 psi, 121 °C/ 15 psi, dan 132 °C/27psi. (psi = pon per inci
persegi). Akan tetapi, pada umumnya suhu dan tekanan yang digunakan adalah
121°C/ 15 psi. Pengaturan waktu yang biasa digunakan dengan metode sterilisasi
basah ini adalah 10 – 15 menit. Kondisi tersebut sangat efektif untuk membunuh
bakteri dan spora jamur. Hal yang perlu menjadi perhatian dalam proses sterilisasi ini
adalah bahwa waktu sterilisasi dihitung setelah autoklaf mencapai kondisi normal
yaitu pada suhu 121°C dan tekanan 15 psi, bukan dimulai pada saat menekan
tombol“on (Gupta, 2016).
Dapus
Harahap, F., Hasanah, A., Insani, H., Harahap, N. K., Pinem, M. D., Edi, S., ... & Silaban, R.
(2019). Kultur jaringan nanas. Media Sahabat Cendekia.
Jiwatami, A. M. A. (2022). Aplikasi Termokopel untuk Pengukuran Suhu Autoklaf. Lontar
Physics Today, 1(1), 38-44.
Gupta NV, Shukshith KS. Qualification of Autoclave. Int J PharmTech Res. 2016;9(4):220- 6