Anda di halaman 1dari 7

BAB III

PEMBAHASAN
3.1. Gambaran Umum

Kota Lhokseumawe merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata +24 meter

diatas permukaan laut, terletak pada posisi 04o54’ Lintang Utara dan 05o18’ Lintang Selatan,

serta 96o20’ dan 97o21’ Bujur Timur. Luas Wilayah Kota Lhokseumawe, adalah berupa daratan

seluas 181, 06 km2., Akhir tahun 2020, Wilayah Administrasi Kota Lhokseumawe terdiri dari 4

(empat) wilayah Kecamatan, dengan masing-masing luas Wilayah sebagai berikut:

• Blang Mangat : 56,12 km2

• Muara Dua : 57,80 km2

• Muara Satu : 55,90 km2

• Banda Sakti : 11, 24 km2

Inspektorat adalah unit kerja yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam Membina

dan Mengawasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten dan

Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.

Inspektorat Aceh Utara beralamat di Jl. Syekh Syamsuddin As Sumatrani, Mon Geudong, Kec.

Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh, Indonesia dengan kode pos 24351, Telp/Fax

(0645)43718.

Kedudukan, susunan organisasi, tugas, fungsi dan tata kerja Inspektorat Aceh Utara

dalam melaksanakan tugas dan fungsi berpedoman pada PerBup Aceh Utara Nomor 46 Tahun

2020 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi Dan Tata Kerja Inspektorat Aceh

Utara yang tertuang pada pasal 3, 4, dan 5.


3.1.1. Tugas pokok dan fungsi Inspektorat Aceh Utara

Tugas pokok dan fungsi Inspektorat Aceh Utara di atur pada Peraturan Bupati Aceh Utara

Nomor 46 Tahun 2020 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas, fungsi dan tata kerja

Inspektorat Aceh Utara dalam pasal 5 disebutkan bahwa “ Inspektorat memiliki tugas membantu

Bupati dalam membina dan mengawasi pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan Kabupaten dan tugas pembantuan oleh perangkat kabupaten”.

Lebih lanjut dijelaskan tugas dan fungsi inspektorat aceh utara sebagai berikut :

1) Inspektorat mempunyai tugas membantu Bupati dalam membina dan mengawasi

pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten dan tugas

pembantuan oleh Perangkat Kabupaten.

2) Untuk melaksanakan sebagaimana di maksud pada ayat (1), inspektorat

menyelenggarakan fungsi :

a) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi

pengawasan.

b) Pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit,

review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya.

c) Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Bupati atau

Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat.

d) Penyusunan laporan hasil pengawasan.

e) Pelaksanaan koordinasi pencegahan tindak pidana korupsi

f) Pengawas pelaksaan program reformasi birokrasi

g) Pelaksanaan administrasi inspektorat kabupaten


h) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan

fungsinya.

3). Dalam hal terdapat potensi penyalahgunaan wewenang dan kerugian keuangan

negara/daerah, inspektorat kabupaten melaksanakan fungsi sebagai mana di maksud

pada ayat (2) huruf c tanpa menunggu penugasan dari Bupati dan/ atau Gubernur

sebagai wakil pemerintah pusat.

4). Dalam hal pelaksanaan fungsi sebagai mana dimaksud pada ayat (2 ) huruf b dan

huruf c terdapat indikasi penyalahgunaan wewenang atau kerugian negara/daerah,

inspektur wajib melaporkan kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat.

3.1.2. Struktur organisasi inspektorat


3.2. Hasil penelitian

3.2.1. Bentuk-bentuk reformasi birokrasi pada inspektorat Kabupaten Aceh Utara

Reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai good governance

dan melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan

pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan ( organisasi ), ketata laksanaan

dan sumber daya manusia aparatur. Berikut ini adalah bentuk-bentuk reformasi birokrasi pada

Inspektorat Kabupaten Aceh Utara yaitu sebagai berikut :

a. Struktur Organisasi

Reformasi struktur organisasi mengacu pada perubahan signifikan yang dilakukan dalam

susunan dan design suatu organisasi. Hal ini melibatkan transformasi berbagai elemen

organisasi, termasuk hierarki, tugas dan tanggung jawab serta interaksi antar bagian

organisasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dewi Hanifah, S.Sos selaku kepala sub bagian

administrasi umum dan keuangan pada tanggal, 22 Juni 2023 sebagai berikut :

“ misalnya untuk mengeluarkan surat penugasan struktur nya dari bagian


administrasi tidak harus ke top managemen untuk menanda tangani nya, tapi bisa di
wakilkan oleh sekretaris jika top managemen tidak berada di tempat sehingga penugasan
tidak terhambat sampai berhari-hari”.
Dari hasil wawancara dengan Ibu Dewi Hanifah,S.Sos, peneliti dapat menarik kesimpulan

bahwa di kantor inspektorat Kabupaten Aceh Utara dalam struktur organisasi sudah

mengimplementasikan reformasi birokrasi yang dimana pada awalnya segala sesuatu tindakan

maupun penugasan harus dengan tanda tangan top managemen, setelah adanya reformasi

birokrasi sudah diterapkan penyederhanaan urusan administrasi.

b. Sistem pelayanan pengaduan dan pengawasan


Reformasi sistem pelayanan pengaduan dan pengawasan adalah suatu proses perubahan

yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas, transparansi dan akuntabilitas dalam

penyelenggaraan pelayanan public.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dewi Hanifah,S.Sos selaku kepala sub bagian

administrasi umum dan keuangan pada tanggal 22 Juni 2023 sebagai berikut :

“ dibagian pengawasan ada beberapa yang terencana dan tidak terencana, untuk
yang terencana itu memang sudah di program kan PKPT nya bahwa tahun ini dinas akan
melakukan pemeriksaan, sedangkan untuk yang tidak terencana biasanya kasus yang
masuk dari keluhan masyarakat, media masa, kelompok masyarakat dan pemerintahan
gampong. Untuk pelayanan pengaduan dulu menggunakan kotak pengaduan seperti
kotak saran disetiap dinas terkait dan email inspektorat, tapi mulai tahun 2022 sudah
memakai website inspektorat kabupaten Aceh Utara yaitu inspektoratacehutara.go.id
yang sebelumnya menggunakan website spanlapor sebagai website nasional”.

Dari hasil wawancara dengan Ibu Dewi Hanifah,S.Sos tersebut, peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa sistem pelayanan pengaduan dan pengawasan di Inspektorat

Kabupaten Aceh Utara sudah mengimplementasikan reformasi birokrasi, yang dimana

awalnya segala bentuk pengaduan dan pengawasan dilakukan secara manual dengan

kotak pengaduan dan digitalnya menggunakan email, namun setelah reformasi sudah

lebih memudahkan proses pengaduan dan pengawasan dengan menggunakan website

resmi inspektorat Kabupaten Aceh Utara itu sendiri.

c. Sumber daya manusia

Reformasi sumber daya manusia adalah suatu upaya untuk mengubah dan meningkatkan

seluruh aspek-aspek yang terkait dengan tenaga kerja dalam suatu organisasi stau

perusahaan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dewi hanifah,S.Sos selaku kepala sub bagian

administrasi umum dan keuangan pada tanggal 22 Juni 2023 sebagai berikut :
“ dari segi SDM masih kurang baik dari kualitas maupun kuantitas, yang dimana
jumlah tugas pengawasan 852 desa sedangkan jumlah pegawai aktif hanya berjumlah 50
orang”.

Dari hasil wawancara dengan ibu dewi hanifah, s.sos t, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa pada bagian sumber daya manusianya belum mengalami reformasi, yang dimana jumlah

daerah yang awasi dengan jumlah pegawai aktif sebagai pengawas belum sesuai. Sehingga

dalam pelayanan pengaduan dan pengawasan menjadi tidak efektif dan efesien.

3.2.2 hambatan dalam reformasi birokrasi pada inspektorat kabupaten aceh utara

Hambatan reformasi birokrasi merujuk pada berbagai kendala atau rintangan yang dihadapi

dalam upaya melakukan perubahan dan perbaikan sistem birokrasi suatau negara atau organisasi.

Reformasi birokrasi bertujuan untuk meningkatkan efesiensi, akuntabilitas, dan kinerja birikrasi

guna melayani kepentingan publik dengan lebih baik. Berikut hasil wawancara dengan ibu dewi

hanifah, s.sos selaku kasubag administrasi umum dan keuangan inspektorat pada hari kamis 22

juni 2023 sebagai berikut.

“Adapun hambatan yang dihadapi dari segi SDM yang masih kurang dalam segi kuantitasnya,

dimana luas daerah pengawasan mencakup 852 desa di kabupaten aceh utara. Hal ini, tidak

sebanding dengan jumlah pegawai yang berjumlah 50.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu dewi hanifah s.sos, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa dalam reformasi birokrasi pada inspektorat kabupaten aceh utara masih

mengalami kendala pada bagian sdm yang masih kurang dari segi kuantitas. Hal ini ditimbulkan

dari ketidaksesuaian antara kapasitas pengawasan pada 852 desa dengan jumlah formasi

pegawai yang diberikan oleh bupati aceh utara.


BAB IV

PENUTUP

4.1 kesimpulan

4.2 saran

Anda mungkin juga menyukai