Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TENTANG PERSALINAN

Dosen Pengampu: Ayu Lestari, S. Kep., Ns., M. Kep

Disusun oleh:
Kelompok II
Dian Sahfitra (A1C222119)
Jeniver Rut Torey (A1C222142)
Brigita Nita (A1C222143)
Eka Putri Ramadhani (A1C222146)
Yusriani (A1C222149)
Princess Eden Victoria Sampe (A1C222163)
Defi Putri Ramadani (A1C222164)
Roy Elkel (A1C222170)

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat serta anugerahnya .
Sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Persalinan” ini
dengan baik tanpa suatu kendala yang berarti .
Dengan selesainya makalah ini penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih
pada dosen yang telah membimbing penulis meskipun makalah ini disusun sedemikian rupa
dengan usaha semaksimal mungkin namun penulis menyadari masih ada kekurangan dan
kelemahannya . Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan ini . Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Makassar, 27 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri), yang mana dalam persalinan
itu terdapat beberapa kebijakan diantaranya : semua persalinan harus dihadiri dan di
pantau oleh petugas kesehatan terlatih, rumah bersalin dan rumah rujukan dengan
fasilitas memadai untuk menangani kegawatdaruratan obstetric dan neonatal harus
tersedia 24 jam dan obat-obatan esensial, bahan dan perlengkapan harus tersedia
seluruh petugas terlatih.
Pada akhir kehamilan ibu dan janin mempersiapkan diri untuk menghadapi
proses persalinan. Janin bertumbuh dan berkembang dalam proses persipan
menghadapi kehidupan di luar rahim. Ibu menjalani berbagai adaptasi fisiologis
selama hamil sebagai persiapan menghadapi proses persalinan dan untuk berperan
sebagai ibu. Persalinan dan kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya
kehidupan di luar rahim bagi bayi baru lahir.
Perawat harus meguasai faktor-faktor esensial dalam persalinan, proses
persalinan iti sendiri, kemajuan persalinan yang normal, dan adaptasi ibu dan janin.
Apabila perawat menguasai pengetahuan ini maka ia akan dapat menerapkan proses
keperawatan, baik pada wanita maupun pada keluarganya.

B. Rumusan Masalah
1. Faktor Esensial dan Proses Persalinan
2. Manajemen Nyeri
3. Pengkajian Janin
4. Asuhan Keperawatan Intranatal

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Faktor Esensial dan Proses Persalinan
2. Untuk Mengetahui Apa Itu Manajemen Nyeri
3. Untuk Mengetahui Apa Itu Pengkajian Janin
4. Untuk Mengetahui Apa Itu Asuhan Keperawatan Intranatal

D. Manfaat
1. Agar Mengetahui Faktor Esensial dan Proses Persalinan
2. Agar Mengetahui Manajemen Nyeri
3. Agar Mengetahui Pengkajian Janin
4. Agar Mengetahui Asuhan Keperawatan Intranatal
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor Esensial dan Proses Persalinan

1. Pengertian Persalinan
Persalinan merupakan proses hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri), yang mana dalam persalinan
itu terdapat beberapa kebijakan diantaranya : semua persalinan harus dihadiri dan di
pantau oleh petugas kesehatan terlatih, rumah bersalin dan rumah rujukan dengan
fasilitas memadai untuk menangani kegawatdaruratan obstetric dan neonatal harus
tersedia 24 jam dan obat-obatan esensial, bahan dan perlengkapan harus tersedia
seluruh petugas terlatih.

2. Faktor Esensial dalam Persalinan


Berikut faktor esensial yang mempengaruhi proses persalinan dan kelahiran.
Faktor-faktor ini mudah diingat yaitu : passenger (penumpang, yaitu janin dan
plasenta), passageway (jalan lahir), power (kekuatan), posisis ibu. Empat faktor
pertama disajikan pada pembahasan berikut ini sebagai dasar untuk memahami
proses fisiologis persalinan.

a. Penumpang (Passeger)
Cara penumpang (passenger) atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yaitu : ukuran kepala janin,
presentasi, letak, sikap, dan posisi janin.
Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia akan dianggap sebagai
penumpang yang menyertai janin. Namun, plasenta jarang menghambat
proses persalinan pada kelahiran normal.

1. Ukuran kepala janin


Karena ukuran dan sifatnya yang relatif kaku, kepal janin sangat
mempengaruhi proses persalinan. Tengkorak janin terdiri dari dua
tulang parietal, dua tulang temporal, satu tulang frontal, dan satu tulang
oksipital. Tulang- tulang ini disatukan oleh sutura membranosa :
sagitalis, lambdoidalis , koronalis, dan frontalis. Rongga yang berisi
membran ini disebut fontanel, terletak di tempat pertemuan sutura-
sutura tersebut. Dalam persalinan, setelah selaput ketuban pecah, pada
periksa dalam fontanel dan sutura dipalpasi untuk menentukan
presentasi, posisi, dan sikap janin. Pengkajian ukuran janin memberi
informasi usia dan kesejahteraan bayi baru lahir.
2. Presentasi
Presantasi adalah bagian janin yang pertama kali memasuki pintu atas
panggul dan terus melalui jalan lahir saat persalian mencapai aterm.
Tiga presentasi janin yang utama ialah kepala (kepala lebih dahulu),
sungsang (bokong lebih dahulu), dan bahu. Bagian presentasi ialah
bagian tubuh janin yang pertama kali teraba oleh jari pemeriksa saat
melakukan periksa dalam. Faktor-faktor yang menentukan bagian
presentasi janin letak janin, sikap janin,dan ekstensi atau fleksi kepala
janin.
3. Letak janin
Letak adalah hubungan antara sumbu panjang (punggung) janin
terhadap sumbu panjang (punggung) ibu. Ada dua macam letak :
 Memanjang atau vertiak, dimana sumbu panjang janin paralel
dengan sumbu panjang ibu.
 Melintang atau horisontal, dimana sumbu panjang janin
membentuk sudut terhadap sumbu panjang ibu
Presentasi ini tergantung pada struktur janin yang pertama memasuki
panggul ibu.
4. Sikap janin
Sikap ialah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan bagian
yang lain. Janin mempunyai postur yang khas (sikap) saat berada
didalam rahim. Pada kondisi normal punggung janin sangat fleksi ,
kepala fleksi kearah dada, dan paha fleksi ke arah sendi lutut. Tangan
disilangkan di depan toraks dan tali pusat terletak di antara lengan dan
tungkai.
5. Posisi janin
Posisi ialah hubungan antara bagian presentasi (oksiput, sakrum,
mentum atau dagu, sinsiput atau puncak kepala yang
difleksi/menengadah), terhadap empat kuadran panggul ibu.

b. Jalan Lahir (Passageway)


Jalan lahir terdiri dari panggul ibu yakni bagian tulang yang padat,
dasar panggul, vagina dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun
jaringan lunak , khususnya lapisan – lapisan otot dasar panggul, ikut
menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam
proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap
jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul
harus ditentukan sebelum persalinan dimulai. Jalan lahir dibagi atas :

1. Bagian keras tulang – tulang panggul ( rangka panggul ).


Tulang panggul dibentuk oleh gabungan ilium, iskium, pubis, dan
tulang – tulang sakrum. Terhadap empat sendi panggul, yaitu simfisis
pubis, sendi sakroiliaka kiri dan kanan, dan sendi sakrokoksigeus.

Empat jenis panggul dasar dikelompokkan sebagai berikut :


 Ginekoid (tipe wanita klasik)
 Android (mirip pinggul pria)
 Antropoid (mirip panggul kera antropoid)
 Platipeloid (panggul pipih)
Pemeriksaan tulang panggul dapat dilakukan pada evaluasi prenatal
pertama dan tidak perlu diulang lagi jika panggul mempunyai
ukuran yang memadai dan bentuk yang sesuai. Pada trimester
ketiga kehamilan, pemeriksaan tukang panggul dapat dilakukan
secara terliti, sehingga diperoleh jasil yang lebih akurat karena
sendi dan panggul berelaksasi. Pengukuran tulang panggul secara
tepat dapat dilakukan dengan menggunakan CT Scan,
ultrasonigrafi, film sinar–X jarang dilakukan karena sinar–X dapat
merusak perkembangan janin.
2. Bagian lunak : otot – otot, jaringan – jaringan, ligamen – ligament.
Jaringan lunak pada jalan lahir terdiri dari segmen bawah uterus yang
dapat meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina, dan introitus
(lubang luar vagina). Saat persalinan dimulai, kontraksi uterus
menyebabkan kontraksi pada uteri berubah menjadi dua bagian yakni
bagian atas berotot dan tebal dan bagian bawah yang berotot pasif dan
berdinding tipis. Kontraksi korpus uteri menyebabkan janin tertekan ke
bawah, terdorong ke arah serviks.
Serviks kemudia menipis dan berdilatasi (terbuka) secukupnya
sehingga memungkinkan bagian pertama janin turun memasuki vagina.
Sebenarnya saat turun, serviks ditarik ke atas dan lebih tinggi dari
bagian terendah janin

c. Kekuatan (Power)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi
otot – otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligament.

1. His (kontraksi uterus)


His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang
di mulai dari daerah fundus uteri dimana tuba falopi memasuki dinding
uterus, awal gelombang tersebut didapat dari “pacemaker” yang
terdapat dari dinding uterus daerah tersebut. Pada waktu
kontraksi,otot–otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna
memiliki sifat :
 Kontraksi simetris
 Fundus dominan
 Relaksasi
Pada waktu berkontraksi, otot – otot rahim menguncup sehingga
menjadi menebal dan lebih pendek. Kafum uteri menjadi lebih kecil
serta mendorong janin dan kantong amnion ke arah segmen bawah
rahim dan cervik. His memiliki sifat :
 Involutir
 Intermiten
 Terasa sakit
 Terkoordinasi
 Serta kadang dipengaruhi oleh fisik, kimia, psikis.
2. Kekuatan sekunder (mengejan)
Segera setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul, sifat
kontraksi berubah, yakni bersifat mendorong keluar, wanita merasa
ingin mengedan atau usaha untuk mendorong kebawah (kekuatan
skunder).
Dalam proses persalinan normal ada 3 komponen yang amat
menentukan, yakni passenger (janin), passage (jalan lahir) dan power
(kontraksi). Agar proses persalinan berjalan lancar, ketiga komponen
tersebut harus sama-sama dalam kondisi baik. Bayi yang ukurannya
tidak terlalu besar pasti lebih mudah melalui jalan lahir normal, jalan
lahir yang baik akan memudahkan bayi keluar, kekuatan ibu mengejan
akan mendorong bayi cepat keluar. Yang pegang kendali atau yang
paling menentukan dalam tahapan ini adalah proses mengejan ibu yang
dilakukan dengan benar, baik dari segi kekuatan maupun keteraturan.
Ibu harus mengejan sekuat mungkin seirama dengan instruksi yang
diberikan. Biasanya ibu diminta menarik nafas panjang dalam
beberapa kali saat kontraksi terjadi lalu buang secara perlahan. Ketika
kontraksi mencapai puncaknya, doronglah janin dengan mengejan
sekuat mungkin. Bila ibu mengikuti instruksi dengan baik, pecahnya
pembuluh darah disekitar mata dan wajah bisa dihindari. Begitu juga
resiko berkurangnya suplai oksigen kejanin.
Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks
lengkap, tetapi setelah dialatasi serviks lengkap, kekuatan ini cukup
penting untuk mendorong bayi keluardari uterus dan vagina. Apabila
dalam persalinan wanita melakukan usaha volunter (mengedan) terlalu
dini, dilatasi serviks akan terhambat. Mengedan akan melelahkan ibu
dan menimbulkan trauma serviks.

d. Posisi Ibu
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologis persalinan.
Posisi tegak memberi sejumlah keuntungan mengubah posisi membuat
rasa letih hilang, memberi rasa nyaman dan memperbaiki sirkulasi. Posisi
tegak meliputi posisi berdiri , berjalan, duduk , dan jongkok.
Posisi tegak memungkinkan gaya gravitasi membantu penurunan janin.
Kontraksi uterus biasanya lebih kuat dan lebih efisien untuk membantu
penipisan dan dilatasi serviks sehingga persalinan menjadi lebih cepat.
Selain itu, posisi tegak dianggap mengurangi insiden penekanan tali pusat.
Posisi tegak juga menguntungkan curah jantung ibu yang dalam
kondisi normal meningkat selama persalinan seiring kontraksi kontraksi
uterus mengembalikan ke anyaman pembuluh darah. Posisi tegak juga
membantu mengurangi tekanan pada pembuluh darah ibu dan mencegah
kompresi pembuluh darah
Saat janin menuruni jalan lahir, tekanan bagian presentasi pada
reseptor regang dasar panggul meragsang refleks mengedan ibu.
Rangsangan reseptor regang ini akan merangsang pelepasan oksitosin dari
hipofisis posterior (refleks Ferguson). Pelepasan oksitosin menambah
intensitas kontraksi uterus. Apabila ibu mengedan pada posisi duduk atau
berjongkok , maka otot-otot abdomen bekerja lebih sinkron
3. Proses Persalinan
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari
rahim melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada sistem reproduksi
wanita dalam hitungan hari dan minggu sebelum persalinan dimulai. Persalinan
sendiri dapat dibahas dalam bentuk mekanisme yang terjadi selama proses dan
tahapan yang dilalui wanita.

Tahap Persalinan
Ada empat tahap persalinan yang dikenal yaitu :
a. Tahap pertama persalinan ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak
terjadi kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi servik lengkap. Pada tahap
pertama persalinan dibagi dalam tiga bagian : fase laten, fase aktif, dan fase
transisi. Selama fase laten, effacement lebih banyak mengalami kemajuan dari
pada penurunan janin. Selama fase aktif dan fase transisi, dilatasi serviks dan
penurunan bagian presentasi berlangsung lebih cepat.

b. Tahap kedua persalinan berlangsung sejak dilatasi serviks lengkap sampai


janin lahir. Freidman (1978) memberi batas atas statistik untuk tahap pertama
dan tahap kedua persalinan :

Nulipara Multipara
Tahap pertama
Fase laten 20 jam 14 jam
Fase aktif 1,2 cm / jam 1,5 cm/jam
Tahap kedua 2 jam 1,5 jam

c. Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir.
Plasenta biasa lepas setelah tiga sampai empat kali kontraksi uterus yang kuat,
yakni setelah bayi lahir. Plasenta dilahirkan pada kontraksi uterus berikutnya.
Namun, kelahiran plasenta setelah 45 menit sampai 60 menit masih dianggap
normal.

d. Tahap keempat persalinan ditetapkan berlangsung lama kira-kira dua jam


setelah plasenta lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi
segera jika homeostatis berlangsung dengan baik. Masa ini merupakan periode
yang penting memantau adanya komplikasi, misalnya perdarahan abnormal
saling menguatkan) dengan kontraksi rahim.

B. Manajemen Nyeri

Anda mungkin juga menyukai