Pemateri : Al Ustadz Dr. Akhmad Affandi Mahfudz M. Ec, CPIF
Rahn; Transaksi Berbasis Jaminan
Write Up by Masterman Rahn dalam ekonomi Islam adalah jaminan atau agunan yang digunakan dalam transaksi keuangan. Ini adalah aset yang diberikan sebagai jaminan untuk memastikan pelunasan pinjaman atau kewajiban lainnya. Dalam sistem ekonomi Islam, penggunaan rahn harus sesuai dengan prinsip syariah dan hukum Islam. Dalam konteks ini Objek yang dapat dijadikan sebagai jaminan (rahn) dalam ekonomi Islam meliputi berbagai aset seperti emas, perak, properti, kendaraan, surat berharga, dan barang berharga lainnya. Namun, objek- objek ini harus sesuai dengan ketentuan syariah dan tidak melanggar larangan dalam Islam. Akad rahn adalah perjanjian antara pemberi jaminan (pemilik rahn) dan penerima jaminan (pihak yang memberikan pinjaman atau kredit). Dalam akad rahn, hak dan tanggung jawab masing-masing pihak serta ketentuan pengembalian harus diatur secara jelas sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Akad wathîqah adalah bentuk perjanjian rahn yang disertai dengan surat perjanjian atau dokumen tertulis yang mengatur detail dan syarat-syarat jaminan. Ini bertujuan untuk memberikan bukti tertulis tentang jaminan yang diberikan. Akad tawthîq adalah perjanjian antara pihak yang memberikan jaminan (rahn) dan pihak yang menerima jaminan (penerima jaminan) yang mengesahkan atau memverifikasi jaminan tersebut sebagai agunan yang sah dan sesuai dengan syariah. Akad dimân adalah perjanjian jaminan yang melibatkan pihak ketiga yang bertindak sebagai penjamin atau penanggung atas jaminan yang diberikan. Pihak ketiga ini bertanggung jawab jika terjadi wanprestasi atau pelanggaran dalam penggunaan jaminan. Akad bay‘ al-wafâ’ adalah perjanjian jual beli antara pemilik jaminan dan penerima jaminan, di mana pemilik jaminan menjual jaminan kepada penerima jaminan dengan hak kembali (buyback option) dengan harga yang telah ditentukan. Selanjutnya Lelang adalah proses penjualan barang atau aset yang dilakukan dengan cara penawaran terbuka kepada pihak yang berminat, dengan barang atau aset tersebut diberikan kepada penawar tertinggi. Lebih lanjut Tender adalah proses yang serupa, tetapi biasanya digunakan dalam konteks pengadaan barang atau jasa oleh pihak publik atau perusahaan. Ketentuan dan mekanisme lelang dan tender meliputi prosedur, syarat, dan kriteria yang harus dipatuhi oleh pihak yang berpartisipasi dalam proses tersebut. Ini melibatkan pengumuman, penilaian, penawaran, dan penentuan pemenang yang dilakukan secara transparan dan adil. Teori penaksiran barang jaminan adalah pendekatan dalam menentukan nilai aset yang dijadikan jaminan dalam transaksi rahn. Ini melibatkan penilaian dan penaksiran yang objektif untuk memastikan bahwa nilai jaminan mencerminkan nilai yang sebenarnya. Salah satu kritik terhadap penggunaan akad bay‘ al-wafâ’ dalam beberapa kasus masa kini adalah potensi penyalahgunaan sebagai bentuk pembiayaan yang mahal. Dalam beberapa transaksi, harga beli kembali yang ditentukan mungkin tidak mencerminkan nilai yang adil, sehingga dapat merugikan pihak yang menjual jaminan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan ketentuan yang lebih jelas dan ketat untuk memastikan adilnya praktik-praktik semacam ini dalam ekonomi Islam.