Anda di halaman 1dari 2

Kenapa Harus Militer Presiden Indonesia tahun 2024

Salah satu alasan utama kepemimpinan militer dianggap cocok dalam kondisi krisis
keamanan dan perang adalah karena efektivitas pembuatan kebijakan yang dianggap
lebih sesuai dengan situasi kegentingan. Tokoh dari militer dianggap sudah terlatih
menghadapi situasi yang sulit dalam pertempuran atau perang, sehingga sanggup
membuat kebijakan dengan jauh lebih efektif.

Jika mengacu pada konsep Remarkable Trinity yang digariskan oleh Carl von
Clausewitz – seorang jenderal Jerman dan teoritikus militer – kepemimpinan saat era
perang menuntut sang pemimpin untuk menyeimbangkan 3 aspek penting dari negara
itu sendiri, yakni pemerintah, masyarakat dan militer.

3 Aspek penting dalam keperluan Negara kita saat ini, Pemerintah, Masyarakat dan
Militer. yaitu keseimbangan dukungan di antara 3 aspek ini akan menentukan negara
bisa bertahan dalam kondisi dunia yang sedang berperang dan berhasil atau sukses
melewatinya. Nah, sosok militer dianggap bisa membawa keseimbangan relasi di
antara 3 variabel tersebut karena secara alami mereka memang dilatih untuk bisa
memimpin di kondisi yang paling sulit sekalipun.

Apalagi seorang militer setidaknya melibatkan 3 dimensi, yakni dimensi manusia,


dimensi politik, dan dimensi ketidakpastian. Kepemimpinan militer dianggap bisa
lebih mampu menghasilkan kebijakan yang efektif terkait 3 dimensi tersebut,
utamanya dalam konteks ketidakpastian.

Kemudian, mengutip gagasan Georg W. F. Hegel tentang Zeitgeist atau roh zaman,
banyak pihak menilai sosok militer adalah kepemimpinan yang sesuai dengan roh
zaman di sekitaran tahun 2024. Konsep Zeitgeist ini sebenarnya juga terjadi di
Indonesia di era-era kepemimpinan sebelumnya.

Soekarno misalnya, dianggap menjadi representasi paling cocok untuk memimpin


Indonesia di sekitaran tahun 1945 karena menjadi Zeitgeist dari era itu, di mana
masyarakat butuh orator yang bisa membakar semangat juang.

Sementara Soeharto jadi semangat zaman pasca tragedi 1965. Kemudian BJ Habibie
adalah Zeitgeist di masa transisi, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur jadi pembuka
jalan untuk pluralisme, dan Megawati Soekarnoputri menjadi simbol transisi
demokrasi.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali jadi penguat demokrasi dan status
militernya memperkuat citra Indonesia di internasional. Sedangkan Presiden Joko
Widodo (Jokowi) terkenal dengan narasi pembangunan yang diusungnya lewat
infrastruktur.

Nahhh…, untuk 2024 kepemimpinan akan lebih tepat jika diberikan kepada sosok
militer. analisa saya sangat cocok sebagai presiden. Kombinasi militer – sipil
dianggap akan memampukan Indonesia keluar dari kesulitan-kesulitan yang sangat
mungkin akan terjadi di sekitaran tahun-tahun tersebut.

Demikian kacamata pandangan saya, maka dengan Bismillah mudahan Bapak


Prabowo akan menjadi Presiden kita 2024 Salam Indonesia Jaya.

Banjarbaru, 15 Agustus 2023.

M. HASNAN FARIDIE

Anda mungkin juga menyukai