Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan dan Pengembangan SDM
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS ILMU
ADMINISTRASI UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
2015
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM
PENGERTIAN
Pelatihan (training) menurut Mathis (2002) adalah suatu proses dimana orang-orang
mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu,
proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit
maupun luas. Secara terbatas, pelatihan menyediakan para pegawai dengan pengetahuan yang
spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini.
Sedangkan Menurut pendapat Handoko (2001, p. 104), pengertian pelatihan dan pengembangan adalah berbeda.
Latihan (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja
tertentu, terinci dan rutin. Latihan menyiapkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang. Di lain
pihak, bila manajemen ingin menyiapkan para karyawan untuk memegang tanggung jawab pekerjaan di waktu yang
akan datang, kegiatan ini disebut pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan (development) mempunyai
ruang
a. Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat diukur
b. Para pelatih (trainer) harus memiliki kualifikasi yang memadai
c. Materi latihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.
d. Metode pelatihan dan pengembangan harus sesuai dengan tingkat kemampuan pegawai
yang menjadi peserta.
e. Peserta pelatihan dan pengembangan (trainee) harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan.
Menurut Ernest J. Mc Cormick bahwa suatu organisasi perlu melibatkan sumber daya/pegawai
pada aktivitas pelatihan hanya jika hal itu merupakan keputusan terbaik dari manajer. Pelatihan
diharapkan dapat mencapai hasil lain daripada memodifikasi perilaku pegawai. Hal ini juga perlu
mendapat dukungan secara organisasi dan tujuan seperti produsi,ditribusi barang dan pelayanan
lebih efisien, menekan biaya operasi,meningkatkan ualitas dan hubungan pribadi lebih efektif.
Golfstein dan Bukton (1982) mengungkapkan bahwa ada 3 analisis kebutuhan pelatihan dan
pengembangan,yaitu:
1. Organization analisis
2. Job or task analisis
3. Person analisis
ANALISIS ORGANISASI
Wexley dan Latham (1981) mengemukakan bahwa dalam menganalisis organisasi perlu
memperhatikan pertanyaan “where is training and development needed and where is it likely to
be successful within an organization?” Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengadakan survey
mengenai sikap pegawi terhadap kepuasan kerja,persepsi pegawai, dan sikap pegawai dalam
administrasi. Disamping itu pula dapat menggunakan turn over, absensi, kartu pelatihan, daftar
kemajuan pegawai dan data perencanaan pegawai
ANALISIS PEGAWAI
Analisis pegawai difokuskan pada identifikasi khusus kebutuhan training bagi pegawai yang
bekerja pada jobnya. Kebutuhan training pegawai dapat dianalisi secara individu maupun
kelompok.
a. Kebutuhan individu dari pelatihan
Analisi kebutuhan individu dari pelatihan dapat dilakukan dengan cara observasi oleh
supervisor, evaluasi keterampilan, kartu control kualitas dan tes keterampilan pegawai.
b. Kebutuhan kelompok dan pelatihan
Kebutuhan ini dapat diprediksi dengan pertimbangan informal dan observasi oleh
supervisor maupun manajer.
Adapun alasan lain dari kebutuhan pelatihan dan pengembangan adalah sebagai berikut.
METODE PENGEMBANGAN
A. Metode pelatihan
Beberapa metode pelatihan dapat digunakan untuk metode pengembangan. Hal ini karena
beberapa pegawai adalah manajer, dan semua manajer adalah pegawai. Metode pelatihan yang
sering digunakan dalam pengajaran pengembangan antara lain simulasi, metode konferensi, studi
kasus, dan bermain peran.
B. Understudies
Adalah mempersiapkan peserta untuk melaksanakan pekerjaan atau mengisi suatu posisi jabatan
tertentu. Peserta pengembnagan tersebut pada masa yang akan datang akan menerima tugas dan
bertanggung jawab pada posisi jabatannya. Konsep understudies merupakan suatu teknik
perencanaan pegawai yang berkualifikasi untuk mengisi jabatan manajer.teknik pengembangan
understudy serupa dengan on the job.
CONTOH MEMBUAT PROGRAM DIKLAT
1. Pendahuluan
Dalam garis-garis Besar Haluan Negara ( GBHN ) dikemukakan bahwa
perluasan dan pemerataan kesempatan kerja serta peningkatan mutu dan
perlindungan tenaga kerja merupakan kebijakan pokok yang sifatnya
menyeluruh di semua sektor. Kebijakan perluasan dan pemerataan
kesempatan kerja harus dapat menjangkau setiap warga negara yang benar-
benar diarahkan kepada pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia
agar tercipta angkatan kerja yang tangguh, disiplin, dan sikap kerja yang
profesional sehingga dapat mengisi semua jenis dan tingkat lapangan kerja
dalam pembangunan.
Pernyataan dalam GBNH tersebut merupakan landasan bagi strategi
pembinaan sumer daya manusia melali pelatihan kerja, sehingga tercipta
tenaga kerja terampil yang mampu meningkatkan produktivitas kerja
perusahaan/organisasi.
Pengembangan sumber daya manusia pada dasarnya dapat dilaksanakan
melalui 3 jalur, yaitu jalur pendidikan formal, jalur pelatihan kerja, dan jalur
pengembnagan (bimbingan kerja) di tempat kerja. Jalur pendidikan formal
ditunjukan kepada pengembangan kecerdasan, kepribadian, bakat, sikap
mental dan kreativitas. Begitu pula jalur pelatihan kerja merupakan suplemen
dan komplemen dari pendidikan formalyang lebih ditekankan pada
peningkatan keterampilan kerja dan sikap mental. Sedangkan jalur
pengembangan (bimbingan kerja) merupakan pematangan di lapangan kerja
dalam waktu yang relatif cukup lama. Ketiga jalur tersebut merupakan proses
berlanjut dan saling terkait sebagai suatu sistem pengembangan sumber daya
manusia yang terpadu.
5. protokoler 2 sesi
c. Psikologi kerja
1 Latar belakang psikologis perbedaan karyawan 2 sesi
d. Komunikasi kerja
1 Proses komunikasi kerja 2 sesi
f. Kepemimpinan kerja
1 Arti dan fungsi kepemimpinan kerja 1 sesi
2 Hubungan kerja dengan atasan, bawahan, dan 2 sesi
rekan kerja
3 Teknik memberi perintah/intruksi kepada 2 sesi
bawahan
4 Efektivitas kepemimpinan dan pengukuran 1 sesi
g. Pelaporan kerja
1 Arti dan fungsi laporan kerja 2 sesi
6. Hasil pelatihan
Hasil pelatihan kerja yang telah dilaksanakan diharapkan dapat
mengubah antara lain hal berikut :
6.1. meningkatkan keterampilan kerja peserta (dilihat dari kemampuan
menyelesaikan pekerjaan secara kuantitas maupun kualitas kerja )
sehigga kinerja organisasi pada unit kerjanya menjadi lebih baik.
6.2. meningkatkan pemahaman prinsip kerja peserta, prosedur kerja,
hubungan kerja, disiplin kerja, dan etika kerja.
7. Implementasi
Setelah elatihan kerja di laksanakan di harapkan pemimpin unit kerja
melakukan evaluasi terhadap peserta karyawan unit kaerjanya agar
mampu mengimplementasikan hasil pelatihan kerja yang telah
dilakukan. Hasil evaluasi trsebut diharapkan dapat menjadi input bagi
pelaksana monitoring dan bantuan terapan.
9. Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan pelatihan kerja yang telah
diselenggarakan, maka perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh
terhadap peserta pelatihan kerja. Evaluasi pelatihan kerja tersebut hars
berdasarkan kriteria sukses dan desain pengembangan.
DAFTAR PUSTAKA