Anda di halaman 1dari 8

Ervina Damayanti | Kejadian Drug Induced Renal Disease pada Pasien Pediatri

Kejadian Drug Induced Renal Disease pada Pasien Pediatri

Ervina Damayanti1*, Afriyani1, Femmy Andrifianie1, Suryadi Islami2, Ergidona Nurizqi


Syiffatulhaya1, Winda1, Luhut Uli Arto Naenggolan1, Natasya Karren Zeta1
1
Program Studi Sarjana Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2
Program Studi Pendidikan Dokter, Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

ABSTRAK
Drug induced renal disease adalah penyakit ginjal yang diinduksi oleh obat – obatan. Beberapa obat-obatan dapat
menyebabkan gagal ginjal akut, obstruksi intrarenal, nefritis interstitial, sindrom nefrotik serta gangguan
kesetimbangan asam basa dan cairan elektrolit. Obat-obatan seperti antimikroba, obat antiinflamasi non steroid
(OAINS) dan agen kemoterapi dapat menginduksi terjadinya gagal ginjal pada anak – anak. Artikel ini akan
membahas lebih lanjut terkait informasi mengenai kejadian dan mekanisme drug-induced renal disease yang
penting diketahui untuk mencegah kejadian gagal ginjal pada anak - anak. Penelusuran artikel ilmiah dilakukan
melalui database elektronik dari berbagai terbitan jurnal nasional maupun internasional seperti PubMed/MEDLINE,
EMBASE, EBSCO, Scopus, Cochrane Central Register of Controlled Trials, dan database pencarian Google Scholar
dengan kata kunci seperti obat induksi, gagal ginjal, nefrotoksisitas, dan anak-anak. Sumber data yang digunakan
adalah hasil publikasi dari tahun 2013 sampai 2022.
Berdasarkan hasil reviu dari 25 artikel, didapatkan bahwa kejadian gagal ginjal pada anak dapat disebabkan oleh
beberapa obat-obatan seperti antimikroba (aminoglikosida dan amfoterisin B), obat antiinflamasi non steroid
(OAINS) dan agen kemoterapi (ifosfamid, sisplatin dan metotreksat). Kerusakan ginjal yang diinduksi oleh obat
biasanya melibatkan sel-sel tubular ginjal karena sebagian besar berada pada kondisi hipoksia untuk mengatasi
kebutuhan metabolisme yang tinggi yang diperlukan dalam proses reabsorpsi elektrolit dan mengendalikan hidrasi.

Kata Kunci: gagal ginjal, nefrotoksisitas, induksi obat, pediatri

Drug Induced of Renal Disease in Pediatric Patients


ABSTRACT
Drug-induced of renal disease is a renal disease induced by drugs. Drugs can cause acute kidney injury, intrarenal
obstruction, interstitial nephritis, nephrotic syndrome and acid-base and electrolyte-fluid disturbances. Drugs such as
antimicrobials, Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs), and chemotherapeutic agents can induce kidney failure in
children. This literature will discuss further information related to the occurrence and mechanism of drug-induced kidney
failure which is important to know to prevent the occurrence of kidney failure in children. Scientific article searches were
conducted through databases from various national and international journal publications such as PubMed/MEDLINE,
EMBASE, EBSCO, Scopus, Cochrane Central Register of Controlled Trials, and the Google Scholar search database for
keywords such as induction drug, kidney failure, nephrotoxicity , and children. The data source used is the results of
publications from 2013 to 2022. Based on the results review of 25 articles, it was found that kidney failure in children can
be caused by several drugs such as antimicrobials (aminoglycosides and amphotericin B), Non-Steroidal Anti-Inflammatory
Drugs (NSAIDs), and chemotherapeutic agents (ifosfamide, cisplatin and methotrexate). renal failure injury usually involves
the renal tubular cells because they exist in a largely hypoxic environment to cope with the high metabolic demands
required to manage electrolyte reabsorption and control hydration.

Keywords: kidney failure, nephrotoxicity, drug induction, pediatric

Korespondensi: apt. Ervina Damayanti, M.Clin.Pharm. | Fakultas Kedokteran Universitas Lampung


|ervina.damayanti@fk.unila.ac.id

JK Unila | Volume 7 | Nomor 1| Mei 2023|25


Ervina Damayanti | Kejadian Drug Induced Renal Disease pada Pasien Pediatri

Pendahuluan tubulointerstitial merupakan penyebab umum


dari gagal ginjal akut (Perazella, 2022).
Drug induced renal disease adalah
Epidemiologi gagal ginjal yang
penyakit ginjal yang diinduksi oleh obat –
disebabkan oleh induksi obat di rumah sakit
obatan. Obat-obatan dapat menyebabkan
pada pasien dewasa sekitar 14-26% dan lebih
gagal ginjal akut, obstruksi intrarenal, nefritis
sering terjadi pada pasien yang kritis.
interstitial, sindrom nefrotik dan gangguan
Informasi terkait drug induced nefrotoksisitas
asam basa dan cairan elektrolit (McSweeney,
pada anak-anak diketahui lebih rendah
2021). Obat-obatan seperti antimikroba
dibandingkan populasi orang dewasa. Obat-
(aminoglikosida dan amfoterisin B), obat
obatan terlibat sebagai penyebab paling
antiinflamasi non steroid (OAINS) dan agen
umum kedua pada gagal ginjal akut anak-anak
kemoterapi (ifosfamid, sisplatin dan
yang dirawat di rumah sakit dengan penyakit
metotreksat) dapat menginduksi terjadinya
tidak kritis (Hanna, 2016).
gagal ginjal pada anak – anak. Laporan
Artikel ini akan membahas lebih
kejadian gagal ginjal akut di unit perawatan
dalam terkait informasi mengenai kejadian
intensif anak berkisar dari 8% sampai 30% dan
dan mekanisme nefrotoksisitas yang penting
diperkirakan terjadi sekitar 7% dari populasi
diketahui untuk mencegah kejadian gagal
anak secara umum (Delavar, 2020). Kesalahan
ginjal pada anak – anak yang sedang dalam
dalam farmakoterapi dapat menjadi salah
fase pengobatan.
satu penyebab utama terjadinya gagal ginjal
dan menjadi peran penyebab sebanyak 25%
Metode
dari semua kasus tersebut (Kiaunytėab, 2022).
Gagal ginjal didefinisikan sebagai Penelusuran artikel ilmiah dilakukan
ketidakmampuan ginjal untuk melakukan melalui database elektronik dari berbagai
fungsi ekskresi sehingga menyebabkan retensi terbitan jurnal nasional maupun internasional
zat sisa metabolisme dari darah. Gagal ginjal seperti PubMed/MEDLINE, EMBASE, EBSCO,
yang diinduksi oleh obat biasanya melibatkan Scopus, Cochrane Central Register of
sel-sel tubular ginjal karena karena sebagian Controlled Trials, dan database pencarian
besar berada pada kondisi hipoksia untuk Google Scholar dengan kata kunci seperti obat
mengatasi kebutuhan metabolisme yang induksi, gagal ginjal, nefrotoksisitas dan anak-
tinggi yang diperlukan dalam proses anak. Sumber data yang digunakan adalah
reabsorpsi elektrolit dan kontrol hidrasi (Oni, hasil publikasi dari tahun 2013 sampai 2022.
et al., 2017).
Patofisiologi renal disease secara Hasil
umum dapat dikelompokkan menjadi
Kejadian drug induced renal disease
penyebab prerenal, intrinsik (glomerulus,
pada anak dapat diinduksi oleh penggunaan
interstitial, vaskular dan tubular) dan
obat-obatan yang bersifat nefrotoksik
postrenal. Gagal ginjal yang disebabkan oleh
sehingga menyebabkan terjadinya penurunan
obat-obatan terjadi dengan mekanisme yang
fungsi ginjal, seperti yang dapat dilihat pada
sangat kompleks dan sering kali merupakan
tabel 1.
kombinasi dari toksisitas yang terjadi pada
glomerulus dan tubular. Melakukan
identifikasi terhadap penyakit drug induced
renal disease lebih awal dapat meringankan
penyakit dengan menghentikan agen
penyebabnya (Rodieux, 2015). Meskipun
obat-obatan dapat menginduksi berbagai
macam gangguan pada ginjal, kerusakan
akibat obat pada kompartemen

JK Unila | Volume 7 | Nomor 1| Mei 2023|26


Ervina Damayanti | Kejadian Drug Induced Renal Disease pada Pasien Pediatri

Tabel 1. Obat-obatan yang menginduksi gangguan fungsi ginjal pada anak


No Drug Induced Metode Penelitian Hasil Pustaka
renal disease

1. Sisplatin Studi retrospektif, studi kasus Nefrotoksisitas yang diinduksi McSweeney


pemodelan dan simulasi sisplatin dapat bermanifestasi dalam (2021); Nijstad
farmakometrik dengan tujuan berbagai cara, nekrosis tubular akut (2020); Barton
melihat mekanisme induksi adalah yang paling sering terjadi. AKI (2018); Holditch
sisplatin pada kejadian gagal sering terjadi meskipun pada (2019); Sharbaf
ginjal. Studi oleh Karasawa pemberian sisplatin dosis rendah. (2017);
membahas mekanisme molekuler Karasawa
nefrotoksisitas dan ototoksisitas (2015), dan
sisplatin dengan 138 referensi Perazella (2022)
yang digunakan.

2. Ifosfamid Sebuah studi retrospektif Ifosfamid adalah salah satu agen Kiaunytėab
observasional multisentrik alkilasi dan telah dijelaskan bahwa (2022); Liu
dengan enam departemen efek nefrotoksiknya sebagian besar (2022) dan
nefrologi Perancis dan studi di dilaporkan pada anak-anak sebanyak Ensergueix
Departemen Onkologi dan 80% dari insufisiensi ginjal yang telah (2020)
Hematologi Anak, Rumah Sakit dilakukan dalam salah satu
Universitas Lituania Klinik Ilmu penelitian. Sisa metabolisme yaitu
Kesehatan Kaunas dengan 50 kloroasetaldehid gagal ginjal akut
pasien berusia 0-18 tahun. Pasien dengan mengganggu aktivitas
yang menerima ifosfamid mitokondria.
dimasukkan dalam penelitian ini
jika mereka mengalami gagal
ginjal (AKI dan/atau CKD)
dan/atau disfungsi tubular.

3. Vankomisin Studi literatur dengan berfokus Nefrotoksisitas akibat penggunaan Downes (2020)
pada penggunaan antimikroba vankomisin telah terbukti melalui
seperti vankomisin dan fosforilasi oksidatif dalam sel kultur
amfoterisin B yang menginduksi dan menghasilkan radikal bebas.
nefrotoksisitas pada anak.

4. Amfoterisin B Studi dilakukan terhadap semua Penggunaan terapi OAINS, antibiotik Rodieux (2015)
pasien dengan leukemia aminoglikosida, dan glikopeptida, dan Hanna
limfoblastik akut (LLA) dan amfoterisin B, agen antivirus, (2016)
leukemia myeloid akut (LMA) penghambat ACE, penghambat
yang menerima pengobatan kalsineurin media radiokontras dan
dengan L-AmB di Universitas Ilmu obat sitostatika dapat bersifat
Kesehatan Rumah Sakit Anak Dr. nefrotoksik dan dapat menyebabkan
Behcet Uz selama 7 tahun AKI pada neonatus, bayi dan anak-
(Januari 2013-Desember 2019). anak. Efek amfoterisin terhadap
ginjal meliputi gangguan fungsi
ginjal, hipokalemia akibat
pembuangan kalium urin,
hipomagnesemia akibat asidosis
metabolik, asidosis tubulus ginjal tipe
1 (atau distal), dan poliuria akibat
diabetes insipidus nefrogenik.

JK Unila | Volume 7 | Nomor 1| Mei 2023|27


Ervina Damayanti | Kejadian Drug Induced Renal Disease pada Pasien Pediatri

5. Aminoglikosida Studi epidemiologi terkini Aminoglikosida termasuk tobramisin, Delavar (2020)


berdasarkan definisi gagal ginjal gentamisin, amikasin, dan lain-lain dan Parazella
akut yang diterima secara luas berhubungan dengan kejadian gagal (2022)
pada pediatri. ginjal akut sebesar 10% hingga 25%.
Gagal ginjal akut dapat diinduksi
pada 20% sampai 33% pasien anak
yang mendapatkan terapi
Aminoglikosida. Toksisitas pada ginjal
yang diinduksi oleh aminoglikosida
telah dinyatakan sebagai efek
langsung obat pada sel tubulus
proksimal yang menyebabkan
nekrosis tubulus akut, ditandai
dengan hilangnya glukosa, protein,
enzim, kalium, kalsium, dan
magnesium.

6. Kolistin Studi retrospektif dilakukan pada Pada anak-anak, tingkat Wacharachaisur


kelompok pasien berusia 1 bulan nefrotoksisitas kolistin telah apol (2021)
sampai dengan 18 tahun yang dilaporkan berkisar 22,8%.
telah menerima terapi injeksi Nefrotoksisitas biasanya terjadi
kolistin intravena selama ≥48 ketika kolistin diberikan bersamaan
jam. dengan obat lain yang bersifat lebih
nefrotoksik seperti vankomisin atau
aminoglikosida.

7 Metotreksat Secara acak, pasien dibagi Pengamatan terhadap proteinuria Fox (2021),
menjadi dua siklus pemberian dan peningkatan biomarker AKI Csordas (2013)
metotreksat dosis tinggi yaitu menunjukkan bahwa kerusakan
selama 4 jam dan 12 jam. tubulus langsung berkontribusi
Pemeriksaan urin, biomarker , terhadap nefrotoksisitas metotreksat
dan laju filtrasi glomerulus dosis tinggi.
dihitung menggunakan serum
kreatinin atau cystatin C (GFRcr
atau GFRcysC) yang diperoleh.

8. Asiklovir Pendekatan kohort digunakan Nefrotoksisitas asiklovir dikaitkan Hanna (2016)


untuk mendiagnosis AKI pada dengan obstruksi tubular sekunder
neonatus didasarkan pada akibat kristalisasi obat, tetapi
peningkatan kreatinin serum toksisitas tubular langsung dari
(SCr) atau perubahan output urin. metabolit asiklovir juga dapat
menyebabkan potensi nefrotoksik.
Nefrotoksisitas terjadi dalam waktu
48 jam setelah paparan dan lebih
mungkin terjadi pada pasien dengan
gangguan fungsi ginjal, penggunaan
obat- obatan nefrotoksik secara
bersamaan dan penurunan volume
intravaskular.

JK Unila | Volume 7 | Nomor 1| Mei 2023|28


Ervina Damayanti | Kejadian Drug Induced Renal Disease pada Pasien Pediatri

Pembahasan secara kompetitif melalui OCT2 dalam sel


ginjal (Holditch, 2019).
Berbagai jenis obat seperti antimikroba, agen
2. Ifosfamid
penghambat ACE, inhibitor kalsineurin, agen
Ifosfamid adalah obat kemoterapi agen
kemoterapi dan obat anti inflamasi non-
alkilasi dari golongan oxaphosphorines
steroid (OAINS) telah terbukti berperan dalam
yang sering dikombinasikan dengan obat
kerusakan ginjal yang diinduksi oleh obat
lain, seperti sisplatin untuk pengobatan
pada pasien pediatri (Delavar, 2020).
sarkoma, tumor testis dan beberapa
Mekanisme gangguan ginjal yang diinduksi
limfoma refraktori baik pada anak-anak
oleh obat antikanker umumnya meliputi
maupun dewasa (Ensergueix, 2020).
berbagai mekanisme diantaranya hipoperfusi
Ifosfamid diproses oleh dua jalur
prerenal, kerusakan ginjal intrinsik, obstruksi
metabolisme yang berbeda yaitu
tubulus ginjal dan kerusakan pada struktur
hidroksilasi oleh P450 CYP3A4 dan 2B6,
mikrovaskuler ginjal.
dan jalur dekloroetilasi yang menghasilkan
1. Sisplatin kloroasetaldehid yang mengganggu
Sisplatin adalah agen kemoterapi yang aktivitas mitokondria sehingga
digunakan untuk mengobati kanker pada menyebabkan gagal ginjal akut
pasien anak termasuk osteosarkoma, (Ensergueix, 2020).
neuroblastoma, hepatoblastoma, tumor 3. Vankomisin
otak dan tumor sel germinal (Barton,2018). Vankomisin merupakan salah satu agen
Pada dasarnya eliminasi sisplatin terjadi antimikroba yang digunakan dalam
melalui jalur transpor kation organik sel pengobatan infeksi bakteri gram positif
tubulus proksimal basolateral, di mana yang serius (Patel et al., 2022).
obat memasuki sel dan didistribusikan Penggunaan vankomisin telah dikaitkan
pada Human Multidrug and Extrusion dengan terjadinya nefrotoksisitas pada
Transporters (hMATE1) melalui protein pasien anak secara signifikan.
pembawa dan disekresikan ke dalam urin Nefrotoksisitas vankomisin didefinisikan
(Perazella, 2022). Sisplatin yang tidak sebagai peningkatan kreatinin serum
tereliminasi dapat terakumulasi dalam sel sebesar 0,5 mg/dL pada dua pengukuran
parenkim sehingga menyebabkan berturut - turut setelah beberapa hari
kerusakan ginjal secara perlahan pemberian vankomisin dan tanpa adanya
tergantung pada waktu dan konsentrasi penyebab lain. Nefrotoksisitas yang
nya (Barton, 2018). Nekrosis tubular akut diakibatkan penggunaan vankomisin
atau acute kidney injury (AKI) adalah umumnya terjadi setelah pemberian 4-8
bentuk manifestasi nefrotoksisitas yang hari terapi. Patofisiologi nefrotoksisitas
paling sering terjadi pada penggunaan akibat penggunaan vankomisin yaitu
sisplatin, bahkan pada penggunaan dosis toksisitas terhadap sel tubulus proksimal
rendah (McSweeney, 2021). Patofisiologi dengan atau tanpa adanya nekrosis
kerusakan ginjal akut yang disebabkan (Downes, 2020).
oleh sisplatin sangat rumit dan belum jelas 4. Amfoterisin B
mekanisme utamanya, namun Dilisensikan pada tahun 1959, amfoterisin
diperkirakan adanya penumpukan B (AMB) pada awalnya dirancang untuk
platinum menjadi penyebab nefrotoksik pengobatan infeksi mikotik lokal dan
penggunaan obat tersebut (McSweeney, kemudian disetujui untuk pengobatan
2021). Adapun strategi utama untuk infeksi jamur progresif. Secara tradisional,
mengurangi AKI yang diinduksi sisplatin obat ini diberikan sebagai formulasi
yaitu dengan menghambat aktivasi deoksikolat amfoterisin B (D-AMB) yang
transporter efflux dari sisplatin, sepeti mampu membentuk misel dalam larutan
kombinasi penggunaan sisplatin dengan air. Amfoterisin B memiliki efek samping
simetidin untuk mencegah nefrotoksisitas yang serius, seperti nefrotoksisitas yang
dengan menghambat transportasi sisplatin membatasi penggunaannya secara

JK Unila | Volume 7 | Nomor 1| Mei 2023|29


Ervina Damayanti | Kejadian Drug Induced Renal Disease pada Pasien Pediatri

sembarangan (Cavassin, 2021). Mekanisme anion dan air meningkat yang kemudian
nefrotoksisitas amfoterisin B melibatkan menyebabkan pembengkakan dan lisis sel.
aksi membran sel secara langsung untuk Faktor risiko nefrotoksisitas dari kolistin
meningkatkan permeabilitas, serta efek dapat dipengaruhi oleh dosis dan durasi
tidak langsung sekunder akibat aktivasi terapi kolistin, penggunaan bersama obat
mekanisme intrarenal (umpan balik nefrotoksik lainnya dan faktor terkait
tubuloglomerular) dan/atau pelepasan pasien seperti usia, jenis kelamin,
mediator (tromboksan A2). Adapun hipoalbuminemia, hiperbilirubinemia,
nefrotoksisitas yang disebabkan oleh efek penyakit yang mendasari dan tingkat
penggunaan amfoterisin B meliputi keparahan penyakit pasien
gangguan fungsi ginjal, hipokalemia akibat (Wacharachaisurapol, 2021).
pembuangan kalium urin, 7. Metotreksat
hipomagnesemia akibat asidosis metabolik Metotreksat adalah agen antimetabolit
atau asidosis tubulus ginjal tipe 1 dan yang sering digunakan dalam pengobatan
poliuria akibat diabetes insipidus kanker. Penggunaan metotreksat dapat
nefrogenik (Devrim, 2021). menginduksi terjadinya disfungsi ginjal
5. Aminoglikosida yang dimediasi oleh pengendapan
Obat-obat golongan ini dapat metotreksat dan metabolitnya di tubulus
menyebabkan nefrotoksisitas, terutama ginjal, terutama pada penggunaan
mempengaruhi sel epitel tubulus metotreksat intravena dosis tinggi. Ketika
proksimal karena endositosis selektif dan diberikan secara intravena, sekitar 80 –
akumulasi aminoglikosida melalui megalin 90% metotreksat diekskresikan melalui
reseptor multi-ligan. Studi epidemiologi urin dalam bentuk tidak berubah. Risiko
baru-baru ini menunjukkan bahwa AKI nefrotoksisitas yang diinduksi metotreksat
dapat terjadi antara 20 hingga 33% anak meningkat pada kondisi pH urin asam,
yang diterapi dengan aminoglikosida. karena metotreksat kurang larut dalam pH
Pemberian dosis aminoglikosida dengan rendah sehingga menyebabkan kristalisasi
interval yang diperpanjang menghasilkan metotreksat intratubuluar dan obstruksi
pengurangan nefrotoksisitas, tetapi aliran urin (Csordas, 2013).
penggunaannya harus lebih luas. 8. Asiklovir
(Mcwilliam et al., 2017). Faktor risiko Asiklovir adalah agen antivirus yang sering
terjadinya AKI pada terapi aminoglikosida digunakan dalam pengobatan infeksi virus
meliputi durasi pengobatan yang lama, herpes simpleks dan varicella zoster pada
penggunaan obat-obatan nefrotoksik anak-anak. Walaupun asiklovir umumnya
secara bersamaan dan juga berbagai dapat ditoleransi dengan baik, kejadian
penyakit penyerta (Perazella, 2022). nefrotoksisitas berat yang sering
6. Kolistin menyebabkan gagal ginjal akut telah
Kolistin dianggap sebagai salah satu pilihan ditemukan pada beberapa pasien.
pengobatan terakhir untuk infeksi bakteri Nefrotoksisitas yang diinduksi asiklovir
gram negatif yang resisten terhadap dinilai melalui peningkatan kadar kreatinin
berbagai obat antimikroba. Kolistin plasma, sedimen urin abnormal dan
memiliki indeks terapeutik yang sangat kejadian gagal ginjal akut. Asiklovir dengan
sempit yaitu 2-4mg/L. Konsentrasi plasma cepat diekskresikan dalam urin melalui
dari kolistin yang dibutuhkan untuk filtrasi glomerulus dan sekresi tubular dan
mengeradikasi bakteri dapat tumpang mencapai konsentrasi tinggi dalam lumen
tindih dengan konsentrasi yang menjadi tubulus. Pemberian asiklovir dosis tinggi
predisposisi nefrotoksisitas (Haseeb et al., secara intravena dikaitkan dengan
2021). Mekanisme nefrotoksisitas akibat konsentrasi obat yang tinggi di membran
penggunaan kolistin adalah melalui luminal dan terbentuknya pengendapan
peningkatan permeabilitas membran sel kristal intratubular. Umumnya kristaluria
epitel tubulus sehingga jumlah kation, terjadi dalam 24 - 48 jam setelah inisiasi

JK Unila | Volume 7 | Nomor 1| Mei 2023|30


Ervina Damayanti | Kejadian Drug Induced Renal Disease pada Pasien Pediatri

terapi asiklovir. Pengendapan kristal administration to investigate


intraparenkim yang parah dapat nephrotoxicity and acute kidney
menyebabkan kongesti dan perdarahan injury biomarkers in children and
interstisial, sehingga menyebabkan adolescents with newly diagnosed
penurunan aliran darah ke ginjal (Hanna, osteosarcoma. Cancer Chemotherapy
2016). and Pharmacology, 87(6), 807–815.
7. Hanna MH, Askenazi DJ, Selewski DT.
Simpulan Drug-induced acute kidney injury in
neonates. Curr Opin Pediatr. 2016
Berdasarkan pengkajian literatur dari
Apr;28(2):180-7.
beberapa penelitian yang telah dilakukan,
8. Haseeb, A., Faidah, H. S., Alghamdi, S.,
terdapat beberapa obat yang bersifat
Alotaibi, A. F., Elrggal, M. E., et.al.
nefrotoksik dan menyebabkan gagal ginjal
(2021). Dose Optimization of Colistin :
akut pada neonatus, bayi dan anak-anak
A Systematic Review. 1–14.
diantaranya obat antiinflamasi nonsteroid
9. Holditch, S. J., Brown, C. N., Lombardi,
(OAINS), aminoglikosida (gentamisin,
A. M., Nguyen, K. N., & Edelstein, C. L.
amikasin, tobramisin, netilmisin) dan
(2019). Recent advances in models,
antibiotik glikopeptida (vankomisin,
mechanisms, biomarkers, and
teikoplanin), amfoterisin B, agen antivirus,
interventions in Cisplatin-Induced
agen penghambat ACE, penghambat
acute kidney injury. International
kalsineurin dan obat sitostatika.
Journal of Molecular Sciences, 20(12),
1–25.
Daftar Pustaka
10. Ibrahim, N. et al. (2013) ‘Drug-related
1. Barton, C.D., Pizer, B., Jones, C. et al. problem in children with chronic
Identifying cisplatin-induced kidney kidney disease’, Pediatric Nephrology,
damage in pediatric oncology 28(1), pp. 25–31.
patients. Pediatr Nephrol 33, 1467– 11. Ibrahim, N. et al. (2015)
1474 (2018). ‘Epidemiology of medication-related
2. Cavassin, F. B. (2021). Sixty years of problems in children with kidney
Amphotericin B : An Overview of the disease’, Pediatric Nephrology, 30(4),
Main Antifungal Agent Used to Treat pp. 623–633.
Invasive Fungal Infections. 115–147. 12. Karasawa, T., & Steyger, P. S. (2015).
3. Delavar, M.A., dan Soheilirad, Z. 2020. An integrated view of cisplatin-
Drug and herbal medicine-induced induced nephrotoxicity and
nephrotoxicity in children; review of ototoxicity. Toxicology Letters, 237(3),
the mechanism. Journal of Renal 219–227.
Injury Prevention. 9(3). 13. Kiaunytėab, S., Maškė, Rūta.,
4. Downes, K.J., Hayes, M., Fitzgerald, Kiudelienė, Rosita., Rutkauskienė, G.
J.C., Pais, G.M., Liu, J., Zane, N.R., et 2022. Chemotherapy induced kidney
al. 2020. Mechanisms of and urinary tract related
Antimicrobial-induced nephrotoxicity complications: A study in the
in children. Journal of Antimicrobial Department of Pediatric Oncology
Chemotherapy. 75. 1-13. and Hematology. Biomedicine &
5. Ensergueix, G. et al. 2020 ‘Ifosfamide Pharmacotherapy. 153.
nephrotoxicity in adult patients’, 14. Liu, K. D. and Palevsky, P. M. 2022.
Clinical Kidney Journal. 13(4), pp. ‘Introduction to Critical Care
660–665. Nephrology and Acute Kidney Injury’,
6. Fox, E., Busch, C., DeBernardo, A., Clinical Journal of the American
Segers, B., Gottschalk, J., Womer, R., Society of Nephrology. 17(4), pp. 570–
Balamuth, N., Bagatell, R., & Balis, F. 571
(2021). A pharmacologically based
approach to high dose methotrexate

JK Unila | Volume 7 | Nomor 1| Mei 2023|31


Ervina Damayanti | Kejadian Drug Induced Renal Disease pada Pasien Pediatri

Dosing in Neonates, Infants, and


15. McSweeney, K. R., Gadanec, L. K., Children’, Clinical Pharmacokinetics,
Qaradakhi, T., Ali, B. A., Zulli, A., & 54(12), pp. 1183–1204.
Apostolopoulos, V. (2021). 24. Schijvens, A. M., de Wildt, S. N. and
Mechanisms of Cisplatin-Induced Schreuder, M. F. (2020)
Acute Kidney Injury: Pathological ‘Pharmacokinetics in children with
Mechanisms, Pharmacological chronic kidney disease’, Pediatric
Interventions, and Genetic Nephrology, 35(7), pp. 1153–1172.
Mitigations. Cancers, 13(7), 1572. 25. Wacharachaisurapol, N., Kawichai, S.,
16. Mcwilliam, S. J., Antoine, D. J., Smyth, Chanakul, A., & Puthanakit, T. (2021).
R. L., & Pirmohamed, M. (2017). No increased acute kidney injury rate
Aminoglycoside-induced through giving an intravenous colistin
nephrotoxicity in children. 2015–2025. loading dose in pediatric patients.
17. Misurac, J. M. et al. (2013) International Journal of Infectious
‘Nonsteroidal anti-inflammatory drugs Diseases, 106, 91–97.
are an important cause of acute
kidney injury in children’, Journal of
Pediatrics, 162(6).
18. Nehus, E., Kaddourah, A., Bennett, M.,
Pyles, O., & Devarajan, P. (2017).
Subclinical Kidney Injury in Children
Receiving Nonsteroidal Anti-
Inflammatory Drugs After Cardiac
Surgery. The Journal of Pediatrics,
189, 175–180.
19. Nijstad, A. L., van Eijkelenburg, N. K.
A., Kraal, K. C. J. M., Meijs, M. J. M.,
de Kanter, C. T. M. M., Lilien, M. R., &
Huitema, A. D. R. (2020). Cisplatin and
carboplatin pharmacokinetics in a
pediatric patient with
hepatoblastoma receiving peritoneal
dialysis. Cancer chemotherapy and
pharmacology, 86(3), 445–449.
20. Oni, L. et al. (2017) ‘Optimising the
use of medicines to reduce acute
kidney injury in children and babies’,
Pharmacology and Therapeutics, 174,
pp. 55–62.
21. Perazella, Mark A., dan Rosner,
Mitchell H. 2022. Drug Induced Acute
Kidney Injury. American Society of
Nephrology. 17. 1-14.
22. Qu, Y., An, F., Luo, Y., Lu, Y., Liu, T.,
Zhao, W., & Lin, B. (2018). A nephron
model for study of drug-induced acute
kidney injury and assessment of drug-
induced nephrotoxicity. Biomaterials,
155, 41–53.
23. Rodieux, F. et al. (2015) ‘Effect of
Kidney Function on Drug Kinetics and

JK Unila | Volume 7 | Nomor 1| Mei 2023|32

Anda mungkin juga menyukai