Oleh
Novizal Kharisma
NIM : E1A212060
Latar Belakang
kosmetik dan diolah menjadi biodiesel. Tanaman ini menjadi salah satu komoditas
kelapa sawit diakibatkan adanya serangan hama dan penyakit pada Tanaman
penanaman, hingga gudang penyimpanan selalu tidak luput dari gangguan hama,
kelapa sawit. Beberapa jamur yang dapat diisolasi dari tanaman bergejala bercak
Rhizoctonia sp. Bibit yang terinfeksi penyakit bercak daun akan menunjukkan
tanaman kelapa dan kelapa sawit, cendawan Curvularia sp. ini merupakan
penyebab penyakit utama yang menyerang pada stadium pembibitan yang sering
disebut dengan penyakit bercak daun Curvularia sp. Penyakit bercak daun yang
disebabkan oleh Curvularia sp. Dipembibitan kelapa sawit dapat mencapai 38%
ialah sanitasi daun terinfeksi dan aplikasi fungisida dengan bahan aktif mancozeb
2
dengan interval 7–10 hari (Utomo, 1987). Aplikasi fungisida dengan bahan aktif
mancozeb dalam waktu yang sangat lama akan menyebabkan resistensi Curvularia
terhadap fungisida ini (Susanto et all. 2013). Pengaruh negatif ini dapat dihindari
dengan menggunakan agensia hayati yang lebih ramah lingkungan yang dikenal
berlangsung dalam periode yang cukup panjang, relatif murah dan tidak
berbahaya bagi kehidupan. Salah satu agen pengendali hayati adalah mikroba
kekebalan tubuh tanaman dan membentuk hubungan mutualisik yang erat (Saenz,
et al., 2012).
tanah, namun untuk patogen di atas tanah (filosfer) masih belum banyak
dilakukan. Adanya ekologi yang berbeda antara rhizosfer dan filosfer diduga
penggunaan agens antagonis rhizosfer yang selama ini banyak digunakan dalam
Oleh karena itu dilakuksn eksplorasi agens antagonis filosfer dengan harapan
bahwa agens antagonis yang asli berasal dari filosfer tanaman yang di teliti
harus menggunakan agens antagonis rhizosfer yang harus beradaptasi lagi dengan
ekologi di filosfer.
basah dan kering patogen ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit bercak
coklat. Akan tetapi perbedaan iklim di lahan basah dan lahan kering yang berbeda
dari lahan basah dan lahan kering, dengan tujuan dapat dikendalikannya penyakit
Perumusan Masalah
Curvularia sp.
Tujuan Penelitian
Hipotesa Penelitian
Adanya perbedaan hasil uji daya hambat cendawan antagonis filosfer dari
perlakuan yang diberikan pada hasil eksplorasi pembibitan kelapa sawit dilahan
4
kering dan lahan basah dalam mengendalikan penyakit bercak daun Curvularia sp
secara in vitro.
Manfaat Penelitian
serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga
terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk
majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih
muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri
yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah
hingga umur 12 tahun. Setelah umurnya 12 tahun pelepah yang mengering akan
Akar
Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam
tanah dan respirasi tanaman. Selain itu, sebagai penyangga berdirinya tanaman
puluhan meter hingga tanaman berumur 25 tahun. Akar tanaman kelapa sawit
tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder, tertier dan
kuarter tumbuh sejajar dengan permukaan air tanah bahkan akar tertier dan kuarter
yang banyak mengandung zat hara. Di samping itu, tumbuh pula akar nafas yang
muncul di atas permukaan atau di dalam air tanah. Penyebaran akar terkonsentrasi
Batang
kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter 20-75 cm. Tanaman yang masih
muda, batangnya tidak terlihat karena tertutup oleh pelepah daun. Pertambahan
tinggi batang terlihat jelas setelah tanaman berumur 4 tahun. Tinggi batang
Pertumbuhan batang tergantung pada jenis tanaman, kesuburan lahan dan iklim
setempat.
Daun
Daun kelapa sawit mirip kelapa yaitu membentuk susunan daun majemuk,
bersirip genap dan bertulang sejajar. Daun muda yang masih kuncup berwarna
kuning pucat. Pada tanah yang subur, daun cepat membuka sehingga makin
respirasi. Daun kelapa sawit yang sehat dan segar berwarna hijau tua.
sangat pesat pada agribisnis kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit saat ini telah
perkebunan rakyat dan swasta. Pada tahun 2003, luas areal perkebunan rakyat
mencapai 1.827 ribu ha (34,9%), perkebunan negara seluas 645 ribu ha (12,3%)
dan perkebunan besar swasta seluas 2.765 ribu ha (52,8%). Ditinjau dari bentuk
3.645 ribu ton (37,12%), Perkebunan Besar Negara (PBN) sebesar 1.543 ribu ton
(15,7%) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) sebesar 4.627 ribu ton (47,13%).
perkebunan negara 3,14ton CPO/ha dan perkebunan swasta 3,58 ton CPO/ha
(Juliannoor, 2010)
handal oleh enam produsen benih dengan kapasitas 124 juta per tahun. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), PT. Socfin, PT. Lonsum, PT. Dami Mas, PT.
kapasitas 35 juta, 25 juta, 15 juta, 12 juta, 12 juta dan 25 juta. Permasalahan benih
palsu diyakini dapat teratasi melalui langkah-langkah sistematis dan strategis yang
telah disepakati secara nasional.Impor benih kelapa sawit harus dilakukan secara
pengolahan, industry pengolahan CPO telah berkembang dengan pesat. Saat ini
8
jumlah unit pengolahan di seluruh Indonesia mencapai 320 unit dengan kapasitas
olah 13,520 ton TBS per jam. Sedangkan industry pengolahan produk
terpasang baru sekitar 11 juta ton. Industry oleokimia Indonesia sampai tahun
2000 baru memproduksi oleokimia 10,8% dari produksi kimia (Juliannoor, 2010).
Ekspor maupun impor kelapa sawit di Kalimantan Selatan terbilang cukup tinggi.
Nilai impor Kalimantan Selatan pada bulan September 2012 mencapai US$407,11
juta atau naik 63,75% dibanding nilai impor bulan Agustus 2012 yang mencapai
US$248,62 juta. Kenaikan nilai impor yang besar inin terutama dikarenakan
kenaikan nilai impor dari kelompok bahan bakar mineral (HS 27) sebesar
US$159,03 juta dibanding bulan Agustus 2012. Dibandingkan dengan nilai impor
bulan September 2011 terjadi kenaikan sebesar 90,67% yang saat itu nilainya
2012).
adalah impor dari Malaysia dengan nilai US$163,29 juta dengan kenaikan
249,46% dibandingkan impor dari Negara ini pada bulan Agustus 2012 yang
Kalimantan Selatan adalah Korea Selatan dengan nilai mencapai US$82,86 juta
9
atau naik 6,16%. Sedangkan Singapore berada diurutan ketiga dengan nilai impor
impormengalami kenaikan cukup besar adalah impor dari Amerika Serikat sebesar
US$21,05 juta atau naik US$15,39 juta (272,27%) (Badan Pusat Statistik, 2012).
Filosfer
Istilah filosfer pertama kali diperkenalkan serempak oleh Last pada tahun
1955 dan Ruinen tahun 1956, yang menyebutkan bahwa adanya flora tak parasit
yang sangat berkembang di dekat akar hidup rizosfer, telah lama dikenal, tetapi
dan Bullera mendiami lingkungan ini, yaitu filosfer. Pengamatan ini menyarankan
keberadaan organisme khas yang terkondisi pada sekitar permukaan daun, dan
Tumbuhan didiami oleh mikroba baik di bagian bawah maupun atas tanah.
Filosfer terdiri atas bagian aerial tumbuhan yang didominasi oleh daun. Bagian
aktinomiset), khamir, dan cendawan. Sedikit jenis mikrob yang dapat diisolasi
permukaan tumbuhan sehat. Habitat aerial yang dikolonisasi oleh mikrob ini
disebut filosfer dan tempat melekatnya mikrob disebut epifit. Beberapa penelitian
mengkaji kolonisasi pada tunas dan bunga, tetapi penelitian mikrob filosfer
difokuskan pada daun yang merupakan struktur aerial dominan pada tumbuhan
pada rizosfer. Semua ruas permukaan daun merupakan suatu lapisan pembatas
udara yang mudah rusak yang ketebalannya tidak lebih dari beberapa milimeter.
Oleh karena itu, filoplan merupakan lingkungan yang dinamis dengan peubah
lingkungan tak berdaur ataupun tak berdaur. Termasuk di dalamnya adalah suhu,
keragaman mendasar dapat terjadi dalam kisaran waktu dan ruang, bahkan pada
daun muda dan penyakit bercak daun yang sangat sering dijumpai di pembibitan.
Penyakit daun bibit muda yang sering disebut juga dengan antraknos bibit adalah
nama kolektif dari beberapa penyakit pada daun bibit muda , yang paling sedikit
disebabkan oleh tiga macam jamur, penyakit terutama tumbuh pada bibit muda
disebabkan oleh beberapa macam jamur ini umum terdapat di pembibitan utama
11
penyakit bercak daun yang paling terkenal adalah bercak daun yang diakibatkan
Curvularia sp
Cochliobolus sp. merupakan patogen bagi berbagai tanaman di daerah tropik dan
sangat luas dan dapat ditemukan di berbagai belahan dunia. Cendawan ini juga
(endophthalmitis) pada mata setelah terjadi trauma pada mata (Alex et al. 2013).
al. 1996). Salah satu patogen terbawa benih kakao hibrida ialah C. geniculata
(Soesanto et al. 2012). Di Timur Tengah, Curvularia juga menyerang buah kurma
(Atia 2011).
12
Morfologi
memiliki ciri miselium berwarna putih kecoklatan dan pada bagian awal peletakan
miselium berwarna putih pada media biakan, konidiofor berwarna cokelat gelap,
Konidia silendris, berwarna cokelat gelap, memiliki 4 sel, 2 sel pada bagian
tengah besar dengan hilum basal, sporanya besar sehingga sangat terlihat jelas
Gejala Serangan
yang belum membuka atau dua daun termuda yang sudah membuka. Gejala
pertama adalah adanya bercak bulat kecil berwarna kuning tembus cahaya, yang
dapat dilihat di kedua permukaan daun. Bercak membesar, bentuknya tetap bulat,
warnanya sedikit demi sedikit berubah menjadi cokelat muda, dan pusat bercak
tampak mengendap (melekuk). Warna bercak menjadi cokelat tua, dan pada
Pada infeksi yang berat daun yang paling tua mengering, mengeriting, dan
menjadi rapuh. Namun pada daun yang mengering ini bercak-bercak Curvularia
tetap terlihat jelas sebagai berkas cokelat tua di atas jaringan yang berwarna
1. Nutrisi makanan
Kebutuhan cendawan akan karbohidrat lebih besar dari pada nutrisi lainnya,
memanfaatkan suplai cadangan protein, karbohidrat dan lemak yang sudah ada
dari awal. Pada umumnya cendawan mampu untuk merombak karbohidrat dan
lebih mudah untuk asimilasi (Butler &Jones, 1995 dalam Pratomo, 2012).
2. Suhu
aktifitas enzim dan aktifitas kimia (Moore-Landecker, 1972). Dua hal yang
umum berlaku mengenai pengaruh suhu, yaitu (1) kisaran suhu untuk
untuk pertumbuhan, dan (2) suhu optimum untuk pertumbuhan satu macam
spora mungkin berlainan dari suhu optimum untuk produksi bentuk spora yang
lain serta untuk pertumbuhan satu jenis cendawan (Hadi, 1989 dalam Pratomo,
2012).
14
3. Kelembaban
4. Oksigen
Sebagian besar jenis cendawan adalah aerobik, sedang sebagian yang lain
adalah anaerobik. Cendawan aerobik tidak akan dapat berkembang bila tidak
atau mungkin juga terlalu banyak CO2 (Hadi, 1989 dalam Pratomo, 2012).
5. Derajat kemasaman
dan pH 6. Akan tetapi cendawan masih mampu tumbuh dengan 8 baik pada
selang yang lebih luas, dari sekitar pH 3 sampai pH 8. (Barnett dan Hunter,
1997) Lahan basah adalah wilayah rawa, lahan gambut, dan air, baik alami
15
maupun buatan, bersifat tetap atau sementara, berair ladung atau mengalir yang
bersifat tawar, payau, atau asin, mencakup wilayah air marin yang didalamnya
fisik dasar menjadi 30 kategori lahan basah alami dan 9 kategori lahan basah
buatan. Ketigapuluh kategori lahan basah alami dipilahkan lebih lanjut menjadi 13
kategori berair asin dan 17 kategori berair tawar. Lahan basah buatan mencakup
waduk, lahan sawah, jejaring irigasi, dan lahan akuakultur (perkolaman tawar dan
banjir, rawa air tawar, danau, lahan gambut, dan hutan rawa (Dugan, 1990 dalam
Notohadiprawiro, 1997).
tanahdengan curah hujan terbatas. Ditandai dengan rendahnya curah hujan yang
berkisar antara 100-600 mm/tahun, tidak menentu dan sangat tidak konsisten. Ciri
utama dari kekeringan adalah rendahnya persediaan antara curah hujan tahunan
dan evapotranspirasi. Curah hujan yang rendah, tidak dapat diandalkan dan
sebagian besar curah hujan yang akan hilang dalam penguapan (Muku, 2002).
16
Laut dengan batas batas : sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tambang
Ulang, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Batu Ampar, sebelah barat
3o83’ Lintang Selatan. Luas wilayah Kecamatan Bajuin sebesar 196,30 km2, atau
sebesar 5,4 persen dari total luas Tanah Laut dengan ketinggian 25 meter di atas
desa. Desa yang luas daerahnya paling besar yaitu desa Tanjung dengan luas
80,00 km2 dan desa yang paling kecil yaitu desa Kunyit dengan luas 4,00 km2.
Suhu udara di suatu tempat dapat ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat
tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Suhu udara rata-rata di
keadaan geografi, dan pertemuan arus udara. Pada tahun 2015, curah hujan di
Kecamatan Bajuin rata-rata tercatat 199,6 mm dan hari hujan sebanyak 12 hari
di kecamatan ini juga terletak ibukota kabupaten Barito Kuala yaitu Marabahan.
03o18’0’’ lintang selatan dan pada 114 o40’50’’ – 114o40’0’’ bujur timur.
dengan curah hujan cukup. Dimana selama tahun 2015 rata-rata curah hujan 183,4
mm yang terjadi pada rata-rata 10 hari hujan. Bulan dengan curah hujan tertinggi
adalah bulan Januari yaitu 615,1 mm dengan jumlah hari hujan selama 26 hari.
tidak ada hujan sama sekali pada bulan itu (BPS, 2016).
BAHAN DAN METODE
Bahan
sebagai sumber penyakit yang akan di uji daya hambat secara in vitro
Bibit kelapa sawit yang sehat diantara tanaman yang sakit yang akan di
isolasi bagian pangkal batang sampai dengan daun untuk mencari agens antagonis
Curvularia sp
Alat
Laminar air flow sebagai tempat mengisolasi tanaman sakit dan tanaman
sehat.
Lampu Bunsen untuk mensterilkan alat yang digunakan pada saat isolasi
maupun pemurnian.
Cling warp sebagai alat pembungkus cawan petri dan mulut botol tempat
media.
Cock borer untuk memindahkan isolate dari satu cawan ke cawan yang
lain.
Jarum ent berfungsi sebagai pemindah cendawan dari satu petri ke petri
lain
Tabung reaksi sebagai wadah untuk mengisolasi agens antagonis dari daun
Metode Penelitian
S1 = 200 C
S2 = 300 C
S3 = 400 C
20
P1 = pH 4
P2 = pH 5
P3 = pH 6
Kombinasi dari perlakuan suhu dan pH dapat dilihat ditabel berikut ini :
jumlah semua total percobaan adalah 27 satuan percobaan. Hasil dari pengamatan
akan diuji homogenitasnya dengan uji barlet, jika tidak homogen maka dilakukan
Pelaksanaan Penelitian
sebagai berikut :
tempat diambil tiga sampel tanaman sehat diantara tanaman yang terserang
primer yaitu suhu di pembibitan dan juga data sekunder sebagai pendukung ,
pengambilan sampel
dalam tabung reaksi yang berisi air steril lalu di shaker selama 15 menit
b. Isolasi pathogen
mencakup bagian yang bergejala dan bagian yang sehat lalu di celupkan
22
ke dalam alcohol 70% dan dibilas dengan cara mencelupkan ke dalam air
semua sisa air bilasan terserap oleh kertas saring. Selanjutnya potongan
pathogen.
3. Pemurnian
ambil satu persatu dan dipisahkan di media PDA yang lain untuk
dikembangbiakkan lagi.
pemurniaan. Factor yang diamati adalah kecepatan tumbuh dan ketebalan hifa.
Dalam waktu satu minggu diamati kedua factor tersebut, selanjutnya diambil
berlangsung. Isolate yang di perbanyak adalah hasil seleksi untuk uji daya
hambat.
media PDA, dimana diameter cawan akan dibagi mejadi 3 bagian masing-
masing 3 cm (Gambar. 1). Pada umur 7 hari setelah dimurnikan patogen dan
isolate diletakkan sesuai garis yang telah dibuat. Kemudian diinkubasi pada
suhu ruang. Selanjutnya diamati setiap hari pertumbuhan tiap isolat sampai
menggunakan rumus:
P = (R1-R2) X 100%
R2
Keterangan :
P = Persentase hambatan
antagonis
Selanjutnya hasil dari uji daya hambat, diambil1isolat pada tiap kabupaten
P R2 A
3cm 3cm 3cm
R1
Keterangan :
P = patogen
A = Agens antagonis
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Daerah Kecamatan Bajuin 2016. Bajuin
dalam angka. BPS Kalimantan Selatan
Muku, O.M. 2002. Pengaruh Jarak Tanam Antar Barisan dan Macam Pupuk
OrganikTerhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah
(Allium ascalonicumL.) di Lahan Kering. Tesis. Universitas Udayana
Denpasar.
Salleh B, Safinat A, Julia L, Teo CH. 1996. Brown spot caused by Curvularia
spp., a new disease of asparagus.Biotropia. 9:26–37.
Turner, P. D. 1981. Oil Palm Diseases and Disorders. Oxford Univ. press, Kuala
Lumpur, 280 p.
Utomo C. 1987. Penyakit daun pada bibitan kelapa sawit di Sumatera Utara. Bul
Perkebunan. 18(2):83–88
Watanabe T. 2002. Pictorial Atlas of Soil and Seed Fungi.Ed ke-2. Londong
(BR): CRC Pr.
27