Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KEGIATAN TUTORIAL

PEMURNIAN DENGAN METODE DESTILASI DAN PENENTUAN CARRS’ INDEX

Tanggal Praktikum : 21 September 2023

Golongan/Kelompok : Gol U / kelompok F

Nama anggota :

Anisa Azkya 2443022205

Andira Cahya Pramesti 2443022237

Lidya Dwi Septianingrum 2443022238

Oswald Arsen Rambung 2443022244

Nahdiatul Abdulrahman 2443022246

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

2023
Konsep Teoritis

Hasil sintesis senyawa organic baik berupa padatan maupun cairan yang diperoleh
pada akhir reaksi biasanya masih bercampur dengan pengotor yang terjadi atau ikut
serta selama reaksi berlangsung. Oleh karena itu, pemurnian hasil sintesis harus
dilakukan karena pengotor sangat berpengaruh terhadap kemurnian senyawa dan
berpengaruh pula pada sifat fisika, kimia dan khasiat fisiologis senyawa hasil sintesis
tersebut. Salah satu cara pemurnian untuk bahan cair adalah dengan distilasi.
Distilasi adalah suatu proses pemurnian cairan senyawa organik,dengan cara
menguapkan cairan kemudian mendinginkan kembali uap tersebut melalui sebuah
pendingin (kondensor) dan menampung kembali cairan hasil kondensasi (destilat).
Tujuan dari distilasi adalah :
1. Untuk memisahkan campuran cairan yang mempunyai titik didh yang berbeda.
2. Memurnikan cairan dari pengotornya.
Berdasarkan proses dan teknik pemisahannya, distilasi terbagi kedalam beberapa
macam, salah satunya adalah distilasi sederhana. Distilasi sederhana dapat digunakan
untuk memisahkan antara zat cair dengan kotoran yang tidak mudah menguap,dan
dapat juga digunakan untuk memisahkan campuran dua atau lebih zat cair dengan
syarat perbedaan titik didih zat cair lebih besar dari 20-30°C.
Setelah dilakukan pemurnian, hasil sintesis perlu dilakukan uji kemurnian untuk
membuktikan bahwa hasil yang diperoleh murni atau belum. Pengujian kemurnian
dapat dilakukan dengan beberapa teknik salah satunya adalah dengan uji tetapan fisika
hasil sintesis dengan titik didih. Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan
sama dengan tekanan udara di atmosfer. Oleh karena itu, titik didih bergantung pada
tekanan di permukaan. Jika suatu cairan diletakkan dalam bejana tertutup dan hampa
udara, maka gerakan molekul cairan tersebut akan konstan dan sebagian akan berubah
menjadi uap. Jika tekanan uap kurang dari tekanan udara luar, uap hanya terbentuk
dari permukaan cairan. Tetapi ketika tekanan uap cairan sama dengan tekanan udara di
atmosfer, maka penguapan akan terjadi di seluruh bagian cairan dan uap yang
terbentuk dapat naik dan pecah di permukaan. Hal inilah yang disebut mendidih. Titik
didih dapat digunakan untuk identifikasi atau memisahkan senyawa yang murni.
Caranya dapat dengan mengamati suhu pada saat distilasi akhir senyawa hasil sintesis
atau dengan cara mikro.
Hasil sintesis bentuk cair ini dapat ditentukan kemurniannya dengan mengukur
indeks biasnya. Dasar teorinya adalah pembiasan sinar dari udara yang memasuki
suatu cairan. Dimana cahaya ketika melalui media yang berbeda maka kecepatan dan
arahnya juga berbeda. Perbedaan sudut datang dan pergi sinar ini disebut pembiasan.
Cara Kerja :
1. Menyiapkan dan merangkai alat distilasi sederhana
2. Mengukur sampel cairan orange sebanyak 25 ml menggunakan gelas ukur, dan
menyiapkan 1-2 batu didih agar pemanasannya dapat merata.
3. Masukan cairan orange dan batu didih ke dalam labu ditilasi yang sudah di masukan
ke dalan kaleng berisi air, kemudian api di nyalakan.
4. Menanpung distilat kedalam botol coklat 30 cc yang sudah di tara.
5. Mencatat suhu dari mulai menetes hingga cairan di dalam labu hampir habis.
6. Menghitung berat distilat lalu mengkonversikan menjadi volume etanol.
7. Memeriksa indeks bias distilat menggunakan alat Refraktometer Abbe.
8. Memberi label keterangan pada botol.

Skema Kerja :
Pembahasan :
Destilasi adalah proses pemurnian yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen
cairan berdasarkan perbedaan titik didih mereka. Destilasi bertujuan untuk memisahkan
campuran cairan menjadi komponen-komponennya yang lebih murni. Pada praktek kali ini,
kami menggunakan metode destilasi sebagai cara untuk memurnikan alkohol yang telah
sengaja dikotori dengan pengotor. Pengotor disini adalah zat Orange II dengan konsentrasi
rendah. Hasil yang kami dapat adalah alkohol murni dengan berat sebesar 18 gram. Berat ini
didapat setelah melakukan destilasi sebagai pemurnian pada 25ml alkohol yang diberi
pengotor. Secara teoritis, alkohol memiliki titik didih 78,5 derajat dan densitas sebesar 0,789
g/m3. Pada pemurnian tersebut, saat diamati pada tetes pertama jatuh pada suhu 65 derajat
dan konstan pada suhu 75 derajat. Dugaan kami, titik didih yang hanya mencapai 75 derajat
tersebut dikarenakan alkohol tidak murni atau mengandung pengotor sehingga titik didih
tidak mencapai angka pada teoritisnya. Sedangkan untuk hasil yang didapat sebanyak 18
gram jika dikonversikan ke ml akan menjadi 22,81ml yang artinya tidak keseluruhan 25 ml
pada proses tersebut menjadi alkohol murni. Dugaan kami sekitar 2,19ml tersebut adalah
pengotor yaitu orange II. Untuk indeks bias alkohol murni pada pustaka, tertera 1,361 pada
suhu 20 derajat. Sedangkan yang kami amati dari hasil alkohol yang telat didestilasi adalah
1,3330 pada suhu 28 derajat. Dimana jika dikonversi ke suhu 20 maka menjadi 1,3366.
Dugaan kami terkait mengapa tidak sama dengan pustaka adalah alkohol tersebut tidak terlalu
bagus zatnya sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan pada indeks bias praktek dan
pustaka.

Kesimpulan:
- Destilasi digunakan untuk memurnikan senyawa dengan cara memisahkan komponen
berdasarkan perbedaan titik didih
- Dari hasil pengamatan didapatkan alkohol yang telah di distilasi adalah 1,3330 pada
suhu 28 derajat.
- Carr’s index adalah parameter yang digunakan untuk mengevaluasi sifat alir dari
suatu bahan.
- Nilai carr’s index yang di dapat di pustaka dan hasil dari praktikum berbeda,kami
menduga bahwa zat yang di gunakan tidak terlalu bagus dan proses distilasi yang
kurang tepat.

Anda mungkin juga menyukai