Anda di halaman 1dari 3

PORTOFOLIO

NAMA : ROKHILAH RIZQIL ULLA

NIM : P1337420920159

STASE : KEPERAWATAN ANAK

HARI/
TINDAKAN
TANGGAL/ ANALISA HASIL EBNP REKOMENDASI TTD
KEPERAWATAN
JAM
Jumat, 16 April Melakukan terapi Berdasar Roziqin (2017), menggunakan metode quasy Penilaian kognitif dan
2021 bermain uno stacko eksperimen dengan jumlah responden 36 orang dibagi kelompok motorik melalui
dalam pada anak usia kontrol dan perlakuan. Hasil menunjukkan peningkatan fungsi kognitif instrumen KPSP dapat
pra sekolah (7-10 setelah diberikan intervensi permainan uno stacko pada kelompok meningkat melalui
tahun) perlakuan yang paling tinggi terdapat pada aspek orientasi dengan rata- terapi bermain uno
rata kenaikan sebesar 2.5, sedangkan pada kelompok kontrol tidak stacko sehingga
terdapat kenaikan yang signifikan. Hasil Penelitian ini menunjukkan disarankan perawat
peningkatan fungsi kognitif pada kelompok perlakuan pada aspek memiliki waktu dan
perhatian dan kalkulasi dengan rata-rata kenaikan sebesar 0.6 permainan yang unik
sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat kenaikan yang dalam mengurangi
signifikan. Hasil Penelitian ini menunjukkan peningkatan fungsi kecemasan
kognitif pada kelompok perlakuan pada aspek mengingat dengan rata-
rata kenaikan sebesar 0.3,sedangkan pada kelompok kontrol tidak
terdapat kenaikan yang signifikan. Hasil Penelitian ini menunjukkan
peningkatan fungsi kognitif pada kelompok perlakuan pada aspek
bahasa dengan rata-rata kenaikan sebesar 0.4, sedangkan pada
kelompok kontrol tidak terdapat kenaikan yang signifikan.
Perbandingan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
menunjukkan bahwa pada saat posttest setelah dilakukan intervensi
permainan uno stacko menghasilkan nilai p = 0,000 dengan simpulan
permainan uno stacko terhadap peningkatan fungsi kognitif.
Pada rentang usia 3 sampai 6 tahun, anak mulai memasuki masa
prasekolah yang merupakan masa persiapan untuk memasuki
pendidikan formal yang sebenarnya di sekolah dasar. Menurut
Montesori (Susanto 2011:49) bahwa “masa ini ditandai dengan masa
peka terhadap segala stimulasi yang diterimanya melalui pancaindra”.
Masa peka memiliki arti penting bagi perkembangan setiap anak, itu
artinya bahwa apabila orang tua mengetahui anaknya telah memasuki
masa peka dan mereka segera memberi stimulasi yang tepat, maka
mempercepat penguasaan tugas- tugas perkembangan pada usiannya
Piaget (Susanto 2011:49) berpendapat bahwa “anak pada rentang usia
5-6 tahun, masuk dalam perkembangan berpikir pra-operasional
kongkret”.Pada saat ini sifat egosentris pada anak semakin nyata,
pikiran anak anak sudah dapat bekerja secara aktif semenjak anak
dilahirkan.Hari demi hari pemikirannya berkembang sejalan dengan
pertumbuhannya, misalnya dalam hal-hal berkaitan dengan belajar
tentang orang lain, belajar tentang sesuatu, belajar keterampilan baru,
mendapatkan kenangan yang indah, mendapatkan pengalaman baru.
Jika anak berkembang pikirannya dengan cepat dan baik, maka anak
akan menjadi lebih kognitif. Anak akan berkembang lebih optimal
dalam kehidupan sejalan dengan tumbuh kembang anak yang
bersangkutan. Dalam segala aktivitasnya, anak ini juga dapat
beraktivitas dengan baik dan optimal (Yuhasriati & Wahyuni, 2016).
Alimul (2012) menyatakan permainan yang cocok untuk anak
usia prasekolah adalah permainan yang dapat mengembangkan
kemampuan menyamakan dan membedakan koordinasi motorik kasar
dan halus dalam mengontrol emosi dan menurut Wong (2012) jenis
permainan yang cocok untuk anak usia prasekolah diantaranya bermain
bahasa. Adapun tujuan anak bermain di rumah sakit yaitu, mengurangi
perasaan takut, cemas, sedih, tegang, dan nyeri (Supartini, 2012).
Permainan yang memiliki nilai terapeutik didasari oleh pandangan
bahwa bermain bagi anak merupakan aktivitas yang sehat dan
diperlukan untuk kelangsungan tumbuh kembang anak. Pada saat
menjalani hospitalisasi aktivitas bermain yang terapeutik
memungkinkan anak untuk mengekspresikan perasaan termasuk
kecemasan, ketakutan dan perasaan kehilangan kontrol. Dengan
demikian kegiatan bermain harus menjadi bagian integral dari
pelayanan kesehatan anak di rumah sakit (Kaluas, Rina, & Kundre,
2015).

Referensi
Kaluas, I., Rina, A. Y. I., & Kundre, M. (2015). Perbedaan terapi bermain puzzle dan bercerita terhadap kecemasan anak usia prasekolah (3-5
tahun) selama hospitalisasi di ruang anak RS TK. III. R. W. Mongisidi Manado. Ejournal Keperawatan (e-Kp), 3(2).
Roziqin, M. (2017). Pengaruh permainan uno stacko terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia di Griya Usila Santo Yosef Surabaya.
Universitas Airlangga.
Yuhasriati, & Wahyuni, D. (2016). Mengembangkan kemampuan kognitif anak melalui bermain rancang bangun balok di paud IT Al Fatih Kota
Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai