Anda di halaman 1dari 8

QBD 2 NOMOR 2

FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI TERJADINYA NYERI ULU


HATI
Disusun sebagai salah satu tugas modul gastrointestinal

Oleh: NOVTA SILFIA PABALIK


201870024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PAPUA
SORONG
2020
1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................... 1

KASUS............................................................................................................. 1

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 3

BAB 2 PEBAHASAN...................................................................................... 4

2.1 Protein Penyusun Kulit........................................................................ 4

2.2 Pengaruh Usia Terhadap Kulit............................................................ 5

2.3 Pengaruh Usia Terhadap Rambut........................................................ 5

BAB 3 KESIMPULAN.................................................................................... 6

REFERENSI..................................................................................................... 7

KASUS

Tn. D, 50 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan nyeri uluhati perut sejak 1
minggu yang lalu. Pasien bekerja sebagai supir taksi dan memiliki kebiasaan
mengkonsumsi jamu pegal linu sejak 1 tahun terakhir. Terdapat riwayat buang air besar
berwarna hitam, tetapi bila konsumsi jamu pegal linu dihentikan buang air besar normal
kembali, nafsu makan berkurang, nyeri perut setelah makan, dan sering terbangun
malam hari karena nyeri di ulu hati perut. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
konjungtiva pucat dan nyeri tekan epigastrium (+).
2

BAB 1

PENDAHULUAN

Sistem pencernaan berperan dalam menstransef nutrien, air, dan elektrolit dari
lingkungan eksternal ke lingkungan internal agar homeostasis tubuh dapat terjadi.

BAB 2

PEMBAHASAN

BAB 3

KESIMPULAN

REFERENSI
3

BAB 1
PENDAHULUAN
Kulit atau integumen (integere berarti "menutupi") merupakan organ terbesar
tubuh yang berperan sebagai pertahanan eksternal dan membungkus bagian luar tubuh,
fungsi dari kulit antara lain sebagai protektif, sensorik, termoregulatorik, metabolik, dan
sinyal seksual. Kulit terdiri atas epidermis yang merupakan lapisan epitel dan berasal
dari ektoderm, dermis yaitu suatu lapisan jaringan ikat yang berasal dari mesoderm, dan
subkutan atau hipodermis aitu jaringan ikat longgar yang dapat mengandung bantalan
adiposit. Epidermis terutama terdiri atas epitel berlapis gepeng berkeratin yang disebut
keratinosit yang terdiri dari beberapa lapis, yakni stratum korneum, stratum lusidum,
stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basalis. Dermis merupakan lapisan
jaringan ikat, fungsinyayaitu menunjang epidermis dan mengikatnya pada jaringan
subkutan (hipodermis) yang terdiri dari lapisan papilar dan lapisan retikular.1,2

Seiring bertambahnya usia akan terjadi perubahan baik pada rambut maupun kulit,
hal ini merupakan proses fisiologis yang tidak dapat dihindari yang di sebabkan oleh
perubahan morfologi atau struktur kulit pada epidermis dan lapisan dermis yang
berhubungan dengan menurunnya sintesis protein pada kulit, selain itu diakibatkan juga
karena memenipisnya jaringan lemak subkutan termasuk.3
4

BAB 2

PEMBAHASAN

Penuaan kulit dapat terjadi akibat faktor ekstrinsik terutama yaitu sinar UV, dan
faktor intrinsik yang penyebab utamanya terjadi akibat usia. Bertambahnya usia akan
menyebabkan penuaan kulit, hal ini merupakan faktor intrinsik penyebab terjadinya
penuaan pada kulit dan rambut. Proses terjadinya perubahan pada kulit akibat usia
antara lain penurunan kemampuan proliferasi dari sel-sel kulit, penurunan sintesis
matriks ekstraseluler kulit, dan peningkatan aktivitas enzim yang mendegradasi kolagen
di lapisan dermis.3

2.1 Protein Penyusun Kulit

Kulit memiliki sifat yang lentur, elastis, dan eksentabilitasnya di sebabkan oleh
protein-protein dan matriks seluler yang ada pada kulit. Protein utama penyusun kulit
antara lain keratin, kolagen, proteoglikan, dan elastin

a. Kolagen

Kolagen merupakan protein fibrosa yang memiliki jumlah terbanyak dengan


struktur berbentuk triple helix, pada kulit terutama tersusun oleh kolagen tipe I yang
berfungsi guna membentuk struktur serta berfungsi sebagai proteksi, kolagen pada
awalnya disintesis sebagai sebuah polipeptida prekursor besar, yakni prokolagen, pada
kulit prokolagen akan menyebabkan sifat kekuatan pada kulit, peningkatan kolagen
secara berlebihan akan menyebabkan kullit menjadi kaku. Selain itu terdapat juga
keratin yang akan membentuk jalinan bersama dengan kolagen menybabkan kulit
memperoleh kekuatan dan kelenturannya.4

b. Elastin

Elstin merupakan protein jaringan ikat perannya atas sifat ekstensibilitas (daya
regang) dan kelenturan pada jaringan dalam hal ini kulit.4

c. Proteoglikan
5

Proteoglikan merupakan bahan pembungkus jaringan ikat, Senyawa berfungsi


untuk menahan banyak air.4

d. Keratin

Keratin berasal dari sel epidermis yang paling banyak yaitu keratinosit, yang,
ketika mati, sel-sel keratinosit membentuk lapisan luar berkeratin yang berguna sebagai
protektif.1

2.2 Pengaruh Usia Terhadap Kulit

Usia merupakan faktor intrinsik yang paling utama menyebabkan penuaan pada
kulit, seiring berjalannya usia kulit akan mengalami penipisan yang terjadi pada lapisan
basal, hilangnya elastisitas kulit, kulit akan mengalami kekenduran, dan mudah rapuh
akibat sel-sel kulit yang mengalami penurunan jumlah seiring bertambahnya usia
disebabkan karena ploriferasi sel di lapisan basal berkurang, akibatnya lapisan
epidermis menjadi lebih tipis dan area kontak antara epidermis dan dermis pun
berkurang yang beradampak pada pertukaran nutrisi berkurang yang akan menyebabkan
kemampuan ploriferasi dari sel basal juga akan berkurang.3,4,5

2.3 Pengaruh usia terhadap Rambut

Rambut terdiri dari struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel
epidermis yaitu folikel rambut pada rambut baik itu warna, ukuran, dan tekstur rambut
bervariasi dipengaruhi oleh usia, latar belakang genetik dan bagian tubuh. Rambut
terdapat di hampir semua kulit kecuali pada telapak tangan, telapak kaki, bibir, glans
penis, klitoris, dan labia minora. Selain terdiri dari keratin di rambut juga terdapat
melanosit tepatnya di bagian bulbus rambut mentransfer granul melanin ke dalam sel
epitel yang kemudian akan berdiferensiasi membentuk rambut.

Seiring bertambahnya usia rambut akan mengalami perubahan warna, misalkan


pad kulit kepala akan terjadi perubahan warna mulai dari pelipis yang akan meluas,
perubahan warna ini di sebabkan oleh pigmen melanin yang di hasilkan oleh sel
melanosit akan semakin berkurang yang menyebabkan perubahan warna pada rambut.2,6
6

BAB 3

KESIMPULAN

Usia merupakan faktor intrinsik yang sangat mempengaruhi kulit dan rambut, hal
ini di sebabkan karena seiring bertambahan usia maka sel-sel seperti keratinosit dan
melanosit pada rambut, serta sel-sel fibroblast, keratinosit,dan melanosit pada kulit akan
mengalami penurunan populasi akibat ploriferasi dari sel-sel yang semakin berkurang
yang akan menyebabkan rambut terutama pada bagian kulit kepala menjadi putih, serta
kulit dapat mengalami penipisan, hilangnya elastisitas kulit, kekenduran, dan mudah
rapuh.
7

REFERENSI

1. Sherwood L. Introduction to human physiology. Edisi 8. Australia: Cengange


Learning; 2013. Hal 472

2. Mescher AL. Junqueira’s basic histology text and atlas. Edisi 13.New York: Mc
Graw Hill; 2013. Hal 364

3. Ahmad Z, Damayanti. Penuaan kulit: Patofisiologi dan manifestasi klinis. Berkala


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Desember 2018. 30 (3). Available from: https//e-
journal.unair.ac.id

4. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Harper’s illustrated biochemistry. 27th ed.
New York: Mc Graw Hill. 2006

5. Levakov AF, Djolai MA, Vuckovic N, Kacanski MM. Age related skin changes.
Medicinski pregled.2014. DOI: 10.2298/MPNS1206191

6. Turner GA. Hair and ageing. ResearchGate. Juni 2013. DOI:


10.13140/2.1.4321.0881

Anda mungkin juga menyukai