Anda di halaman 1dari 12

METODE BELAJAR

MAKALAH TUTORIAL SEVEN JUMPS

Dosen Pembimbing
Drg Tuti Alawiyah, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 4 (A)

1. Celine Keisha Prawiro (2023-11-016)


2. Diana Febriyanti (2023-11-017)
3. Suci Anisa Khairani (2023-11-018)
4. Legina Alifah Mawardi (2023-11-019)
5. Ocsa Tri Indrani (2023-11-020)
6. Muhammad Fauzan Fachrudin (2023-11-021)

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, semoga makalah
ini bisa berguna dan menjadi salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dalam mencari
informasi yang akan digunakan pembaca. Adapun tema dari makalah ini adalah “Metode
Belajar Tutor dan Seven Jump ”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen mata
kuliah Metode Belajar yang telah memberi tugas terhadap kami, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan segala bentuk saran, masukan bahkan kritik yang membangun dari teman
maupun dosen, demi makalah yang mendekati sempurna.

Jakarta, 30 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3
BAB I ................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat ........................................................................................................................ 5
BAB II .............................................................................................................................. 6
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 6
2.1 Landasan Teori .............................................................................................................. 6
2.2 Feedback ....................................................................................................................... 6
2.3 Persepsi ......................................................................................................................... 8
2.4 Problem Based Learning .............................................................................................. 8
2.5 Kasus Penelitian Seven Jumps ..................................................................................... 9
2.6 Kelebihan Problem Based Learning ................................................................................ 9
2.7 Kekurangan Problem Based Learning ....................................................................... 10
2.8 Tujuan Problem Based Learning ............................................................................... 10
BAB III ........................................................................................................................... 11
PENUTUP ...................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 11
3.2 Saran .......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring berkembangnya teknologi sangat pesat yang mengharuskan lulusan


pendidikan dapat berkompetisi secara global maka Pemerintahan Ditjen Dikti
Depdiknas mengembangkan kurikulum yang in-line dengan visi dan aksi pendidikan
tinggi di abad XXI menurut UNESCO, dengan melakukan perubahan konsep dari
kurikulum berbasiss isi (Keputusan Mendikbud No. 56/ U/ 1994) didasarkan pada
masalah internal pendidikan tinggi menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
yang tercantum dalam Kepmendiknas No. 232/ U/ 2000 dan NO. 045/U /2002
berbeda latar belakangnya, yaitu lebih banyak didorong oleh masalah-masalah global
atau eksternal.

PBL adalah suatu metode pembelajaran di mana peserta didik sejak awal
dihadapkan pada suatu masalah, baik isi proses pembelajaran sangat ditekankan
dalam PBL. Small Group Discussion (SGD) adalah diskusi kelompok kecil (tutorial)
yang merupakan inti dari PBL. Kehidupan PBL bertumpu pada proses tutorial. Ada
tahapan-tahapan untuk melakukan diskusi, ada 7 langkah mulai dari fokus kasus
sampai pemecahan masalah yang biasa disebut seven jumps (Achmadi,dkk.2010).

Manfaat dari pelaksanaan PBL mengembangkan skill seperti critical thinking


skill, self-directed e-lerning, clinical reasoning skill, problem solving skill yang
nantinya akan berguna dimasa yang akan datang (Zulharman, 2007).

Mahasiswa harus memahami apa yang dimaksud dengan seven jumps, manfaat
dan langkah-langkahnya serta bagaimana mensukseskannya agar dapat berjalan
dengan baik. Dalam tutorial mahasiswa harus memiliki kecakapan tertentu yaitu
kerjasama dalam kelompok, kerjasama antar mahasiswa diluar diskusi kelompok,
memimpin kelompok, mendengarkan pendapat anggota kelompok yang lain mencatat
hal-hal yang didiskusikan, menghargai pendapat atau pandangan teman, bersikap
kritis terhadap literatur, belajar mandiri, mampu menggunakan sumber belajar secara
aktif dan keterampilan presentasi (Harsono, 2006).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Khan (2015) ” The faculty needed
hands-on PBL training for its successful application and the students required
training to get maximum benefit from the PBL curriculum” yaitu suatu fakultas yang
menerapkan PBL membutuhkan suatu pelatihan untuk keberhasilan penerapan
tersebut dan mahasiswa juga membutuhkan pengetahuan agar mereka mendapatkan
manfaat dari penerapan kurikulum PBL.

Penelitian tersebut dominanya adalah pengetahuan tentang PBL, yang dimana


dalam PBL tersebut terdapat penerapan seven jumps yang harus diketahui oleh
mahasiswa. Sehingga dalam proses pembelajaran tutorial dapat berjalan dengan baik.
Dalam penelitian tersebut juga dijelaskan bahwa dalam suatu fakultas harus memiliki
pengetahuan dasar teoritis tentang PBL. Jika tidak adanya pengetahuan dasar tentang
PBL maka penerapan seven jumps yang dilakukan tidak baik. Sehingga akan
menimbulkan tidak adanya komunikasi antar mahasiswa, mahasiswa tidak dapat
memberikan hasil diskusi yang dicapai, kurangnya keterampilan komunikasi antar
mahasiswa atau kerjasama yang kurang ( Khan, 2015).

Penerapan Seven Jumps, banyak dari mahasiswa mengatakan sudah tahu


tentang seven jumps tapi belum bisa menerapkan dalam tutorial karena belum paham
dengan penerapan seven jumps tersebut. Dalam penerapan seven jumps kadang
mahasiswa masih dibantu oleh tutor dalam memandu tutorial, karena dalam
penerapan seven jumps kadang mahasiswa tertukar antara step yang satu dengan yang
lain.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Apakah pengertian dan pemahaman dari metode belajar tutorial seven
jumps?
2. Bagaimana gambaran persepsi mahasiswa terhadap keefektifan
pelaksanaan diskusi tutorial seven jumps pada mahasiswa?
3. Apakah kelebihan dari metode belajar tutorial seven jumps dalam problem
based learning?
4. Apakah kekurangan dari metode belajar tutorial seven jumps dalam
problem based learning?
5. Bagaimana tujuan dari metode belajar tutorial seven jumps dalam problem
based learning?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah metode belajar tutorial seven jumps adalah :


1. Mengetahui pengertian dan pemahaman dari metode belajar tutorial seven
jumps.
2. Mengetahui persepsi mahasiswa terhadap keefektifan pelaksanaan diskusi
tutorial seven jumps pada mahasiswa, mengetahui efektivitas dalam
tutorial seven jumps menurut aspek kognitif, motivasi, dan demotivational
yang memengaruhi efektivitas dalam tutorial seven jumps mahasiswa.
3. Mengetahui kelebihan dari metode belajar tutorial seven jumps dalam
problem based learning.
4. Mengetahui kekurangan dari metode belajar tutorial seven jumps dalam
problem based learning.
5. Mengetahui tujuan dari metode belajar tutorial seven jumps dalam problem
based learning.

1.4 Manfaat

Manfaat dari makalah metode belajar tutorial seven jumps adalah :


1. Sebagai bahan untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang metode
belajar tutorial seven jumps.
2. Menambah wawasan tentang problem based learning.
3. Dapat menjadi referensi untuk melihat faktor-faktor yang dapat
meningkatkan efektifitas dengan metode diskusi tutorial seven jumps
Problem-based Learning.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Tutorial merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang berpusat secara mandiri


yang dilaksanakan dengan cara berdiskusi antar anggota di dalam satu kelompok
(Martinus et al., 2012). Dalam diskusi tutorial digunakan metode seven jumps atau
tujuh langkah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ketujuh langkah ini dapat
berlangsung dalam beberapa pertemuan kelompok, yang pelaksanaannya dibagi
menjadi dua pertemuan, yaitu pertemuan pertama terdiri dari step 1-5 dan pertemuan
kedua yaitu step 6-7. Langkah – langkah tersebut adalah
A. Clarify unknown terms or concept in the problem – menjelaskan makna
apabila ditemukan istilah yang asing dan menelaah tema yang belum dipahami
dalam skenario yang disajikan.
B. Define the problem – menetapkan dan mengurutkan masalah-masalah yang
akan dibahas pada pertemuan tutorial.
C. Analyze and brainstorm to get solution or explanation to the problem (Prior
Knowledge) – mengemukakan dan beradu pendapat (brainstorming) tentang
penjelasan dan saran atau solusi terkait masalah-masalah yang dibahas.
D. Critize the explanation – mengkaji ulang hasil bahasan, dilihat keterkaitannya
satu sama lain, dianalisis dan menuangkannya dalam mind mapping.
E. Identify the learning issues – menentukan learning objective berupa daftar hal-
hal yang harus dipelajari pada pertemuan tutorial berikutnya.
F. Self-study – mencari dan mengumpulkan informasi dari daftar learning
objective yang sudah ditentukan dengan menelusuri berbagai sumber ilmiah.
G. Share the findings and integrate the knowledge to get a more acceptable
explanation or solution to the problem – masing-masing anggota kelompok
mempresentasikan hasil pencarian informasi yang sudah didapat. Anggota lain
mendengarkan, menyanggah dan atau memberi saran terhadap hasil informasi
yang dipresentasikan oleh setiap anggota.

2.2 Feedback

Feedback merupakan informasi spesifik mengenai gambaran kinerja seseorang


setelah melakukan suatu tindakan, pada apa yang telah dilakukan dan apa
konsekuensi dari tindakan tersebut. Tujuan untuk membantu mahasiswa menetapkan
dan mengkritik tujuan mereka sendiri (Van De Ridder, Stokking, McGaghie, & Ten
Cate, 2008; Norcini, 2010). Pengertian lain menurut Hamid & Mahmood (2010),
feedback merupakan informasi yang mendeskripsikan performa mahasiswa dalam
sebuah kegiatan yang diberikan dalam bentuk komunikasi dua arah yang tidak bersifat
menghakimi (non-judgemental) dengan tujuan sebagai panduan untuk kegiatan yang
sama di masa mendatang (Ende, 1983). Pengertian Feedback dalam Problem-Based
Learning adalah suatu penilaian menyeluruh terhadap pemahaman mahasiswa dan
tujuan pembelajaran (Aspek kognitif), serta kemampuan belajar mahasiswa, literature
searching, keaktifan dan kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi (Mubuuke,
Louw, & Van Schalkwyk, 2016; Darungan, Rahayu, & Claramita, 2017).
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi feedback efektif adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi pemberian dan penerimaan feedback yang efektif dari tutor dalam
diskusi tutorial adalah

1. Generalised feedback not related to specific fact


Feedback yang general tidak membantu dan bisa membingungkan. Orang
yang menerima feedback tidak dapat memahami tentang tujuan dari feedback
tersebut, hal tersebut dapat mempengaruhi hubungan antar teman diskusi.
2. Lack of advice on how to improve behavior
3. Lack of respect for the source of feedback
Kita cenderung lebih menghormati jika pemberi feedback adalah orang yang
lebih tua. Disarankan agar menanyakan teman lain yang hadir dalam kegiatan
diskusi untuk memberikan feedback informal, karena jika tidak akan
mempengaruhi hubungan antar teman.
4. Fear of upsetting colleagues
Orang yang memberi feedback mungkin berbeda dalam hal jenis kelamin,
umur, latar belakang dan tingkat pendidikan. Faktor tersebut dapat
menghasilkan feedback yang menurunkan motivasi. Oleh karena itu feedback
perlu diberikan dengan sikap mendukung, empati, santai dan saling
menghormati.
5. Resistence when receiving feedback
Penerima feedback yang resisten atau defensive bisa mengakibatkan feedback
tidak dapat diterima dan si penerima tidak melakukan perubahan atau
perbaikan dari feedback tersebut.
6. Physical barrier
Memberikan feedback tidak akan efektif jika berada diruangan yang berisik
karena akan menghilangkan makna dari feedback tersebut.
7. Personal agendas
8. Lack of confidence

B. Karakteristik feedback yang efektif terdapat beberapa karakteristik feedback yang


efektif pada pembelajaran mahasiswa, yaitu:

1) Feedback yang memberikan informasi tentang apa yang mahasiswa sudah


lakukan dengan baik, sehingga mahasiswa mengetahui kelebihan mereka.
Pujian terhadap performa yang baik dapat meningkatkan kepercayaan diri
mahasiswa.
2) Feedback yang menyebutkan aspek mana yang perlu ditingkatkan.
Informasi tentang kelemahan performa dapat mendorong mahasiswa untuk
mentukan tujuan pembelajaran.
3) Feedback yang membandingkan performa mahasiswa terhadap standar.
Performa mahasiswa selama diskusi tutorial seharusnya dibandingkan sesuai
dengan standar atau guidelines. Hal tersebut dapat membantu mahasiswa
untuk mengetahui perkembangan mereka terhadap penguasaan yang harus
dicapai.
4) Feedback yang menjelaskan performa yang benar. Tutor seharusnya
memberikan informasi yang cukup kepada mahasiswa untuk mengkoreksi
kesalahan mereka dan akan lebih baik jika tutor memberikan demonstrasi
terhadap performa yang benar.

2.3 Persepsi

Persepsi pada hakekatnya merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap
orang dalam memahami setiap informasi tentang lingkungannya, baik lewat
penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman (Thoha, 1999. cit.
Azwar, 2000). Sedangkan menurut (Robbins, 1999 cit. Arifin, 2000), persepsi adalah
suatu proses mana individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indra
mereka untuk memberikan makna terhadap lingkungannya.

Pembentukan persepsi dalam individu dipengaruhi oleh pengalaman proses


belajar, wawasan berfikir dan pengetahuan terhadap suatu obyek atau lingkungan.
Perbedaan persepsi individu yang satu dan yang lain ditentukan oleh :
1) perbedaan pengalaman, motivasi, keadaan
2) perbedaan kapasitas alat indra
3) perbedaan sikap, nilai dan kepercayaan (Azwars, 2000)

Pelaksanaan seven jumps dalam diskusi tutorial (PBL) melibatkan banyak


pihak diantaranya dosen sebagai tutor dan mahasiswa. Persepsi mahasiswa dapat
dijadikan bahan untuk memperoleh gambaran secara lebih mendalam terhadap
keberhasilan pelaksanaan seven jumps.

Berdasarkan definisi di atas persepsi bersifat sangat individual. Meskipun


seorang tutor merasa bahwa tutor telah berperan baik dalam pelaksanaan seven jumps
pada diskusi tutorial. Bisa jadi mahasiswanya mempunyai persepsi yang berbeda
bahwa tutornya belum berperan dengan baik dalam pelaksanaan seven jumps pada
diskusi tutorial.

2.4 Problem Based Learning

Menurut Zulharman (2007), PBL adalah suatu proses pembelajaran yang titik
awalnya berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata dari masalah tersebut
mahasiswa dirangsang untuk mempelajarinya berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari
prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Sementara
menurut Wood (2003), PBL merupakan suatu proses pembelajaran yang tidak hanya
berfokus pada pemecahan masalah tetapi juga menggunakan permasalahan tersebut
untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan.

PBL dipahami sebagai suatu strategi instruksional dimana mahasiswa


mengidentifikasi pokok bahasan (issues) yang dimunculkan oleh masalah spesifik.
Pokok bahasan tersebut membantu dan mendorong mahasiswa untuk
mengembangkan pemahaman tentang berbagai konsep yang mendasari masalah serta
prinsip pengetahuan lainnya yang relevan (Harsono, 2004). Menurut Emilia & dkk
(2006) ciri utama dari PBL adalah belajar berfokus pada mahasiswa, proses belajar
menggunakan diskusi kelompok kecil, dosen berperan sebagai fasilitator, problem
merupakan cara untuk mengorganisir dan memicu belajar, problem digunakan sebagai
media untuk mengembangkan keterampilan dalam pemecahan masalah.

Ada dua jenis pelaksanaan PBL, yaitu hybrid PBL (hPBL) dan PBL
curriculum (PBLc). Menurut Harsono (2004) kurikulum pada hPBL, materi yang
akan diberikan kepada mahasiswa merupakan sebagian kecil dari kurikulum
konvensional yang ada. Secara operasional (hPBL) menggunakan strategi SPICES
(student centered, problem-based learning, community oriented, early clinical
exposure, self-directed learning) dengan tetap memperhatikan adanya pengulangan
materi yang bersifat spiral atau helix. Model kurikulum seperti ini tidak menggangu
kurikulum konvensional yang ada (Harsono, 2004).

2.5 Kasus Penelitian Seven Jumps

Terdapat penelitian yang dilakukan oleh Yunia Hastami dan Siti Munawaroh
pada tahun 2015 di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas metode Seven Jumps dalam pembelajaran
tutorial pada mata kuliah asuhan kebidanan kehamilan di Prodi D-III Kebidanan
Bukittinggi Poltekkes Kemenkes Padang.

Dalam penelitian ini, mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu


kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol menggunakan
metode pembelajaran konvensional, sedangkan kelompok eksperimen menggunakan
metode Seven Jumps. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
kemandirian belajar mahasiswa pada kelompok eksperimen yang menggunakan
metode Seven Jumps.

Selain itu, terdapat juga penelitian lain yang dilakukan oleh Sri Wahyuni pada
tahun 2019 di Universitas Negeri Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penerapan metode Seven Jumps terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS kelas IV SDN 01 Lubuk Begalung. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penerapan metode Seven Jumps dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS kelas IV SDN 01 Lubuk Begalung.

2.6 Kelebihan Problem Based Learning

Menurut Harsono (2004), PBL memiliki kelebihan :


a. Student centered – PBL mendorong active learning, memperbaiki
pemahaman, retensi, dan pengembangan life-long learning skills.
b. Generic competencies – PBL memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengembangakan generic skills dan attitudes yang diperlukan dalam
praktiknya di kemudian hari.
c. Integration – PBL memberi fasilitasi tersusunnya integrated core curriculum.
d) Motivation – PBL cukup menyenangkan bagi mahasiswa dan tutor, dan
prosesnya membutuhkan partisipasi seluruh mahasiswa dalam proses
pembelajaran.
d. Deep learning – PBL mendorong pembelajaran yang lebih mendalam.
Mahasiswa berinteraksi dengan materi belajar, menghubungkan konsep –
konsep dengan aktivitas keseharian, dan meningkatkan pemahaman mereka.
e. Constructivist approach – mahasiswa mengaktifkan prior knowledge dan
mengembangkannya pada kerangka pengetahuan konseptual yang sedang
dihadapi.
f. Meningkatkan kolaborasi antara berbagai disiplin (di PSIK: ilmu – ilmu
keperawatan dasar dan keperawatan klinik).
g. Relevansi – relevansi kurikulum difasilitasi oleh struktur pembelajaran
mahasiswa yang berdasarkan masalah. PBL meniadakan content yang tidak
relevan bagi mahasiswa.
h. PBL mengurangi beban kurikulum yang berlebihan bagi mahasiswa.

2.7 Kekurangan Problem Based Learning

PBL memiliki kekurangan, yaitu :


a. Tutor who can't “teach” – tutor hanya “menyenangi” disiplin ilmunya sendiri,
sehingga tutor mengalami kesulitan dalam melakukan tugas sebagai fasilitator
dan akhirnya mengalami frustasi.
b. Human resources – jumlah pengajar yang diperlukan dalam proses tutorial
lebih banyak dari pada sistem konvensional.
c. Banyak mahasiswa yang ingin mengakses perpustakaan dan komputer dalam
waktu yang bersamaan.
d. Role model – mahasiswa dapat terbawa ke dalam situsi konvensional dimana
tutor berubah fungsi menjadi pemberi kuliah sebagaimana di kelas yang lebih
besar.
e. Information overload – mahasiswa dapat mengalami kegamangan sampai
seberapa jauh mereka harus melakukan self-directed study dan informasi apa
saja yang relevan dan bermanfaat.
f. Dinamika kelompok dalam diskusi tutorial seringkali tidak terlaksana,
berkaitan dengan masih banyaknya mahasiswa yang ‘pleasure’ dengan strategi
PBL, idealnya waktu yang dihabiskan mahasiswa lebih banyak untuk
‘mencari’ dibandingkan dengan konvensional, jika hanya mengandalkan
kuliah pakar, tentunya retention knowledge juga akan sedikit dibanding cari
sendiri (Harsono, 2004, Zulharman, 2007).

2.8 Tujuan Problem Based Learning

Kaufman (1985), menyebutkan bahwa PBL memiliki tujuan:


a) Self-directed learning. Mahasiswa harus mampu menggunakan pengalaman
diskusi mereka sebagai stimulasi untuk pembelajaran lebih lanjut, dan
bagaimana mereka belajar mandiri.
b) Clinical reasoning and problem solving. Melalui diskusi kelompok mahasiswa
akan terbiasa dengan tahap – tahap dalam penalaran klinik, mulai dari
identifikasi masalah, identifikasi hipotesis, uji hipotesis, identifikasi isu
belajar, sampai ke identifikasi dan penggunaan sumber – sumber belajar
secara tepat.
c) Communication skills. Mahasiswa bisa melatih keterampilan komunikasi
secara efektif melalui diskusi kelompok kecil karena adanya interaksi personal
yang lebih intensif. Pelatihan kepemimpinan dari mahasiswa juga merupakan
salah satu dari communication skills, bagaimana seorang mahasiswa mampu
memimpin diskusi kecil kelompoknya.
d) Self and peer evalution. Mahasiswa akan terlatih dan trampil menilai kekuatan
dan kelemahan diri, serta kekuatan dan kelemahan rekan diskusi sehingga
dapat mengembangkan strategi untuk peningkatan.
e) Support. Mahasiswa akan memperoleh dukungan emosi, interaksi sosial serta
perkembangan diri yang berefek positif.

Sementara Harsono (2004), mengungkapkan bahwa pelaksanaan PBL


bertujuan agar mahasiswa mampu memperoleh dan membentuk pengetahuannya
secara efisien dan terintegrasi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini, yaitu :


1. Dari hasil pengamatan terdapat perbedaan tingkat kemampuan kognitif sebelum
dilakukan intervensi dan setelah dilakukan pembelajaran tutorial seven jump.
2. Terdapat hal yang di aplikasikan dari motode pembelajaran PBL (tutorial seven
jump) dari kemampuan kognitif dan gambaran afektif mahasiswa.

3.2 Saran

Saran dari makalah ini, yaitu :


1. Metode pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan tutorial seven
jump sebagai bentuk motivasi alternatife untuk memperbaiki mutu pendidikannya.
2. Penerapan metode pembelajaran tutorial seven jump perlu memperhatikan materi
pembelajaran, rasio mahasiswa, kemampuan SDM dan sumber daya lainnya agar
metode pembelajaran tutorial seven jump dapat efektif.
DAFTAR PUSTAKA
file:///Users/admin/Downloads/materi metode1 (1).pdf
file:///Users/admin/Downloads/BAB II materi metode (2).pdf
file:///Users/admin/Downloads/1152-Article Text-5529-1-10-20220718.pdf
file:///Users/admin/Downloads/1687-14291-1-PB.pdf
file:///Users/admin/Downloads/BAB II materi metode (1).pdf
file:///Users/admin/Downloads/persepsi1 (1).pdf

Anda mungkin juga menyukai