ERITROPOESIS
DI SUSUN OLEH :
NIM :23180038
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga
saat ini masih memberikan nikmat dan kesehatan sehingga saya diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas penulisan makalah Hematologi yang berjudul "Proses Pembentukan
Eritrosit (Eritropoiesis)" ini dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan kepada nabi junjungan kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menujukan jalan menuju jalan yang lebih terang.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
BAB I
PENDEHULUAN
Fungsi utama dari sel-sel darah merah, yang juga dikenal sebagai eritrosit, adalah
mengangkut hemoglobin, dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan.
Selain mengangkut hemoglobin, sel-sel darah merah juga mempunyai fungsi lain. Contohnya,
ia mengandung banyak sekali karbonik anhidrase, yang mengkatalisis reaksi antara
karbondioksida dan air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa
ribu kali lipat. Cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah bereaksi dengan banyak sekali
karbondioksida, dan dengan demikian mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru dalam
bentuk ion bikarbonat (IICO;). Hemoglobin yang terdapat sel dalam sel juga merupakan
dapar asam-basa (seperti juga pada kebanyakan protein), sehingga sel darah merah
bertanggung jawab untuk sebagian besar daya pendaparan seluruh darah.
Sel darah merah normal, berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter kirakira 7,8 µ
dan dengan ketebalan pada bagian yang paling tebal 2,5 µ dan pada bagian tengah I u atau
kurang. Volume rata-rata sel darah merah adalah 90 sampai 95 mikrometer kubik. Bentuk sel
darah merah dapat berubah-ubah ketika sel berjalan melewati kapiler Sesungguhnya, sel
darah merah merupakan suatu "kantung" yang dapat diubah menjadi berbagai bentuk.
Selanjutnya, karena sel normal mempunyai membran yang sangat kuat untuk menampung
banyak bahan material di dalamnya, maka perubahan bentuk tadi tidak akan meregangkan
membran secara hebat, dan sebagai akibatnya, tidak akan memecahkan sel, seperti yang akan
terjadi pada sel lainnya. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa fungsi terpenting sel
darah merah adalah transpor Oz dan CO₂ antara paru-paru dan jaringan. Suatu protein
eritrosit, yaitu hemoglobin, memainkan peranan penting pada kedua proses tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
4. Manfaat Untuk lingkungan perkuliahan, penulisan makalah ini dapat menjadi bahan
ajarmaupun bahan bacaan pada mata kuliah Hematologi dengan materi Eritropoiesis.
Sedangkan untuk orang awam dapat menggunakan makalah ini sebagai tambahan
bacaan agar lebih mengerti tentang materi Eritropoiesis.
BAB II
PEMBAHASAN
Sel retikulosit sedikit lebih besar daripada eritrosit matur, berada selama 1-2 hari
sebelum menjadi matur, terutama berada di limpa, saat RNA hilang seluruhnya. Eritrosit
matur berwarna merah muda seluruhnya, bentuknya adalah cakram bikonkaf tak berinti. Satu
pronormoblas biasanya menghasilkan 16 eritrosit matur. Sel darah merah berinti (normoblas)
tampak dalam darah apabila eritropoiesis terjadi di luar sumsum tulang (eritropoiesis
ekstramedular) dan juga terdapat pada penyakit sumsum tulang. Normoblas tidak ditemukan
dalam darah tepi manusia yang normal. (Setiawan, L, 2005) Terjadi mekanisme stimulasi
yang kuat pada kasus-kasus anemia berat oleh eritropoetin terhadap sumsum tulang untuk
meningkatkan produksi dan pelepasan retikulosit lebih dini. Hal ini akan menyebabkan waktu
pematangan retikulosit menjadi eritrosit di dalam darah tepi bertambah lama, dari 1-2 hari
menjadi 2-3 hari. Maka untuk mendapatkan gambaran kemampuan yang sebenarnya dari
sumsum tulang untuk memproduksi eritrosit, maka hitung retikulosit pada kasus-kasus seperti
ini perlu dilakukan koreksi lebih lanjut (koreksi kedua), yaitu koreksi dengan lama waktu
pematangan yang dibutuhkan dibagi dua Nilai normal retikulosit dalam hitung jumlah (%)
yaitu 0,5-2,0 % dari jumlah eritrosit, sehingga didapatkan nilai normal yang mutlak adalah 25
-85 x 103/mm3 atau 109 sel/L. (Kosasih, E.N. dan A.S. Kosasih, 2008)
Asam folat dan vitamin B12, merupakan bahan pokok pembentuk inti sel, Asam folat
dan vitamin B12 bergabung untuk membantu tubuh dalam memecah, menggunakan dan
membentuk protein dan sel darah merah atau eritrosit.
Besi, Sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin dalam tubuh yang kemudian
digunakan untuk mentransportasikan oksigen dan nutrisi makanan ke seluruh jaringan tubuh.
Mineral (Cobalt, magnesium, Cu, Zn), ini dibutuhkan untuk proses pembentukan dan
pertumbuhan protein di dalam tubuh sehingga mempercepat proses pembentukan sel.
Asam amino, asam amino merupakan bahan yang paling dasar dalam pembentukan protein
dalam tubuh manusia, asam amino akan bergabung menjadi rantai asam amino yang disebut
polipeptida yang disebut juga sebagai protein. Vitamin lain : vitamin C. vitamin B kompleks
dan lain-lain.
3. Intergritas proses pematangan eritrosit Proses destruksi eritrosit terjadi secara normal
setelah masa hidup eritrosit habis (sekitar 120 hari).
Pembentukan eritrosit dihambat oleh kadar hemoglobin diatas normal dan dirangsang
oleh keadaan anemia dan hipoksia. Eritropoiesis pada masa awal janin terjadi dalam yolk sac,
pada bulan kedua kehamilan eritropoiesis berpindah ke liver dan saat bayi lahir eritropoiesis
di liverberhenti dan pusat pembentukan eritrosit berpindah ke sumsum tulang (Williams,
2007). Pada masa anak-anak dan remaja semua sumsum tulang terlibat dalam hematopoiesis,
namun pada usia dewasa hanya tulang-tulang tertentu seperti tulang panggul, sternum,
vertebra, costa, ujung proksimal femur dan beberapa tulang lain yang terlibat eritropoiesis.
Bahkan pada tulang-tulang seperti disebut diatas beberapa bagiannya terdiri dari jaringan
adiposit. Pada periode stress hematopoietik tubuh dapat melakukan reaktivasi pada limpa,
hepar dan sumsum berisi lemak untuk memproduksi sel darah, keadaan ini disebut sebagai
hematopoiesis ekstramedular (Munker, 2006).
Eritrosit berasal dari sel induk pluripoten yang dapat memperbaharui diri dan
berdiferensiasi menjadi limfosit, granulosit, monosit dan megakariosit (bakal platelet). Stem
cell atau sel punca merupakan sel yang belum berdeferensiasi dan mempunyai potensi yang
sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel berbeda di dalam tubuh. Fungsinya
sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan
hidup organisme. Saat sel-sel punca terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap
menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus. misalnya
sel darah merah.
merupakan prekursoreritroid yang lebih matur dan lebih terfiksasi pada salah satu
jenis eritrosit (bergantung pada subunit hemoglobinnya).
4) Rubiblast/Pronormoblast/Proeritroblast
a Bentuknya Ireguler
b. Ukurannya 2-3 x eritrosit (12-21 mikron)
c. Sel termuda dalam sel eritrosit d. Berinti bulat atau oval, menempati 85-90% bagian
sel.
e. Warnanya tidak teratur, tampak agregasi kromatin, dikelilingi oleh "halo" yang tipis
yang kadang sulit dilihat.
f. Anak inti dan kromatin yang halus, sitoplasma biru tua, dengan inti di tengah dan
nukleoli, serta kromatin yang sedikit menggumpal
a. Bentuknya Irreguler
c. Berinti besar dengan benang kromatin tampak jelas dengan warna gelap, sering
tersusun seperti terali sepeda d. Sitoplasmanya menempati 60-70% bagian sel, lebih
banyak tetapilebih kurang basophilik daripada rubriblast.
a. Bentuknya Irreguler.
c. Berinti besar dengan benang kromatin padat berwarna gelap dan sering tersusun
seperti terali sepeda, kadang ada nukleoli.
e Tidak bergranula.
a. Bentuknya regular.
b. Ukurannya sedikit lebih besar dari eritrosit (7-10 mikron). c. Intinya piknotik,
kadang terletak eksentrik.
d. Sitoplasma menempati 50-80% bagian scl.
yang masih memiliki sedikit sisa nukleus dalam bentuk poliribosom yang aktif
mentranslasi mRNA, komponen membran sisa dari sel prekursornya, dan hanya sebagian
enzim, protein serta fosfolipid yang diperlukan sel selama masa hidupnya. Selelah proses
enukleasi, retikulosit akan memasuki sirkulasi dan menghabiskan sebagian waktu dalam 24
jam pertamanya dilimpa untuk mengalami proses maturasi dimana terjadi
remodelingmembran, penghilangan sisa nukleus, dan penambahan serta pengurangan protein,
enzim, dan fosfolipid. Setelah proses ini barulah eritrosit mencapai ukuran dan fungsi
optimalnya dan menjadi matur (Munker, 2006). Selama proses eritropoiesis sel induk eritrosit
yang paling tua atau late-stage erytroblasts akan mengalami pematangan dengan
menghilangnya inti sehingga menjadi retikulosit. Dalam periode beberapa hari proses
pematangan ini ditandai dengan :
2. Adanya perubahan bentuk dari besar ke lebih kecil, uniform dan berbentuk biconcave
discoid, dan
3. Terjadinya degradasi protein plasma dan organel internal serta residual protein lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggungjawabkan. Untuk saran bisa berisi
kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari
bahasan makalah yang telah di jelaskan. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Slonane E. Widyastuti P, editor. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC: 2004
Corwin EJ. Komara E, Wahyuningsih E, Yulianti D, Karyuni PE, editor. Buku saku
patofisiologi Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007