Oleh:
Ni Made Duty Paradiska Aryandana
2206129012026
Bax dan Bak adalah gen-gen yang berperan sebagai regulator apoptosis pada sel
(sebagai pro- apoptosis). Mereka terletak di dalam mitokondria dan reticulum endoplasma
protein Bcl-2 family yaitu Bcl-2, Bcl-xl, Bax, Bak dan Bad setelah suatu jaringan plasenta
dari kehamilan normal dikultur dalam suasana hipoxia (2% O2), prolonged hypoxia-
reoxygenation (HR), dan normosik (8% O2) sebagai kontrol. Hasilnya didapatkan
peningkatan ekspresi Bax, dan Bak mRNA, dan penurunan ekspresi Bcl-2 mRNA. Jalur
mitokondria di induksi sebagai respons terhadap stress selluler dan menyebabkan aktivasi
protein pro-apoptotic BH3-only yang akan berikatan dan mengaktivasi Bax dan Bak. Sekali
teraktivasi, oligomer Bax dan Bak akan membentuk celah di membran luar mitokondria
untuk merilis keluarnya Cytochrome C. Caspase akan diaktivasi oleh adanya Cytochrome c
Anggota kelompok BCl-2 dapat dipisahkan menjadi 2 yakni yang bersifat anti-
apoptosis (Bcl-2, BclXL, Bcl-W,MCL1, NR-13) dan pro-apoptosis (BAX, BAK, HRK,DP5,
BID,BAD, Noxa, PUMA). Kemoterapi, radiasi dan stimulus yang lain dapat menginisiasi
apoptosis lewat jalur ini, dimana sebagai mediator signal adalah protein pro-apoptosis seperti
Bax, Bid, Bad atau Bim. Aktivasi protein pro-apoptosis dapat terjadi dengan jalan
protein Bax akan dapat membentuk channel yang akan dapat dilalui oleh cyt.c, sedangkan
heterodimerisasi antara protein anti-apoptosis seperti BCl-2 dan pro-apoptosis seperti Bax
justru akan dapat menghilangkan fungsi pro-apoptosis dari protein Bax. Rumiyati, R. (2006).
Protein kelompok BCl-2 sebagai target senyawa antikanker. Jurnal Kedokteran YARSI, 14(3).
Domain BH3 protein tcBid di dalam mitokondria akan berinteraksi dengan protein
Bax yang sudah diaktifkan di dalam mitokondria (Burlacu, 2003). Hal ini akan menyebabkan
protein Bax dapat membentuk oligomer. Oligomer Bax inilah yang diketahui
bertanggungjawab terhadap pembentukan lorong yang akan dapat dilalui oleh cytochrome c
(Roucou et al., 2002). Dengan cara yang sama protein tcBid juga dapat menginduksi
oligomerisasi protein proapoptosis lainnya yakni Bak yang secara normal telah berada di
mitokondria. Pada penelitian terakhir dapat ditunjukkan bahwa antar tcBid sendiri juga dapat
membentuk oligomer di dalam mitokondria dan oligomer ini ternyata juga dapat dilalui oleh
cytochrome c (Roucou et al., 2002b). Oligomerisasi antar protein ini diketahui dihambat oleh
protein anti-apoptosis seperti Bcl-2 dan Bcl-xL. Rumiyati, R. (2006). Protein kelompok BCl-2
sebagai target senyawa antikanker. Jurnal Kedokteran YARSI, 14(3).
Kematian sel oleh mekanisme apoptosis ditandai dengan adanya perubahan morfologi
dan degradasi DNA atau dengan mengukur keseimbangan pembentukan Bax dengan Bcl2.
Rinendyaputri, R., & Wibowo, H. A. (2021, November). Ekspresi gen Bax pada kultur in vitro Inner
Cell Mass (ICM) mencit. In Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 7, No. 1, pp. 352-
356).Mekanisme kinerja dan siklus proses induksi apoptosis ini terjadi melalui dua jalur yaitu
jalur mitokodria yang diregulasi oleh sekelompok protein berupa famili dari gen BCL yang
diklasifikasikan menjadi BCL-2 dan BCL-xL. Aktivitas kinerja utama dari BCL-2 berperan
sebagai anti-apoptosis, BCL-2 akan menghambat apoptosis dan dapat menghalangi pelepasan
Bid, dan Bad. Adapun jalur mitokondria ini dimulai dengan stimulasi sitokrom-c yang akan
mengaktivasi dari proses apoptosis. Sementara, untuk jalur kedua yang dikenal dengan jalur
sitoplasma, fase inisiasi dipicu oleh fase death receptor, sistem pertahanan ini tidak diimbangi
dengan fungsi apoptosis sel yang diperantarai oleh Bax dan Bak sebagai pro-apoptosis yang
bekerja dengan berikatan dengan membran luar mitokondria dan akan menyebabkan
terjadinya pelepasan sitokrom-c dari mitokondria, sedangkan Bak akan berikatan dengan Bcl-
down-regulation pada sistem regulasi BCL-2 ataupun Bcl-xl, hal ini berujung pada kematian
pelepasan sitokrom-c yang akhirnya akan menyebabkan apoptosis sel. Mitokondria diketahui
juga berperan dalam regulasi apoptosis. Beberapa mekanisme yang diketahui antara lain
oksidasi-reduksi sel dan peran protein, Bcl-2 baik pro dan antiapoptosis. Dinyatakan bahwa
apoptosis didefinisikan sebagai suatu proses kematian sel terencana (programmed cell death),
yang merupakan suatu proses yang teregulasi dan membutuhkan energi. Pada proses
sitokrom c. Sitokrom c adalah bagian dari rantai respirasi yang berada dan larut diantara
membran dalam dan membran luar mitokondria. Protein famili Bcl-2 yang bersifat anti-
apoptosis seperti Bcl-2, Bcl-xl terletak pada membran luar mitokondria yang menghalangi
apoptosis. Anggota famili Bcl-2 yang pro-apoptosis seperti Bax dan Bad bekerja melalui
membran mitokondria dengan cara berinteraksi dengan Bcl-2 dan Bcl-xl, atau secara
jelas, diduga anggota Bcl-2 pro-apoptosis mempunyai kemiripan dengan pore forming
protein dari bakteri yang menyebabkan timbulnya lubang pada membran luar mitokondria,
sehingga sitokrom c dan apoptosis inducing factor (AIF) terlepas dari dalam mitokondria dan
tersebut. Selain itu berbagai rangsangan juga dapat menyebabkan lepasnya sitokrom c ini,
antara lain Bax, oksidan, caspase, dan kalsium yang berlebihan. Riawan, W., & Wibowati, S.
(2006). Apoptosis pada sel yang mendapatkan paparan radiasi ionisai adalah apoptosis yang
terjadi melalui jalur internal atau jalur mitokondria. Dalam hal ini mitokondria melalui
beberapa protein yang diekspresikan mempunyai peran sangat penting dalam regulasi proses
apoptosis. Apoptosis melalui jalur mitokondria terutama diregulasi oleh protein kelompok
Bcl-2 yang terdapat pada permukaan luar mitokondria. Kelompok protein Bcl-2 terdiri dari
kelompok protein yang proapoptosis dan anti-apoptosis. Termasuk kelompok protein pro-
apoptosis adalah Bax, Bad dan Bid; sedangkan kelompok protein yang anti apoptosis adalah
Bcl-2 sendiri dan Bcl-xl. Supriyadi, S., 2013. Evaluasi apoptosis sel odontoblas akibat paparan
radiasi ionisasi. Journal of Dentistry Indonesia, 15(1), pp.71-76.
Pada sel yang normal, pada permukaan luar mitokondria terdapat ekspresi protein
Bcl-2 yang berikatan dengan protein apoptotic protease activating factor-1 (Apaf-1) dan
procaspase-3. Adanya kerusakan DNA, maka pada sel tersebut akan terjadi aktivasi p53 yang
selanjutnya akan mengaktivasi anggota protein kelompok Bcl-2 yang pro-apoptosis terutama
Bax. Bax yang teraktivasi akan berinteraksi dengan protein Bcl-2 yang anti-apoptosis.
Interaksi tersebut akan menyebabkan Bcl-2 melepaskan ikatan dengan apaf-1 dan hal ini akan
menyebabkan fungsi normal anti apoptosis terganggu. Interaksi Bax-Bcl-2 juga akan
anti apoptosis juga akan menyebabkan mitochondrial permeabelity transition pore (MPTP)
berada di antara membran luar dan membran dalam mitokondria dan berperan sebagai
Cytochrom-c yang terlepas akan berikatan dan mengaktivai apaf-1 dan selanjutnya
akan berikatan dan mengaktivai pro-caspase-9 menjadi caspase-9. Ketiganya kemudian akan
membentuk kompleks cytochrom-c, apaf-1, caspase-9 dan ATP yang disebut apoptosom.
Agregasi ini terdapat dalam sitosol. Caspase (cysteine asparatyl spesific protease) adalah
suatu protease yang berasal dari residu asam aspartat yang berperan sebagai efektor atau
eksekutor serta regulator utama dalam pelaksanaan proses kematian sel. Satu caspase yang
aktif, maka akan mengaktifkan caspase yang lain terutama caspase-3 (efector/executor
protease) yang akan menyebabkan aktivitas proteolitik seperti digesti struktur protein pada
sitoplasma, digesti DNA menjadi fragmen dengan ujung 3 OH dan berbagai perubahan
morfologis apoptosis. Akhirnya sel yang apoptosis ini akan difagosit oleh sel sehat yang
berdekatan Supriyadi, S., 2013. Evaluasi apoptosis sel odontoblas akibat paparan radiasi
ionisasi. Journal of Dentistry Indonesia, 15(1), pp.71-76.
LPS(lipoposakarida)