Anda di halaman 1dari 12

PERBEDAAN ANTARA KEMATIAN SEL

DENGAN CARA APOPTOSIS DAN


NEKROSIS
Kelompok 3
Dei Erwina H021181315
Fenny Rahmah Sari H021181324
APOPTOSIS
• Apoptosis berasal dari bahasa Yunani yang berarti "gugur" atau "rontok" atau dikenal sebagai kematian
sel terprogram (programmed cell death). Kematian sel terprogram terjadi selama masa pertumbuhan
(embriogenesis,organogenesis) dan pada sel-sel dewasa. Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh Kerr,
Wyllie, dan Currie tahun 1972 untuk menggambarkan kematian sel yang terprogram atau lebih dikenal
dengan Programmed Cell Death (PCD).
• Penyebab apoptosis terbagi atas dua, yakni penyebab fisiologis dan patologis.
• Perubahan morfologis yang terjadi saat apoptosis adalah kondensasi kromatin dan fragmentasi
nuklear di dalam inti sel diiringi pengurangan volume sel (piknosis), dan retraksi pseudopoda.
• Tiga ciri utama perubahan biokimia dalam apoptosis, yakni aktivasi caspase, pecahnya DNA dan
protein, dan perubahan pada membran sehingga dapat dikenali oleh sel-sel fagosit.
• Secara singkat mekanisme apoptosis sebagai berikut :
• Sel-sel yang rusak akan membulat karena struktur protein yang menyusun sitoskeleton akan mengalami
pemotongan oleh protein caspase yang telah diaktivasi oleh mekanisme sel tersebut. Caspase
bertanggung jawab untuk melaksanakan proses apoptosis. Sebelum aktif, caspase berupa procaspase.
Procaspase mendapat stimulus untuk menjadi caspase. Satu caspase dapat mengaktifkan caspase lainnya.
Caspase yang belum aktif akan mengalami pemotongan pada sisi karboksil dan terminal amino, sehingga
sisinya dapat menempel dan menjadi aktif.
• Benang-benang kromatin (benang penyerap warna) pada nukleus akan mengalami degradasi (penurunan
fungsi) awal dan kondensasi (penguapan), sehingga membentuk potongan-potongan padat pada membran
inti.
• Sel-sel akan menyusut dan membentuk badan apoptosom.
• Membran inti akan mengalami proses blebbing (terbelah menjadi berlobus-lobus) dan DNA yang berada
di dalamnya akan terpotong-potong.
• Lapisan lipid fosfatidilserina yang terdapat dalam membran sel akan mencuat keluar dan dikenali oleh
fagosit, hingga sel mengalami fagositosis. Fagositosis adalah proses penelanan atau penggulungan sel-sel
asing yang bersifat patogen atau sel-sel yang telah mati.
Jalur Apoptosis
• Jalur intrinsik

• Pada mitokondria di membrannya terdapat protein Bcl-2 atau Bcl-XL yang


• Jalur ekstrinsik gandengan dengan Bax. Kompleks protein tersebut menjaga sitokrom c supaya
tidak keluar dari mitokondria. Jika ada protein Bad datang, maka dia akan
• Jalur ekstrinsik melibatkan Fas Ligan/FASL yang dimiliki oleh mengganggu kompleks tadi dengan berikatan pada Bcl-2 atau Bcl-XL sehingga
sel Tc. Sel Tc ini terkenal untuk recovery, sukanya keliling- Bax terpisah. Bax kemudian berkolaborasi dengan Bax lain membentuk channel
formation (suatu kanal). Kanal ini menjadi tempat masuknya ion Ca2+. Ketika
keliling dan bisa mengenali reseptor FAS. Ketika ada target sel
ion ini masuk maka keluarlah sitokrom c.
yang akan dibunuh (karena rusak), maka sel tadi
mengekspresikan reseptor FAS. Hal inilah yang membuat dia bisa • Sitokrom c yang berada di sitosol membantuk kompleks dengan Apaf-1, ATP,
dan caspase 9 dinamakan Apoptosom (suatu holoenzim, gabungan beberapa
dikenali oleh FAS ligan. protein). Kompleks ini adalah suatu protease yang bertugas memotong/degradasi
• Ketika mereka saling menempel, terjadi perubahan bentuk pada protein lain. Salah satunya adalah procaspase 3 menjadi caspase 3. Caspase 3
yang jumlahnya berlimpah ini akan memotong sitoskeleton (kerangka sel),
domain sitosolik (death domain) dari reseptor FAS. Reseptor FAS PARP, ICAD, dll.
sendiri adalah protein integral yang memiliki domain
ekstraseluler dan domain sitosolik. Perubahan domain dari death • Apoptosis-inducing factor (AIF) dan CAD endonuklease juga dilepaskan dari
intermembran mitokondria, pindah ke nukleus dan mendegradasi kromatin
domain ini membuat dia dikenali oleh protein adaptor yaitu sehingga membentuk DNA ladder. CAD semula terikat ICAD dan kompleks ini
FADD. tidak aktif. Namun jika kedatangan caspase 3, maka ICAD lepas dan CAD bisa
masuk inti dan bisa memotong-motong DNA.
• Kompleks FADD tersebut bisa memotong procaspase 8 menjadi
caspase 8 (aktif). Caspase 8 selanjutnya bisa memotong • Sel yang sudah terpotong-potong ini dinamakan apoptotic bodies, yang
procaspase 3 menjdi caspase 3 (aktif). Caspase 3 memiliki selanjutnya akan dikenali oleh makrofag untuk di makan.
banyak peran, dia bisa memotong banyak substrat lain.
Nekrosis
• Kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh disebut nekrosis. Nekrosis biasanya
disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Selain karena stimulus patologis, kematian sel juga dapat terjadi
melalui mekanisme kematian sel yang sudah terprogram dimana setelah mencapai masa hidup tertentu maka sel akan
mati. Mekanisme ini disebut apoptosis, sel akan menghancurkan dirinya sendiri (bunuh diri/suicide), tetapi apoptosis
dapat juga dipicu oleh keadaan iskemia.

• Dalam artian lainnya Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau trauma
(mis: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera mekanis), dimana kematian sel tersebut terjadi
secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat berpotensi
menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Penyebab Terjadinya Nekrosis
• Iskhemi • Agens fisik Trauma,
Iskhemi dapat terjadi karena perbekalan (supply) oksigen Suhu yang sangat ekstrem, baik panas maupun dingin,
dan makanan untuk suatu alat tubuh terputus. Iskhemi terjadi tenaga listrik, cahaya matahari, tenaga radiasi. Kerusakan sel
pada infak, yaitu kematian jaringan akibat penyumbatan dapat terjadi karena timbul kerusakan potoplasma akibat
pembuluh darah ionisasi atau tenaga fisik, sehingga timbul kekacauan tata kimia
potoplasma dan inti.
• Agens biologic
• Kerentanan (hypersensitivity)
Toksin bakteri dapat mengakibatkan kerusakan dinding
pembuluh darah dan thrombosis. Virus dan parasit dapat Kerentanan jaringan dapat timbul spontan atau secara
mengeluarkan berbagai enzim dan toksin, yang secara langsung didapat (acquired) dan menimbulkan reaksi imunologik. Pada
atau tidak langsung mempengaruhi jaringan, sehingga timbul seseorang bersensitif terhadap obat-obatan sulfa dapat timbul
nekrosis. nekrosis pada epitel tubulus ginjal apabila ia makan obat-
obatan sulfa. Juga dapat timbul nekrosis pada pembuluh-
• Agens kimia
pembuluh darah. Dalam imunologi dikenal reaksi Schwartzman
Meskipun zat kimia merupakan juga merupakan juga zat dan reaksi Arthus.
yang biasa terdapat pada tubuh, seperti natrium dan glukose,
tapi kalau konsentrasinya tinggi dapat menimbulkan nekrosis
akibat gangguan keseimbangan kosmotik sel
Perubahan yang terjadi saat sel
mengalami Nekrosis
• 1.      Perubahan Mikroskopis
• Perubahan pada sel yang nekrotik terjadi pada sitoplasma dan organel-organel sel lainnya. Inti sel yang
mati akan menyusut (piknotik), menjadi padat, batasnya tidak teratur dan berwarna gelap. Selanjutnya
inti sel hancur dan meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin yang tersebar di dalam sel. Proses ini
disebut karioreksis. Kemudian inti sel yang mati akan menghilang (kariolisis).
• Perubahan Makroskopis

Perubahan morfologis sel yang mati tergantung dari aktivitas enzim lisis pada jaringan yang nekrotik.
Jika aktivitas enzim lisis terhambat maka jaringan nekrotik akan mempertahankan bentuknya dan
jaringannya akan mempertahankan ciri arsitekturnya selama beberapa waktu. Nekrosis ini disebut nekrosis
koagulatif, seringkali berhubungan dengan gangguan suplai darah. Contohnya gangren.

• Perubahan Kimia Klinik

Kematian sel ditandai dengan menghilangnya nukleus yang berfungsi mengatur berbagai aktivitas
biokimiawi sel dan aktivasi enzim autolisis sehingga membran sel lisis. Lisisnya membran sel
menyebabkan berbagai zat kimia yang terdapat pada intrasel termasuk enzim spesifik pada sel organ tubuh
tertentu masuk ke dalam sirkulasi dan meningkat kadarnya di dalam darah.
Jenis-jenis Nekrosis
• Nekrosis koagulatif

Terjadi akibat hilangnya secara mendadak fungsi sel yang disebabkan oleh hambatan kerja sebagian besar enzim.
• Nekrosis likuefaktif (colliquativa)
Perlunakan jaringan nekrotik disertai pencairan. Pencairan jaringan terjadi akibat kerja enzim hidrolitik yang dilepas oleh sel mati, seperti pada infark
otak, atau akibat kerja lisosom dari sel radang seperti pada abses.
• Nekrosis kaseosa (sentral)

Bentuk campuran dari nekrosis koagulatif dan likuefaktif, yang makroskopik teraba lunak kenyal seperti keju, maka dari itu disebut nekrosis perkejuan.
• Nekrosis lemak
• Terjadi dalam dua bentuk:
a.       Nekrosis lemak traumatik
Terjadi akibat trauma hebat pada daerah atau jaringan yang banyak mengandung lemak.
b.      Nekrosis lemak enzimatik
Merupakan komplikasi dari pankreatitis akut hemorhagika, yang mengenai sel lemak di sekitar pankreas, omentum, sekitar dinding rongga abdomen.
Lipolisis disebabkan oleh kerja lypolitic dan proteolytic pancreatic enzymes yang dilepas oleh sel pankreas yang rusak
• Nekrosis fibrinoid
Disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah imun
Perbedaan utama antara apoptosis dan
nekrosis
• Apoptosis adalah kematian sel terprogram yang terjadi secara alami dan pada interval regular dalam
tubuh. Sedangkan Nekrosis adalah kematian sel premature yang tidak alami dan dapat terjadi secara acak
di dalam tubuh.
• Apoptosis dikendalikan secara genetic dan dikatakan sebagai kematian alami dari sel yang dipicu oleh
sel itu sendiri, tetapi nekrosis tidak dikendalikan secara genetic, dan kematian sel bersifat patologis
(bukan alami)
• Apoptosis adalah kematian sel yang terjadi secara alami sehingga tidak memerlukan perawatan apapun,
disis lain, nekrosis memerlukan perawatan karena itu bukan kematian alami dari suatu sel.
• Apoptosis selalu bermanfaat bagi tubuh suatu organisme, sedangkan nekrosis berbahaya bagi tubuh suatu
organisme karena dapat berakibat fatal, kadang-kadang menyebabkan kanker.
Perbedaan utama antara apoptosis dan
nekrosis
• Apoptosis adalah proses yang diturunkan sendiri dari sel, sebaliknya nekrosis terjadi karena penyebab
eksternal seperti bakteri, virus, jamur atau racun apapun.
• Sel menyusut pada saat apoptosis, sedangkan sel membengkak pada saat nekrosis.
• Fragmentasi nucleus dan kondensasi kromatin adalah tanda-tanda apoptosis tetapi pada nekrosis nucleus
tidak terorganisir, dan tidak ada kondensasi kromatin yang terjadi, organel-organel akan pecah, bukannya
masuk ke dalam fragmen.
• Karena apoptosis adalah proses alami yang terjadi dalam tubuh, tidak ada gejala fisik. Disisi lain,
nekrosis menyebabkan gejala parah seperti peradangan dan juga dapat menyebabkan kerusakan pada
jaringan dan sel di sekitarnya.
• Apoptosis adalah proses yang bergantung pada energy yang membutuhkan ATP (energy), karena
merupakan proses aktif. Nekrosis adalah proses yang tidak bergantung pada energy, dan ini adalah proses
pasif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai