Anda di halaman 1dari 48

APOPTOSIS

(PEMROGRAMAN KEMATIAN SEL)


Apoptosis

Nekrosis

Autofagi
Ekstrinsik Intrinsik

Perlukaan
Apoptosis
jaringan

Kontrol Perkembangan
Nekrosis Organisme Multiseluler
Peranan Apoptosis
pemisahan pada perkembangan

mengatur jumlah neuron/ syaraf dalam


sistem syaraf (mayoritas syaraf mati
selama perkembangan) selama
morfogenesis

menghilangkan sel yang tidak efisien


dan tidak tepat dari sistem imun yang
didapat
Nekrosis Apoptosis Autofagi

 Sel membesar • Sel menyusut • akumulasi masif


 sel pecah • Fragmen nuklei dan (besar-besaran)
menghasilkan kromosom-nya autofagosom
debris (pecahan- membentuk badan menyatu dengan
pecahan)  apoptosis lisosom untuk
membentuk
menginduksi • sebagai signal untuk
respon autolisosom,
fagosit lokal
peradangan • menyebabkan
• sel mati dihilangkan
(inflamasi) degradasi dari
dengan cepat ( isi sel
kandungan atau isi
tidak akan dilepaskan ke
autofagosom.
lingkungan ekstraseluler
• reaksi peradangan akan
terhindarkan.
• Fragmen apoptosis 
menstimulasi makrofag
untuk melepaskan sitokin
inflamasi
Sel apoptosis menunjukkan perubahan karakteristik dalam
morfologi nuklear termasuk kondensasi dan fragmentasi
kromatin, penyusutan sel secara keseluruhan, blebbing/me-
lepuhnya membran plasma (blebbing adalah peristiwa ru-
saknya sitoskeleton sel dan membuat membran menjadi
menonjol keluar) dan pembentukan badan apoptosis
yang mengandung bahan-bahan nuklear atau sitoplasma.
• Apoptosis dan proliferasi  pasangan yang
sangat erat  keduanya dipengaruhi
beberapa regulator siklus sel

• Model jalur intraseluler mengarah pada


apoptosis melibatkan :
(1)permeabilisasi membran mitokondria,
(2)pelepasan sitokrom c (dari ruang diantara
membran dalam dan membran luar
mitokondria) dalam sitosol
(3)pengaktifan dari keluarga sistein protease
yang dikenal sebagai kaspase (caspase).
 Sel mati  karena perlukaan jaringan
(nekrosis)
Nekrosis didefinisikan secara morfologi sebagai
pembengkakan/pembesaran sitoplasma, dilatasi/pele-
baran organel-organel yang menyebabkan vakuolasi
seluler dan pecahnya membran plasma dan
menghasilkan bocornya proinflamasi dari bahan-bahan
intraseluler.
Perbedaan
perubahan
morfologi sel
pada tiga
jenis induksi
kematian sel
Autofagi Autofagi merupakan mekanisme bertahan
hidup (survival) dibawah kondisi fisiologis, yang memungkinkan
adaptasi terhadap kondisi kelaparan, sementara autofagi yang
berlebihan dapat mengarah pada kematian sel.
Apoptosis. (A-C) penampakan pada mikroskop
elektron dan (D, E) mikroskop cahaya
Perbandingan dari sel normal dan apoptosis. (a,b) SEM dari sel T hibridoma normal (a) dan
sel T hibridoma apoptosis (b). Sel apoptosis menunjukkan banyak lepuhan permukaan yang
menguncup dalam sel. Batang sama dengan 4 mm. (c) TEM dari sel apoptosis yang diperlakukan
dengan inhibitor yang menahan apoptosis pada tahap melepuhnya membran. (A,B: FROM Y. SHI AND D. R.
GREEN, IN S. J. MARTIN ET AL., TRENDS BIOCHEM. SCI. 19:28, 1994; C: COURTESY OF NICOLA J.MCCARTHY.)
Ekstrinsik Intrinsik
(Ekstraseluler) (Intraseluler)
 apoptosis sel ditentukan oleh signal
eksternal dan internal.

 signal eksternal pada jalur eksternal


mengikat reseptor permukaan asel
(contohnya ligand Fas dan tumor
necrosis factor-α/TNF-α)

 signal internal pada jalur intraseluler


(contohnya pelepasan sitokrom c dari
mitokondria) dapat memicu kematian
sel
 Kaspase  perantara (mediator)
apoptosis intraseluler  jika diaktifasi 
menginisiasi suatu kaspase dari proses
degradasi yang menargetkan protein di
seluruh sel.

 Pembelahan kaspase  menginaktifasi


banyak sistem yang biasanya
mengadakan perbaikan pada kerusakan
dan mendukung kelangsungan hidup
(viabilitas) sel pada umumnya.
Gambaran umum dua jalur apoptosis:
eksternal dan internal
Gambaran umum dua jalur apoptosis:
eksternal dan internal
Gambaran umum dua jalur apoptosis:
eksternal dan internal
Reseptor Fas (dikenal sebagai APO-1 atau CD95): protein
membran sel dari keluarga reseptor TNF (tumor necrosis
factor) dan mempunyai domain kematian sel intraseluler.
Prokaspase 8 diautoaktifasi oleh DISC menjadi
kaspase aktif 8  2 hal:
1.Dapat memproses prokaspase 3 menjadi kaspase 3
aktif  meme-cah beberapa protein seluler, termasuk
ICAD (inhibitor CAD) sehingga muncul CAD. CAD
(caspase-activated DNAse) dilepaskan dari ICAD,
mentraslokasikan ke nukleus sel dan memecah DNA
kromosom

2.Kaspase 8 dapat memecah Bid (proapoptosis dari


keluarga Bcl-2)  Bid yang terpotong akan berpindah
ke mitokondria untuk melepaskan sitokrom c ke dalam
sitoplasma
Kaspase, initiator dan eksekutor kematian sel
 Kaspase (cysteine aspartic acid–specifi c proteases) 
prekursor yang inaktif (prokaspase)  diaktifasi untuk
menghasilkan secara langsung atau tidak langsung
perubahan morfologi seluler selama apoptosis

 Prokaspase: 2 sub unit (p10 dan p20) dan domain


penerimaan N-terminal

 Kaspase yang teraktifasi: sebagai heterotetramer: dua sub


unit p10 dan dua sub unit p20 yang berasal dari dua
prokaspase.
 Kaspase berupa initiator upstream dan eksekutor downstream.
Initiator upstream  diaktifasi signal kematian sel (contohnya
ligand Fas atau TNF-α)
Kaspase initiator upstream mengaktifasi kaspase downstream 
secara langsung memperantarai kerusakan sel
 Penyelesaian proses kematian sel  terjadi ketika kaspase
eksekutor mengaktifasi mesin degradasi DNA  kaspase
memecah dua enzim perbaikan DNA (DNA repair enzyme), yaitu
PARP (poly-ADP–ribose polymerase) dan DNA protein kinase
dan fragmentasi yang tidak terbatas akan terjadi
Kejadian kunci dalam kematian sel yang
diperantarai kaspase adalah regulasi aktifasi dari
initiator kaspase  prokaspase upstream (initiator)
meliputi prokaspase 8, 9 dengan prodomain N-
terminal yang panjang disebut CARD (caspase-
recruiting domain).
Prokaspase downstream: prokaspase 3, 6, dan 7
dengan prodomain N-terminal yang pendek disebut
DED (death-effector domain)
Aktifasi kaspase terjadi ketika sebuah sebuah
molekul regulatori kaspase yang spesifik (seperti
FADD) terikat pada domain CARD/DED.
Aktifasi kaspase dapat menjadi lepas
kontrol dan merusak sel  untuk mencegah
kejadian yang tidak terkontrol maka inhibitor
dari apoptosis ada untuk berinteraksi denagn
modulator kematian sel, sehingga akan
mencegah aktifasi kaspase yang tidak diatur.
Pemrograman
kematian sel
(apoptosis)

Pemrograman kematian sel (apoptosis)


(1). Ligand Fas yang mengikat reseptor Fas menyebabkan trimerisasi. Domain kematian sel
intraseluler yang tertrimerisasi akan mengambil adaptor FADD yang merekrut prokaspase 8
melalui CARD. (2). DISC meliputi reseptor Fas, FADD dan prokaspase 8. Prokaspase 8
menjadi kaspase 8 yang aktif di dalam DISC. (3). Prokaspase terdiri dari dua subunit (p10
dan p20) and dimaoin pengambilan/rekruitmen N-terminal. Kaspase dapat merupakan
inisiator upstream dengan prodomain N-terminal panjang yang disebut CARD (seperti
prokaspase 8) atau eksekutor downstream dengan prodomain N-terminal pendek disebut
DED (seperti prokaspase 3). Kaspase yang teraktifasi merupakan heterotetramer. Kaspase
upstream dapat mengaktifkan kaspase eksekutor downstream.
Pemrograman
kematian sel
(apoptosis)

(4). Kaspase 8 yang teraktifasi dapat memecah ICAD untuk menjadi CAD, yang merupakan
kaspase teraktifasi DNAse. CAD berpindah ke nukleus dan menginduksi fragmentasi DNA
(5). Kaspase 8 yang teraktifasi dapat memecah Bid sebagai protein anggota keluarga dari
Bcl-2. Terpotongnya Bid memudahkan bocornya sitokrom c mitokondria ke dalam
sitoplasma. (6). Kaspase yang teraktifasi memotong dua enzim perbaikan DNA (PARP dan
DNA protein kinase). Fragmentasi DNA meneruskan tanpa terganggu.
Jalur apoptosis ekstrinsik (diperantarai
reseptor). Saat TNF terikat pada reseptor
TNF (TNFR1), maka reseptor yang
teraktifasi akan mengikat dua protein
adaptor sitoplasma yang berbeda (TRADD
and FADD) dan prokaspase 8 untuk
membentuk kompleks multiprotein pada
permukaan dalam membran plasma.
Domain sitoplasma dari reseptor TNF,
FADD dan TRADD akan berinterakasi
antara satu dengan yang lain melalui
daerah homolog disebut domain kematian,
yang ada pada setiap protein. Prokaspase 8
dan FADD berinteraksi dengan cara pada
daerah homologyang disebut domain
efektor kematian. Begitu kompleks
terbentuk maka dua molekul prokaspase
memecah satu sama lain untuk
menghasilkan molekul kaspase 8 yang
aktif, yang mengandung empat segmen
polipeptida. Kaspase 8 merupakan
kompleks initiator yang mengaktifasi
kaspase downstream (eksekutor) yang
melakukan hukuman kematian. Hal ini
dapat dicatat bahwa interaksi antara TNF
dan TNFR1 juga mengaktifasi jalur
pensignalan dengan satunya mengarah
pada kelangsungan hidup sel lebih daripada
pengrusakan diri sendiri
Bcl-2 meregulasi pelepasan sitokrom c mitokondria melalui Bax

 Sitokrom c: komponen dari rantai transportasi elektron mitokondria


yang terlibat pada produksi ATP dan juga memicu cascade kaspase
 Jalur kematian sel  diaktifkan ketika sitokrom c dilepaskan dari
mitokondria ke dalam sitoplasma melalui Bcl-2
 Anggota keluarga Bcl-2  aktifitas proapoptosis atau antiapoptosis:
(1). Bcl-2 dan Bcl-xL  dengan aktifitas antiapoptosis, (2) Bax,
Bak, Bid, dan Bad  protein proapoptosis
 Bcl-2  dikaitkan dengan membran luar mitokondria sel
hidup dan mencegah Bax dari melubangi membran luar
mitokondria, yang me-nyebabkan sitokrom c bocor keluar
 keseimbangan antara protein Bax proapoptosis dan Bcl-
2 antiapoptosis mengontrol pelepasan sito-krom c  dalam
sitoplasma bocornya atau merembesnya sitokrom c dengan
adanya ATP maka SIMPs (soluble internal membrane
proteins) dan prokaspase 9 mengikat Apaf-1 membentuk
kompleks yang disebut apoptosom  apoptosom
menentukan aktifasi kaspase 9 sebagai inisiator apoptosis
upstream  kaspase 9 mengaktifasi kaspase 3 dan kaspase
7  mengarah pada kematian sel
(1). Sitokrom c menggerakan bolak-balik elektron diantara kompleks III dan
IV rantai respirasi. Jika sitokrom c tidak ada maka elektron akan berhenti
mengalir dan pembentukan tidak terjadi.
(2). Sitokrom c terletak diantara IMM and OMM. (3). Bcl-2 antiapoptosis
akan memblokir Bax yang memudahkan pelepasan sitokrom c dan SIMP. (4).
Sitokrom c dan SIMP selama apoptosis dilepaskan melewati OMM dan
berinteraksi dengan Apaf-1 (apoptosis protease activating factor-1) untuk
Apaf-1 mengaktifasi prokaspase 9. Kaspase 9 mengaktifkan kaspase 7 dan
kaspase 10 mengarahkan pada pengrusakan proteolitik dari sel. (5). Apoptosis
menginduksi faktor (AIF) yang merupakan protein mitokondria yang dapat
dilepaskan ke dalam sitoplasma, berpindah ke nukleus sel, terikat pada DNA
AIF (apoptosis-inducing factor)
merupakan protein pada ruang inter-
membran mitokondria yang dapat
dilepaskan ke dalam sitoplasma dan
akan bermigrasi ke nukleus, mengikat
DNA dan memicu kerusakan sel tanpa
peran dari kaspase
Jalur intrinsik apoptosis (diperantarai
mitokondria). Berbagai jenis stres pada
sel menyebabkan protein proapoptosis
dari anggota keluarga Bcl-2 seperti Bax
menjadi dimasukkan/ diinsersikan ke
dalam membran luar mitokondria.
Insersi protein ini mengarah pada
pelepasan molekul sitokrom c dari ruang
intermembran mitokondria. Pelepasan
ini digagas melalui pori pada membran
mitokondria yang dibentuk oleh
oligomer Bax. Segera sesudah molekul
sitokrom c dalam sitosol akan
membentuk kompleks multisubunit
dengan protein sitosol yang disebut
Apaf-1 dan molekul prokaspase 9.
Molekul prokaspase 9 kelihatannya
diaktifkan pada kapasitas proteolitiknya
secara penuh sebagai hasil dari
perubahan konformasi yang diinduksi
oleh penggabungannya dengan Apaf-1.
Molekul kaspase 9 memecah dan
mengaktifasi kaspase eksekutor yang
melakukan respon apoptosis
Hormon inhibitor dan induser pada apoptosis
Kesimpulan:

Aktivator eksternal seperti ligand Fas


dan TNF-α serta pelepasan internal
sitokrom c merupakan dua kunci pemicu
apoptosis

Anda mungkin juga menyukai