BAB I
PENDAHULUAN
sistem yang saling terkait antara satu komponen dengan komponen yang lain.
pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).
merupakan cerminan hasil kerja input yang dimiliki dalam sebuah proses yang
efektif meliputi: (a) memiliki kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas, (b)
sumber daya tersedia dan siap, (c) staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi, (d)
memiliki harapan prestasi yang tinggi, (e) fokus pada pelanggan, (f) input
cukup berupa sumber daya manusia dan manajemen yang kuat tetapi kejelasan
kebijakan, tujuan dan adanya harapan yang tinggi. Idealisasi harapan yang tinggi
dan realisasi dari harapan inilah yang sering disebut dengan istilah visi dan misi
sekolah.
2
dan misi seharusnya dipahami dan dijalankan oleh seluruh pelaksana pendidikan
pendidikan (kepala sekolah) penyusunan visi dan misi sekolah merupakan bagian
misi sekolah ini lebih sering dihindari dan hanya dilakukan sebagai pemenuhan
formalitas belaka.
Rivai dan Murni (2009) adalah sekolah yang memiliki sejumlah karakteristik
proses berikut: (a) proses belajar mengajar yang efekitfitasnya tinggi, (b)
kepemimpinan yang kuat, (c) lingkungan sekolah yang aman dan tertib, (d)
pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, (e) budaya mutu, (f) teamwork
yang kompak, cerdas, dan dinamis, (g) memiliki kewenangan (kemandirian), (h)
partisipasi tinggi dari warga sekolah, (i) transparansi manajemen, (j) evaluasi dan
(l) komunikasi yang baik, (m) memiliki akuntabilitas, (n) menjaga sustainabilitas.
Komunikasi yang baik antara elemen di dalam sekolah, responsif dan antisipatif
terhadap kebutuhan, partisipasi tinggi dari warga sekolah, dan evaluasi serta
bentuk program yakni kebijakan komunikasi sekolah dengan orang tua siswa.
3
Output non-akademik, adalah output di luar prestasi akademik. Rivai dan Murni
keingintahuan yang tinggi, harga diri, kejujuran, kerja sama yang baik, rasa kasih
yang diajukan Rivai dan Murni (2009) tersebut adalah out put berupa nilai-nilai
yang sulit diukur dan bersifat dinamis, tidak segera dapat dilihat hasil akhirnya.
Nilai-nilai inilah yang sesungguhnya lebih utama dan bertahan lama yang akan
dibawa peserta didik sepanjang mereka belajar dan menjalani kehidupan dalam
inilah sebenarnya yang menjadi inti dari visi pendidikan nasional. Sebagaimana
sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
dan (b) meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
pembangunan pendidikan nasional sekolah tentu memiliki visi dan misi yang
tidak dapat lepas dari visi misi pendidikan nasional. Seluruh proses
di kelas sangat ditentukan oleh visi dan misi sekolah tersebut. Sebagus apa pun
proses pendidikan yang terjadi di sebuah sekolah maka proses tersebut belum
disebut berhasil jika visi dan misi yang disusun belum dapat diwujudkan.
Keberhasilan pencapaian visi dan misi sekolah dapat dilihat salah satunya dari
kualitas keluaran peserta didik (out put) yang dihasilkan. Fenomena yang cukup
berani menyatakan ukuran ketercapaian visi misi mereka dalam sebuah standar
jaminan kelulusan ini menjadi tuntutan lebih dibanding sekolah negeri karena
merupakan nilai jual yang ditawarkan kepada orang tua sebagai konsumennya.
situasi sosial yang menjadi ruang lingkup kehidupan manusia. Secara garis besar
proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan pendidikan yang terkenal
(pendidikan informal) tentu memiliki landasan tertentu. Setiap orang tua tentunya
juga memiliki harapan (visi) dan pola tersendiri dalam pendidikan anaknya. Tidak
5
jarang pola pendidikan tersebut berbeda sekali dengan prinsip pendidikan yang
diterapkan di sekolah.
Perbedaan ini menjadi masalah yang sangat nyata bagi sekolah yang
alternatif yang mulai banyak muncul di Indonesia pada awal tahun 2000-an.
yang baik antara sekolah dan orang tua untuk menyelaraskan visi orang tua di
orang tua dan sekolah diharapkan menjadi media penyelaras antara proses
pendidikan terpadu yang dialami siswa di sekolah dengan pendidikan orang tua
guru. Oleh karena itu, ketercapaian pendidikan integral dalam Sekolah Islam
dirintis dari sebuah Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) kecil ini merupakan
salah satu sekolah Islam Terpadu di Kabupaten Blitar yang menerapkan sistem
sistem fullday school inilah seluruh kegiatan siswa mulai dari program
Masalah yang muncul kemudian adalah tidak seimbangnya nilai dan pola
pendidikan yang diterima anak di sekolah dengan di rumah. Salah satu masalah
yang sering terjadi misalnya adalah masalah kemandirian siswa. Jika di sekolah
siswa telah dilatih mandiri melakukan seluruh kebutuhan dasar mereka seperti
makan dengan adab Islam, memakai seragam atau kaos kaki sendiri,
ternyata ketika di rumah orang tua tidak melakukan pembiasaan yang serupa.
Latar belakang kondisi keluarga yang cenderung berasal dari kelas ekonomi
menengah ke atas adalah salah satu faktor penyebabnya. Orang tua masih belum
komunikasi sekolah dengan orang tua inilah yang menjadi fokus utama penelitian
ini.
Blitar?
orang tua dalam mendukung visi misi pendidikan integral di LPIT Al-
Hikmah Blitar.
8
a. Manfaat Teoritis
penelitian tentang hubungan program komunikasi antara wali murid dan sekolah
diharapkan mampu menambah informasi bagi bidang kajian ilmu lain seperti
b. Manfaat Praktis
pembelajaran dan bekal pengalaman penerapan konsep dan teori kebijakan yang
selama ini diterima. Selain itu, aktivitas penelitian ini juga menjadi media yang
efektif bagi peneliti untuk mengevaluasi lembaga tempat peneliti bekerja, artinya
evaluasi terhadap diri peneliti sendiri sebagai bagian dari komponen lembaga
pendidikan tersebut.
dapat menentukan bentuk komunikasi yang ideal antara orang tua dan sekolah
kebijakan menjadi empat fase yakni: (a) penyusunan agenda, (b) formulasi
penilaian kebijakan.
penetapan tujuan sebuah program, (b) penentuan standar pelaksanaan, dan (c)
diteliti dalam penelitian ini hanya meliputi: tujuan, target, kendala, dan
sesuai tujuan.
f. Visi adalah daya pandang jauh ke depan, mendalam, dan luas yang
merupakan daya pikir abstrak yang memiliki kekuatan amat dahsyat dan
dapat menerobos segala batas-batas fisik, waktu, dan tempat (Gaffar dalam
g. Misi adalah tugas pokok yang akan dilaksanakan untuk merealisasikan visi.
Misi juga dapat dimaknai sebagai indikator dan target jangka pendek yang
didik dengan hasil akhirnya terwujudnya anak yang cerdas secara akademik,
dengan model fullday school. Lembaga ini dirintis dari lembaga nonformal
berupa TPQ yang berkembang menjadi lembaga formal mulai dari Play