Anda di halaman 1dari 4

Wafatnya Para Ulama adalah Musibah Besar dalam Islam

‫ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن ﱠﻻ‬،ُ‫ﺻ ْﺤﺒِ ِﻪ َوَﻣ ْﻦ َو َاﻻﻩ‬ ِِ ِ ِ ٍ ِ ‫ َواﻟ ﱠ‬،‫اَ ْﳊَ ْﻤ ُﺪ ِّٰﻪﻠﻟ‬


َ ‫ َو َﻋﻠَﻰ آﻟﻪ َو‬،‫ﺼ َﻼةُ َواﻟ ﱠﺴ َﻼ ُم َﻋﻠَﻰ َﺳﻴِّﺪ َ� ُﳏَ ﱠﻤﺪ َر ُﺳ ْﻮل ﷲ‬
‫ ﻓَِﺈِّﱐ‬،‫ أَﱠﻣﺎ ﺑَـ ْﻌ ُﺪ‬،ُ‫ﱯ ﺑَـ ْﻌ َﺪﻩ‬
‫ َﻻ ﻧَِ ﱠ‬،ُ‫ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن َﺳﻴِّ َﺪ َ� ُﳏَ ﱠﻤ ًﺪا َﻋْﺒ ُﺪﻩُ َوَر ُﺳ ْﻮﻟُﻪ‬،ُ‫ﻚ ﻟَﻪ‬ َ ْ‫إِﻟﻪَ إِﱠﻻ ﷲُ َو ْﺣ َﺪﻩُ َﻻ َﺷ ِﺮﻳ‬
ِ ُ‫ف َوا ْﳉ‬
‫ﻮع‬ ِ ‫وﻟَﻨـﺒـﻠُﻮﻧﱠ ُﻜﻢ ﺑِﺸﻲ ٍء ِﻣﻦ ا ْﳋﻮ‬: ‫أُو ِﺻﻴ ُﻜﻢ وﻧَـ ْﻔ ِﺴﻲ ﺑِﺘـ ْﻘﻮى ﷲِ اﻟْﻌﻠِ ِﻲ اﻟْ َﻘ ِﺪﻳ ِﺮ اﻟْ َﻘﺎﺋِ ِﻞ ِﰲ ُﳏ َﻜ ِﻢ ﻛِﺘﺎﺑِِﻪ‬
َْ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ْ ْ ّ َ ََ ْ َْ ْ ْ
ِ‫ﺼﻴﺒﺔٌ ﻗَﺎﻟُﻮا إِ ﱠ� ِﱠ‬ ِ ِ‫ﱠ‬ ِ
ِ ‫ات وﺑ ِّﺸ ِﺮ اﻟ ﱠ‬ ِ ‫ﺺ ِﻣ َﻦ ْاﻷ َْﻣ َﻮ ِال َو ْاﻷَﻧْـ ُﻔ‬
‫ﻪﻠﻟ‬ َ ‫َﺻﺎﺑَـْﺘـ ُﻬ ْﻢ ُﻣ‬َ ‫ﻳﻦ إِ َذا أ‬
َ ‫( اﻟﺬ‬١٥٥) ‫ﻳﻦ‬ َ ‫ﺼﺎﺑ ِﺮ‬ َ َ ‫ﺲ َواﻟﺜ َﱠﻤَﺮ‬ ٍ ‫َوﻧـَ ْﻘ‬
ِ
:‫()اﻟﺒﻘﺮة‬١٥٧) ‫ﻚ ُﻫ ُﻢ اﻟْ ُﻤ ْﻬﺘَ ُﺪو َن‬ َ ِ‫ات ِﻣ ْﻦ َرّﻬﺑِِ ْﻢ َوَر ْﲪَﺔٌ َوأُوﻟَﺌ‬
ٌ ‫ﺻﻠَ َﻮ‬َ ‫ﻚ َﻋﻠَْﻴ ِﻬ ْﻢ‬َ ِ‫( أُوﻟَﺌ‬١٥٦) ‫َوإِ ﱠ� إِﻟَْﻴ ِﻪ َراﺟ ُﻌﻮ َن‬
(١٥٧-١٥٥
Jamaah shlolat jumat tamu undangan Allah subhanahu wa ta’ala...

Al-Imam Hasan al-Bashri pernah mengatakan:

َ ‫ﻒ اﻟﻠﱠْﻴ ُﻞ َواﻟﻨـ‬
‫ﱠﻬ ُﺎر‬ َ َ‫اﺧﺘَـﻠ‬
ْ ‫ﱡﻫﺎ َﺷ ْﻲءٌ َﻣﺎ‬ ِْ ‫ت اﻟْ َﻌ ِﺎﱂ ﺛـُْﻠﻤﺔٌ ِﰲ‬
َ ‫اﻹ ْﺳ َﻼِم َﻻ ﻳَ ُﺴﺪ‬ ُ ‫َﻣ ْﻮ‬
َ
“Kematian seorang ulama adalah kebocoran dalam Islam, yang itu tidak bisa ditambal meskipun
dengan berlalu siang dan malam”

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, beberapa bulan ini banyak sekali kejadian pilu yang datang
beruntun. Secara cepat seakan langit-langit mencabut bintang-bintangnya. Bumi mengambiil
barakahnya. Ulama meninggalkan kita karena ajal yang memang sudah tiba. Terakhir adalah
meninggalnya Syaikh Ali Jaber.

Meninggalnya ulama berarti hilanglah sebuah ilmu. Ilmu yang kita jadikan pedoman dalam hidup. Ilmu
yang menjadi cerminan perilaku ulama menjadi hilang. Hal ini karena Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, sebagaiman yang telah diriwayatkan dalam kitab shahihain.
‫اﻟﻌﻠَ َﻤ ِﺎء‬
ُ ‫ﺾ‬ ِ ‫ﺾ اﻟﻌِﻠْ َﻢ ﺑ َﻘْﺒ‬ ِ ِ ِ ِ
ُ ِ‫ وﻟَﻜ ْﻦ ﻳَـ ْﻘﺒ‬،‫اﻋﺎ ﻳَـْﻨـﺘَ ِﺰ ُﻋﻪُ ﻣ َﻦ اﻟﻌﺒَﺎد‬
ِ ِ ِ‫اﻪﻠﻟ ﻻ ﻳـ ْﻘﺒ‬
ُ َ َ‫إ ﱠن ﱠ‬
ً ‫ﺾ اﻟﻌﻠْ َﻢ اﻧْﺘَﺰ‬
“Sesungguhnya Allah tidak mencabut sebuah ilmu secara langsung dengan menghilangkannya dari
dada hamba-hambanya, akan tetapi mencabutnya dengan mewafatkan para ulama”

Jamaah jum’at yang dirahmati Allah....

Meninggalnya ulama adalah salah satu tanda-tanda dekatnya hari kiyamat. Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabada, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari.
ِ ِ
‫ﱳ‬ َ ‫ﺾ اﻟْﻌ ْﻠ ُﻢ َوﺗَ ْﻜﺜُـَﺮ اﻟﱠﺰﻻ ِزُل َوﻳـَﺘَـ َﻘ َﺎر‬
َُ ‫ب اﻟﱠﺰَﻣﺎ ُن َوﺗَﻈْ َﻬَﺮ اﻟْﻔ‬ َ َ‫ﺎﻋﺔُ َﺣ ﱠﱴ ﻳـُ ْﻘﺒ‬
َ ‫ﻻ ﺗَـ ُﻘﻮمُ اﻟ ﱠﺴ‬
“Kiamat tidak akan pernah terjadi sebelum tercabutnya ilmu, banyaknya gempa bumi, dan waktu dan
merajalelanya fitnah-fitnah”

Padahal tidak lah ilmu tercabut kecuali dengan meninggalnya para Ulama.
Sungguh benar apa yang dikatakan oleh al-Imam al-Hasan al-Bashri,
.‫ﱠﻬﺎر‬ ‫ﻒ اﻟﻠﱠ‬ ِ ِ ‫ﻣﻮت‬
ُ ‫ﻴﻞ واﻟﻨ‬
ُ َ ‫ﻠ‬
َ ‫ـ‬َ‫ﺘ‬ ‫اﺧ‬ ‫ﻣﺎ‬ ‫ﺷﻲء‬
ٌ ‫ﱡﻩ‬
ُ ‫ﺪ‬ ‫ﺴ‬
ُ ‫ﻳ‬
َ ‫ﻻ‬ ‫اﻹﺳﻼم‬ ‫ﰲ‬ ‫ﺔ‬
ٌ ‫ﻠﻤ‬
َ ‫ﺛ‬
ُ ‫اﻟﻌﺎﱂ‬ ُ
“Kematian ulama adalah kebocoran Islam, yang itu tidak bisa ditambal dengan berlalunya siang dan
malam”

1
Seorang Umar bin Khattab radhiyallahu anhu sahabat yang faqih, sahabat yang sangat mendalam
pemahaman agamanya mengatakan,
ِ ِ ِ
ِ‫ﺼ ٍﲑ ِﲝﻼَِل اﻪﻠﻟِ وﺣﺮاَِﻣﻪ‬ ِ ِ ‫ﻒ ﻋﺎﺑِ ٍﺪ ﻗَﺎﺋِِﻢ اﻟﻠﱠﻴ ِﻞ‬
َ َ ّ َ ْ َ‫ﱠﻬﺎ ِر أ َْﻫ َﻮ ُن ﻣ ْﻦ َﻣ ْﻮت َﻋ ٍﺎﱂ ﺑ‬
َ ‫ﺻﺎﺋ ِﻢ اﻟﻨـ‬
َ ْ َ ِ ْ‫ت أَﻟ‬
ُ ‫َﻣ ْﻮ‬
“Kematian seribu ahli ibadah yang qiyamulail dimalam hari dan puasa di siang hari itu lebih ringan
dari pada kematian seorang ulama yang mengerti tentang halal dan haram”

Tahukah kenapa begitu jama’ah yang dirahmati Allah?

Karena seorang ahli ibadah mengabdi hanya untuk dirinya sendiri, sedangkan seorang ulama
mengabdi untu umat dan masyarakat luas dengan ilmu yang dimiliki. Maka dari itu sudah seharusnya
masyarakat kita bersedih dengan kematian ulama. Kita harus berduka dengan wafatnya ulama.
Bahkan termasuk penduduk bumi seharusnya bersedih. Karena Allah berfirman,
‫ﺼ َﻬﺎ ِﻣ ْﻦ أَﻃَْﺮاﻓِ َﻬﺎ‬ َ ‫أ ََوَﱂْ ﻳَـَﺮْوا أَ ﱠ� َ�ِْﰐ اﻷ َْر‬
ُ ‫ض ﻧـَْﻨـ ُﻘ‬
“Dan apakah mereka tidak melihat bahwa kami mendatangi daerah-daerah (orang yang ingkar
kepada Allah), lalu kami kurangi (daerah-daerah) itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya?” ( QS Ar
Ra’du: 41)

Abdullah Ibnu Abbas radhiyallahu anhu menjelaskan tafsirnya,

“Ayat ini berkaitan dengan hancurnya dunia itu dengan menginggalnya orang-orang alim dan pelaku-
pelaku kebaikan di antara mereka”

Hadirin yang dirahmati Allah, Sungguh benar..


ِ ِ
ٌ‫ﻠﻤﺔٌ ﰲ اﻹﺳﻼم ﻻ ﻳَ ُﺴﺪﱡﻩُ ﺷﻲء‬
َ ُ‫ﻣﻮت اﻟﻌﺎﱂ ﺛ‬
ُ
“Kematian ulama adalah kebocoran dalam islam yang tidak bisa ditambal dengan apapun”

Dan kematian ulama tidak bisa disamakan dengan kematian siapapun, kenapa? Karena jarak antara
mereka dengan Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam memiliki nasab yang sangat baik.
Tidak ada nasab yang lebih baik dari pada nasab ulama. Dalam shahih bukhari diriwayatkan. Rasulullah
bersabda,
‫اﻟﻌﻠﻤﺎء ﻫﻢ ورﺛﺔ اﻷﻧﺒﻴﺎء‬
“Para ulama adalah ahli warisnya para nabi”

Ya para ulama adalah ahli waris Nabi. Hal ini dipersaksikan langsung oleh Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam sendiri. Sehingga kalau di antara mereka ada yang meninggal, maka sebenarnya ada yang
meninggal dari salah satu ahli waris Rasulullah. Makanya, hidupnya ulama tidak ada apa-apanya
dibanding dengan harta benda dunia seluruhnya. Dan kematian ulama tidak bisa dibayar dengan apa
yang ada dibumi seluruhnya. Makanya dalam sebuah kisah, ketika Umar bin Khattab meninggal.
Seorang Sa’id bin Zaid menangisinya sambil mengatakan,
‫ﻋﻠﻰ اﻹﺳﻼم أﺑﻜﻲ‬
“aku menangisi Islam”

Artinya meniggalnya Umar adalah kebocoran Islam yang tidak akan pernah bisa ditambal sampai hari
kiamat kelak.

2
Jamaah yang dirahmati Allah.. sekali lagi..
“Kematian ulama adalah bocornya Islam, yang itu tidak bisa ditambal dengan apapun”

Kenapa kematian ulama begitu mulia? Karena Allah sendiri yang telah memuji mereka dalam al-
Qur’an. Ulama menjadi saksi ke-esaan Allah. Dan disandingkan dengan para malaikat yang mulia
‫اﻪﻠﻟُ أَﻧﱠﻪُ ﻻ إِﻟَﻪَ إِﻻﱠ ُﻫ َﻮ َواﻟْ َﻤﻼﺋِ َﻜﺔُ َوأ ُْوﻟُﻮا اﻟْﻌِﻠْ ِﻢ ﻗَﺎﺋِﻤﺎً ِﺎﺑﻟْ ِﻘ ْﺴ ِﻂ ﻻ إِﻟَﻪَ إِﻻﱠ ُﻫ َﻮ اﻟْ َﻌ ِﺰ ُﻳﺰ ا ْﳊَ ِﻜ ُﻴﻢ‬
‫َﺷ ِﻬ َﺪ ﱠ‬
“Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang-orang
berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
(QS. Ali-Imran: 18)

Imam al-Qurthubi rahimahullah mengatakan,


‫ واﺳﻢ ﻣﻼﺋﻜﺘﻪ‬،‫ ﻟﻘﺮ�ﻢ ﷲ ﺎﺑﲰﻪ‬،‫ﻣﻦ اﻟﻌﻠﻤﺎء‬
َ ‫ﻟﻮ ﻛﺎن أﺣ ٌﺪ أﺷﺮف‬
“Kalaulah ada yang lebih mulia dari ulama tentu Allah akan sandingkan dengan nama-Nya dan nama
Malaikat”

Allah telah memuliakan kedudukan para ulama di dunia dan Akhirat. Allah berfirman,
ٍ ‫اﻪﻠﻟ اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ آﻣﻨُﻮا ِﻣْﻨ ُﻜﻢ واﻟﱠ ِﺬﻳﻦ أُوﺗُﻮا اﻟْﻌِْﻠﻢ درﺟ‬
‫ﺎت‬ َ ََ َ َ َْ َ َ ُ‫ْﻳﺮﻓَ ِﻊ ﱠ‬
“Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang berilmu di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. al-Mujadalah: 11)

Para pakar tafsir menjelaskan tentang ( ‫ )درﺟﺎت‬adalah semua derajat kedudukan di dunia maupun di
akhirat.

Para ulama menghabiskan umur mereka untuk ilmu. Mereka wakafkan dirinya untuk Allah dan rasul-
Nya. Mewakafkan diri mereka untuk keberlangsungan tegaknya dakwah Allah ta’ala tetap tegak.
Sehingga pantas untuk diberikan oleh Allah kemuliaan. Mereka meninggal dalam keadaan
menegakkan syariat Allah. Maka pantas untuk mereka mendapat surga-Nya.

Seorang Yahya bin Ja’far ketika Imam Bukhari meninggal dunia mengatakan, “Kalau seandainya aku
bisa menambah umur Muhammad bin Ismail (imam Bukhori) dengan mengurangi umurku, tentu aku
lakukan. Karena kalau aku mati, itu hanya kematian seorang biasa. Tapi kalau meniggalnya beliau itu
berarti hilanglah sebuah ilmu”

Maka Jama’ah yang dirahmati Allah...

Termasuk dari bagian sunnah Rasulullah adalah memuliakan ulama. Jangan seperti orang-orang
munafik yang mereka tidak menghormati ulama. Ibnu Abbas radhiyallahu anhu mengatakan,

“Barang siapa yang menyakiti Ulama maka sebenarnya dia telah menyakiti Rasulullah. Dan barang
siapa yang menyakiti Rasulullah, berarti dia telah menyakiti Allah.”

Maka cintai dan muliakan ulama yang telah menolong, meperjuangkan dan membela apa yang pernah
diperjuangkan oleh Rasulullah. Diantara cara mencintainya adalah menyebarkan ilmu yang telah
mereka tulis. Mengkaji karya-karya mereka. Dan bersungguh-sungguh untuk menyempurnakan jasa
yang telah mereka perbuat. Menghadiri majlis-majlis ilmu yang mereka buka. Dan bersungguh-
sungguh menjadi penerus mereka.

3
‫‪Ibnu Abbas ketika ditunjukkan kuburan Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhu bertutur, “Siapa yang ingin‬‬
‫”‪melihat bagaiaman ilmu itu hilang, maka seperti inilah ilmu itu hilang‬‬

‫اﻟﻠﻬﻢ اﺟﻌﻞ أﻋﻤﺎﻟﻨﺎ ﺻﺎﳊﺔ‪ ،‬واﺟﻌﻠﻬﺎ ﻟﻮﺟﻬﻚ ﺧﺎﻟﺼﺔ‪ ،‬وﻻ ﲡﻌﻞ ﻷﺣﺪ ﻓﻴﻬﺎ ﺷﻴﺌًﺎ‪ � ،‬رب اﻟﻌﺎﳌﲔ‬
‫‪“Ya Allah jadikan amalan-malan kami layak untuk diterima. Dan jadikanlah hanya untuk mengharap‬‬
‫‪ridho-Mu. Dan jangan jadikan amalan itu untuk selain-Mu. Ya rabbal alamiin.‬‬

‫ﻵ�ت واﻟ ِّﺬ ْﻛ ِﺮ اﳊَ ِﻜْﻴ ِﻢ‪ .‬إﻧّﻪُ ﺗَﻌﺎَ َﱃ َﺟ ّﻮ ٌاد َﻛ ِﺮْﱘٌ َﻣﻠِ ٌ‬
‫ﻚ‬ ‫آن اﻟﻌ ِﻈﻴ ِﻢ‪ ،‬وﻧـَ َﻔﻌ ِﲏ وإِ� ُﻛﻢ ِﺎﺑ ِ‬
‫ﻟﻜﻢ ِﰲ اﻟ ُﻘ ْﺮ َ ْ َ َ ْ َ ّ ْ‬
‫ِ‬
‫ﺎﺑََرَك ﷲُ ِ ْﱄ َو ْ‬
‫ف َرِﺣْﻴ ٌﻢ‬
‫ﺑَـﱞﺮ َرُؤْو ٌ‬

‫‪Khutbah kedua‬‬
‫ِ‬ ‫ِِ ِ‬ ‫اَ ْﳊﻤ ُﺪ ﻪﻠﻟِ ﻋﻠﻰ إِﺣﺴﺎﻧِِ‬
‫ﻚ‬ ‫ﻠﻰ ﺗَـ ْﻮﻓْﻴﻘ ِﻪ َوا ْﻣﺘِﻨَﺎﻧِِﻪ‪َ .‬وأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن ﻻَ اﻟَﻪَ إِﻻﱠ ﷲُ َوﷲُ َو ْﺣ َﺪﻩُ ﻻَ َﺷ ِﺮﻳْ َ‬ ‫َ‬ ‫ﻋ‬‫َ‬ ‫ﻪ‬
‫ُ‬ ‫ﻟ‬
‫َ‬ ‫ﺮ‬
‫ُ‬ ‫ﻜ‬
‫ْ‬ ‫ﺸ‬
‫ﱡ‬ ‫اﻟ‬
‫و‬‫َ‬ ‫ﻪ‬ ‫َ َ َْ‬ ‫َْ‬
‫ﺻ ِّﻞ َﻋﻠَﻰ َﺳﻴِّ ِﺪ َ� ُﳏَ ﱠﻤ ٍﺪ ِو َﻋﻠَﻰ اَﻟِِﻪ‬ ‫اﻟﻠﻬ ﱠﻢ َ‬
‫ﱠاﻋﻰ إﱃ ِر ْ ِِ‬
‫ﺿ َﻮاﻧﻪ‪ُ .‬‬ ‫َ‬
‫ﻟَﻪ وأَ ْﺷﻬ ُﺪ أ ﱠن ﺳﻴِ َﺪ َ� ُﳏ ﱠﻤ ًﺪا ﻋﺒ ُﺪﻩ ورﺳﻮﻟُﻪ اﻟﺪ ِ‬
‫َ ّ َ َْ ُ َ َ ُ ْ ُ‬ ‫َُ َ‬
‫ِ‬ ‫واَﺻﺤﺎﺑِِﻪ وﺳﻠِّﻢ ﺗﺴﻠِﻴﻤﺎ ﻛِﺜﲑا أَﱠﻣﺎ ﺑـﻌﺪ ﻓَﻴﺎَ اَﻳـﱡﻬﺎ اﻟﻨ ِ‬
‫ﱠﺎس اﺗﱠـ ُﻘﻮ َاﻪﻠﻟ ﻓْﻴ َﻤﺎ أ ََﻣَﺮ َواﻧْـﺘَـ ُﻬ ْﻮا َﻋ ﱠﻤﺎ َ�َﻰ َو ْاﻋﻠَ ُﻤ ْﻮا أَ ﱠن ﷲَ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ْ ً ًْ َ ْ ُ‬
‫ﻠﻰ اﻟﻨِﱠﱮ � اَﻳـﱡ َﻬﺎ‬ ‫ﻋ‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﺼﻠﱡ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﺘ‬ ‫ﻜ‬
‫َ‬ ‫ﺎل ﺗَﻌﺎَ َﱃ إِ ﱠن ﷲ وﻣﻶﺋِ‬ ‫َ‬ ‫َ‬‫ﻗ‬‫و‬ ‫أَﻣﺮُﻛﻢ ِﺄﺑَﻣ ٍﺮ ﺑ َﺪأَ ﻓِﻴ ِﻪ ﺑِﻨَـ ْﻔ ِﺴ ِﻪ وﺛَـﲎ ِﲟَﻶ ﺋِ َﻜﺘِﻪِ ﺑِ ُﻘ ْﺪ ِﺳ ِ‬
‫ﻪ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬ ‫ََ ْ ْ َ ْ‬
‫آل‬‫اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ آﻣﻨُـﻮا ﺻﻠﱡﻮا َﻋﻠَﻴ ِﻪ وﺳﻠِّﻤﻮا ﺗَﺴﻠِﻴﻤﺎ‪ .‬اﻟﻠﻬ ﱠﻢ ﺻ ِﻞ َﻋﻠَﻰ ﺳﻴِ ِﺪ َ� ُﳏَ ﱠﻤ ٍﺪ ﺻﻠﱠﻰ ﷲ َﻋﻠَﻴ ِﻪ وﺳﻠِّﻢ و َﻋﻠَﻰ ِ‬
‫َ ُ ْ ََ ْ َ‬ ‫َّ‬ ‫َْ َ ْ َ ْ ْ َ َ ُْ ْ ًْ ُ َ ّ‬
‫ض اﻟﻠّ ُﻬ ﱠﻢ َﻋ ِﻦ اْﳋُﻠَ َﻔ ِﺎء اﻟﱠﺮ ِاﺷ ِﺪﻳْ َﻦ أَِﰉ ﺑَ ْﻜ ٍﺮ َو ُﻋ َﻤﺮ‬‫ﲔ َو ْار َ‬
‫ِ ِ‬
‫ﻚ َوَﻣﻶﺋ َﻜﺔ اْﳌَُﻘﱠﺮﺑِ ْ َ‬
‫ِ‬
‫ﻚ َوُر ُﺳﻠ َ‬
‫ٍ‬
‫َﺳﻴِّﺪ�َ ُﳏَ ﱠﻤﺪ َو َﻋﻠَﻰ اَﻧْﺒِﻴﺂﺋِ َ‬
‫ِ‬
‫ِ ٍِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫وﻋﺜْﻤﺎن وﻋﻠِﻰ وﻋﻦ ﺑ ِﻘﻴﱠ ِﺔ اﻟ ﱠ ِ‬
‫ض َﻋﻨﱠﺎ َﻣ َﻌ ُﻬ ْﻢ‬ ‫ﲔ َﳍُْﻢ ِﺎﺑ ْﺣ َﺴﺎن اﻟَﯩﻴَـ ْﻮم اﻟ ّﺪﻳْ ِﻦ َو ْار َ‬ ‫ﲔ َو َﺎﺗﺑِﻌﻲ اﻟﺘﱠﺎﺑِﻌ ْ َ‬ ‫ﺼ َﺤﺎﺑَﺔ َواﻟﺘﱠﺎﺑِﻌ ْ َ‬ ‫َُ َ ََ ََْ َ‬
‫ِِ‬ ‫ﺑَِﺮ ْﲪَﺘِ َ‬
‫ﲔ‬‫ﻚ َ� اَْر َﺣ َﻢ اﻟﱠﺮاﲪ ْ َ‬
‫ﻠﻬ ﱠﻢ أ َِﻋﱠﺰ اْ ِﻹ ْﺳﻼَ َم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِِ‬
‫ﲔ َواْﳌُ ْﺴﻠ َﻤﺎت اَﻻَ ْﺣﻴﺂءُ ﻣْﻨـ ُﻬ ْﻢ َواْﻻَ ْﻣ َﻮات اﻟ ُ‬ ‫ﲔ َواْﳌُْﺆﻣﻨَﺎت َواْﳌُ ْﺴﻠﻤ ْ َ‬ ‫ﻟﻠﻬ ﱠﻢ ا ْﻏﻔ ْﺮ ﻟ ْﻠ ُﻤ ْﺆﻣﻨ ْ َ‬
‫اَ ُ‬
‫اﺧ ُﺬ ْل َﻣ ْﻦ َﺧ َﺬ َل‬ ‫اﻟﺸﺮَك واْﳌ ْﺸ ِﺮﻛِﲔ واﻧْﺼﺮ ِﻋﺒﺎد َك اْﳌﻮ ِﺣ ِﺪﻳﱠﺔَ واﻧْﺼﺮ ﻣﻦ ﻧَﺼﺮ ِّ‬ ‫واْﳌﺴﻠِ ِﻤ ِ ﱠ ِ‬
‫اﻟﺪﻳْ َﻦ َو ْ‬ ‫ﲔ َوأَذل ّ ْ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َ َ َُ ّ َ ُ ْ َ ْ َ َ‬ ‫َ ُ ْ َْ‬
‫اﻟﻠﻬ ﱠﻢ ْادﻓَ ْﻊ َﻋﻨﱠﺎ اْﻟﺒَﻼَءَ َواْ َﻟﻮَﺎﺑءَ َواﻟﱠﺰﻻَ ِزَل َواْﳌِ َﺤ َﻦ‬
‫اﻟﺪﻳْ ِﻦ‪ُ .‬‬
‫اﻟﺪﻳ ِﻦ واﻋ ِﻞ َﻛﻠِﻤﺎﺗِﻚ إِ َﱃ ﻳـﻮم ِّ‬
‫ﲔ َو َد ّﻣ ْﺮ أ َْﻋ َﺪاءَ ّ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫اْﳌُ ْﺴﻠﻤ ْ َ‬
‫ﲔ ﻋﺂ ﱠﻣﺔً‬ ‫ِ ِِ‬ ‫ِ‬
‫ﺻﺔً َو َﺳﺎﺋ ِﺮ اْﻟﺒُـ ْﻠ َﺪان اْﳌُ ْﺴﻠﻤ ْ َ‬ ‫َو ُﺳ ْﻮءَ اْ ِﻟﻔﺘْـﻨَ ِﺔ َواْﳌِ َﺤ َﻦ َﻣﺎ ﻇَ َﻬَﺮ ِﻣْﻨـ َﻬﺎ َوَﻣﺎ ﺑَﻄَ َﻦ َﻋ ْﻦ ﺑَـﻠَ ِﺪ َ� اِﻧْ ُﺪوﻧِْﻴ ِﺴﻴﱠﺎ ﺧﺂ ﱠ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫�رﱠ ِ‬
‫اب اﻟﻨﱠﺎ ِر‪َ .‬رﺑﱠـﻨَﺎ ﻇَﻠَ ْﻤﻨَﺎ اَﻧْـ ُﻔ َﺴﻨَ َﺎوا ْن َﱂْ‬‫ﲔ‪َ .‬رﺑﱠـﻨَﺎ آﺗﻨﺎَ ِﰱ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ َﺣ َﺴﻨَﺔً َوِﰱ اْﻵﺧَﺮةِ َﺣ َﺴﻨَﺔً َوﻗﻨَﺎ َﻋ َﺬ َ‬ ‫ب اْ َﻟﻌﺎﻟَﻤ ْ َ‬ ‫ََ‬
‫ﺗَـ ْﻐ ِﻔﺮ ﻟَﻨَﺎ وﺗَـﺮ َﲪْﻨَﺎ ﻟَﻨَ ُﻜﻮﻧَ ﱠﻦ ِﻣﻦ اْﳋ ِ‬
‫ﺎﺳ ِﺮﻳْ َﻦ‪.‬‬ ‫ْ َ َ‬ ‫ْ َْ‬

‫ﺘﺂء ِذي اْﻟ ُﻘﺮﰉ وﻳـْﻨـﻬﻰ ﻋ ِﻦ اْﻟ َﻔﺤ ِ‬


‫ﺸﺂء َواْﳌْﻨ َﻜ ِﺮ َواْﻟﺒَـ ْﻐﻲ ﻳَﻌِﻈُ ُﻜ ْﻢ‬ ‫ﺎن وإِﻳ ِ‬ ‫ِﻋﺒﺎدﷲِ ! إِ ﱠن ﷲ �ْﻣﺮَ� ِﺎﺑْﻟﻌ ْﺪ ِل واْ ِﻹﺣﺴ ِ‬
‫ِ ِ ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ُُ َ َ ْ َ‬ ‫ََ‬
‫ﻠﻰ ﻧِ َﻌ ِﻤ ِﻪ ﻳَِﺰْد ُﻛ ْﻢ َوﻟَﺬ ْﻛ ُﺮ ﷲ أَ ْﻛ َ ْﱪ‬ ‫ِ‬ ‫ﱠ‬ ‫ﱠ‬
‫ﻟَ َﻌﻠ ُﻜ ْﻢ ﺗَ َﺬﻛ ُﺮْو َن َواذْ ُﻛ ُﺮوا ﷲَ اْ َﻟﻌﻈْﻴ َﻢ ﻳَ ْﺬ ُﻛ ْﺮُﻛ ْﻢ َوا ْﺷ ُﻜ ُﺮْوﻩُ َﻋ َ‬

‫‪4‬‬

Anda mungkin juga menyukai