Amanah
Tabligh
Fathanah
PEMIMPIN >> IMAM
TAUHID DALU
!!!
Pilihlah pemimpin muslim yang islami
Jangan pilih non muslim
آمنُوا ل َا تَتَّ ِخذُوا ِبطَان َ ًة ِم ْن ُدو ِنك ُ ْم ل َا يَأْل ُونَك ُ ْم َ ين َ يَاأَيُّ َها ال َّ ِذ
اء ِم ْن أَف َْوا ِه ِه ْم َو َما
ُ تال َْب ْغ َض ِ اعنِتُّ ْم قَ ْد بَ َد َ خ َبال ًا َو ُّدوا َم َ
َ ات إِ ْن ُكنْتُ ْم تَ ْع ِقل
ُون ِ َخ ِفي ُص ُد ُور ُه ْم أ َ ْك َب ُر قَ ْد َبيَّن َّا لَك ُ ُم ال ْآي ْ ُت
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil
menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar
kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya
(menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai
apa yang menyusahkan kamu. telah nyata kebencian dari
mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati
mereka adalah lebih besar lagi. sungguh telah Kami
terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu
memahaminya.” (Q.S. Ali Imran (3): 118)
Madinah Penataan
Hukum
Ibadah,
Jinayah,
Siyasah
Pem-
Pem- Qadha’iyah,
bangunan
bangunan Mu’amalah/
umat
umat Syahsyiyah
PRINSIP TANGGUNG
JAWAB
S E T I A P K I TA A D A L A H P E M I M P I N , YA N G
A K A N D I M I N TA I P E R TA N G G U N G J AWA B A N
Hukuman bagi pemimpin yang menipu
rakyat
Amanah
Tabligh
Fathanah
P I N A N D U N
I M S Y I
KEPEM AFA’ AL-RA
- K H U L
AL
Hidup &
Berkarya
Islam
Contoh Tata Menyebar
Contoh Kelola
Tata Laku Administrasi
Politik
1. ABU BAKAR AL-SHIDDIQ (632-634 M / 11-13 H)
ّأما بعد أيها النــاس! فإنّي قد وليت عليكم ولســت بخيركم فإن
أحسنت أعينوني وإن أسأت فقـومـوني ,الصـدق أمـانة والكذب ُ
يح علّته إن شــاء اهلل, ِ
قوي عندي حتّى أ َ
ز خيانة ,والضعيف منكم ّ
والقوي فيكم ضعيف حتّى آ ُخذ منه الح ّق إن شــاء اهلل ,اليدع ّ
بالذل واليُشيع قـوم
قـوم الجهـاد في سبـيل اهلل إالّ ضربهم اهلل ّ
عمهم اهلل بالبالء .أطيعوني مـا أطعت اهلل ط الفــاحشةَ إالّ ّ
قّ
ورســوله ,فإذا عصيت اهلل ورس ـ ــوله فال ط ــاعة لي عليكم قومــوا
إلى صالتكم يرحمكــم اهلل
Tipe kepemimpinannya bersifat sentralistik namun
mengedepankan musyawarah.
Sederhana gaya hidupnya, low profile & bersikap lemah
lembut
Pemberani dan tegas (self confident) dalam menumpas
ketidakadilan, misalnya memerangi orang yang Islam
yang tidak mau membayar zakat,
Nilai Kepemimpinan Abu Bakar:
Bijaksana, Lemah Lembut
Tawadhu’, Low Profile, Self Confident
Sentralistik namun Demokratis
Terbuka akan Kritik
Peduli kepada kesejahteraan rakyat
2. UMAR IBN AL-KHATTHAB (634-644 M / 12-23 H)
Gagasan / ide politik pada masa kekhalifahan ini masih mengimplementasikan modal kekuasaan bersifat sentralistik,
dimana kekuasaan legislatif eksekutif dan yudikatif berada ditangan Khalifah namun belum terlembagakan karena belum adanya
Pemerintahan Daerah. Dan juga belum terjadi distribusi kekuasaan karena dinamika perpolitikan saat itu masih dalam tahap-tahap
pembinaan dan pembenahan. Namun dalam pemerintahan kekhalifahan Abu Bakar justru selalu memprioritaskan sahabat-sahabat
nabi untuk bermusyawarah dan mengambil kebijakan terhadap lembaga persoalan yang menyangkut kepentingan orang banyak.
Terlepas dari segala kekurangan yang ada, pada dasarnya terdapat tiga hal gagasan / ide dalam politik, yaitu :
Penguatan dasar-dasar politik negara
Perluasan wilayah kekuasaan
Penyatuan bangsa Arab dibawah satu koordinasi kepemimpinan Abu Bakar negara menjadi besar meliputi Semenanjung
Arab.
B. Umar bin Khattab
Dalam mengelola wilayah kekuasaan yang luas, Umar bin Khattab mulai mengatur administrasi dan birokrasi
pemerintahan sebagai langkah dan kebijakan yang diambilnya dalam menata perpolitikan. Kebijakan yang dilakukan Umar pada
prinsipnya adalah upaya konsolidasi wilayah Arab dan penyatuan suku-suku Arab dalam sebuah nation state. Prinsip-Prinsip Politik
menurut Umar bin Khattab adalah :
Musyawarah
Merupakan prinsip utama dalam pemerintahan Umar bin Khattab. Di abad modern dan kontemporer musyawarah atau
konsultasi menjadi prinsip utama dalam sistem pemerintahan yang berdasarkan demokrasi.
Sumbangan terbesar dari Khalifah Utsman kepada umat Islam sampai hari ini adalah penyeragaman tulisan dan bacaan al-
Qur`an, sehingga tidak terjadi perbedaan dalam hal tulisan dan bacaan al-Qur`an antara daerah yang satu daerah-daerah yang lain.
Beberapa kebijakan politik Utsman yang lain dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Menciptakan Keamanan di Wilayah Kekuasaan.
Pada tahun pertama kekhalifahan Utsman, disibukkan dengan pengendalian pemberontakan di wilayah bekas kekuasaan Persia
dan Romawi. Dimana semua gerakan separatis dan pemberontakan itu dihadapi oleh kekuatan Tentara Islam dibawah komando
Panglima Perang yang juga Gubernur Mesir, Amr bin `Ash, sehingga Mesir seluruhnya kembali ke pangkuan Khilafah Islam.
2. Tunjangan Sosial dan Kontroversi Distribusi Kekayaan
Utsman kemudian mengeluarkan kebijakan baru agar tunjangan sosial kepada para veteran perang Badar, isteri- isteri dan
keluarga Nabi, kaum Muhajirin dan Anshar, serta kaum fakir miskin dan seluruh penduduk.
Pada masa kekhalifahaan Utsman ini gagasan / ide politik tidak stabil dan dipengaruhi oleh keadaan yang ada, sehingga
kemudian timbulah beberapa gagasan politik yang dianggap tidak populis dan tidak menyejahterakan masyarakat.
D. Ali bin Abi Thalib
Pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib diawali dengan demonstran yang mendesak agar Ali bersedia diangkat menjadi
Khalifah menggantikan Utsman. Yang menangguhkan pembaiatan kepada Ali dan menyatakan menunggu perkembangan dan situasi
politik, di antara mereka adalah Sa`ad bin Abi Waqqas, Abdullah bin Umar, Shuhayb bin Abi Sinan, Zayd bin Thabit, Muhammad
bin Abi Salamah, Usamah bin Zayd, Sulaiman bin Salamah bin Raqs. Kebijakan pertama yang diambil Khalifah Ali adalah
menertibkan para pejabat yang dinilainya bermasalah. Hal ini dilakukan melalui pemberhentian pejabat lama dan mengangkat pejabat
baru di beberapa wilayah
Berikut adalah beberapa kebijakan politik sebagai gagasan / ide politik di masa kekhalifahan Ali :
1. Restrukturisasi Para Pejabat dan Gubernur
2. Reformasi Birokrasi Kepegawaian, Pengadilan dan Ketentaraan
3. Penghematan dan Pengelolaan Pendapatan Negara
4. Mengatasi Kelompok Oposisi dan Para Pemberontak
E. Ibnu Abu Rabi’
Melalui bukunya yaitu Sulukal-Malik Fiy Tadbir al-Mamalik, Ibnu Abi Rabi’ memberikan gagasan / ide politiknya yaitu negara ada
karena Allah yang menciptakan manusia dengan sifat yang membutuhkan orang lain. Kemudian dalam bentuk pemerintahan, ia memiliki
mendukung penegakan model monarchi atau kerajaan dengan alasan agar perpolitikan di suatu negara tidak kacau akibat terlalu banyak
pemimpin. Sehingga akan lebih baik apabila suatu negara hanya memiliki satu pemimpin dengan hak istimewa, yang menurutnya telah
ditentukan secara kodrat oleh Allah. Dalam gagasannya ia juga menyampaikan empat pilar negara yang harus ada di suatu negara yaitu
kepala negara, keadilan (arkan al-daulah), rakyat, dan pengelolaan (mentadbir) negara.
F. Al-Farabi
Dalam gagasannya, ia menjadikan politik sebagai ilmu yang sangat penting dimana ilmu lainnya hanya melayani ilmu politik. Al-
Farabi kemudian menghubungkan hakikat akhlak dengan gagasan politiknya, sehingga keduanya saling mempengaruhi. Kemudian untuk
kriteria negara sehat menurutnya yaitu negara yang segala aspeknya dapat bekerja sempurna, ia mengibaratkan negara sebagai tubuh
manusia yang utuh dan sehat. Pada intinya gagasan / ide politik dari Al- Farabi, negara ideal adalah negara yang harus dipimpin oleh
kepala negara yang berkualitas baik dan memiliki masyarakat yang sejahtera dalam hidupnya (al-sa’dah).
G. Al-Mawardi
Gagasan / ide Al-Mawardi banyak dipengaruhi oleh situasi politik yang saat itu mengalami kekacauan, sehingga banyak gagasan /
idenya yang dibuat sebagai solusi untuk mengatasi kekacauan politik. Ia menyampaikan enam pilar pokok negara yaitu agama yang
diamalkan, penguasa yang berwibawa, keadilan yang merata, keamanan yang merat, kesuburan tanah yang berkesinambungan, dan
harapan kelangsungan hidup. Selain itu ia juga menyampaikan bahwa seorang pemimpin harus selalu ada untuk mengelola dan mengatur
kehidupan masyarakatnya (tidak boleh lalai). Kemudian terkait sistem pemilihan pemimpin, ia membedakannya dengan dua cara yaitu
dipilih oleh lembaga ahli dan sistem pewarisan kepada kerabat.
H. Al-Ghazali
Politik (al-Siyasah) yang dimaksud al-Ghazali adalah tindakan dan upaya memperbaiki kondisi manusia untuk diarahkan ke jalan
yang benar dalam rangka memperoleh keselamatan di dunia dan di akhirat. Ditegaskan pula bahwa profesi politik sangat penting karena
politik berkaitan dengan bagaimana mengelola kehidupan orang banyak dengan perbedaan keinginan dan kepentingan serta bagaimana
menciptakan keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan. Oleh karena itu, al-Ghazali berpendapat bahwa profesi politik hanya satu
tingkat dibawah politik ke-Nabian.
I. Ibnu Taimiyah
Pemikiran politik Ibnu Taimiyah berlandaskan agama dan berasaskan syariah. Keseluruhan pemikiran politik Ibnu Taimiyah
dibangun berdasarkan teori amanah. Dengan tertanamnya sikap amanah pada setiap individu muslim maka dengan sendirinya akan
berpengaruh lahirnya sikap positif, misalnya disiplin dan memenaj waktu dan kerja. Oleh karena itu amanah menjadi dasar yang
sangat penting dalam membangun pemerintahan yang aman, tentram, dan sejahtera.
J. Ibnu Khaldun
Ibnu khaldun menegaskan bahwa politik yang dibangun di atas pertimbangan akal pemikiran terdapat dua
orientasi, yaitu
1. Menjaga kemaslahatan dan kepentingan masyarakat secara umum dalam rangka memastikan stabilitas politik.
2. Menjaga dan memelihara kepentingan penguasa.
Terkait pandangan tersebut dapat ditegaskan bahwa otoritas kekuasaan merupakan warisan dari seorang Nabi, maka kebijakan
politik yang diberlakukan berdasarkan syariat Allah yang mengacu kepada dasar-dasar kaidah yang turun dari
langit.
Selain itu terdapat gagasan / ide politik islam secara umum diantaranya adalah dari Ibn Rusyd, Ibn Miskawaih, Ibn Sina,
Ibn Bajah, Ibn Tufail, dan Ibn Khaldun yang pada intinya mengaitkan politik dengan moralitas publik.
Daftar Pustaka
Aly, Sirojuddin. 2017. Pemikiran Politik Islam : Sejarah, Praktik, dan Gagasan. Jakarta
: Program Studi Ilmu Politik Fisip UIN Syarif Hidayatullah. 273-556.
Rusydi, Ibnu. 2015. Filsafat Politik Islam : Sebuah Pengantar. Jurnal Pendidikan dan Studi Islam.
1 (1). 117-121.
KEPEMIMPINAN
RASULULLAH
.
Kepemimpinan Muhammadiyah
Kepemimpinan Muhammadiyah haruslah sebuah
kepemimpinan yang tanggap kepada kemanusiaan dan
hubungannya dengan lingkungannya. Di samping itu ia
menampilkan dan mendudukan pergerakan Muhammadiyah
di abad ini, dalam kedudukan yang mengatasi zamannya.
Pemimpin Keluarga
Seorang ayah yang baik bagi anak-anaknya dan suami yang baik
bagi istri-istrinya.
Pemimpin Dakwah
Disiplin, memberikan teladan, dan komunikasi yang efektif.
Rasulullah SAW Sebagai Pemimpin
Pemimpin Sosial-Politik
Mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar
Konstitusi Madinah
Kesetaraan Bagi Semua Warga
Persoalan Pendidikan
Perjanjian Hudaibiyah
Dalam waktu 23 tahun, dengan biaya kurang dari satu persen untuk
biaya yang dipergunakan untuk revolusi Perancis, dan dengan
korban kurang dari seribu orang telah menghasilkan tiga karya besar
yang belum pernah dicapai oleh pemimpin yang manapun di seluruh
dunia sejak Nabi Adam AS. sampai sekarang.
Tiga karya besar tersebut adalah; 1) Mengesakan Tuhan, 2)
Kesatuan Umat, dan 3) Kesatuan Pemerintahan
Bagaimana cara Nabi Muhammad
SAW berpikir?
Menomorsatukan fungsi sebagai landasan dalam memilih
orang atau sesuatu, bukan penampilan atau faktor-faktor luar
lainnya
Mengutamakan segi kemanfaatan daripada kesia-siaan
Mendahulukan yang lebih mendesak daripada yang bisa
ditunda
Mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri
Memilih jalan yang tersukar untuk dirinya dan termudah
untuk umatnya
Mendahulukan tujuan akhirat daripada maksud duniawi
lima kunci sukses Rasulullah SAW dalam
hal kepemimpinan
Nabi Muhammad SAW selalu dibimbing oleh wahyu, secara
teknis dengan membaca Alquran dan Hadis.
Meskipun bertugas sebagai utusan Allah SWT, Nabi
Muhammad SAW tetap diperintahkan untuk bermusyawarah.
Ucapan dan tindakan Nabi Muhammad SAW selalu konsisten.
Pemimpin harus senantiasa memiliki rasa yang sama dengan
rakyatnya.
Pemimpin harus bisa tenang dalam menghadapi setiap kondisi.
TERIMA KASIH
Pemimpin-pemimpin umat Islam pengganti Rasulullah yang terdiri dari Abu Bakar
as-Sidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib
Rasulullah Saw meninggal pada :
12 Rabiul Awal 11 H
8 Juni 632 M
SITUASI POLITIK UMAT ISLAM
TIDAK STABIL
Umat Islam kehilangan figur seorang pemimpin
Rasulullah tidak mewariskan siapa penggantinya
Beberapa kelompok merasa berhak memimpin negara Islam menggantikan Rasulullah
SAW
KELOMPOK YANG MENGAKU BERHAK
MENJADI PEMIMPIN PENGGANTI RASULULLAH
Perluasan wilayah pada abad ke-7 sampai abad ke-19 dianggap sebagai hal yang wajar
sebagai tindakan politik
Perluasan wilayah yang dilakukan oleh umat Islam pada abad ke-7 ini tidak bisa
disamakan dengan perluasan wilayah yang dilakukan oleh suatu negara saat ini
3 STRATEGI POLITIK PERLUASAN
WILAYAH ISLAM
perluasan ke wilayah ini dipimpin oleh Khalid bin Walid dan Musanna bin
Harisah
Utsman terpilih menjadi khalifah berdasarkan tim yang dibentuk oleh Umar
untuk memilih pemimpin penggantinya yang terdiri dari :
Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam,
Abdurrahman bin Auf dan Sa’ad bin Abi Waqqas
A. KODIFIKASI MUSHAF AL-QUR’AN
Pada masa Utsman wilayah kekuasaan negara Islam sudah mencapai : Afrika, Ciprus dan
Konstantinopel
Pembentukan angkatan laut didasarkan pada wilayah negara Islam yang memiliki daerah
kelautan dan atas usul Muawiyah bin Abu Sufyan
D. PERLUASAN WILAYAH
MELIPUTI AZERBAIJAN DAN ARMENIA
KHALIFAH ALI BIN ABI
THALIB
PERISTIWA YANG TERJADI SETELAH
PEMERINTAHAN KHALIFAH UTSMAN BERAKHIR
Terjadi fitnah di dalam kalangan umat Islam di Basrah, Mesir dan Kufah
Provokator : Abdullah bin Saba’
Implikasi fitnah : Muncul kelompok yang memberontak dan menuntut Khalifah Utsman
mundur
Akhirnya khalifah Utsman meninggal dibunuh dalam keadaan berpuasa dan membaca al-
Qur’an
Sekelompok umat Islam menghendaki Ali bin Abi Thalib yang menggantikan
kekhalifahan Utsman, tetapi Muawiyah bin Abu Sufyan menolak
Muawiyah menuntut pembunuhan Utsman diusut, tetapi kelompok Ali bin Abi
Thalib menginginkan pergantian kepemimpinan dulu baru mengusut pembunuhan
Utsman, Hal inilah yang memicu perpecahan di kalangan umat Islam.
Akhirnya Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi Khalifah menggantikan Utsman bin
Affan meski ada kelompok yang menentang
KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KHALIFAH
ALI BIN ABI THALIB
A. Pergantian pejabat yang tidak memiliki integritas
Banyak pejabat yang diangkat karena kedekatannya dengan Khalifah Utsman
Hal ini mengakibatkan kebencian terhadap Khalifah Ali bin Abi Thalib semakin
bertambah
B. Membenahi Keuangan Negara
Ali bin Abi Thalib membersihkan keuangan negara yang dimanfaatkan secara
nepotis
C. Memajukan Bidang Ilmu Bahasa
Menambahkan tanda baca pada tulisan Arab untuk mengurangi
kesalahan cara membaca
Dengan koordinatornya Abu Aswad ad-Duali Khalifah Ali memerintahkan
untuk mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu
D. Bidang Pembangunan
Pembangunan kota Kufah sebagai pusat kajian ilmu agama dan ilmu
pengetahuan
IBRAH KEPEMIMPINAN KHULAFAUR
RASYIDIN: HAL-HAL YANG HARUS KITA
JADIKAN TELADAN
B.RumusanMasalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Umayyah?
2. Bagaimana sistem pemerintahan Dinasti Umayyah?
3. Apa saja kemajuan yang dicapai pada masa Dinasti Umayyah?
4. Apa faktor penyebab kemunduran Dinasti Umayyah?
PEMBAHASAN
Dinasti abbasiyah bercorak Arab, tetapi juga terpengaruh oleh sistem model
kerajaan persia dan turki
Kepemimpinan dinasti abbasiyah lebih menekankan pembinaan peradaban dan
kebudayaan islam daripada perluasan wilayah
Sistem pergantian kepala negara ditentukan melalui kepala negara sebelumnya,
buka atas pilihan rakyat.
Terbentuknya tentara-tentara profesional yang sebelumnya tidak pernah ada.
Perkembangan Peradaban Dinasti Abbasiyah
Pada awal masa kepemimpinan bani abbasiyah perbendaharaan Negara penuh dan berlimpah
ruah, uang yang masuk lebih banyak dari pada uang pengeluaran. Pada masa ini yang menjadi
khlaifah adalah Al-Mansur. Keberhasilan dalam bidang ekonomi di dukung oleh sektor:
1. Pertanian, Khalifah membela dan menghormati kaum tani
2. Perindustrian, Khalifah menganjurkan untuk beramai-ramai membangun industri
3. Perdagangan, Para pedagang memperdagangkan hasil dari pertanian dan industri tersebut
ke wilayah kekuasaan Abbasiyah dan Negara lain. Perdagangan barang tambang juga
sangat gencar, yaitu tambang emas dari Nubia dan Sudan Barat sehingga meningkatkan
perekonomiannya
Penyebab Hancurnya Dinasti Abbasiyah
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Bangsa turki utsmani berasal dari keluarga qabay, salah satu kabilah al-Ghaz al-turki, yang mendiami daerah Turkistan.
Sulaiman adalah pemimpin yang membawa kabilahnya ke asia kecil seusai perang Milaz kurd. Di tengah perjalanan sulaiman
meninggal dunia, di perbatasan Halb. Rombangan ini bingung kemudian rombongan ini terpecah menjadi dua kelompok yang
kembali pulang dan kelompok yang terus melanjutkan perjalanan.
Kelompok yang melanjutkan perjalanannya ini memilih putra sulaiman, Arthogrol sebagai pemimpin mereka. Sampai di asia
kecil, rombongan arthogrol mengabdikan diri pada sultan Alauddin II. Saat itusedang terjadi peperangan dengan Byzantium, maka
arthogrol beserta rombongannya membantu pasukan tentara alauddin . Mereka memenangkan peperangan. Atas jasanya
arthogrol beserta rombongannya oleh sultan alauddin, ia di hadiahkan sebidang tanah di asia kecil yang berbatasan dengan
Byzantium dan ini di biarkan saja oleh sultan Alauddin. Arthogrol terus membina wilayahnya dan daerah barunya, dan memilih
kota syukud sebagai ibukotanya. Tahun 1258 M, arthogrol di karuniai seorang putra yang di beri nama utsman. Utsman
mendapat didikan militer oleh ayahnya sendiri. Utsman inilah yang kemudian berhasil mendirikan daulat utsman yang besar.
3. Ustman
Tahun 1258 M, Arthogrol meninggal dunia dan atas persetujuan alauddin putra arthogrol, Utsman naik tahta. Ia
diperbolehkan oleh sultan alaudin untuk mencetak uang sendiri dengan memakai namanya di samping nama sultan
saljuk. . Ia kemudian menjadi seorang gubenur yang asangat penting di kesultanan saljuk. Utsman berhasil
menaklukkan kota qurah hishar, milik imperium romawi timur dan menjadikan kota ini sebagai ibukota baru
pemerintahan Utsmani.
4. Pemerintahan Ustman
Pada 699 H Atau 1299 M, Daulat saljuk lenyap di taklukan oleh pasukan tentara mongol dan pada tahun ini juga
sultan alauddin meninggal dunia. Utsman kemudian memproklamirkan kemerdekaan wilayahnya dengan nama
“kesultanan utsmani”,yang di ambil dari namanya sendiri, utsman. . Seluruh bekas kesultanan saljuk menjadi wilayah
kekuasaan utsmani dan seluruh muslimin menyatakan tunduk, patuh dan memohon perlindungan kepadanya dari
kekejaman mongol.
Ketika expansi tentara mongol terhadap daulat bani saljuk berakhir, utmani mengambil kesempatan untuk
melakukan perluasan dan penaklukan wilayahnya, karena gelombang pertama ekspansi mongol yang di pimpin
jengiskhan dan hulagu, tidak menimbulkan dampak negative yang berate bagi turki utsmani.
5. Perluasan Turki Ustmani Di Asia Kecil
Setelah utsman wafat (1326 M), Urkhan naik tahta. Tahun pertama masa pemerintahannya, ia berhasil
menaklukkan kota Broessa dan tahun 1327 berhasil menduduki kota azmir dan thawashanly (1330). Untuk
menaklukkan kota Ankara yang di bawah pimpinan panglima sulaiman untuk menyerang Ankara dan berhasil di
kuasai. Masa urkhan terbentuk tentara inkisyariyyah atau jennissaries (tentara baru).
Sultan urkhan wafat pada 1359 M dan di gantikan oleh putranya , yaitu Murad I. kebijakannya adalah:
a. Mengkonsolidasi keamanan dalam negri
b. Memadamkan pemberontakan di asia kecil
c. Menaklukkan Balkan
d. Tahun 1362 M menaklukkan kota adrianopel, dan tahun 1366 M, Kota ini di jadikan ibukota pemerintahan utsmani.
e. Menguasai Macedonia, shopia, salonia, dan seluruh wilayah utaraYunani
Tahun 1389, sultan Murad I wafat di tikam serdadu Serbia, yang pura-pura mati saat perang di qaushah. Tentara utsman dengan sekutu
Kristen, saat Murad memberikan pasukan musuh, ia berhasil mengalahkan pasukan Kristen ini. Tahun 1389 setelah wafatnya sultan Murad I
maka di pilihlah Bayazid I bin murad sebagai penggantinya. Bayazid menuntut kematian ayahnya dengan menangkap Raja Serbia dan
membunuhnya bersama para pembatunya. Tahun 1390 M, Ala syahr jatuh ke tangan turki. Maka berakhirlah kekuasaan Byzantium di seluruh
asia kecil. Bayazid I, oleh penguasa mesir di beri gelar “khalifah” sebagai penguasa bekas imperium romawi timur.
7. Ekspansi mongol menghadang perluasan
wilayah utsmani
Ekspansi mongol yang di pimpin oleh timurlenk mengancam kedaulatan turki utsmani yang ingin
mengembalikan imperium jengiskhan dan hulagu. Sultan bayazid menyadari bahaya ini, kemudian ia mengadakan
latihan ekstra ketat dan menaklukkan daerah-daerah yang berbatasan dengan asia kecil yang di kuasai oleh para amir.
Tahun 1440 M, Perang awal terjadi di daerah siwas. Dan pasukan mongol unggul. Tahun 1402 M, perang antara
mongol tentara utsmani di jantung kota abad, dalam perang ini tentara turki utsmani mengalami kegagalan
mempertahankan kota Ankara karena semangat tempur tentara turki utsmani lemah di sebabkan karena orang-orang
mongol telah masuk agama islam dan menuntut tentara utsman bertempurdengan sesame agama tidak baik.
Daulah turki utsmani di bawah kekuasaan mongol ini tidak lama berlangsung, karena setelah timurlenk meninggal
dunia, 1405 M, kekuasaan mongol menjadi lemah dan terpecah-pecah, dan daerah kekuasaan yang jauh letaknya seperti
asia kecil dapat memisahkan dan lepas dari kekuasaan mongol.
9. Perselisishan Antara Amir Ustman
Terjadi perebutan kekuasaan antara para putra Bayazid setelah kedaulatan turki utsmani di
kembalikan dari pemerintahan mongol. Perebutan iyu terjadi antara empat orang bersaudara
yaitu Muhamad chilby, Isa, sulaiman, dan musa.
Sulaiman berhasil mengatasi persengketaan ini, tapi kemudian tergeser dan diganti oleh
musa. Sulaiman berhasil meloloskan diri, tapi di bunuh oleh para petani (1410). Sementara itu
antara isa dan Muhammad chilby terjadi perebutan, dan Muhammad berhasil mengalahkan isa.
Kemudian Muhammad berhasil membunuh musa tahun 1413 M. Lalu Muhammad chilby naik tahta
dan menjadi sultan utsmani.
Sultan Muhammad chilbymenata kembali dan mengembalikan kekuasaan yang hilang selama
pendudukan mongol tartar. Tahun 1421 M Sultan muhammadmeninggal dunia di kota adrianopel,
kemudian murad II naik tahta. Ia adalah sebagai peletak dasar keamanan dan perbaikan dalam
tubuh daulah turki utsmani. Tahun 1430 M, ia berhasil menduduki Salonika dan novembor 1441
M, Sultan murad II berhasil menguasai bosnia dan Serbia, dan sampailah daulah turki utsmani
pad azan keemasannya.
B. Zaman keemasan turki utsmani
1. Penaklukan Konstatinopel
Penaklukan konstantinopel terjadi pada 1453 M, oleh tentara utsmani masa pemerintahan sultan Muhammad II atau Sultan
Muhammad al faith. Penaklukkan konstantinopel ini terjadi karena kaisar Byzantium, konstanti IX telah mengancan sultan Muhammad
II yaitu: “bahwa bila mana sultan Muhammad tidak melipatgandakan pajak tahunan yang biasa di berikan ayahnya, Murad II , Kepada
pemerintah Byzantium sebagai imbalan atas perlindungan Byzantium kepada pangeran urkan, cucu sulaiman, maka Byzantium tidak
segan-segan akan menghasut dan membantu urkhan agar menuntut kursi ke khalifahan.” Dengan takluknya konstsntinopel ke tangan
turki utsmani ini maka berakhir dan lenyaplah imperium Byzantium.
2. Setelah penaklukan konstantinopel
Turki utsmani berhasil menaklukan semenanjung Maura, Serbia, Albania, dan Italian, yang tidak sempat menduduki Italian,
karena ia meninggal, pada 1418 M. Meningalnya sultan Muhammad II, lalu ia berwasiat agar jammun sebagai sultan pengganti.
Jammun putranya yang terkecil, pengangkatan jammun ini mendapat tantangan dari bayazid II putra sulung. Bayazid berhasil
menggeser jammun dan menjadikannya sultan.
Bayazid di akhir pemerintahannya mengangkat ahmad sebagai putra mahkota, tapi di tolak oleh putranya yang kedua salim. Salim
berhasil naik tahta yaitu dengan meracuni ayahnya hingga meninggal. Sultan salim berambisi untuk melebarkan sayap kesultanannya di
asia, tapi mendapatkan halangan dari mesir dan Syria,sebelum menguasai Persia.
4. Penaklukan Syria dan mesir
Turki utsmani menyerang mamalik di marj dabiq pada 1516 M, dan pasukan tentara utsmani
berhasil memukul pasukan tentara mamalik Mesir dan sultan mamalik dalam pertempuran tersebut mati
terbunuh. Dengan demikian maka Syria dapat di taklukkan dan melanjutkan pertempuran dengan sultan
mamalik yang baru, thouman bey. Perang ini dikenal dengan nama “al Ridaniyyah” yang terjadi di pintu
gerbang kota kairo tahun 1517 M. Pihak utsmani mengalami kemenangan.
5. Penaklukkan pada masa sultan sulaiman di eropa dan asia
Masa sultan sulaiman al Qanuni atau sultan sulaiman agung, Turki utsmani mencapai zaman
keemasannya. Pada masa ini, willayah imperium turki utsmani terbentang meliputi wilayah yang sangat
luas, baik di eropa maupun di benua asia dan benua afrika. Masa sulaiman agung , belgrado dan pulau
Rhodes dapat di duduki, yakni dalam tahun 1552 M. Tahun 1526 M, utsmani berhasil menduduki
budafes (Hongaria).
a.Pengepungan wina
Pengepungan wina dilakukan berulang kali, yaitu pada 1529 M, 32 M, dan 1683 M. Atas persekutuan antara jerman
dan tandla, Turki utsmani berhasil menduduki wina yang di pimpin oleh perdana mentri umar mustapa.
b.Penaklukan irak
Penaklukan irak terjadi pada 1534 M. Karena terjadi pertentangan dalam menganut madzhab di irak.
c.Penaklukan afrika utara dan Negara-negara Abad lainnya
Tahun 1518, berhasil menguasai Aljazair, atas perantaraan khairudin barbarosa, dan pada tahun 1551 M pasukan turki
utsmani di bawah pimpinan sinan pasya berhasil menduduki taroblus, dan dapat mengusir pasukan Kristen malta yang di
pimpin oleh yohana. Maka seluruh afrika utara kecuali maroko menjadi wilayah turki utsmani.
Pada pertengahan abd ke-16, di bawah pimpinan laksamana ferry Rais mengadakan ekspansi di sepanjang pantai arab
selatan dan timur, dan berhasil menduduki kota aden (1538 M) dan ke yaman dapat mengusai kota san`a (1547 M) serta
kota Masqat tahun 1551 M. wilayah turki utsmani begitu luas terbentang dari budafes di pinggir sungai thouna kea swan
dekat hulu sungai nil dan dari sungai euprat dan pedalaman iran sampai Bab Al Mandel di selatan Jazirah Arab.
Pada paruh kedua dari abad ke-16 gerakan ekspansi utsmani ini berhenti karena terjadi perebutan kekuasaan di antara
para putra sultan sulaiman. Sesudah itu, turki utsmani menjadi ajang penyerbuan pihak musuh dan pihak turki hanya
bersifat difensif sampai akhirnya dibuat tak berdaya menghadapi pihak musuh tersebut. Sehingga berbagai wilayah
imperium turki utsmani sedikit demi sedikit melepaskan ikatannya dengan turki utsmani. Turki kemudian mendapat julukan
“The sickman of Europe”.
C. Kemajuan-Kemajuan Turki Usmani
Kemunduran Turki Usmani terjadi setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni. Hal ini disebabkan karena banyaknya
kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal diantaranya perebutan kekuasaan antara putera beliau
sendiri. Para pengganti Sulaiman sebagian besar orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk.
Juga karena melemahnya semangat perjuangan prajurit Usmani yang mengakibatkan kekalahan dalam mengahadapi
beberapa peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan system pemerintahan tidak berjalan semestinya. Selain faktor
diatas, ada juga faktor-faktor yang menyebabkan kerajaan Usmani mengalami kemunduran, diantaranya adalah :
1.Wilayah Kekuasaan yang Sangat Luas
Perluasan wilayah yang begitu cepat yang terjadi pada kerajaan Usmani, menyebabkan
pemerintahan merasa kesulitan dalam melakukan administrasi pemerintahan, terutama pasca pemerintahan Sultan
Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres. Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya
mengadakan ekspansi, tanpa mengabaikan penataan sistem pemerintahan. Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang
jauh dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha melepaskan diri.
2. Heterogenitas Penduduk
Sebagai kerajaan besar, yang merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan, mencakup Asia
kecil, Armenia, Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas penduduk.
Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah administrasi yang dibutuhkan juga harus
memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman
tidak memiliki administrasi pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan pemimpinpemimpin yang
berkuasa sangat lemah dan mempunyai perangai yang jelek.
3. Kelemahan para Penguasa
Setelah sultan Sulaiman wafat, maka terjadilah pergantian penguasa. Penguasa-penguasa tersebut
memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang lemah akibatnya pemerintahan menjadi kacau dan susah
teratasi.
4. Budaya Pungli
Budaya ini telah meraja lela yang mengakibatkan dekadensi moral terutama dikalangan pejabat
yang sedang memperebutkan kekuasaan (jabatan).
5. Pemberontakan Tentara Jenissari
Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M dan 1826 M. Pada
masa belakangan pihak Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip seleksi dan prestasi, keberadaannya didominasi oleh
keturunan dan golongan tertentu yang mengakibatkan adanya pemberontakan-pemberontakan.
6. Merosotnya Ekonomi
Akibat peperangan yang terjadi secara terus menerus maka biaya pun semakin membengkak, sementara belanja
negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun merosot.
7. Terjadinya Stagnasi dalam Lapangan Ilmu dan Teknologi
Ilmu dan Teknologi selalu berjalan beriringan sehingga keduanya sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Keraajan
usmani kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya mengutamakan pengembangan
militernya. Kemajuan militer yang tidak diimbangi dengan kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani
tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.