0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
25 tayangan2 halaman
Judul Asli
Reverse Take Over Atau Lebih Dikenal Dengan Reverse Merger Atau Back Door Listing Adalah Proses Yang Digunakan Perusahaan Swasta Untuk Go Public Dengan Cara Membeli Saham Pengendali Di Perusahaan Public
Reverse Take over atau lebih dikenal dengan Reverse merger atau back door
listing adalah proses yang digunakan Perusahaan swasta untuk go public
dengan cara membeli saham pengendali di Perusahaan public/ Perusahaan terbuka kemudian pemegang saham menukarkan sahamnya dengan saham perusahaan yang diperdagangkan secara public setelah transaksi itu selesai perusahaan yang sebelumnya tertutup dapat diperdagangkan disaham public. Hal ini menjadikan proses perubahan tersebut lebih singkat. Akibatnya Perusahaan yang go public melallui ini tidak harus mematuhi semua pedoman kebijakan yang di tetapkan otoritas atau komisi bursa namun hal ini mengakibatkan Perusahaan rentan bangkrut
Perusahaan swasta menghindari proses penawaran umum perdana (IPO) dan
mendapatkan penyertaan otomatis di bursa saham. Setelah akuisisi, pemilik baru dapat menggabungkan operasi kedua perusahaan atau membuat perusahaan cangkang yang memungkinkan kedua perusahaan melanjutkan operasi secara independen satu sama lain. Meskipun tidak lazim, perusahaan swasta kadang-kadang lebih memilih backdoor listing demi menghindari IPO yang memakan waktu, biaya besar, dan proses administrasi yang panjang.
Reverse Take Over/ Back Door Listing
1. UU NO 40 Tahun 2007 pasal 1 ayat 11 Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham Perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas Perseroan tersebut. 2. PJOK No 9 2018 Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, yang selanjutnya disebut Pengambilalihan, adalah tindakan baik langsung maupun tidak langsung, yang mengakibatkan perubahan Pengendali.
Tahapan reverse take over/ back door listing
1. Melakukan negosiasi pengambil alihan, dapat mengumumkan negosiasi atas rencana pengambil alihan dengan melalui satu surat kabar harian atau situs web Bursa Efek dengan memuat informasi dalam pasal 4 ayat 3,4,5 (POJK No 9 th 2018) dalam hal memutuskan mengumumkan negosiasi maka calon pengendali baru wajib mengumumkan informasi setiap perkembangan melalui satu berita harian serta perkembangan negosiasi tersebut,, situs Web BEI dan menyampaikan kepada Perusahaan terbuka yang akan diambilalih paling lambat setelah 2 hari kerja OJK dan Bursa Efek Indonesia. Apabila memlih tidak mengumumkan negosiasi tersebut maka semua pihak terkait negosiasi tersebut wajib merahasiakan (pasal 6) 2. Setelah negosiasi berhasil maka pengambilalihan terjadi, setelah pengambil alihan terjadi, pengendali baru wajib mengumumkan pada berita harian nasional , situs web BEI, dan OJK paling lambat 1 hari kerja dengan memuat informasi yang diatur dalam pasal 7 ayat 2(a),(b) dan melakukan penawaran tender wajib 3. Melaksanakan tender wajib. Menyampaikan laporan hasil penawaran tender wajib ke OJK maksimal 5 hari kerja,setelah berakhir penyelesaian transaksi dalam pasal 14 4. Wajib melakukan pengalihan Kembali saham, melaporkan perkembangan pemenuhan kewajiban pengalihan Kembali saham denganmemuat informasii yang tercantum dalam pasal 22 ayat 3, dengan melaporkan paling lambat hari kerja ke-10 bulan selanjutnya. 5. Apabila melakukan pelanggaran ketentuan peraturan otoritas jasa keuangan maka dikenakan sanksi yang diatur lebih lanjut dalam pasal 33-35