NIM : 191010201481
Ratifikasi menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional (“UU
24/2000”) adalah salah satu bentuk pengesahan, yaitu perbuatan hukum untuk mengikatkan diri pada
suatu perjanjian internasional. Jadi, dengan melakukan ratifikasi, berarti Indonesia mengikatkan diri
pada suatu perjanjian internasional.
Pengesahan suatu perjanjian internasional oleh Pemerintah Republik Indonesia dilakukan sepanjang
dipersyaratkan oleh perjanjian internasional tersebut, dan dilakukan melalui Undang-Undang ("UU")
atau Keputusan Presiden (“Keppres”). Setelah diundangkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (“UU 12/2011”), pengesahan perjanjian
internasional tertentu hanya dilakukan dengan UU. Yang dimaksud dengan “perjanjian internasional
tertentu” adalah perjanjian internasional yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara dan/atau perjanjian tersebut
mengharuskan perubahan atau pembentukan Undang-Undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat.
Sedangkan pengesahan/ratifikasi perjanjian internasional melalui Keppres dilakukan atas perjanjian yang
mensyaratkan adanya pengesahan sebelum memulai berlakunya perjanjian, tetapi memiliki materi yang
bersifat prosedural dan memerlukan penerapan dalam waktu singkat tanpa mempengaruhi peraturan
perundang-undangan nasional. Jenis-jenis perjanjian yang termasuk dalam kategori ini di antaranya
adalah perjanjian induk yang menyangkut kerja sama di bidang.