Makalah
Disampaikan dalam Seminar Kelas
Pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Multididipliner Kuantitatif)
Tim Dosen:
Prof. Dr. H. Suratno, M.Pd
Prof. Dr. Sutarto Hadi, M.Sc
Dr. Ahmad Salabi, S.Ag., M.Pd
Dr. Dina Hermina, M.Pd
Oleh :
Abdulah Husin H. Gusti Makmur
12.0311.0016 12.0311.0019
A. PENDAHULUAN
Analisis data merupakan satu bagian atau proses yang tidak terpisahkan
dari tahapan-tahapan lainnya dalam sebuah penelitian. Proses penelitian ini
dilakukan setelah semua data yang diperlukan sudah diperoleh secara lengkap
dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data guna memecahkan
permasalahan. Proses ini bertujuan untuk menyusun dan menginterpretasikan data
yang sudah diperoleh.1 Analisis data merupakan kegiatan yang amat kritis dalam
proses penelitian. Oleh karena itu, kecermatan dan ketepatan dalam penggunaan
alat analisis sangat menentukan keakuratan pengambilan kesimpulan sebagai hasil
penelitian.2 Meskipun telah menggunakan alat analisis yang baik, namun alat yang
digunakan tidak sesuai dengan permasalahan penelitian, maka hasil penelitian
dapat salah diinterpretasikan dan bahkan tidak bermanfaat.3
Model analisis data penelitian terdiri dari nalisis statistik dan nonstatistik.
Analisis statistik digunakan apabila berurusan dengan data yang berupa angka-
anka (kuantitatif) atau data yang dikuantifikasikan. Sedangankan analisis
nontatistik digunakan pada data kualitatif atau data tekstular, yaitu data yang
memiliki sifat verbal berupa ungkapan-ungkapan.4 Jadi gecara garis besarnya,
teknik analisis data terbagi ke dalam dua bagian, yakni analisis kuantitatif dan
kualitatif. Yang membedakan kedua teknik tersebut hanya terletak pada jenis
datanya. Untuk data yang bersifat kualitatif (tidak dapat diangkakan) maka
analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif, sedangkan terhadap data yang
dapat dikuantifikasikan dapat dianalisis secara kuantitatif, bahkan dapat pula
dianalisis secara kualitatif.
1
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), h. 170.
2
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengmbangan (Jakarta: Kencana,
2010), h. 189.
3
Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian dilengkapi Perhitungan Manual
dan Aplikasi SPSS Versi 17 (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), h. 209.
4
Punaji Setyosari, loc. cit.
1
Analisis data merupakan kegiatan yang amat kritis dalam proses
penelitian. Oleh karena itu, kecermatan dan ketepatan dalam penggunaan alat
analisis sangat menentukan keakuratan pengambilan kesimpulan sebagai hasil
penelitian.5 Meskipun telah menggunakan alat analisis yang baik, namun alat yang
digunakan tidak sesuai dengan permasalahan penelitian, maka hasil penelitian
dapat salah diinterpretasikan dan bahkan tidak bermanfaat.6
Dengan demikian, pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai teknik
analisis mutlak diperlukan bagi seorang peneliti agar hasil penelitiannya mampu
memberikan kontribusi yang berarti bagi pemecahan masalah sekaligus hasil
tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
B. PEMBAHASAN
5
Ibid.
6
Syofian Siregar, loc. cit.
7
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001), h. 103.
8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alpabeta, 2012), 207.
2
masih bersifat sederhana, yaitu baru berupa frekuensi dan prosentasi. 9 Dengan
demikian, teknik analisis deskriptif ini belum menggunakan analisis statistik yang
menjadi karakteristik penelitian kuantitatif secara utuh.
9
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 262.
10
Ibid., h. 269-270.
3
berlaku untuk umum atau generalisasi.11 Teknik analisis deskriptif kuantitatif
hanya menggunakan paparan sederhana, baik menggunakan jumlah data maupun
prosentasi.
Statistik
Parametris
Statistik
Inferensial
Bentuk Statistik Statistik
untuk Analisis Data Nonparametris
Statistik
Deskriptif
11
Sugiyono, loc. cit.
12
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif)
dilengkapi Cara Praktis Menggunakan, Mengolah, dan Menginterpretasikan Hasil Analisis
Program Statistik Package for the Sosial Sciences (SPSS) (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), h.
101.
13
Hurmaini, Metodologi Penelitian untuk Bimbingan Skripsi; Rancangan, Pelaksanaan,
Analisis, dan Penulisan (Riau: Suska Press, 2008), h. 31.
14
Diadaptasi dari Sugiyono, op. cit., 208.
4
Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan menggunakan
metode statistik yang sudah tersedia. Pengujian hepotesis hubungan antar dua
variabel bila datanya ordinal maka statistik yang digunakan adalah Korelasi
Spearman Rank dan bila datanya interval atau ratio menggunakan Product
Moment. Sedangkan pengujian signifikansi komparasi data dua sampel, bila
datanya interval atau ratio maka menggunakan t-test dua sampel, bila datanya
nominal maka digunakan Chi Kuadrat. Selanjutnya bila akan menguji hipotesis
komparatif lebih dari dua sampel, datanya interval, digunakan Analisis Varian.15
Seperti disebutkan sebelumnya, analisis statistik terbagi ke dalam dua
kelompok, yaitu statistik deskriptif dan satatistik inferensial.
15
Ibid., 333.
16
Syofian Siregar, op. cit., h. 2.
17
Ibid.
18
Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996), h. 213.
5
tanpa melihat hubungan-hubungan yang ada.19 Analisis ini hanya berupa
akumulasi data dasar dalam bentuk deskripsi semata dalam arti tidak mencari atau
menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan (predeksi),
atau melakukan penarikan kesimpulan.
Analisis statistik deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian
untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel. 20 Seperti
disebutkan sebelumnya, analisis statistik dalam paradigma penelitian kuantitatif
adalah untuk menguji hipotesis. Oleh karena itu, menurut Syofian Siregar, analisis
statistik deskriptif dilakukan dengan pengujian hipotesis deskriptif. Hasil
analisisnya adalah apakah hipotesis penelitian dapat digeneralisasikan atau tidak.
Jika hipotesis (Ha) diterima, berati hasil penelitian dapat digeneralisasikan.
Analisis statistik deskriptif ini menggunakan satu variabel atau lebih yang bersifat
mandiri, karenanya analisis ini tidak berbentuk perbandingan atau hubungan.21
Uji statistik dalam analisis deskriptif ini bertujuan untuk menguji hipotesis
(pernyataan sementara) dari penelitian yang bersifat deskriptif. Penerapan jenis uji
statistik untuk penelitian yang bersifat deskriptif sangat tergantung dari skala
pengukurannya, seperti nominal, ordinal, dan interval atau rasio. Berikut ini
disajikan dalam tabel yang berisikan jenis data penelitian dan uji statistik yang
cocok untuk digunakan pada analisis deskriptif.
Tabel 1. Jenis Data dan Uji Statistik pada Analisis Deskriptif
No Jenis Data Uji Statistik
1. Teknik Binominal
1 Nominal
2. Teknik Chi Kuadrat
1. Run Test
2 Ordinal
2. Kolmogrov Smirnov
3 Interval/Rasio t-test
19
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2009), h. 171.
20
Syofian Siregar, op. cit., h. 221.
21
Ibid., h. 222.
6
penelitian. Bila hipotesisi deskriptif ini tidak dirumuskan, maka analisis data
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah, sehingga tidak menguji hipotesis.
Analisis dilakukan dengan cara melakukan perhitungan sehingga setiap rumusan
masalah dapat ditemukan jawabannya secara kuantitatif. Data hasil analisis
deskriptif dapat disajikan dalam bentuk tabulasi silang, tabel distribusi frekuensi,
grafik batang, grafik garis, dan pie chart.
Misalnya penelitian tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala
Madrasah dan Situasi Kepemimpinan terhadap Iklim Organisasi
Madrasah .........
Rumusan masalah deskriptif dalam penelitian di atas dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1) Seberapa baik Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah ......?
2) Seberapa baik Situasi Kepemimpinan di Madrasah .......?
3) Seberapa baik Iklim Organisasi Madrasah ......?
Seperti dikemukakan sebelumnya, menjawab rumusan masalah deskriptif
merupakan hal yang sangat mendasar dan penting dalam penelitian, karena data
utama dari penelitian akan dapat diketahui dengan jelas dari hasil analisis
deskriptif ini. Seperti telah dikemukakan dalam contoh penelitian di atas, terdapat
tiga rumusan masalah deskriptif yang harus dijawab.
Untuk dapat menjawab ketiga rumusan masalah deskriptif tersebut, maka
pertama-tama ditentukan terlebih dahulu skor ideal/kriterium. Skor ideal adalah
skor yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden 22 pada setiap
pertanyaan memberi jawaban dengan skor tertinggi. Selanjutnya untuk menjawab
ketiga rumusan masalah tersebut dapat dilakukan dengan cara membagi jumlah
skor hasil penelitian dengan skor ideal.
Skor ideal untuk gaya kepemimpinan kepala madrasah = 4 x 8 x 44 =
3.168 (4 adalah skor tertinggi, 18 jumlah butir instrumen gaya kepemimpinan, dan
22
Responden dimaksudkan adalah populasi sebagai sumber data dalam penelitian ini
terdiri dari semua guru yang berpendidikan S2, S1, dan D3 dengan jumlah 50 orang. Berdasarkan
tingkat kesalahan 5%, maka ukuran sampel ditemukan 44 guru terdiri atas 30 orang pria dan 14
orang wanita. Sedangkan pembagian anggota sampel menurut jenjang pendidikan terdiri dari guru
berpendidikan S2 diambil sebanyak 10 orang dengan 6 orang pria dan 4 orang wanita, guru
berpendidikan S1 diambil sebanyak 14 orang dengan 10 orang pria dan 4 orang wanita, dan Guru
berpendidikan D3 diambil sebanyak 20 orang dengan 20 orang pria dan 14 orang wanita.
7
44 jumlah responden). Skor ideal situasi kepemimpinan pada Madrasah .... = 4 x
18 x 44 = 3.168. Sedangkan skor ideal iklim organisasi Madrasah .... = 4 x 14 x 44
= 2.464. berdasarkan hal tersebut, maka masing-masing rumusan masalah
deskriptif dapat dihitung nilainya.
Penulis dalam pembahasan ini hanya menjawab rumusan masalah no. 1,
yaitu: “Seberapa baik gaya kepemimpinan kepala Madrasah ....?” Untuk
menjawab pertanyaan tersebut maka dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
Berdasarkan data yang terkumpul (tabel I sebagaimana terlampir). Setelah
dihitung dapat ditemukan bahwa jumlah skor variabel gaya kepemimpinan kepala
Madrasah .... yang diperoleh melalui pengumpulan data = 2.072. dengan
demikian, gaya kepala madrasah tersebut adalah 2.072 : 3 = 0, 65 = 65% dari
yang diharapkan (100%).
Apabila hipotesis deskriptif pada penelitian di atas dirumuskan, maka
dapat dinyatakan sebagai berikut:
1) Gaya kepemimpinana kepala Madrasah ...... sama dengan 75% dari
yang diharapkan
2) Situasi kepemimpinan di Madrasah ..... paling rendah 40% dari yang
diharapkan
3) Iklim organisasi Madrasah ...... paling tinggi 60% dari yang diharapkan
8
Untuk variabel gaya kepemimpinan kepala madrasah, nilai yang
dihipotesiskan adalah “paling tinggi 75% dari nilai ideal, hal ini berarti 0,75 x 72
= 54. Hipotesis statistiknya dapat dirumuskan sebagai berikut. Ho untuk
memprediksi nilai yang dihipotesiskan lebih rendah atau sama dengan 75% dari
skor ideal. Paling tinggi = lebih rendah atau sama dengan ( ≤). Ha lebih besar dari
75% dari skor ideal yang diharapkan.
Ho : µ ≤ 75% ≤ 0,75 x 72 = 54
Ha : µ ˃ 75% ˃ 0, 75 x 72 = 54
b. Statistik Inferensial
23
Syofian Siregar, op. cit., h. 2.
9
sebagai dasar untuk membuat estimasi atau prediksi, yakni membuat kesimpulan
tentang sesuatu yang belum diobservasi.24 Biasanya analisis ini mengambil sampel
tertentu dari sebuah populasi yang jumlahnya banyak, dan dari hasil analisis
terhadap sampel tersebut digeneralisasikan terhadap populasi.
Statistik inferensial biasa disebut juga dengan statistik induktif atau
statistik probabilitas, yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis
data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini disebut
statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi data
sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability), yakni mempunyai
peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk
prosentasi.25
Berdasarkan jenis analisisnya, statistik inferensial terbagi ke dalam dua
bagian:
1) Analisis Korelasional
Analisis korelasional adalah analisis statistik yang berusaha untuk mencari
hubungan atau pengaruh antara dua buah variabel atau lebih. Dalam analisis
korelasional ini, variabel dibagi ke dalam dua bagian. Pertama, variabel bebas
(independent variable), yaitu variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh
variabel lain. Kedua, variabel terikat (dependent variable), yaitu variabel yang
keberadaannya dipengaruhi oleh variabel yang lain.
Misalnya contoh penelitian di atas tentang Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Situasi Kepemimpinan terhadap
Iklim Organisasi Madrasah ......... Variabel pada penelitian tersebut adalah:
Gaya kepemimpinan kepala Madrasah (X1), dan situasi kepemimpinan (X2)
sebagai veriabel independen, dan iklim organisasi madrasah (Y) sebagai variabel
dependen. Paradigma penelitian ini dapat dikemukakan dalam gambar berikut.
X1
Y
24
Ibnu Hadjar, op. cit., h. 214.
25
Sugiyono, op. cit., h. 209.
10
X2
Keterangan:
X1 = Kepemimpinan Kepala Madrasah
X2 = Situasi Kepemimpinan
Y = Iklim Organisasi Madrasah
11
diteliti. Sebagai panduan, Tabel 2 disajikan berbagai jenis analisis korelasional
berdasarkan skala datanya.
Tabel 2. Jenis Analisis Korelasional Dilihat dari Skala Data
Ordinal
- Rank Spearman
- Tau Kendali
- Korelasi product
moment
Interval
2) Analisis Komparasi
Analisis komparasi adalah teknik analisis statistik yang bertujuan untuk
membandingkan antara kondisi dua buah kelompok atau lebih. Misalnya
penelitian Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Situasi
Kepemimpinan terhadap Iklim Organisasi Madrasah .........
Penelitian di atas berupaya untuk mencari perbandingan persepsi antar
kelompok guru berdasarkan jenjang pendidikan S2, S1, D3, dan jenis kelamin
(pria dan wanita) terhadap nilai variabel yang diteliti di antaranya adalah:
Perbedaan gaya kepemimpinan kepala madrasah yang signifikan menurut
persepsi guru yang berpendidikan S2, S1, dan D3
Perbedaan situasi kepemimpinan yang signifikan menurut persepsi guru
yang berpendidikan S2, S1, dan D3
Perbedaan iklim kerja organisasi secara signifikan menurut persepsi guru
yang berpendidikan S2, S1, dan D3
12
Perbedaan gaya kepemimpinan kepala madrasah yang signifikan
berdasarkan persepsi guru pria dan wanita
Perbedaan situasi kepemimpinan yang signifikan berdasarkan persepsi
guru pria dan wanita
Perbedaan iklim kerja organisasi madrasah yang signifikan berdasarkan
persepsi guru pria dan wanita
Teknik analisis yang digunakan juga cukup banyak, penggunaan teknik
analisis tersebut tergantung pada jenis skala data dan banyak sedikitnya
kelompok. Jenis-jenis analisis komparasi dapat dilihat pada Tabel 3.
- Mann-Whitney U
Independen
- Wilcoxon Paired/corelated t-
- McNemar test
- Sign Test
Independen
- Kruskall-Wallis
Lebih dari 2 Kelompok
- Friedman
ANAVA repeat
- Kendall's W
Measures
- Cochran's Q
13
4. Teknik Analisis Statistik Parametris dan Nonparametris
Sebegaimana terdapat dalam gambar sebelumnya, pada statistik inferensial
terdapat statistik parametris dan nonparametris. Pengelompokkan analisis statistik
ini berdasarkan bentuk parameternya. Penggunaan kedua analisis statistik ini
tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis.
a. Statistik Parametris
26
Syofian Siregar, op. cit., h. 3.
14
setiap nilai X. Pengujian dapat dilakukan dengan Park Test, Glesjer Test,
Bartlett Test, Rho Spearman, dan Goldfield & Quant.
6) Tidak terjadi kolinearitas/multikolinearitas, artinya tidak terjadi korelasi yang
terlalu tinggi antar variabel bebas. Pengujian dapat dilakukan dengan analisis
korelasi/regresi, Tolerance, dan VIF (Variance Inflation Factor).
7) Tidak terjadi otokorelasi, artinya error yang terjadi murni berasal dari garis
regresi dan bukan berasal dari error pengamatan yang lain. Pengujiannya
adalah Durbin-Watson Test.
8) Ada homogenitas varians, artinya varians antara kelompok satu dengan
kelompok yang lain haruslah bersifat homogen/sama. Pengujiannya dapat
dilakukan dengan Bartlett Test, Cochran, F Max Hartley, atau Levene Test.
9) Ada homogenitas regresi, artinya koefisien garis regresi antar kelompok
haruslah bersifat sama/homogen. Pengujiannya dapat dilakukan dengan uji F
untuk kesamaan koefisien regresi.
Tidak semua teknis statistik parametris harus memenuhi semua
persyaratan di atas, namun setiap jenis teknik analisis memiliki persyaratan yang
berbeda. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk masing-masing jenis
teknik analisis dapat dilihat pada Tabel 4.
b. Statistik Nonparametris
27
Ibid., h. 3.
15
syarat tersebut. Statistik nonparametris tidak menguji parameter populasi, tetapi
menguji ditribusi. Oleh karena itu, statistik nonoparametris sering disebut
“distribution free” (bebas ditribusi). Statistik nonparametris tidak menuntut
terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus
berdistribusi normal. Statistik nonparametris kebanyakan digunakan untuk
menganalisis data berjenis nominal dan ordinal.28
28
Sugiyono, op. cit., h. 211.
29
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, op. cit., h. 217.
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), h. 346.
16
a. Kesimpulan Penelitian Statistik
Kembali kepada jenis data, dibedakan atas data kulaitatif dan data
kuantitatif. Terhadap data yang bersifat kualitatif, maka pengolahannya
dibandingkan dengan suatu standar atau kriteria yang telah dibuat penilti.
Sebagai contoh penelitian yang menggunakan data kualitatif adalah
penelitian yang bertujuan untuk melihat sikap kepemimpinan kepala sekolah.
Peneliti dalam penelitian seperti ini akan mengukur sejauh mana sikap
kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala-kepala sekolah yang dimaksud. untuk
hal ini dicari dimensi-dimensi sikap kepemimpinan terlebih dahulu, di antaranya
seperti disiplin, demokratis, bertanggung jawab, toleran, penuh inisiatif, kreatif,
dan sebagainya. Dengan skala sikap tersebut, peneliti mengumpulkan data
mengenai tingkat kepemimpinan pada kepala sekolah. Maka kesimpulan yang
mungkin dibuat berdasarkan kriteria atau standar yang ditentukan adalah sesuai,
kurang sesuai, dan tidak sesuai dengan standar.
Terhadap data yang yang bersifat kuantitatif, peneliti dapat mengolahnya
dengan cara statistik dan nonstatistik. Analisis nonstatistik dimaksudkan untuk
17
mencari proporsi, prosentasi, dan rasio, sehingga disebut juga sebagai analisis
statistik sederhana. Apabila analisis datanya berupa proporsi, prosentase maupun
rasio, maka kesimpulan yang dapat diambil disesuaikan dengan
permasalahannya.31
C. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
31
Ibid., h. 348.
18
________. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
19