Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS DATA PENELITIAN

Makalah
Disampaikan dalam Seminar Kelas
Pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Multididipliner Kuantitatif)

Tim Dosen:
Prof. Dr. H. Suratno, M.Pd
Prof. Dr. Sutarto Hadi, M.Sc
Dr. Ahmad Salabi, S.Ag., M.Pd
Dr. Dina Hermina, M.Pd

Oleh :
Abdulah Husin H. Gusti Makmur
12.0311.0016 12.0311.0019

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI


PROGRAM PASCASARJANA (S-3)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2013
ANALISIS DATA PENELITIAN
Oleh: Abdulah Husin & H. Gusti Makmur

A. PENDAHULUAN

Analisis data merupakan satu bagian atau proses yang tidak terpisahkan
dari tahapan-tahapan lainnya dalam sebuah penelitian. Proses penelitian ini
dilakukan setelah semua data yang diperlukan sudah diperoleh secara lengkap
dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data guna memecahkan
permasalahan. Proses ini bertujuan untuk menyusun dan menginterpretasikan data
yang sudah diperoleh.1 Analisis data merupakan kegiatan yang amat kritis dalam
proses penelitian. Oleh karena itu, kecermatan dan ketepatan dalam penggunaan
alat analisis sangat menentukan keakuratan pengambilan kesimpulan sebagai hasil
penelitian.2 Meskipun telah menggunakan alat analisis yang baik, namun alat yang
digunakan tidak sesuai dengan permasalahan penelitian, maka hasil penelitian
dapat salah diinterpretasikan dan bahkan tidak bermanfaat.3
Model analisis data penelitian terdiri dari nalisis statistik dan nonstatistik.
Analisis statistik digunakan apabila berurusan dengan data yang berupa angka-
anka (kuantitatif) atau data yang dikuantifikasikan. Sedangankan analisis
nontatistik digunakan pada data kualitatif atau data tekstular, yaitu data yang
memiliki sifat verbal berupa ungkapan-ungkapan.4 Jadi gecara garis besarnya,
teknik analisis data terbagi ke dalam dua bagian, yakni analisis kuantitatif dan
kualitatif. Yang membedakan kedua teknik tersebut hanya terletak pada jenis
datanya. Untuk data yang bersifat kualitatif (tidak dapat diangkakan) maka
analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif, sedangkan terhadap data yang
dapat dikuantifikasikan dapat dianalisis secara kuantitatif, bahkan dapat pula
dianalisis secara kualitatif.

1
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), h. 170.
2
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengmbangan (Jakarta: Kencana,
2010), h. 189.
3
Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian dilengkapi Perhitungan Manual
dan Aplikasi SPSS Versi 17 (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), h. 209.
4
Punaji Setyosari, loc. cit.

1
Analisis data merupakan kegiatan yang amat kritis dalam proses
penelitian. Oleh karena itu, kecermatan dan ketepatan dalam penggunaan alat
analisis sangat menentukan keakuratan pengambilan kesimpulan sebagai hasil
penelitian.5 Meskipun telah menggunakan alat analisis yang baik, namun alat yang
digunakan tidak sesuai dengan permasalahan penelitian, maka hasil penelitian
dapat salah diinterpretasikan dan bahkan tidak bermanfaat.6
Dengan demikian, pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai teknik
analisis mutlak diperlukan bagi seorang peneliti agar hasil penelitiannya mampu
memberikan kontribusi yang berarti bagi pemecahan masalah sekaligus hasil
tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

B. PEMBAHASAN

Seperti disebutkan sebelumnya, analisis data dalam penelitian merupakan


kegiatan setelah data dari berbagai sumber terkumpul. Menurut Moleong, analisis
data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam suatu pola,
kategore, dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan hipotesis kerja seperti
yang disarankan oleh data.7 Terkait dengan penelitian kuantitatif, Sugiono
mengatakan bahwa kegiatan dalam analisis data adalah mengolompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel
dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan.8
Pembahasan dalam makalah ini tekait dengan jenis data yang dapat
dikuantifikasikan dan dapat dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif
dan deskriptif kuantitatif. Meski data penelitian ini bersifat kuantitatif dan dapat
dikuantifikasikan, namun penggunanan teknik analisis deskriptif ini menurut
Suharsimi Arikunto, masih bersifat non statistik dan penggunaan angka-angkanya

5
Ibid.
6
Syofian Siregar, loc. cit.
7
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001), h. 103.
8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alpabeta, 2012), 207.

2
masih bersifat sederhana, yaitu baru berupa frekuensi dan prosentasi. 9 Dengan
demikian, teknik analisis deskriptif ini belum menggunakan analisis statistik yang
menjadi karakteristik penelitian kuantitatif secara utuh.

1. Teknik Analisis Deskriptif Kualitatif

Teknik analisis deskriptif kualitatif adalah memberikan predikat kepada


variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi sebenarnya. Predikat yang diberikan
tersebut dalam bentuk peringkat yang sebanding dengan atau atas dasar kondisi
yang diinginkan. Agar pemberian predikat dapat tepat, maka sebelum dilakukan
pemberian predikat dilakukan kondisi tersebut diukur dengan prosentasi, lalu
kemudian ditransfer ke dalam sebuah predikat.10
Analisis data yang menggunakan teknik deskriptif kualitatif
memanfaatkan prosentasi sebagai langkah awal dari keseluruhan proses analisis.
Prosentasi yang dinyatakan dalam bilangan sudah jelas merupakan ukuran yang
bersifat kuantitatif, bukan kualitatif. Analisis kualitatif tentu harus dinyatakan
dalam sebuah predikat yang menunjukkan pada pernyataan keadaan atau ukuran
kualitas. Oleh karena itu, hasil penilaian yang berupa bilangan tersebut harus
diubah menjadi predikat, misalnya “baik sekali”, “baik”, “cukup”, kurang baik”,
dan “tidak baik”.

2. Teknik Analisis Deskriptif Kuantitatif

Teknik analisis deskriptif kuantitatif merupakan kegiatan


mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (jika ada).

Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk


menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

9
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 262.
10
Ibid., h. 269-270.

3
berlaku untuk umum atau generalisasi.11 Teknik analisis deskriptif kuantitatif
hanya menggunakan paparan sederhana, baik menggunakan jumlah data maupun
prosentasi.

3. Teknik Analisis Statistik Deskriptif dan Inferensial

Analisis kuantitatif yang biasa digunakan adalah analisis statistik. Analisis


statistik adalah cara mengolah informasi data (kuantitatif) yang berhubungan
dengan angka-angka, bagaimana mencari, mengumpul, dan mengolah data
sehingga sampai menyajikan data dalam bentuk sederhana dan mudah dibaca atau
data yang diperoleh dapat dimaknai (diinterpretasikan). 12 Analisis statistik ini
dimaksudkan sebagai teknik untuk menjadikan data menjadi lebih sederhana dan
mudah dipahami.13
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.
Terdapat dua macam statistik yang digunakan analisis data dalam penelitian, yaitu
statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik
parametris dan statistik nonparametris. Seperti terdapat dalam gambar berikut.

Statistik
Parametris
Statistik
Inferensial
Bentuk Statistik Statistik
untuk Analisis Data Nonparametris
Statistik
Deskriptif

Gambar 1. Macam-macam statistik untuk analisis data14

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif diarahkan


untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hepotesis yang telah dirumuskan.

11
Sugiyono, loc. cit.
12
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif)
dilengkapi Cara Praktis Menggunakan, Mengolah, dan Menginterpretasikan Hasil Analisis
Program Statistik Package for the Sosial Sciences (SPSS) (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), h.
101.
13
Hurmaini, Metodologi Penelitian untuk Bimbingan Skripsi; Rancangan, Pelaksanaan,
Analisis, dan Penulisan (Riau: Suska Press, 2008), h. 31.
14
Diadaptasi dari Sugiyono, op. cit., 208.

4
Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan menggunakan
metode statistik yang sudah tersedia. Pengujian hepotesis hubungan antar dua
variabel bila datanya ordinal maka statistik yang digunakan adalah Korelasi
Spearman Rank dan bila datanya interval atau ratio menggunakan Product
Moment. Sedangkan pengujian signifikansi komparasi data dua sampel, bila
datanya interval atau ratio maka menggunakan t-test dua sampel, bila datanya
nominal maka digunakan Chi Kuadrat. Selanjutnya bila akan menguji hipotesis
komparatif lebih dari dua sampel, datanya interval, digunakan Analisis Varian.15
Seperti disebutkan sebelumnya, analisis statistik terbagi ke dalam dua
kelompok, yaitu statistik deskriptif dan satatistik inferensial.

a. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berkenaan dengan bagaimana cara


mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data sehingga
mudah dipahami.16 Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam
mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data antara
lain:
1) Menentukan ukuran dari data seperti modus, rata-rata, dan nilai tengah
(median)
2) Menentukan ukuran variabilitas data seperti variasi (varian), tingkat
penyimpangan (standar deviasi), dan jarak (rang), dan
3) Menentukan ukuran bentuk data seperti skewness, kortosis, dan plot
boks.17

Sebagaimana namanya, menurut Ibnu Hadjar, statistik deskriptif adalah


teknik yang digunakan untuk meringkas atau mendeskripsikan data yang
dikumpulkan melalui sampel yang diobservasi.18 Analisis statistik deskriptif ini
digunakan pada penelitian kuantitatif deskriptif, yaitu penelitian kuantitatif yang
bertujuan hanya menggambarkan keadaan gejala tentang sesuatu apa adanya,

15
Ibid., 333.
16
Syofian Siregar, op. cit., h. 2.
17
Ibid.
18
Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996), h. 213.

5
tanpa melihat hubungan-hubungan yang ada.19 Analisis ini hanya berupa
akumulasi data dasar dalam bentuk deskripsi semata dalam arti tidak mencari atau
menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan (predeksi),
atau melakukan penarikan kesimpulan.
Analisis statistik deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian
untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel. 20 Seperti
disebutkan sebelumnya, analisis statistik dalam paradigma penelitian kuantitatif
adalah untuk menguji hipotesis. Oleh karena itu, menurut Syofian Siregar, analisis
statistik deskriptif dilakukan dengan pengujian hipotesis deskriptif. Hasil
analisisnya adalah apakah hipotesis penelitian dapat digeneralisasikan atau tidak.
Jika hipotesis (Ha) diterima, berati hasil penelitian dapat digeneralisasikan.
Analisis statistik deskriptif ini menggunakan satu variabel atau lebih yang bersifat
mandiri, karenanya analisis ini tidak berbentuk perbandingan atau hubungan.21
Uji statistik dalam analisis deskriptif ini bertujuan untuk menguji hipotesis
(pernyataan sementara) dari penelitian yang bersifat deskriptif. Penerapan jenis uji
statistik untuk penelitian yang bersifat deskriptif sangat tergantung dari skala
pengukurannya, seperti nominal, ordinal, dan interval atau rasio. Berikut ini
disajikan dalam tabel yang berisikan jenis data penelitian dan uji statistik yang
cocok untuk digunakan pada analisis deskriptif.
Tabel 1. Jenis Data dan Uji Statistik pada Analisis Deskriptif
No Jenis Data Uji Statistik
1. Teknik Binominal
1 Nominal
2. Teknik Chi Kuadrat
1. Run Test
2 Ordinal
2. Kolmogrov Smirnov
3 Interval/Rasio t-test

Hipotesis deskriptif adalah dugaan terhadap nilai suatu variabel secara


mandiri antara data sampel dan data populasi (jadi bukan dugaan nilai komparasi
atau korelasi). Hipotesis deskriptif ini tidak selamanya dirumuskan dalam setiap

19
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2009), h. 171.
20
Syofian Siregar, op. cit., h. 221.
21
Ibid., h. 222.

6
penelitian. Bila hipotesisi deskriptif ini tidak dirumuskan, maka analisis data
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah, sehingga tidak menguji hipotesis.
Analisis dilakukan dengan cara melakukan perhitungan sehingga setiap rumusan
masalah dapat ditemukan jawabannya secara kuantitatif. Data hasil analisis
deskriptif dapat disajikan dalam bentuk tabulasi silang, tabel distribusi frekuensi,
grafik batang, grafik garis, dan pie chart.
Misalnya penelitian tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala
Madrasah dan Situasi Kepemimpinan terhadap Iklim Organisasi
Madrasah .........
Rumusan masalah deskriptif dalam penelitian di atas dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1) Seberapa baik Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah ......?
2) Seberapa baik Situasi Kepemimpinan di Madrasah .......?
3) Seberapa baik Iklim Organisasi Madrasah ......?
Seperti dikemukakan sebelumnya, menjawab rumusan masalah deskriptif
merupakan hal yang sangat mendasar dan penting dalam penelitian, karena data
utama dari penelitian akan dapat diketahui dengan jelas dari hasil analisis
deskriptif ini. Seperti telah dikemukakan dalam contoh penelitian di atas, terdapat
tiga rumusan masalah deskriptif yang harus dijawab.
Untuk dapat menjawab ketiga rumusan masalah deskriptif tersebut, maka
pertama-tama ditentukan terlebih dahulu skor ideal/kriterium. Skor ideal adalah
skor yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden 22 pada setiap
pertanyaan memberi jawaban dengan skor tertinggi. Selanjutnya untuk menjawab
ketiga rumusan masalah tersebut dapat dilakukan dengan cara membagi jumlah
skor hasil penelitian dengan skor ideal.
Skor ideal untuk gaya kepemimpinan kepala madrasah = 4 x 8 x 44 =
3.168 (4 adalah skor tertinggi, 18 jumlah butir instrumen gaya kepemimpinan, dan

22
Responden dimaksudkan adalah populasi sebagai sumber data dalam penelitian ini
terdiri dari semua guru yang berpendidikan S2, S1, dan D3 dengan jumlah 50 orang. Berdasarkan
tingkat kesalahan 5%, maka ukuran sampel ditemukan 44 guru terdiri atas 30 orang pria dan 14
orang wanita. Sedangkan pembagian anggota sampel menurut jenjang pendidikan terdiri dari guru
berpendidikan S2 diambil sebanyak 10 orang dengan 6 orang pria dan 4 orang wanita, guru
berpendidikan S1 diambil sebanyak 14 orang dengan 10 orang pria dan 4 orang wanita, dan Guru
berpendidikan D3 diambil sebanyak 20 orang dengan 20 orang pria dan 14 orang wanita.

7
44 jumlah responden). Skor ideal situasi kepemimpinan pada Madrasah .... = 4 x
18 x 44 = 3.168. Sedangkan skor ideal iklim organisasi Madrasah .... = 4 x 14 x 44
= 2.464. berdasarkan hal tersebut, maka masing-masing rumusan masalah
deskriptif dapat dihitung nilainya.
Penulis dalam pembahasan ini hanya menjawab rumusan masalah no. 1,
yaitu: “Seberapa baik gaya kepemimpinan kepala Madrasah ....?” Untuk
menjawab pertanyaan tersebut maka dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
Berdasarkan data yang terkumpul (tabel I sebagaimana terlampir). Setelah
dihitung dapat ditemukan bahwa jumlah skor variabel gaya kepemimpinan kepala
Madrasah .... yang diperoleh melalui pengumpulan data = 2.072. dengan
demikian, gaya kepala madrasah tersebut adalah 2.072 : 3 = 0, 65 = 65% dari
yang diharapkan (100%).
Apabila hipotesis deskriptif pada penelitian di atas dirumuskan, maka
dapat dinyatakan sebagai berikut:
1) Gaya kepemimpinana kepala Madrasah ...... sama dengan 75% dari
yang diharapkan
2) Situasi kepemimpinan di Madrasah ..... paling rendah 40% dari yang
diharapkan
3) Iklim organisasi Madrasah ...... paling tinggi 60% dari yang diharapkan

Seperti dikemukakan, bila hipotesis dirumuskan maka perlu diuji.


Pengujian hipotesis dalam contoh penelitian di atas menggunakan t-test satu
sampel (karena data interval atau rasio). Untuk hipotesis no. 1 digunakan uji
pihak kanan, no. 2 uji pihak kiri, dan no. 3 uji dua pihak.
Untuk pengujian hipotesis deskriptif pertama (no. 1) di atas dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Skor ideal untuk gaya kepemimpinan kepala madrasah = 4 x 18 x 44 =
3.168 (4 = skor tertinggi tiap item, 18 = jumlah item instrumen, dan 44 =
jumlah responden). Rata-rata = 3.168 : 44 = 72
2) Untuk situasi kepemimpinan = 4 x 18 x 44 = 3. 168 (4 = skor tertinggi tiap
item, 18 = jumlah item instrumen). Rata-rata = 3.168 : 44 = 72
3) Untuk iklim organisasi = 4 x 14 x 44 = 2.464 (4 = skor tertinggi item, 14 =
jumlah item instrumen). Rata-rata 2.464 : 44 = 56.

8
Untuk variabel gaya kepemimpinan kepala madrasah, nilai yang
dihipotesiskan adalah “paling tinggi 75% dari nilai ideal, hal ini berarti 0,75 x 72
= 54. Hipotesis statistiknya dapat dirumuskan sebagai berikut. Ho untuk
memprediksi nilai yang dihipotesiskan lebih rendah atau sama dengan 75% dari
skor ideal. Paling tinggi = lebih rendah atau sama dengan ( ≤). Ha lebih besar dari
75% dari skor ideal yang diharapkan.

Ho : µ ≤ 75% ≤ 0,75 x 72 = 54
Ha : µ ˃ 75% ˃ 0, 75 x 72 = 54

Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga tabel


dengan derajat kebebasan (d k) = n-1 = (44 – 1 = 43) dengan taraf kesalahan α =
5% untuk uji satu pihak (one tail test). Berdasarkan dk 43 dan α = 5%, ternyata
harga t tabel untuk uji satu pihak = 1,682 karena harga t hitung lebih kecil dari
harga t tabel atau jatuh pada daerah penerimaan Ho (-7,007 < 1,682) maka Ho
diterima dan Ha ditolak.

b. Statistik Inferensial

Statistik inferensial adalah serangkaian teknik yang digunakan untuk


mengkaji, menaksir, dan mengambil kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh
dari sampel untuk menggambarkan karakteristik atau ciri dari suatu populasi.
Oleh karena itu, statistik inferensial disebut juga statistik induktif atau statistik
penarikan kesimpulan.23 Kalau dalam statistik deskriptif hanya bersifat
memaparkan data, maka dalam statistik inferensial sudah ada upaya untuk
mengadakan penarikan kesimpulan dan membuat keputusan berdasarkan analisis
yang telah dilakukan. Sebagaimana dikemukakan Ibnu Hadjar, statistik inferensial
merupakan cara yang digunakan untuk menarik kesimpulan (infer) atau membuat
prediksi karakteristik yang dimiliki oleh populasi dengan cara mempelajari sampel
yang dibservasi. Dengan kata lain, statistik jenis ini menggunakan observasi

23
Syofian Siregar, op. cit., h. 2.

9
sebagai dasar untuk membuat estimasi atau prediksi, yakni membuat kesimpulan
tentang sesuatu yang belum diobservasi.24 Biasanya analisis ini mengambil sampel
tertentu dari sebuah populasi yang jumlahnya banyak, dan dari hasil analisis
terhadap sampel tersebut digeneralisasikan terhadap populasi.
Statistik inferensial biasa disebut juga dengan statistik induktif atau
statistik probabilitas, yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis
data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini disebut
statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi data
sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability), yakni mempunyai
peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk
prosentasi.25
Berdasarkan jenis analisisnya, statistik inferensial terbagi ke dalam dua
bagian:
1) Analisis Korelasional
Analisis korelasional adalah analisis statistik yang berusaha untuk mencari
hubungan atau pengaruh antara dua buah variabel atau lebih. Dalam analisis
korelasional ini, variabel dibagi ke dalam dua bagian. Pertama, variabel bebas
(independent variable), yaitu variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh
variabel lain. Kedua, variabel terikat (dependent variable), yaitu variabel yang
keberadaannya dipengaruhi oleh variabel yang lain.
Misalnya contoh penelitian di atas tentang Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Situasi Kepemimpinan terhadap
Iklim Organisasi Madrasah ......... Variabel pada penelitian tersebut adalah:
Gaya kepemimpinan kepala Madrasah (X1), dan situasi kepemimpinan (X2)
sebagai veriabel independen, dan iklim organisasi madrasah (Y) sebagai variabel
dependen. Paradigma penelitian ini dapat dikemukakan dalam gambar berikut.

X1

Y
24
Ibnu Hadjar, op. cit., h. 214.
25
Sugiyono, op. cit., h. 209.

10
X2

Keterangan:
X1 = Kepemimpinan Kepala Madrasah
X2 = Situasi Kepemimpinan
Y = Iklim Organisasi Madrasah

Penelitian di atas berupaya untuk mencari korelasi antar variabel di


antaranya adalah:
 Hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja
organisasi SMA ..........
 Hubungan antara situasi kepemimpinan dengan iklim kerja organisasi
SMA ....
 Hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan situasi
kepemimpinan di SMA ......
 Hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan situasi
kepemimpinan secara bersama-sama dengan iklim kerja organisasi SMA ......
Banyak sekali teknik analisis statistik yang dapat digunakan untuk analisis
korelasional ini, baik statistik parametrik maupun nonparametrik. Penggunaan
masing-masing teknik analisis tersebut sangat tergantung pada jenis skala datanya.
Skala data terdiri dari:
 Data nominal, yaitu data kualitatif yang tidak memiliki jenjang. Contoh jenis
kelamin, asal daerah, pekerjaan orang tua, hobby, dan sebagainya.
 Data ordinal, yaitu data kualitatif yang memiliki jenjang, seperti tingkat
pendidikan, jabatan, pangkat, ranking kelas, dan sebagainya.
 Data interval/rasio, yaitu data kuantitatif atau data yang berupa angka atau
dapat diangkakan. Contoh penghasilan, prestasi belajar, tinggi badan, tingkat
kecerdasan, volume penjualan, dan sebagainya.
Untuk menentukan jenis analisis korelasional yang tepat dalam sebuah
penelitian, terlebih dahulu harus dilihat jenis data dari variabel-variabel yang

11
diteliti. Sebagai panduan, Tabel 2 disajikan berbagai jenis analisis korelasional
berdasarkan skala datanya.
Tabel 2. Jenis Analisis Korelasional Dilihat dari Skala Data

Variabel dan Variabel Dependen/Terikat


Skala Data Nominal Ordinal Interval
- Eta
Nominal

Koefisien - Korelasi Serial


kontingensi - Regresi dengan
variabel dummy
Variabel independen

Ordinal

- Rank Spearman
- Tau Kendali

- Korelasi product
moment
Interval

Discriminant - Korelasi parsial


Analysis - Korelasi semi
parsial
- Analisis regresi

2) Analisis Komparasi
Analisis komparasi adalah teknik analisis statistik yang bertujuan untuk
membandingkan antara kondisi dua buah kelompok atau lebih. Misalnya
penelitian Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Situasi
Kepemimpinan terhadap Iklim Organisasi Madrasah .........
Penelitian di atas berupaya untuk mencari perbandingan persepsi antar
kelompok guru berdasarkan jenjang pendidikan S2, S1, D3, dan jenis kelamin
(pria dan wanita) terhadap nilai variabel yang diteliti di antaranya adalah:
 Perbedaan gaya kepemimpinan kepala madrasah yang signifikan menurut
persepsi guru yang berpendidikan S2, S1, dan D3
 Perbedaan situasi kepemimpinan yang signifikan menurut persepsi guru
yang berpendidikan S2, S1, dan D3
 Perbedaan iklim kerja organisasi secara signifikan menurut persepsi guru
yang berpendidikan S2, S1, dan D3

12
 Perbedaan gaya kepemimpinan kepala madrasah yang signifikan
berdasarkan persepsi guru pria dan wanita
 Perbedaan situasi kepemimpinan yang signifikan berdasarkan persepsi
guru pria dan wanita
 Perbedaan iklim kerja organisasi madrasah yang signifikan berdasarkan
persepsi guru pria dan wanita
Teknik analisis yang digunakan juga cukup banyak, penggunaan teknik
analisis tersebut tergantung pada jenis skala data dan banyak sedikitnya
kelompok. Jenis-jenis analisis komparasi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jenis Analisis Komparasi Dilihat dari Jumlah Kelompok

Variabel yang diuji


Jumlah Kelompok
Nominal Ordinal Interval

- Mann-Whitney U
Independen

- Kai Kuadrat - Kolmogorov- - Eta


- Kolmogorov-Smirnov Smirnov - Separate t-test
2 Kelompok

- Kai Kuadrat - Pooled t-test


Correlated

- Wilcoxon Paired/corelated t-
- McNemar test
- Sign Test
Independen

- Kruskall-Wallis
Lebih dari 2 Kelompok

Discriminant Analisis Varians


- Uji Median
Analysis (ANAVA)
- Kai Kuadrat
Correlated

- Friedman
ANAVA repeat
- Kendall's W
Measures
- Cochran's Q

13
4. Teknik Analisis Statistik Parametris dan Nonparametris
Sebegaimana terdapat dalam gambar sebelumnya, pada statistik inferensial
terdapat statistik parametris dan nonparametris. Pengelompokkan analisis statistik
ini berdasarkan bentuk parameternya. Penggunaan kedua analisis statistik ini
tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis.

a. Statistik Parametris

Statistik parametris adalah statistik yang mempertimbangkan jenis sebaran


atau distribusi data yang berdistribusi normal dan memiliki varians homogen. 26
Pada umumnya, data yang digunakan pada statistik parametris ini bersifat interval
dan rasio. Statistik parametrik adalah analisis statistik yang pengujiannya
menetapkan syarat-syarat tertentu tentang bentuk distribusi parameter atau
populasinya, seperti data berskala interval dan berdistribusi normal. Dengan
demikian, untuk dapat menggunakan teknik statistik parametris harus ditinjau
terlebih dahulu persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi.
Persyaratan-persyaratan yang biasanya harus dipenuhi dalam penggunaan
teknik statistik parametrik meliputi:
1) Sampel diambil secara acak/random dari sebuah populasi.
2) Data berskala interval atau data bersifat kuantitatif.
3) Data berdistribusi normal, artinya data yang diperoleh memiliki distribusi
seperti distribusi normal. Pengujiannya dapat dilakukan dengan menggunakan
Kai Kuadrat, Kolmogorov-Smirnov, Lilieford Test, Skewness dan Kurtosis,
atau Jarque-Bera Test.
4) Ada hubungan yang linear antara variabel bebas dengan variabel terikatnya,
artinya hubungan antara variabel bebas dan terikat bersifat linear atau garis
lurus, bukan kuadratik, kubik atau yang lainnya. Pengujian dapat dilakukan
dengan menggunakan uji F Tuna Cocok (Lack of Fit Test) atau uji
polinomial.
5) Tidak terjadi heterosedastisitas, artinya varians error yang dihasilkan dari
sebuah persamaan regresi tersebut haruslah bersifat homogen/sama untuk

26
Syofian Siregar, op. cit., h. 3.

14
setiap nilai X. Pengujian dapat dilakukan dengan Park Test, Glesjer Test,
Bartlett Test, Rho Spearman, dan Goldfield & Quant.
6) Tidak terjadi kolinearitas/multikolinearitas, artinya tidak terjadi korelasi yang
terlalu tinggi antar variabel bebas. Pengujian dapat dilakukan dengan analisis
korelasi/regresi, Tolerance, dan VIF (Variance Inflation Factor).
7) Tidak terjadi otokorelasi, artinya error yang terjadi murni berasal dari garis
regresi dan bukan berasal dari error pengamatan yang lain. Pengujiannya
adalah Durbin-Watson Test.
8) Ada homogenitas varians, artinya varians antara kelompok satu dengan
kelompok yang lain haruslah bersifat homogen/sama. Pengujiannya dapat
dilakukan dengan Bartlett Test, Cochran, F Max Hartley, atau Levene Test.
9) Ada homogenitas regresi, artinya koefisien garis regresi antar kelompok
haruslah bersifat sama/homogen. Pengujiannya dapat dilakukan dengan uji F
untuk kesamaan koefisien regresi.
Tidak semua teknis statistik parametris harus memenuhi semua
persyaratan di atas, namun setiap jenis teknik analisis memiliki persyaratan yang
berbeda. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk masing-masing jenis
teknik analisis dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Persyaratan dalam Penggunaan Teknik Analisis Parametris

No Jenis Alat Analisis Persyaratan Nomor


1 Korelasi dan regresi linear sederhana *) 1, 2, 3, 4, dan 5
2 Korelasi dan regresi linear ganda *) 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
3 Uji t dan ANAVA 1, 2, 3, dan 8
4 Analisis Kovarians (ANAKOVA) 1, 2, 3, 8, dan 9
*) Untuk data yang bersifat time series ditambah syarat nomor 7.

b. Statistik Nonparametris

Statistik nonparametris merupakan bagian statistik yang parameter


populasinya atau datanya tidak mengikuti suatu distribusi tertentu atau memiliki
27
distribusi yang bebas dari persyaratan dan variansnya tidak perlu homogen.
Statistik nonparametrik adalah analisis statistik yang tidak menetapkan syarat-

27
Ibid., h. 3.

15
syarat tersebut. Statistik nonparametris tidak menguji parameter populasi, tetapi
menguji ditribusi. Oleh karena itu, statistik nonoparametris sering disebut
“distribution free” (bebas ditribusi). Statistik nonparametris tidak menuntut
terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus
berdistribusi normal. Statistik nonparametris kebanyakan digunakan untuk
menganalisis data berjenis nominal dan ordinal.28

5. Menarik Kesimpulan Penelitian Statistik dan Penelitian Nonstatistik

Setiap laporan penelitian biasanya disertai dengan sebuah kesimpulan.


Sebenarnya kesimpulan berbeda dengan rangkuman atau ringkasan. Banyak
peneliti yang mencampuradukkan antara pengertian ringkasan atau rangkuman
dengan kesimpulan. Rangkuman atau raingkasan merupakan serangkaian kalimat
yang dipersingkat dari aslinya. Rangkuman memiliki siaft netral dari penilaian.
Sementara itu, kesimpulan merupakan serangkaian kalimat yang menunjukkan
intisari dari analisis yang dilakukan oleh penilti. Sifat dari sebuah kesimpulan
didasarkan pada logika berpikir sehingga terbuka untuk diperdebatkan.
Kesimpulan merupakan kebenaran ilmiah yang disodorkan peniliti yang setiap
saat siap untuk diuji. Kesimpulan tercipta dengan mendasarkan pada asumsi
teoritis, data emperik yang valid, dan kemampuan analisis peneliti. 29 Menurut
Suharsimi Arikunto, kesimpulan dalam penelitian merupakan hasil dari suatu
proses tertentu, yaitu “menarik”, dalam arti “memindahkan” sesuatu dari suatu
tempat ke tempat lain.30
Menarik kesimpulan penelitian senantiasa harus berdasarkan atas semua
data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian. Dengan kata lain, penarikan
kesimpulan harus didasarkan atas data, bukan angan-angan atau keinginan peneliti
dan bahkan membuat kesimpulan yang bertujuan untuk menyenangkan hati
pemesan dengan cara memanipulasi data.

28
Sugiyono, op. cit., h. 211.
29
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, op. cit., h. 217.
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), h. 346.

16
a. Kesimpulan Penelitian Statistik

Penarikan kesimpulan senantiasa berdasarkan atas data yang diperoleh


melalui instrumen penelitian. Data yang bersifat kuantitatif dan dapat
dikuantifikasikan, kemudian diolah dengan teknik statistik harus
mempertimbangkan pengambilan sampel.
Kesimpulan penelitian yang menggunakan teknik statistik dapat
digeneralisasikan pada populasi apabila dari sampel dapat diketahui bahwa
populasinya berdistribusi normal dengan menggunakan statistik parametris.
Apabila populasinya tidak berdistribusi normal, maka harus menggunakan
statistik nonparametris.
Apabila peneliti melakukan penelitian terhadap sampel, maka ia berharap
bahwa kesimpulannya dapat berlaku untuk seluruh populasi. Penggunaan teknik
analisis statistik inferensial untuk mengadakan estimasi berdasarkan informasi-
informasi yang diperoleh terhadap parameter.

b. Kesimpulan Penelitian Nonstatistik

Kembali kepada jenis data, dibedakan atas data kulaitatif dan data
kuantitatif. Terhadap data yang bersifat kualitatif, maka pengolahannya
dibandingkan dengan suatu standar atau kriteria yang telah dibuat penilti.
Sebagai contoh penelitian yang menggunakan data kualitatif adalah
penelitian yang bertujuan untuk melihat sikap kepemimpinan kepala sekolah.
Peneliti dalam penelitian seperti ini akan mengukur sejauh mana sikap
kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala-kepala sekolah yang dimaksud. untuk
hal ini dicari dimensi-dimensi sikap kepemimpinan terlebih dahulu, di antaranya
seperti disiplin, demokratis, bertanggung jawab, toleran, penuh inisiatif, kreatif,
dan sebagainya. Dengan skala sikap tersebut, peneliti mengumpulkan data
mengenai tingkat kepemimpinan pada kepala sekolah. Maka kesimpulan yang
mungkin dibuat berdasarkan kriteria atau standar yang ditentukan adalah sesuai,
kurang sesuai, dan tidak sesuai dengan standar.
Terhadap data yang yang bersifat kuantitatif, peneliti dapat mengolahnya
dengan cara statistik dan nonstatistik. Analisis nonstatistik dimaksudkan untuk

17
mencari proporsi, prosentasi, dan rasio, sehingga disebut juga sebagai analisis
statistik sederhana. Apabila analisis datanya berupa proporsi, prosentase maupun
rasio, maka kesimpulan yang dapat diambil disesuaikan dengan
permasalahannya.31

C. PENUTUP

Analisis data merupakan salah satu langkah dalam kegiatan penelitian


yang tidak boleh diabaikan. Kejelian dan ketelitian dalam melihat permasalahan
dan jenis data yang diperoleh, sangat diperlukan untuk dapat menentukan jenis
analisis yang paling tepat. Kesalahan dalam memilih teknik analisis akan
berakibat fatal dalam pengambilan kesimpulan. Oleh karena itu sebelum
menentukan teknik analisis apa yang harus dipakai, perlu dilihat kembali jenis
hipotesis yang akan diujinya, apakah deskriptif, komparatif atau korelasional. Jika
sudah diketahui selanjutnya melacak jenis data yang diperoleh dari setiap variabel
yang diteliti, apakah datanya kuantitatif atau kualitatif. Jika sudah ditemukan baru
menentukan teknik analisis yang dapat digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta, 1998.

31
Ibid., h. 348.

18
________. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan


Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana,
2009.

Hadjar, Ibnu. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan.


Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996.

Hurmaini. Metodologi Penelitian untuk Bimbingan Skripsi; Rancangan,


Pelaksanaan, Analisis, dan Penulisan. Riau: Suska Press, 2008.

Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan


Kualitatif) dilengkapi Cara Praktis Menggunakan, Mengolah, dan
Menginterpretasikan Hasil Analisis Program Statistik Package for the
Sosial Sciences (SPSS). Jakarta: Gaung Persada Press, 2009.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2001.

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif:


Teori dan Aplikasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008.

Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengmbangan. Jakarta:


Kencana, 2010.

Siregar, Syofian. Statistik Deskriptif untuk Penelitian dilengkapi Perhitungan


Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2011.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alpabeta, 2012.

19

Anda mungkin juga menyukai