KLP IV Trend Issue Komplementer PD Maternitas
KLP IV Trend Issue Komplementer PD Maternitas
KLP IV Trend Issue Komplementer PD Maternitas
OLEH:
KELOMPOK IV B15
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun dari
penyususnan makalah ini adalaha untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan dukungan dalam penyususnan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan masih memerlukan berbagai perbaikan-
perbaikan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................3
2.1 Definisi Pengobatan Tradissional Dan Komplementer Alternatif......3
2.2 Klasifikasi Pengobatan Tradisional Dan Komplementer Alternatif....3
2.3 Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional di Masyarakat................4
2.4 Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional di Sarana Kesehatan.......5
2.5 Aspek Etik Dalam Terapi Komplementer Alternatif dan Tradisional. 5
2.6 Trend Issue Terapi Komplementer Alternatif dan Tradisional..........6
2.7 Terapi Komplementer Dalam Bidang Maternitas.............................9
BAB III PENUTUP..................................................................................10
3.1 Simpulan........................................................................................10
3.2 Saran.............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Terapi komplementer ini sudah dikenal secara luas serta telah digunakan sejak dulu
dalam dunia kesehatan. Namun dalam beberapa survei yang telah dilakukan mengenai
penggunaan terapi komplementer, cakupan terapi komplementer sendiri masih agak
terbatas. Seperti Thomas Friedman (2005) mengatakan, saat ini dunia kesehatan termasuk
salah satunya praktisi keperawatan masih bingung tentang apa itu terapi komplementer.
Memperluas pengetahuan tentang perspektif obat pelengkap seperti terapi komplementer,
dilakukan oleh sebagian orang-orang dalam beberapa budaya di dunia yaitu sangat penting
untuk perawatan kesehatan kompeten. Dengan demikian sangat penting bagi perawat
profesional kesehatan untuk melakukan penilaian holistik pasien mereka untuk menentuka
arah yang luas dari penyembuhan praktek-praktek yang akan mereka jalankan. Hal ini
berlaku tidak hanya bagi pasien baru, tapi untuk semua pasien.
Terapi komplementer dikenal juga sebagai terapi kedokteran alternatif melesat cepat
menjadi bagian dari pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Terapi
moderen yang dianggap sebagai ilmu kedokteran barat (western medicine) memang sejak
lama memproklamirkan dirinya sebagai ilmu kedokteran denagn dasar rasionala. Artinya,
pemecahan masalah kesehatan didasarkan atas pertimbangan yang bisa dinalarkan dan
harus masuk akal. Sehingga para penganut aliran ini menganggap bahwa masalah kesehatan
akan tuntas diselesaikan jika penyebabnya dihilangkan. Misalnya pada orang mengalami
keganasan (kanker) payudara akan dianggap selesai segalanya jika kanker yang ada di
payudara dapat dihilangkan atau di lakukan tindakan operasi.
Hal ini berbeda dengan pengobatan timur yang menganggap bahwa there is something
behind something. Artinya, ketika seseorang dinyatakan menderita penyakit tertentu, pasti
ada sesuatu di balik penyakit yang sedang dideritanya. Seperti tidak hanya menghilangkan
kanker payudaranya, namun harus juga dipertimbangkan hal lainya yang melatar belakangi
kanker tersebut. Karenanya dalam pendekatan pemecahan masalaha kesehatan, kedokteran
timur cenderung lebih alamiah dan lebih aman dari sisi efek samping yang tidak didapatkan
pada pengobatan moderen (barat) karena cenderung menggunakan bahan sintetis atau
kimia. Silva & Ludwick (2005) mengidentifikasi paling tidak ada tiga issue etik yang berkaitan
dengan terapi komplementer yaitu terkai dengan keamanan, bidang praktik dan perbedaan
budaya.
Pengobatan tradisional harus memberikan informasi lisan yang jelas dan tepat
kepada pasien tentang tindakan pengobatan yang dilakukannya, mencakup keuntungan dan
kerugian
dari tindakan pengobatan. Semua tindakan harus dapat persetujuan lisan atau tertulis dari
pasien/keluarga. Khusus untuk tindakan pengobatan tradisional yang mengandung resiko
tinggi bagi pasien harus dengan persetujuan tertulis yang ditanda tangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan (pasl 12-15). Dalam melaksanakan pengobatannya, pengobatan
tradisional boleh menggunakan peralatan yang aman tetapi dilarang untuk menggunakan
peralatan kedokteran atau penujang diagnostik kedokteran (pasal 16). Peraturan ini disatu
sisi melindungi pasien dari praktik yang tidak tepat atau berisiko, tetapi di sisi lai hal ini
adalah bentuk ketidak adilan. Pengobatan tradisional dilarqang dengan keras menggunakan
lat kedokteran walaupun yang paling sederhana dan dapat dipidanan, sedangkan dokter
dengan kursus singkat selam 3 bulan atau 1 tahun dapat dengan bebas menggunakan jarum
akupunktur, jamu, bekam dan peralatan pengobatan tradisional lainnya.
Saat ini menggunakan terapi komplementer muali mengeliat. Hal ini tentu akan terkait
dengan trend issue yang berkembang tentang terapi komplementer.
a. Patient safety
Keselamatan adalah hal yang esensi dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini,
keselamatan dasar patient safety dari kedokteran konvensional dan akan dibandingkan
dengan terapi komplementer yang telah ada. Secara garis besar prinsip praktik terapi
komplementer menurut Curtis (2004) untk mengurangi terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan antara lain :
- Menghargai otonomi pasien
- Menghargai etnis, umur dan status sosial
- Tingkat sensitifitas terhadap pasien harus tinggi, terkait keinginan dan penolakan
terhadap terapi komplementer.
- Berhati-hati terhadap pasien yang tidak pernah kontrol ke medis terkait dengan
penyakitnya
- Menganjurkan pasien selalu berhati-hati dalam setiap keputusannya dan tetap
menjalani terapi medis konvensional
- Dorong pasien untuk lebih selektif alam memilih terapi
Berdasarkan Curtis (2004), beberpa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan
menurunkan resiko terjadinya hal yang tidak diinginkan dalam pengobatan herbal
adalah:
Bentuk terapi komplementer lain yang perlu diperhatikan dalam terkait aspek
keselamatan pasien antara lain terapi fisik, seperti massage, spa, terapi akupunktur, dan
terpi homeopaty. Terapi komplementer pada terapi fisik sangatlah berkaitan langsung
dengan pasien. Beberapa penelitian telah mampu menemukan beberapa cek sampling
dari terapi komplemente yang menggunakan terapi fisik ini. Permasalahan mendasar
adalah bagaimana penelitian di Indonesia, bagaimana pengetahuan terapis di Indonesia,
hal ini menjadi PR besar bagi kementrian kesehatan. Jurnal luar negeri telah banyak
mengungkap, namun pengetahuan terapis komplementer di Indonesia juga perlu di
tingkatkan, mengingat karakteristik orang di luar negeri dan Indonesia sanagt berbeda.
3.1 Simpulan
Pengobatan komplementer alternatif adalah pengobatan non konvensional yang
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan tersetruktur dengan
kualitas, keamanan, dan efektifitas yang tinggi dan berlandaskan atas ilmu pengetahuan
biomedik yang belum diterima dalam kedokteran konvensional. Perkembangan budaya
barat, membawa kedokteran konvensional menguatkan tentang metode untuk
mendapatkan pengetahuan yang baru. Banyak terapi-terapi koplementer yang berasal dari
sistem perawatan kesehatan tradisional dengan berbagai macam latar belakang budaya dan
selalu berhubungan dengan filosofi dan nilai religius sebagai kekukatan utama, tubuh
sebagai penyembuh sendiri dan holistik. Saat ini penggunaan terapi komplementer mulai
menggeliat. Hal ini tentu akan teerkait dengan tren issue yang berkembang tentang terapi
komplementer.
3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca terutama mahasiswa keperawatan
diharapkan dapat menggunakan makalah ini sebagai referensi untuk menambah
pengetahuan tentang keperawatan maternitas dan diharapkan para pembaca bisa
memberikan kritik dan saran untuk dapat menjadikan kami lebih baik lagi dalam penulisan
makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Curtis, P.2004. Safety Issues in Complementary & Alternative Health Care. Program on
integrative Medicine, School of Medicine, University of North Carolina
Jonas W.B. (1998). In Compementary and Alternative Health Practice and Therapies A.
Canadian Overview Prepared for strategies and Systems for Health Directorate, Health
Promotion and Programs Branch, Health Canada (1999). Toronto, Newyork University Centre
for Health Studies.
La Valley and Verhoef (1995). Integrating Complemenntary Medicine and Health Care
Services in to Practice Canadian Medical Assosiation Journal, 153 (1), 45-46
Mary Cipriano Silva, PhD, RN, FAAN dan Ruth Ludwick, PhD, RN, C. November 2001. Ethicks:
Ethical Issues in Complementary/Alternatives Therapies
http://www.nursingworld.org/MainMenuCategories/ANAMarketplace/ANAPeriodicals?OJIN
/Columns/Ethics/Ethicalissues.html diakses pada Oktober 2018