Anda di halaman 1dari 10

PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

IMPLEMENTASI INTELLIGENT BLASTING,


STUDI KASUS : “PELAKSANAAN KEGIATAN PELEDAKAN SECARA INTEGRASI
UNTUK PENCAPAIAN PRODUCTIVITY DIGGER
DI PT.AEL INDONESIA SITE TCI-MSJ SEPARI, TENGGARONG SEBERANG,
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR
1)
Andrias Teguh Santoso*, 2)Setto Prayitno
1)
PT. AEL Indonesia,Site MSJ,
2)
PT.Thiess Site MSJ
*E-mail: Andrias.teguhsantoso@aeciworld.com

ABSTRAK

Kegiatan pembongkaran batuan Overburden di Site MSJ dilakukan dengan metode peledakan oleh
PT. Thiess ( TCI) dan dibantu pelaksanaannya oleh PT. AEL Indonesia.

Desain peledakan dibuat oleh PT. Thiess (TCI) meliputi geometri dan boundary blasting serta
loading sheet atau isian bahan peledak, sedangkan pelaksanaannya dilaksanakan oleh PT. AEL
Indonesia meliputi pengukuran kedalaman lubang ledak (sounding), pemasangan demarkasi
peledakan, penebaran asesoris peledakan, priming, charging, stemming, tie up, final check
(pemeriksaan akhir rangkaian peledakan), firing (penembakan), serta pemeriksaan hasil peledakan
atau post blast check.

Hasil peledakan yang kurang baik meliputi boulder, flat salah satunya dipengaruhi oleh akurasi
pelaksanaan desain peledakan yang kurang bagus, namun di sisi lain perlu dipastikan juga desain
peledakan sudah sesuai dengan karakteristik material. Dalam hal ini, akurasi pelaksanaan peledakan
merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan dengan baik agar memperoleh hasil blasting yang
excellent dan productivity digger dapat tercapai.

Untuk mendapatkan akurasi yang baik dalam implementasi eksekusi desain peledakan, hal pertama
yang perlu dipastikan adalah kelengkapan desain peledakan ,seperti loading sheet, desain tie up, dan
sebagainya. Pengukuran kembali lubang ledak yang sudah di bor (sounding)merupakan hal yang
sangat penting untuk menentukan isian bahan peledak agar sesuai rencana.Kegiatan stemming
merupakan factor penentu juga terkait hasil peledakan, apabila stemming tidak pada maka akan
terjadi stemming ejection, oleh karena itu tim lapangan memastikan stemming dilakukan dengan
padat denga cara menggunakan tamper atau tongkat pada saat dilakukan stemming. Akurasi
pelaksanaan Tie Up juga harus sesuai dengan rencana dengan cara dilakukan pengecekan ulang oleh
customer dengan menggunakan form persetujuan yang telah ditanda tangani oleh kedua belah pihak
antara customer dengan blasting service provider. Kegiatan peledakan dianalisa setiap hari melalui
visual video, apabila terdapat anomali maka dilakukan tindakan perbaikan bersama antara customer
dan blasting service provider, dalam hal ini antara PT. Thiess dengan PT. AEL.

Berdasarkan data productivity digger dari customer, productivity telah melebihi target yaitu lebih
dari 1400 BCM/jam, salah satu kontribusinya adalah hasil blasting yang excellent. Hal ini merupakan
factor akurasi eksekusi yang baik untuk memperoleh hasil blasting yang optimal.

Kata Kunci : overburden, peledakan,desain peledakan, akurasi,eksekusi peledakan

567
PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

ABSTRACT

Overburden demolition activities at the MSJ Site were carried out by blasting methods by PT. Thiess
(TCI) and assisted in its implementation by PT. AEL Indonesia.

Blasting design made by PT. Thiess (TCI) includes geometry and boundary blasting as well as
loading sheets or explosives filling, while the implementation is carried out by PT. AEL Indonesia
includes measurement of the depth of the blast hole (sounding), installation of blasting demarcation,
distribution of blasting accessories, priming, charging, stemming, tie-up, final check, firing, post
blast check.

Poor blasting results include boulders, flat one of which is influenced by the poor accuracy of the
blasting design implementation, but on the other hand it is necessary to ensure that the blasting
design is in accordance with the characteristics of the material. In this case, the accuracy of blasting
is an important thing to do properly in order to obtain excellent blasting results and achieve digger
productivity.

To get good accuracy in the implementation of blasting design execution, the first thing that needs
to be ensured is the completeness of the blasting design, such as loading sheets, tie up designs, and
so on. The re-measurement of the blast holes that have been drilled (sounding) is very important to
determine charging explosives so that they are according to plan.Stemming activity is a determining
factor also related to the results of the blasting, if the stemming is not on then a stemming ejection
will occur, therefore the field team ensures that the stemming is done densely by using a tamper or
stick when the stemming is done. The accuracy of the Tie Up implementation must also be in
accordance with the plan by re-checking by the customer using the approval form that has been
signed by both parties between the customer and the blasting service provider. Blasting activities
are analyzed every day through visual video, if there is an anomaly then joint corrective action is
taken between the customer and the blasting service provider, in this case between PT. Thiess with
PT. AEL.

Based on the productivity digger data from the customer, productivity has exceeded the target of
more than 1400 BCM / hour, one of the contributions is the excellent blasting results. This is a good
execution accuracy factor to get optimal blasting result.

Keywords: overburden,blasting,blast design,accuracy,blasting design execution

568
PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

A. PENDAHULUAN

PT. Thiess site MSJ menargetkan hasil blasting yang optimal dan salah satu indikatornya adalah
produktifitas alat digger harus sesuai dengan target. Oleh karena itu PT.AEL yang merupakan
partner PT.Thiess dalam melaksanakan blasting berupaya agar hasil blasting sesuai dengan rencana
yang diharapkan yaitu hasil blasting yang excellent.

Beberapa masalah yang dihadapi oleh tim blasting di lapangan adalah akurasi peledakan dan
stemming confinement. Beberapa kasus di lapangan ditemukan pengukuran lubang ledak yang tidak
akurat, pengisian bahan peledak yang tidak sesuai charging sheet, stemming confinement,akurasi
design tie up dan lainnya. Akurasi peledakan dan keterkungkungan stemming merupakan faktor yang
sangat penting untuk menentukan hasil peledakan, beberapa kasus hard digging material ditemukan
salah satunya karena factor stemming confinement. Oleh karena itu perlu dilakukan strategi untuk
melaksanakan blasting secara optimal yang kita sebut dengan intelligent blasting.

Tujuan implementasi intelligent blasting dalam pelaksanaan peledakan secara integrasi adalah untuk
menghasilkan peledakan yang excellent sehingga produktifitas digger dapat tercapai.Beberapa
concern penting yang dilaksanakan adalah dengan menerapkan akurasi pengukuran lubang ledak,
akurasi pengisian bahan peledak dan akurasi dalam melaksanakan stemming untuk mencapai
stemming yang confined.

B. METODOLOGI PENELITIAN

B.1. Pelaksanaan Pengukuran Lubang Ledak ( Sounding )

Pelaksanaan pengukuran lubang ledak dilaksanakan oleh tim crew drilling PT. Thiess setelah
kegiatan pengeboran dan dilakukan pengukuran kembali oleh tim PT. AEL sebelum dilakukan
pengisian bahan peledak. Pengukuran yang dilakukan oleh tim PT. AEL akan menentukan apakah
lubang tersebut dapat dilakukan pengisian bahan peledak atau tidak.

Dalam pengukuran lubang ledak tersebut harus memperhatikan tujuan elevasi atau batubara sesuai
drill plan, apabila over drill maka akan dilakukan penimbunan dengan cangkul sampai kedalalan
lubang drill sesuai drill plan, namun apabila ditemukan under drill maka lubang tersebut akan
ditandai dan dilakukan kegiatan redrill atau pengeboran ulang sampai kedalaman lubang sesuai drill
plan.

Gambar 1.1 Kegiatan pengukuran ulang lubang ledak (sounding)

569
PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

B.2.Loading Sheet atau Plan Isian Bahan Peledak

Penggunaan acuan loading sheet yang digunakan untuk kegiatan charging harus sesuai dengan plan,
apabila permintaan produk yang digunakan adalah heavy anfo maka harus menggunakan loading
sheet heavy anfo namun apabila produk yang digunakan adalah S130 maka harus menggunakan
loading sheet S130.

Strategi yang digunakan untuk menghindari salah pengisian di lapangan, maka crew sounding akan
memberikan tanda pada pita untuk mempermudah operator MMU agar tidak salah dalam
menentukan jumlah isian dan produk yang digunakan.

Gambar 2.1 Contoh loading sheet untuk S130 dan heavy Anfo

Gambar 3.1 Penamaan dan penandaan pita pada lubang ledak

570
PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

B.3. Mekanisme Pengisian Lubang Peledak ( Charging )

Pengisian bahan peledak dilakukan dengan menggunakan MMU ( Manfacturing Mixing Unit).
Operator MMU dibantu oleh asisten operator MMU dalam melaksanakan pengisian lubang ledak
agar memastikan MMU aman dan pengisian lubang ledak sesuai dengan loading sheet yang di
rencanakan.

Salah satu tugas asisten operator MMU adalah membantu operator MMU dalam teknis charging
seperti menunjukan pita yang menginformasikan kedalaman lubang, jumlah isian bahan peledak dan
target stemming sesuai loading sheet. Asisten operator MMU juga memastikan agar pengisian bahan
peledak tidak over charge dengan menggunakan tali meteran untuk mengontrol panjang stemming.
Apabila target isian bahan peledak sudah tercapai namun panjang kolom stemming belum tercapai,
maka asisten operator MMU akan melaporkan kepada operator MMU yang kemudian akan
dilaporkan kepada supervisor blasting dan customer.Kemudian akan dilakukan identifikasi
penyebabnya untuk dilakukan tindakan yang tepat.

Penggunaan tali stemming harus memiliki beberapa kriteria diantaranya bandul yang digunakan tidak
boleh terbuat dari besi, tulisan atau tanda angka meteran harus jelas, dan harus dikalibrasi secara
berkala.

Operator MMU harus mencatat loading sheet actual pada form charging sheet yang telah disediakan,
form charging sheet kemudian diserahkan kepada supervisor blasting yang kemudian dilakukan
rekonsiliasi dengan customer.

Gambar 4.1 Kegiatan pengisian lubang ledak (charging) dan charging sheet actual

B.4. Mekanisme Quality Control Bahan Peledak

Kegiatan QC bahan peledak wajib dilakukan sebelum dimulai kegiatan charging, pada saat akan
memulai charging pada lubang pertama, personal QC mengambil sampel produk ke dalam cup
density untuk mengetahui indikasi apakah produk terjadi gassing atau tidak. Kemudian setelah
diketahui produk ada indikasi gassing maka MMU dapat memulai charging pada lubang pertama
kemudian dilanjutkan sampai ke lubang ke tiga, setelah itu kemdudian diambil sampel produk untuk
di analisa density dari bahan peledak tersebut. Setelah dianalisa produknya maka didapatkan nilai
density dari bahan peledak, apabila sesuai range target maka pengisian bahan peledak dapat
dilanjutkan namun apabila tidak sesuai range target maka kegiatan pengisian bahan peledak dapat
dihentikan untuk dilakukan investigasi. Kegiatan Quality Control (QC) ini wajib juga dilakukan
pada setiap setelah selesai reload dan dilakukan kembali aktifitas charging.

571
PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

Gambar 5.1 Kegiatan Quality Control bahan peledak dan pencatatan QC form

B.5. Mekanisme Kontrol Stemming (Stemming Control Activity)

Aktifitas stemming dapat dilakukan apabila sudah mendapatkan persetujuan dari customer setelah
diukur stemming akhir, apabila sudah sesuai target maka dapat dilakukan stemming namun khusus
untuk produk S130 apabila belum mencapai target maka harus menunggu waktu gassing selama
maksimal 30 menit sampai target stemming tercapai. Apabila dalam waktu 30 menit target stemming
belum tercapai maka dapat dilakukan tindakan selanjutnya sesuai rekomendasi customer diantaranya
penambahan isian atau pengurangan panjang stemming dan lainnya.

Kegiatan stemming harus memperhatikan kepadatan stemming agar tidak terjadi stemming ejection
yang mengakibatkan hard digging atau fly rock. Oleh karena itu digunakan tamper khusus agar
stemming confined dan padat. Kegiatan stemming dengan tamper dilaksanakan oleh dua personal,
diantaranya tugasnya adalah memasukan material stemming dan memadatkan material stemming
dengan tamper.

Gambar 6.1 kegiatan stemming dengan menggunakan tamper

572
PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

B.5. Mekanisme Merangkai Lubang Ledak ( Tie Up )

Kegiatan tie up dapat dilakukan apabila sudah ditentukan design tie up oleh customer dan sudah
ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Kegiatan tie up harus dilakukan verifikasi oleh customer
untuk memastikan actual tie up sesuai dengan design tie up.

Gambar 7.1 Verifikasi Tie Up oleh AEL dan Customer

Shot firer juga dilengkapi dengan kamera pada helm untuk mempermudah proses investigasi
apabila ditemukan tie up yang tidak sesuai dengan design.

Gambar 8.1 Helm Shot firer dilengkapi dengan kamera

B.6. Dokumentasi Aktitas Peledakan

Kegiatan peledakan di lapangan banyak ditemukan beberapa anomali diantaranya kondisi lubang
yang berlumpur, toe burden yang tidak normal serta beberapa kasus lainnya. Oleh karena itu, tim
lapangan dibekali kamera untuk mendokumentasikan beberapa anomali di lapangan dengan tujuan
agar mempermudah dalam proses investigasi apabila terjadi kasus hard digging material.Selain itu
dokumentasi video peledakan juga harus dilaksanakan setiap ada peledakan dengan tujuan untuk
mengetahui dan menganalisa masalah diantaranya stemming ejection dan lainnya.

573
PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

Gambar 9.1 Dokumentasi video peledakan

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan beberapa perbaikan dan penekanan terhadap kualitas hasil peledakan maka
didapatkan hasil peledakan yang optimal dan tentunya sangat berpengaruh terhadap produktifitas
digger. Sejak bulan November 2019 sampai dengan bulan Juni 2020 produktifitas digger R9350
mencapai target di atas 1400 BCM/hour.

Gambar 10.1 Loading point digger R9350 di site TCI-MSJ

574
PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

Gambar 11.1 Trend productivity digger R9350 di site TCI-MSJ

D. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:

1. Akurasi pengukuran lubang ledak, akurasi pengisian bahan peledak, akurasi tie up serta quality
control bahan peledak merupakan hal sangat penting untuk hasil blasting yang optimal
2. Stemming confinement merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang hasil peledakan
yang optimal dan menghindari terjadinya stemming ejection
3. Kegiatan peledakan dengan menerapkan intelligent blasting untuk mencapai hasil blasting
yang excellent sehingga produktifitas digger tercapai

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, kami sampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada PERHAPI karena telah
menyelenggarakan TPT XXIX PERHAPI 2020.

DAFTAR PUSTAKA

Sahat dan Martin,E. (2019): SOP Kegiatan Peledakan, Dokumen Control AEL, 1, 2 – 18.
Thiess, (2018): SOP Loading Explosives to Blast Hole,Dokumen SOP TCI,1,2-6

575
PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

576

Anda mungkin juga menyukai