Ia teringat sepucuk surat yang ia terima tadi pagi tapi ia belum sempat membukanya
karena buru-buru ke sekolah.
“Musim semi di umurku yang ke-16 tahun... Aku menerima surat yang ditujukan
kepadaku. Pengirim surat itu adalah...
Naho heran dengan surat itu tapi saat ia menyadari ia hampir terlambat ke sekolah,
Naho memasukkan surat itu lagi dan berlari ke sekolah.
Saat pak guru mengabsen satu-satu muridnya, Naho membuka lagi suratnya itu dan
membacanya.
“Untuk diriku yang masih kelas 2 SMA. Bagaimana kabarmu? Aku menulis surat ini
untukmu dari 10 tahun di masa depan.”
Naho menutup lagi suratnya saat pak guru selesai mengabsen murid-muridnya.
“Semuanya sudah disebut kan? Selamat karena kalian semua sudah naik
kelas. Aku akan menjadi wali kelas dikelas 2-6 ini. Namaku Nakano. Salam kenal.”
Kata Pak guru
“Setelah ini kalian akan menghadiri upacara pembukaan tahun ajaran baru.”
Naho membaca lagi surat itu “Mungkin kaubertanya kenapa aku menulis surat untuk
dirimu yang masih kelas 2 SMA? Itu karena aku punya permintaan dan aku ingin kau
mewujudkannya.”
“Ada seseorang yang ingin saya perkenalkan. Saya akan memanggilnya dulu.” Kata pak
guru dan keluar kelas untuk menjemput murid baru itu.
Naho melanjutkan membaca
“Dengan begitu kesalahan yang pernah aku lakukan tidak akan terjadi lagi padamu...
aku akan menulis apa yang akan terjadi dan kapan itu akan terjadi. Sampai saat itu
aku ingin kaumemilih langkah yang benar yang kau inginkan agar itu terjadi
padamu.”
“Pagi. 6 April Hari pertama masuk sekolah aku melihat bunga sakura dan aku pikir
aku akan terlambat.”
“Di hari itu... akan ada murid pindahan yang datang dari Tokyo. Namanya adalah...
Naruse Kakeru.”
Pak guru masuk dengan diikuti seorang cowok ganteng. Pandangan mata para
murid cewek langsung tertuju pada cowok itu.
“Ada murid pindahan dari Tokyo. Dia adalah Naruse Kakeru.” Kata pak guru
memperkenalkannya sambil menulis nama cowok itu ke papan tulis.
Naho terkejut tepat saat ia membaca nama Naruse Kakeru, pak guru juga
memperkenalkan nama cowok itu. Naho menatap cowok itu bingung.
“Dia datang dari Tokyo bulan lalu dan ini pertama kalinya dia tinggal di Matsumoto.
Kalau begitu berikan salam perkenalan.” Kata pak guru pada Kakeru.
“Saya Naruse Kakeru. Senang bertemu dengan kalian.” Ucap kakeru
memperkenalkan diri.
“ Salam kenal.”
“Kalau begitu kursimu ada di samping Takamiya.“ kata pak guru sambil menunjuk
kursi disebelah Naho yang kosong.
Naho langsung malu dan menunduk “ Ini hanya kebetulan kan?” batin Naho.
“Masih jam segini ya? Kalau begitu gunakan waktu 15 menit yang tersisa.“ kata pak guru
sebelum akhirnya ia keluar kelas.
“Naho?” Panggil 2 orang gadis sahabatnya Takako Chino dan Azusasa Murasaka.
“Kau terlalu banyak makan. Pilihlah roti yang vitamin” seru Saku Hagita sahabat
cowok Naho lainnya.
“Vitamin?” ucap Suwa heran. Ia lalu melihat kakeru yang akan keluar kelas.
“Oh benar! Roti kita enak! “ sahut Murasaka gadis yang ayahnya pemilik toko kue
dikota itu.
“Aku inginvrasa kari!” kata Hagita.
“Kalian mengajak Kakeru pulang bersama namun dia akan mengatakan tidak.”
“Umm hari ini. Ada sesuatu yang harus aku lakukan...” kata Kakeru.
“Ayo! Tidak apa-apa! Ayo pulang bersama-sama.” Desak Suwa sambil berjalan
mendekati Kakeru dan menaruh lengannya dibahu kakeru dengan akrabnya.
“ Benar! Karena sangat jarang kita sekolah hanya setengah hari.” Kata Taka-chan
“Dia benar! Toko roti kita ini sangat lezat!” kata Azusa
“Aku ingin kalian tidak mengajak Kakeru pulang bersama hanya pada hari itu. Sama
sekali jangan”
Naho menatap ragu dengan keputusan yang sudah diambil Kakeru. “Jika aku melakukannya
aku penasaran... apa yang akan terjadi?” batin Naho.
Mereka lalu berjalan pulang menuju ke toko kue milik keluarga Murasaka
Azusasa.
“Pertama mari kita mulai dengan perkenalan diri! Dia adalah Azusa.” Kata Suwa
memperkenalkan seorang gadis yang ceria dengan rambut yang
diikat.
Kakeru lalu melihat pohon-pohon besar yang ia lewati bersama dengan teman-
teman barunya itu.
“benarkan? Ini adalah Taman Hutan Agata yang menuju ke lorong waktu!” seru
Suwa menjelaskan pada kakeru sambil memeluk bahu kakeru.
“Pohon cemara disini sudah berdiri selama 10 tahun dan sebelum perang Matsumo-“
belum selesai Hagita si kutu buku menjelaskan pada kakeru, suwa langsung
memotongnya.
“ Benar. Aku tidak sabar ingin melihat bunga sakura mekar! Itu yang paling ditunggu
kan? Ayo lihat bunga sakura! Kalau bunga sakura kita harus melihat di Koboyama!”
“Aku bilang bunga sakura diseluruh tempat!” ulang suwa dengan gerakan tangan
yang sama.
Mereka tertawa sambil mengerakkan tangannya persis seperti yang dilakukan Suwa.
“Hei apa kau "Menari Shige?"” kata hagita melihat gerakan tangan teman-temannya
itu.
“Apa itu?”
“Apa kau tidak tahu? Seperti ini.“ Hagita lalu memperagakan gerakan tangannya ke
samping tubuhnya.
“Hei aku tahu yang ini! Bukankah itu tarian yang sudah agak kuno?” tawa Azusa dan
yang lainnya.
Mereka tertawa semua melihat hagita malu dikatakan kuno. Semua terkejut saat
mereka mendengar kakeru tertawa. mereka menoleh dengan takjub ke kakeru.
“Apa yang kau tertawakan?” Tanya suwa berlari ke tempat kakeru berdiri karena
penasaran melihat kakeru yang tertawa itu.
Naho menjadi lega melihat ke akraban mereka. “Apa yang aku khawatirkan?
Mengajaknya adalah ide bagus.”
Mereka lalu menunggu disebuah jembatan karena Azusa sedang pergi ke toko kue
ayahnya untuk mengambil kue yang dijanjikannya pada teman-temannya. Azusa
datang membawa 2kantong plastik yang penuh berisi kue.
“Teman-Teman aku membawa roti! 1 orang 2 ya..” kata Azusa membuka kantong
belanja.
“Tidak! tidak. Kau tahu masing-masing sangat lezat.” Kata Suwa membuka kantong
makanan itu agar kakeru memilih.
“Nozowana? Nozowana! Itu sangat enak!” kata suwa lalu ia beralih pada Naho.
“Kakeru-kun aku akan memberimu rasa kari.” Kata Azusa dan memberikannya pada
kakeru.
“Kau bisa makan itu kapan pun kau mau. “ sahut Azusa agar hagita untuk kali ini
mengalah pada kakeru.
“Aku akan memberikan krim ini untukmu!” kata suwa memaksa hagita menerima roti
krim dari tangannya.
Naho memperhatikan teman-temannya yang berebut roti kari itu “Syukurlah aku
tidak mengatakan apapun. Semuanya suka sekali roti kari”.
“mau tukar roti kariku… dengan roti melonmu?” Tanya kakeru pada
Naho.
Naho tersenyum senang karena ia mendapatkan roti kari
kesukaannya.
“Hei... Apa kau keberatan jika kami memanggilmu Kakeru?” Tanya suwa tiba-tiba.
"Kakeru... "
“6 April. Murid pindahan bernama Kakeru Naruse datang... dan duduk disebelah
kursiku.” Tulis Naho di buku hariannya. Naho teringat surat yang ada ditasnya.
“Surat ini... apa benar-benar aku yang menulisnya?” Naho lalu mencocokkan tulisan
yang ada disurat itu dengan tulisan tangannya dibuku harian yang baru saja
ditulisnya. Naho kaget karena tulisannya sama.
“Tidak...Ini membuatku takut...” gumamnya khawatir karena ia telah melanggar pesan yang
tertulis disurat itu agar tidak mengajak kakeru pergi diawal perjumpaan mereka.
Sejak saat itu, kakeru tidak datang ke sekolah lagi. Semua heran karena cowok itu
tidak masuk sudah sangat lama.
“Apa yang terjadi pada Kakeru? Sudah berapa lama ya?” Tanya Azusa
“10 hari kan? kita belum mendengar kabarnya sejak Saat Itukan?” kata Azusa
Langkah kaki Naho terhenti “Mungkinkah... surat itu mengatakan sesuatu tentang
apa yang terjadi?” batin Naho khawatir.
“20 April. Pertandingan besar. 2 minggu setelah bertemu Kakeru. Aku diminta
menjadi pemukul pada pertandingan softball. Pada waktu itu aku menyesal karena
menolak bermain sebagai penyerang. Pada penghujung hari itu juga... Aku mulai
jatuh cinta pada Kakeru.”
Tanggal 20April disekolah saat Naho, Azusa dan Taka-chan sedang berjalan ke lapangan
olahraga, Azusa melihat kakeru sedang bermain sepakbola dengan teman-teman cowok
lainnya.
“Itu Kakeru!” Azusa langsung berlari ke lapangan. Taka-chan juga berlari menyusul
Azusa. Naho juga ikut berlari pelan.
“Kakeru Apa yang terjadi padamu?bKau menghilang selama 2 minggu!” Tanya
Azusa
Para cowok sedang bertanding dilapangan dan para cewek dipinggir menyaksikan
pertandinganvitu. Naho melihat kakeru duduk sendirian sambil melihat pertandingan
itu.
“Apa kau istirahat? Apa kau tidak ikut bermain?” Tanya Naho sambil duduk
disebelah kakeru.
“karena aku lama tidak masuk sekolah.. dan aku tidak ikut latihan” jawab kakeru.
Cowok itu memperhatikan tangan Naho yang sedikit mengelus kaki kanannya. Meski
gerakan tangan Naho samar tapi kakeru melihatnya.
“Itu benar-benar terjadi.” Batin Naho teringat surat itu “Aku menyesal karena
menolak untuk bermain.”
“Mereka kalah.” Kata Suwa memperhatikan nilai kasti grup kelas mereka.
“Setelah pukulan berikutnya mereka akan menang... ” Kata gadis yang meminta
Naho bermain
“Itu mustahil bagiku. Aku mungkin tidak bisa memukulnya… itu sangat cepat.” Kata
gadis itu cemas
Azusa tiba-tiba berdiri dan mengangkat tangannya “Kalau begitu... Aku akan
memukulnya”
“Di dalam surat dikatakan, setelah Azusasa bermain menggantikanku kami kalah
dalam pertandingan.” Batin Naho. “Dikatakan bahwa aku menyesal karena menolak
untuk bermain. Apa benar-benar tidak masalah... untuk menolaknya?” Naho berpikir
dan gelisah melihat Azusa mulai bersiap-siap bermain.
“Aku akan memukulnya!” teriakan Naho membuat semua menoleh padanya. “Aku
akan melakukannya!”
“Naho Naho! lari! Lari!” teriakan sahabat dan teman-temannya membuat Naho
tersadar dan ia mulai berlari sekuatnya.
“Untuk diriku yang lemah dan pengecut...Aku tidak akan melarikan diri! batin Naho
bahagia.
Naho berjalan tertatih di halaman sekolah, ia merasakan sakit dikakinya yang sudah
ia tahan dari tadi agar teman-temannya tidak mengkhawatirkannya.
“Biar aku lihat kakimu. Duduklah disana“ kata kakeru lembut menunjuk sebuah
bangku di halaman sekolah.
Naho pun menuruti kakeru. Ia duduk di bangku yang ditunjuk kakeru. Cowok itu
jongkok didepan Naho. Ia memegang telapak kaki Naho yang telanjang dan
membersihkan luka dikaki Naho dengan sebuah kapas.
“Jika ukuran sepatumu tidak pas kau harusnya mengatakannya.” Kata kakeru
“Tapi... pertandingan olahraga hanya kali ini saja maka tidak masalah. Mengatakan
itu sekarang juga sudah terlambat. Aku akan menahannya.”
“Jika kau selalu menahan sesuatu... maka kau akan melewatkan kesempatan.” ucap kakeru
sambil memasang hansaplast dikaki Naho.
“Hal itu tidak masalah bagiku. Selama itu tidak menyebabkan masalah untuk
siapapun... tidak ada yang menyadarinya. “
Naho terkejut dan memperhatikan kakeru yang sedang menatapnya dengan tatapan
serius.
“Aku khawatir.” Lanjut kakeru tersenyum. Ia lalu berdiri “Baik sudah selesai. Sampai
jumpa.”
“Kakeru… Kau juga!“ teriak Naho tiba-tiba. Kakeru berbalik dan menatap Naho. “Jika
kau ingin bermain sepak bola... kau juga harus mengatakannya. Karena aku juga
melihatmu... Kakeru... Aku juga memperhatikanmu!” teriak Naho.
“Pukulan yang kau lakukan tadi sangat hebat. Aku juga akan bergabung dengan tim
sepakbola tahun depan. Aku akan menunjukkan padamu bahwa aku lebih baik
daripada Suwa. Jadi lihat aku!” teriak kakeru.
“Untuk masa depanku 10 tahun dari sekarang... Apa salah satu penyesalanmu... telah
hilang?” batin Naho berdiri di jembatan kota menatap lurus ke langit.
Naho 10tahun yang akan datang juga berdiri dijembatan yang sama dengan
pemandangan kota yang tidak jauh berbeda dengan Naho kelas 2
SMA.
Naho melihat pria itu datang dengan mengendong anak kecil dan sebuah rangkaian
bunga ditangannya.
Naho mengambil alih anak perempuan kecil itu dari tangan suwa dan ia mengendongnya
dengan penuh cinta.
“Naho… Suwa…“ panggil Azusasa yang datang bersama Taka-chan dan hagita.
Naho SMA membuka lagi surat dari dirinya 10 tahun yang akan
datang.
“Saat umurku mencapai 26... banyak hal yang aku sesali. 10 tahun dari saat itu yaitu
sekarang. Kakeru sudah tidak lagi bersama kami… Dia meninggal..”
“meninggal? Kakeru???” Naho terkejut dan wajahnya langsung pucat membaca surat itu.
Bersambung Part 2
24 SEP, 2018
Naho menjadi shock dan sedih saat ia membaca di surat dari masa depannya kalau
Kakeru akan meninggal.
Pada saat istirahat seperti biasa Naho dan sahabatnya kumpul di meja Naho untuk
makan bersama.
“Oh ya kakeru… aku dengar Kau bilang permainan sepak bolaku baguskan?” ucap
Suwa berbangga didepan kakeru. Tapi saat ia melihat wajah kakeru bingung, suwa
memastikan apa yang didengarnya dari naho pada gadis itu “benarkan
Naho?”
“Jangan katakan siapapun.” Ucap kakeru tersenyum dan memukul kepala Naho
lembut dengan tangannya.
“Dia memanggilku "Naho” untuk pertama kalinya.” Batin Naho tersipu malu.
Azusa dan taka-chan langsung berteriak histeris melihat tingkah kakeru.
“Apa itu barusan? Kakeru yang kita lihat barusan sangat... benarkan kan?”
“Naho, jangan beritahu siapa pun.*pok Seperti itu kan? Jangan katakan itu, dan
memegang kepala! Ya ampun~~Jantungku berdebar!” ucap Taka-chan
memperagakan gaya kakeru memukul kepala Naho.
Azusa melihat bekal makan siang Naho dan langsung berteriak heboh “Sangat lezat!
Lihat! Naho yang membuat semua makanannya.”
Kakeru berbalik dan tertarik dengan ucapan Azusa. Ia berjalan ke dekat meja Naho
dan memperhatikan bekal makan siang yang dibawa gadis itu.
“Kalau begitu bagaimana jika lain kali kau membuatkan makanan untukku?” kata
kakeru bercanda.
“Tidak. Aku hanya bercanda.” Sahut kakeru tersenyum. Ia menoleh pada suwa dan
hagita. “Ayo pergi.”
“Pada akhirnya aku menghentikan niat membuatkan bekal makan siang untuk
kakeru. Jika saat itu aku membuat makanan untuknya... Apakah aku tak akan
menyesalinya? Aku ingin membuat bekal makan siang untuk Kakeru.”
Pagi-pagi sekali Naho bangun dan mulai membuat bekal makan siang dengan porsi
yang lebih besar dari biasanya , mulai hari ini Naho membuatkan untuk kakeru
juga.
Naho melihat bento yang sudah jadi itu. Ia tersenyum puas melihat hasilnya.
“Aku penasaran apa yang Kakeru pikirkan tentang bento ini? Apakah akan
mengganggunya?”
Sampai disekolah Naho bertemu kakeru di loker ganti sepatu. Tapi saat Naho mau
memberikan tas berisi bento itu, hagita datang jadi naho menundanya.
Saat jam istirahat, Naho terus memegangi tas bento itu tapi ia tak punya keberanian
memberikannya pada kakeru. Padahal sejak tadi sebenarnya kakeru memperhatikan
Naho yang terus memegangi tas bentonya itu.
“Ada apa?” Tanya kakeru yang heran melihat Naho tidak langsung pulang.
“ oh Begitu.” Kakeru melihat Naho yang terus memegangi tas bento itu. “Kau dari
tadi terus memegang tas itu. Coba kulihat.” Ucap kakeru penasaran dan mau meraih
tas yang dipegang Naho.
Gadis itu segera menarik tasnya agar tidak bisa diambil kakeru. Cowok itu kaget dan
merasa ia telah ditolak.
Dari jauh Naho terus memperhatikan kakeru. Ia teringat suratnya kembali saat ia
mau melangkah pergi.
“Banyak hal yang aku sesali 10 tahun dari saat itu yaitu sekarang. Kakeru tidak lagi
bersama kami.”
“Ayo.”
Suwa yang dari tadi memperhatikan keduanya, merasa kalau ada sesuatu antara
keduanya yang harus diselesaikan.
Suwa lalu naik ke atas sepeda yang dibawanya “kalau begitu. Aku duluan. Sampai
besok!” pamit suwa.
“Bagaimana denganmu? Apa yang biasa kau lakukan setelah sampai dirumah?”
Naho balik bertanya.
“jadi tempo hari.. saat kau tidak masuk sekolah selama seminggu... waktu itu... apa
Kau bermain games?” Tanya Naho.
“tapi kau juga bermain sepak bola kan? Aku tadi melihatmu dan tampaknya kau
sangat menikmati itu!”
“Aku tidak ikut klub apapun” ucap Kakeru terliat sedih “Ibuku meninggal.. Saat
upacara masuk sekolah. Seandainya Aku pulang ke rumah... ...dan tidak hadir saat
upacara pemakaman. Aku janji pada ibu bahwa aku tidak akan ikut klub apapun.”
Kakeru menoleh pada Naho dan gadis itu terlihat terkejut mendengar
ceritanya.
Hari saat upacara masuk sekolah... Saat surat itu mengatakan bahwa seharusnya
kami tidak mengajaknya pergi... ...mungkinkah karena
ini?”
“Ayo pulang.” Ajak kakeru melangkah duluan. Naho berjalan dibelakang kakeru.
“Dan sekali lagi aku...akan mengulangi penyesalan yang sama.” Batin
Naho.
“ Aku sebenarnya ingin memberikannya kepadamu saat jam istirahat. Aku akan
membawakannya lagi besok! tapi... Besok, lusa dan setiaphari!” lanjut Naho.
“Dia hampir menangis. Aku tidak menyangka bahwa bento yang tadinya tidak ingin
aku berikan akan membuatnya sangat
bahagia.”
(SPAM FOTO SENYUM YAMAKEN YAHHH... GOMEN... HEHEHE)
Dalam perjalan pulang Naho bercerita tentang makanan apa saja yang bisa ia buat.
Kakeru mendengarnya dengan antusias. Kakeru terus tersenyum dan matanya
terlihat bersinar bahagia saat ia mendengar dan memperhatikan
Naho.
“Aku selalu bertengkar dengan Suwa... dan juga denganHagita.” Sambung azusa.
“ Itu selalu terjadi sejak dulu.” Sahut hagita danmembuat mereka sedikit
tersenyum.
“Tapi... Ketika Naho melahirkan anaknya... Kami inginsaling bertemu lagi. Kami
belum melakukannya sampai sekarang... dan tentangKakeru, kami ingin berbicara
jelas tentangnya” kata Taka-chan
“saat itu Kakeru... sedang dalam masalah dan meninggalsetelah itu. Tolong beritahu
kami. Apa itu benar-benar... sebuah kecelakaan?”
“Kakeru yang berusia 17 tahun saat musim gugur... meninggal dalam sebuah
kecelakaan. Kami semua menepati janji kami padanya. Hal yang paling kami sesali
adalah... kami tidak bisa menyelamatkan kakeru.”
1 Mei. Satu mingguberlalu setelah dia mulai bermain sepak bola. Dia
mengundurkan diri dari klub sepak bola tempatdia bergabung. Tidak peduli seberapa
mustahil aku ingin Kakeru bergabung lagidengan klub. Aku akan melindunginya. Aku
benar-benar merasa bahwa dia inginbergabung dengan klub sepak
bola.
Naho akan masuk ke dalam kelasnya. Di pintu ia bisamelihat kakeru dan sahabat-
sahabatnya berkumpul disana “Kakeru... aku akan menyelamatkanmu”janji naho
didalam hatinya.
Naho terkejut karena apa yang terjadi berbeda dengan apayang diceritakan di surat
dari 10 tahun itu.
“ Ya.”
“ Benar.”
“Kenapa”
“kau serius?”
“Luar biasa”
“Hebat!”
“ini”
“ Kau masih tidak tahu! Kau selalu begitu itu!” sahut suwa gemaskarena kakeru
masih berpikir lama.
Didalam pikirannya Naho tau jawaban apa yang akandiberikan kakeru pada ueda
senpai “Aku yakin dalam surat itu...”
“Pelajaran ke-4, Akumeminjamkan pensil dan penghapus pada Kakeru karena dia
lupa membawa tempatpensil. Saat dia mengembalikannya aku ingin kau melihat ke
dalam bungkuspenghapus. Untuk mengungkapkandengan jujur... perasaanku
sendiri.”
Kakeru melirik ke Naho, ia ingin tau apakah Naho melihatpesan yang di selipkannya
di pembungkus penghapus itu.
“Naho, waktunya piket.” Seru seorang temannya padanaho. Gadis itu baru sadar klo
ia tugaspiket kebersihan. Naho buru-buru memasukkan pensil dan penghapus itu ke
dalamtasnya dan pergi bersama temannya.
“Jika kau melihatpesan itu... mungkin itu akan mengubah masa depan”( tulisan surat
naho 10 tahunitu)
Naho teringat tulisan disurat itu . Ia sudah menyadari perasaan cintanya pada
kakeru mana mungkin ia rela kakeruberpacaran dengan ueda senpai..
Naho langsung menyobek bukunya sedikit lalu menulis dikertas itu. Naho pergi
membawa kertas itu ke loker Kakeru. Naho berdiri agaklama didepan loker itu
sebelum akhirnya ia memasukkan pesannya itu ke lokerkakeru.
Naho pergi ke ruang kelasnya lagi. Ia melihat suwa,hagita azusa dan taka-chan
sedang berdiri dekat jendela sambil memandang kebawah.
“Oh, masa muda.”Kata azusa dan taka-chan. Mereka melihatNaho yang masuk ke
kelas.
Naho shock dan berjalan lemas ke kursinya. Semua tidakmenyadari kecuali Suwa
yang memperhatikan perubahan sikap naho itu.
Naho pulang ke rumahnya dan didalam kamarnya nahopunmenangis sedih.
Kakeru terdiam membeku melihat pesan naho itu. Pesan yangterlambat ia baca.
Esok harinya naho dan kakeru bertemu di loker. Kakerumelirik Naho dengan sedih.
“Pagi”.
“Pagi.”
“Oh, ya.. hari ini aku tidak membuatkan bekal makan sianguntukmu. Karena Jika aku
membuatnya, itu berarti aku tidak sopan pada senpai.”Kata Naho
“Kakeru! Selamat pagi.” Ueda datang dan langsung memegangtangan kakeru untuk
melihat ke arahnya.
“Apa kau sudah membaca pesan ku?” Tanya ueda sambilmenarik tangan Kakeru
untuk pergi dari sana. Kakeru menoleh sekilas pada nahosebelum ia mengikuti
langkah ueda,
“pesan?”Tanya kakeru
“Aku mengirim pesan padamu, tapi kau tidak membalasnya,jadi aku penasaran apa
yang terjadi padamu.”
Sebenarnya beberapa kali kakeru mau memanggil naho tapigadis itu terlihat
memang menghindari dirinya.
Naho sedang duduk dikursinya dan melihat di luar kelas,kakeru sedang berbicara
dengan suwa dan teman-teman cowok lainnya. Naho bangkitberdiri untuk pergi ke
tempat kakeru. Tapi saat ia akan melangkah ke sana, uedasenpai datang
menghampiri kakeru.
“Hei, Kakeru! kau tahu? Temanku dari Tokyo akan datang, jadimaukah kau pulang
bersamaku?” Tanya ueda”
“Benarkah? Pakah tidak ada yang harus kau lakukan?” Tanya ueda memastikanlagi
“ Tidak. Kenapa kau bertanya?”
Saat pulang sekolah hujan turun sangat deras dan membuat naho berteduh di
sekolah dulu. Naho melihat Kakeru dan Ueda senpai pulang bersama dengan
memakai 1 payung. Mereka terlihat sangat akrab dan romantis, membuat naho
menjadi semakin patah hati.
Esok harinya saat naho berjalan di halaman sekolah iamelihat kakeru sedang duduk
sendirian. Sepertinya kakeru memang sengajamenunggu Naho jadi saat ia melihat
Naho ia langsung berdiri.
“Naho.” Panggil kakeru yang berjalan mendekati nahodengan langkah lebar. Tapi
saat ia melihat ekpresi wajah Naho, ia merasa Nahoakan menghindarinya lagi jadi
Kakeru menghentikan langkahnya dan berdiri agakjauh dari gadis itu.
Tepat saat itu Ueda senpai sedang turun dari tangga danmelihat Kakeru yang
sedang berbicara dengan Naho. Posisi naho yang menghadapkea rah anak tangga
langsung menyadari ueda senpai. Naho buru-buru berbalik danpergi meninggalkan
kakeru.
Kakaeru tidak melihat Ueda dibelakangnya jadi ia hanyatau klo naho memang
sengaja menghindarinya. Ueda menatap keduanya dengan curiga.
Pulang sekolah kakeru ragu menyapa naho. Ia melirik gadisitu.
“Aku ingin kau memanggilnyadengan suaramu.” Naho teringat surat itu lagi
Tepat saat itu Ueda senpai juga berlari mengejar kakeru.Tubuh ueda menabrak
Naho dan membuat gadis itu terjatuh ke lantai.
Kakeru menoleh dan melihat Naho yang terjatuh ke lantai.Kakeru segera berlari
mendekati naho. Ia berjongkok didepan naho dengankhawatir.
“Kau baik-baik saja?Apa kau terluka?” Tanya kakeru panicmelihat keadaan naho.
“Dia yang menabrakku!” kata Ueda pada kakeru. “apa kautidak bisa lihat?” kata
Ueda-senpai dengan ketus pada Naho.
Azusa dan Taka datang melihat Naho yang terjatuh itu.Naho berdiri dan meminta
maaf pada ueda.
“Naho!Jangan lari. Jika kau lari, maka kau tidak bisabicara dengan Kakeru, kan?”
ucap suwa.
Suwa, Azusa dan taka mengangguk pelan. Sebagai sahabatmereka menyadari ada
sesuatu antara kedua sahabat mereka itu. Kesalahpahamanyang memang harus
dibicarakan oleh keduanya.
Naho berlari mencari kakeru ke tempat yang biasanyakakeru berada tapi ia tidak
menemukan cowok itu.
“Aku tak bolehmelarikan diri dari kakeru. Aku seharusnya menyesali ini. Untuk diriku
10 tahunyang akan datang..Aku seharusnya bicara banyak hal dengan Kakeru... “
Gadis itu pun tersenyum senang karena hubunganpersahabatannya sudah baik lagi
dengan kakeru..
Jika penjelajah waktu menjadi mungkin, apa pendapatkalian?” Tanya Nakano-sensei
pada murid-muridnya..
“jika orang tua tidak ada, maka kita tidak akan lahirkan?” jawab seorang murid
perempuan.
“tapi jika saat itu kita sendiri menghilang, maka dirikita yang membunuh orang tua
sendiri tidak aka nada kan?” kata murid laki-lakidisebelahnya
“dunia sebelumnya akan menyimpang dan akan muncul duniabaru.inilah yang kita
sebut “dunia parallel””
“didunia baru ini dimana terjadi perubahan tidak akanpernah berpengaruh pada
lintasan waktu yang asli. Jadi seandainya punperjalanan waktu nyata, itu
seharusnya menjadi bukti dunia parallel. “
Hagita berdiri dan bertanya “ sensei, jadi jika kitamelakukan perjalanan waktu ke
masa lalu, apa pun cara untuk merubah keadaan danmembuat dunia baru , pada
akhirnya tetap tidak akan mengubah situasi yangsedang terjadi kan?”
adalah saat aku dan Kakeru berada di kolam renang, danmelihat ke atas
langit.Setidaknya hanya kenangan itu...Biarkan itu tetap ada”
“Naho...” panggil kakeru yang berdiri didepan papan tulis“Jika kau memilih antara
masa depan dan masa lalu... apa yang kau pilih?”
Naho penasaran kenapa Kakeru bertanya seperti itu. Wajah kakerujuga terlihat
sedih dan banyak pikiran.
“ano..di festival budaya nanti… untuk yang terakhirkalinya… Kembang api” Naho
gugup danmalu menyampaikan ucapannya. Naho tau kata-katanya tidak jelas jadi
iamengulangnya “Di hari terakhir akan ada pertunjukan kembang api... Ayo kita
melihatnyabersama-sama”
Kakeru terkejut dengan ajakan Naho melihat kembang apiberdua dengannya itu tapi
kemudian dia tersenyum bahagia.
Bersambung Part 3
24 SEP, 2018
“Malamini... Aku akan melihat kembang api dengan Naho.Hanya berdua saja,
Bagaimanamenurutmu?” Tanya kakeru pelan.
Kakeruyang berdiri disebelah Naho, tiba-tiba menunduk dan berbisik pelan pada
Naho
“Jadi...dimana kita akan melihat kembang api?” kakeru terlihat bahagia dan
sangatberharap.
(ahpas liat adegan ini aku kok ngiri bangettt.. so sweet.. mukanya Yamaken
kayakbeneran berharap-harap cemas.. arghhhh… )
“Akujuga berpikir begitu.” Kata kakeru masih menunduk melihat pada Naho.
Semuamencari lokasi yang pas untuk mereka bisa melihat kembang api itu.
Nahoberlari menuju kolam renang untuk melihat kembang api bersama kakeru.
NamunUeda senpai dan 2 orang kakak kelas mencegatnya dan minta tolong Naho
untukmembawa beberapa dus ke kelas mereka. Naho tak kuasa menolaknya
apalagi Uedamenatapnya dengan senyuman sinis. Dan ketiganya langsung pergi
begitu saja.jadimau tak mau Naho harus membawa barang-barang itu ke kelas 3.
Sementaraitu kakeru berlari ke kolam renang. Ia melihat tak ada seorangpun ada
disana.Ia melihat sekelingnya dan Naho juga tidak ada. Kakeru lalu duduk
dipinggirkolam renang menunggu Naho.
Sampailama Naho tidak muncul juga bahkan saat pertunjukkan kembang api
dimulai, Nahobelum ada disana. Kakeru terus memperhatikan pintu masuk kolam
renang tapi naho tetap tidak nampah dan kakeru terlihat kecewa.
Nahoyang masih mengangkat dus-dua ke lantai kelas 3 melihat letusan kembang
apidari jendela tangga yang dilewatinya. Ia jadi merasa sedih karena ia tidak
bisabersama kakeru. Naho teringat surat dari dirinya 10 tahun yang akan datang.
“Terakhirkalinya aku melihat pertunjukan kembang api, adalah saat aku dan Kakeru
beradadi kolam renang, dan melihat ke atas langit. Setidaknya hanya kenangan itu...
Biarkanitu tetap ada.”
“Bagaimanaini?” gumam Naho panic teringat surat itu. Naho mempercepat
langkahnya dansegera mengambil dus lainnya dan membawanya ke atas. Karena
terlalu capekmembawa beberapa dus dan juga karena buru-buru, kaki Naho
tersandung anaktangga dan terjatuh.. isi yang ada didalam dus tumpah ke lantai.
Naho jaditambah panic dan mulai mengumpulkan barang-barang yang tercecer
dilantai.
“Azu!Taka-chan!”
Azusadan Taka berlari mendekati Naho dan membantu Naho memunguti barang-
barang itu.
TakaMeraih tangan Naho “cepat pergilah… Kau akan melihat kembang api dengan
Kakeru,kan?” ucap taka.
Tiba-tiba kembang api meletus lagi dilangit malam itu.Mereka melihatnya dengan
kagum.
Saatsampai di tempat janjian, Naho hanya melihat kakeru saja yang langsung
melambaikan tangannya begitu melihatNaho. Kakeru juga datang memakai pakaian
Yukata untuk cowok.
“Ah...Suwa dan Hagita bilang mereka tidak bisa datang... Azu juga.” Jawab kakeru
“Benar.”anggukkakeru.
“Apakakimu lelah?” Tanya Kakeru saat melihat Naho terlihat berjalan lambat.
“Yah,sedikit. Tapi tidak apa-apa” jawab naho
Kakerujadi teringat saat masih kecil dan ibunya pernah mengajaknya ke acara
sepertiini.
“Kakeru?”panggil Naho saat ia melihat kakeru melamun.” Kakeru? Ada apa?” Tanya
Nahokhawatir
“Bukanapa-apa... Jika ini soal harapan... akuingin memohon pada ibuku.. Jika
iniTuhan... aku yakin akan sampai pada ibuku.” Jawab kakeru
Tapisaat beberapa langkah, tetesan air hujan jatuh ke wajahnya. Dan airmata
yangsempat berlinang diwajah kakeru terhapus dengan tetesan air hujan itu.
“Akusama sekali tidak bisa mengubah apapun. Aku ingin mendengar dia
berceritatentang ibunya...”
“Kakeru?Soal ibumu...”
“Janji?”
“Kesehatanibu... selalu tidak stabil… Kami akan kerumah sakit baru... dan aku
seharusnya mengantar dia. Ibu... Secara emosional,cara dia berbicara sudah tidak
stabil. .Sulit rasanya bagiku. Kami bertengkartanpa alasan. Tapi... aku senang
karenakalian mengajakku bermain. Itu sebabnya, waktu itu... Aku merasa dia jadi
menyebalkan.”
Kakeruteringat pesan yang dikirimkan ibunya saat dia bermain bersama suwa, naho
danlainnya.
Ibu: Dimana kausekarang? Aku pikir kau langsung pulang ke rumah. Aku mengirim
pesan tapi kautidak membalasnya.
“dansetelah itu, dia tidak membalas pesanku lagi. Aku tidak berpikir kalau dia akan
bunuh diri. Jika aku menatapnya denganbaik... jika aku lebih memperhatikannya..
jika saja aku… lebihmemperhatikannya” airmata kakeru berlinang diwajahnya mesti
ia sudah berusahasekuat tenaga untuk menahannya.
“mungkinAku pasti bisa... menyelamatkan ibuku. Karena itu, tadi... Aku bilang
padanyakalau aku menyesal."Maafkan aku, ini salahku." Itu hanya...” kakeru sudah
tidak bisamembentuk kesedihan dan airmatanya. Ia berjalan menjauhi Naho, berdiri
di ujung kuil dan menangis.
Nahoterus memikirkan apa yang terjadi dengan kakeru. Saat ia pulang ke rumah
iamengambil surat dari dirinya 10 tahun yang akan datang itu.
“Akuingin kau bertanya tentang ibunya. Aku pikir penyesalannya adalah karena
tidakbisa menyelamatkan ibunya. Selamatkan dia dari penyesalan itu. Jika kau
bisamelakukannya, kau mungkin bisa mencegah kecelakaan..”
Semuaterkejut membaca surat itu. Peristiwa dibalik kematian kakeru yang tiba-tiba
itu mulai terkuak.
“Kami dengar segalahal tentang Kakeru dari neneknya bahwa dia meninggal bukan
karena kecelakaan tapi bunuh diri. Kamihanya punya satu penyesalan. Yaitu
membiarkan Kakeru meninggal. Bahkan jika ituadalah kecelakaan, kami tetap tidak
akan bisa menyelamatkan Kakeru... Kami ingin dia memberitahumasalahnya pada
kami. Kami tidak ingin dia memilih mati sebagai jalan keluar. Kumohon… Aku ingin
kau menyelamatkan hati Kakeru."
Kakeupulang ke rumahnya dan tenggelam dalam penyesalannya atas kematian
ibunya.Kakeru pergi ke kamar ibunya dan teringat percakapan dirinya dan ibunya
dikamaritu.
“Meskiibu bilang itu demi aku… Kenapa kau selalu memutuskan segala sesuatu
seenaknya?!”seru kakeru marah pada ibunya “setidaknya sekali saja, tolong
bersikaplah layaknya seorang ibu!!”
“Kautidak perlu minta maaf.” Sahut kakeru memeluk ibunya dengan menyesal.
“Itutidak benar.”
“Maafkan aku.”
“Adaapa?” Tanya suwa curiga melihat naho tidak menjawabnya dan sikap Naho
yangterlihat bingung.
Merekalalu pergi untuk membicarakan apa yang terjadi disebuah taman kota. Naho
mulaimembaca surat yang ada ditangan Suwa yang ditulis oleh Suwa sendiri
dimasa 10 tahun yang akan datang.
“Tapiaku membaca surat ini setelah upacara masuk sekolah. Aku tidak
bisamewujudkannya.” Ucap Suwa pelan.
“Eh?Mana lanjutannya?” Tanya Naho heran melihat surat itu tidak ada
halamanselanjutnya..
Hari ini ulang tahunKakeru. Dia tidak mengatakan apapun dan semuanya juga tidak
tahu, jadi.. Itusebabnya...”
“Kakeru!Kami dengar sebentar lagi kau ulang tahun kan?” Tanya Azusa
Daijauh Suwa dan Naho tersenyum melihat kedua temannya itu mencari kado
yangdiinginkan Kakeru. Mereka memang merencanakan semuanya dengan sahabat
merekalainnya tentang kado ulang tahun yang diinginkan kakeru seperti yang
tertulisdi surat itu.
“Apa?” desak Azusa dan Taka tentang hadiah yang diminta kakeru.
“MatsumotoYamaga?”
“Itudia!”
Hagitasaat istirahat juga bertanya pada Kakeru apa yang diingin kakeru sebagai
hadiahulang tahun.
“Hagita-kun...aku suka manga yang kau baca, Tapi aku tidak memintamu untuk
memberikannyapadaku...”
Kakerumengangguk heran tapi saat ia melihat ekpresi wajah naho yang seperti
mendapatpencerahan. Kakeru tau ini pastiberhubungan dengan kado ulang tahun
seperti yang di tanyakan teman-temanlainnya.
“ini saja sudah cukup, kau tidak perlumemberikan hadiah padaku” kata kakeru
menebak pikiran naho.
Naholangsung panik rahasia mencari info kadoyang diinginkan kakeru
terbongkar “Tidak,tidak! Bukan begitu! Sungguh, bukan karena itu aku bertanya”
Naho buru-burukeluar ruangan sampai menabrak pintu keluar.
Kakerutersenyum geli melihat tingkah naho yang panik. Suwa menepuk kepalanya
dengan tangannya melihat tingkah naho itu.
“Kakeru...Selamat ulang tahun... janji soal kita akan berkumpul bersama.. maaf kami
tidakbisa memenuhinya.” Ucap Suwa tertunduk.
“Siap,ayo!”
“Tiket untuk menonton permainan sepak bola?” tebak kakeru melihat bungkusan itu.
“Terimakasih!”kakeru tertawa.
Hagitadatang dan mengulurkan bungkusan berbentuk kotak pada kakeru.”Kakeru...!
Inihadiah dariku... Jangan kaget.”
“Manga?” tebak kakeru lagi. Semua tertawa mendengar tebakan kakeru yang
memangbenar itu.
“baguslahkau tau..:
“Terimakasih Hagita-kun...”
Iateringat kejadian saat ia kerumah Naho dan memberitahu Naho klo ia juga
menerima surat dari masa depan.Saat itu Naho bertanya padanya tentang lembar
surat selanjutnya. Ia berbohongpada naho dan mengatakan klo ia meninggalkan
lanjutan surat itu dirumah padahalsebenarnya ia menyimpannya disaku celananya.
Suwatidak ingin lanjut surat itu dibaca naho karena membahas tentang
cintaketiganya.
“Diriku saat ituentah kenapa tidak bisa mendukung Naho dan Kakeru setulus hati..
Tapi saatKakeru meninggal... Naho hampir ambruk saat dia menangis. Kenapa aku
tidakbisa... merelakan mereka berdua? Aku benar-benar menyesalinya. Tidak
bisamelihat gadis yang aku cintai.. mungkin aku merasa sedih tapi.. tapi aku
masihmemiliki sepakbola.. tolong demi Naho dan kakeru.. aku ingin melihat
perasaanyang mereka miliki satu sama lain. Jadi, aku mohon padamu... supaya aku
bisamelihat Naho dan kakeru tersenyum 10 tahun dari sekarang dan di masa
depannanti. Kuserahkan mereka berdua padamu”
Nahoberjalan mendekati kakeru dan mengulurkan bungkusan besar pada cowok itu
“Danini dariku.”
Kakeru langsung membuka kado itu dan isinya ternyatatas besar. kakeru terlihat
sangat senang.
“Cobakau pakai.”
“Akubawa kok.” Jawab suwa masuk kedalam kelas sambil membawa rangkaian
bungatangan.
“Kauaneh sekali!”
“kurasa..sebentar.. ano… Yah, kau tahu... yangitu... yang itu...”seru azusa panik
“Maaf ini bukan sesuatu yang aku beli sendiri. Tapi...Perasaanku... aku ingin kau
mengetahuinya”
Nahoterkejut.
Kakerumelihat wajah naho yang terkejut. Ia tersenyum kikuk “Jawaban... Aku tidak
perlu jawaban...”
Kakerutersenyum salah tingkah dan mengusap wajahnya dengan tangannya. Saat
kakerumenoleh kearah pintu kelas, ia melihat ke 4 sahabatnya ada
disanamemperhatikannya, memberikan supportnya kepada dirinya.
Masa10 tahun yang akan datang.
“karenaaku dan kakeru pada akhirnya kami tidak bisa saling terbuka satu sama lain.”
Suwalalu menceritakan apa yang dikatakan kakeru saat ia bertanya tentang kado
apayang dingin kan kakeru saat itu dan kakeru menjawab:
Nahodewasa , naho 10 tahun yang akan datang tidak pernah mengetahui perasaan
kakerupadanya.
BERSAMBUNG PART 4 (ENDING)
24 SEP, 2018
1Oktober.
Selamakelas olahraga, catatan waktu semua murid ditulis pada lari 100 meter.
Untukpersiapan memilih peserta untuk lomba lari estafet pada festival olahraga.
6siswa dari kelas kami akan berpatisipasi. Pelari tercepat dikelas adalah kakerujadi
dia dipilih sebagai jangkar. Tapi pada hari festival selama perlombaankakeru yang
sedang memimpin kakinya terpelintir dan dia terjatuh. Kakeru merasabersalah
karena kalah.
“Jangkar?Bolehjuga.” Jawab kakeru saat suwa dan naho bertanya padanya apa dia
sudahmenyetujui jadi jangkar di lari estafet itu.
Suwadan Naho pergi ke taman sekolah untuk membahas apa yang terjadi.
“Apa yang harus kita lakukan?Apa tidak apa-apa seperti ini? Sekarang, masa
depansudah mulai berubah jauh dari kenyataan dalam surat itu, kan?
“Sedikitdemi sedikit... Mungkin saat ini.. disana mungkin sudah menjadi masa depan
barukan?”
“Untukkita yang lahir di dunia ini, masa depan yang baru akan menunggu...”
“Bagaimanaini?”
Naho dan suwa bingungmengambil tindakan. Disurat ditulis agar mereka tidak boleh
membiarkan kakeruikut lari estafet tapi kakeru bersikeras tetap ikut.
“Naho.Lebihbaik kita beritahu mereka.” Ucap suwa pada Naho dan menghela nafas
panjang.
“Akumenerima surat ini... dari diriku 10 tahun di masa depan.” Kata Naho
Ketigaterkejut dan memperhatikan suwa dan naho. Tapi kedua nya terlihat sangat
seriusjadi ini tidak mungkin kebohongan.
Hagita,Azusa dan Taka berjalan pulang setelah membaca surat dari masa depan itu.
“Tidakmungkin dia menerima surat dari dirinya di masa depan.ini bukan manga.”
Sahuthagita.
“Tapi...Nahodan Suwa... wajah mereka berdua terlihat serius.” Kata Azusa pelan
berpikir.
“Akutidak percaya kalau surat dari masa depan bisa sampai kepada kita disini.”
Ucaphagita pelan.
“Tapi...”
“akubisa percaya pada suwa dan Takamiya (naho)” lanjut Hagita. Ia melihat
keduasahabatnya yang terbelalak mendengar jawabannya
Didalamkelas saat pemilihan anggota lari estafet pak guru mulai menyeleksi murid
muridnya.
“Kalaubegitu, mari putuskan untuk anggota lari estafet . Yah, kita sudah punya
KakeruNaruse sebagai anggota pertama kita dalam permainan... Bagaimana
dengan yanglain?” Tanya pak guru
Kelasmulai ramai karena mereka saling berbicara memilih siapa teman mereka yang
akanbermain.tapi yang dipilih malah menolaknya.
Kakerutersenyum senang.
Nahojuga ikut berdiri dan mengangkat tangannya “Saya juga! Saya ingin berlari...
bersamaKakeru!”
“Inifestival atletik pertama Kakeru sejak dia pindah kemari... Jadi, aku pikir
akanmenyenangkan untuk melakukannya bersama-sama.” Kata azusa.
Taka-chanmelihat pada Hagita dengan melotot agar hagita juga mengajukan diri
jadipeserta lari estafet. Semua menyadari pandangan mata Taka-chan dan
menolehsemua pada Hagita.
“Hagita~~”Tanya Azusa.
Hagitaberdiri “Saya juga... ingin berlari dengan Kakeru. Walaupun saya tidak
percayadiri.”
“Yangmenjadi jangkar adalah Kakeru. Jadi kita akan saling memberikan tongkat
sampaitongkat itu sampai kepadanya.” Kata taka-chan
“berusahalah! " “
“Akuakan mentraktir dia roti di toko kami untuk setiap orang yang dia lewati...kan?”
jawab Azusa
“Dia bilang "tidak" padahal Kalian berdua saling cocok” kata suwa
tertawa.
Kakerumelihat ada seorang ibu yang datang dengan membawa makan siang untuk
anaknyayang akan berlomba. Kakeru jadi sedih teringat ibunya lagi.
Teman-teman yang sudah membaca surat itu sudah tau kebenarannya tapi mereka
tidak mau membongkarnya didepan Kakeru sebelum cowok itu memberitahu kepada
mereka sendiri dari mulutnya.
Nahosedang berjalan disekitar lapangan saat ia melihat Kakeru sedang
membasuhkakinya dengan air kran. Sepertinya kakeru tidak bersemangat . Naho
jadi khawatir.
Kakerumenoleh dan melihat wajah Naho yang penuh khawatir itu “ tidak apa-apa”
sahutKakeru sambil melap kakinya dengan kain.
Nahojadi lega.
Kakerumencoba tersenyum “Tidak kok. Ini cukup berat. Kita Letakkan sebentar.”
Ajakkakeru.
“Terluka?”gumam Naho.
“pergidan obati kakimu dulu. Serahkan sisanya pada kami” ucap Hagita.
“pergilah…Jika terlalu berat... kau tidak perlu memaksakan diri untuk memikul
semuanyasendirian. Ada kami disini. Kau akan baik-baik saja. Kami
tidakmenganggapmu sebagai beban.” Ucap suwa.
Tapi seperti yang teman-temannya tau, Hagita bukan tipe orangyang suka olahraga
jadi larinya terkejar lawan-lawannya. Hagita juga tidak maumenyerah begitu saja
mengejar lawan-lawannya yang sudah mendahuluinya. Ia takmau tertinggal jauh.
Kakerusudah menunggu didepannya dan Naho segera memberikan tongkat itu pada
Kakerudan menyampaikan pesan-teman temannya.
“Kakeru...apayang terjadi?”
“ohini saat Bou Taoshi...” jawab kakeru memperlihatkan tangannya yang terluka.
“ohhAku punya hansaplast.“ ucap Naho mengambil hansaplas yang ada di saku
jaketolahraganya. Ia menunjukkannya pada kakeru dan membuka satu. “Tunggu
sebentar.”
“Apaterasa sakit?”
Tiba-tibacowok itu menarik tubuh Naho ke balik dinding sekolah dan cowok itu
menciumlembut pipinya. Naho berdebar dan terkejut dengan perbuatan Kakeru.
Kakerutersenyum “Aku ambil hadiahku, terima kasih” ucap kakeru tersenyum malu
melihatwajah naho yang masih syok setelah diciumnya.
Setelahkakeru pergi, Naho perlahan mengusap pipi yang tadi dicium kakeru.
Merekalalu pulang bersama sambil berencana untuk membeli es krim setelah ini.
Nahomenghentikan langkahnya dan melihat angin yang meniup daun-daun.
“Itulumayan jauh”
Kakerumengangguk.
“darisana pemandangannya luar biasa indah! Kau bisa melihat bunga sakura
menutupikota. Dan langitnya juga seperti berwarna ORANGE!” ucap naho
bersemangatbercerita pada kakeru dengan mata berbinar-binar
“Adajuga Taman Jam Bunga dimana kita bisa janjian saling bertemu. Selama 71
tahuntempat ini mencatatkan banyak peristiwa sejarah. “ hagita mulai ikutan
bercerita.
Merekatertawa bersama.
Kakerumengangguk setuju.
“Tetap terus sepertiini... akan lebih baik jika kita membuatmasa depan yang
berbeda dari surat itu.”
Malam harinya Naho membaca surat dari masdepan itu.
31 Desember.
Sebelumnya.
21 Desember.
Aku bertengkar denganKakeru. Hingga saat terakhir, aku tak bisa mengucapakan
permintaan maafku. Dankakeru pergi dengan tiba-tiba.
Tanggal21 Desember, Naho saat berangkat sekolah ia berjanji pada dirinya sendiri
klohari ini ia akan menahan emosinya agar ia tidak bertengkar dengan Kakeru.
“Kakeru?Ada apa”
“Diasakit... dia harus dibawa ke rumah sakit dan perlu menerima pengobatan
lebihlanjut. Jika nenekku meninggal... aku akan sendirian.”
“Akuyakin dalam surat itu...Kami bisa bertemu neneknya. Berarti dia akan tetap
adasampai 10 tahun ke depan! “batin Naho teringat isi suratnya.
“Jangankhawatir. Aku tahu nenekmu akan baik-baik saja, jadi.. dia tak
akanmeninggalkanmu sendirian.
Akuyakin”
“diaakan baik-baik saja… dulu Waktu denganibu juga sama... saat upacara
masuksekolah… aku juga berpikir dia akanbaik-baik saja. Mengatakan
bahwasemuanya akan baik-baik saja… seolah kau tahu segalanya! Jangan berkata
sepertiitu dengan mudahnya!” seru kakeru marah.
“Jangan ikuti aku! “ seru kakeru tanpa menoleh ke Naho “Maaf. Tinggalkan aku
sendiri.” Kata kakerudengan suara pelan.
“Kakeru!“
“Kakeru!”
“Kakeru!”
25 Desember.
Pagi hari, kamibertemu diloker sepatu. Kami masih belum berbaikan tapi kakeru
bersikap samaseperti biasanya dan mengucapkan “ohayou” padaku.kakeru bilang
cuaca sangatdingin. Aku menimpalinya. Aku menjawab bahwa cuaca terasa
dingin.setelah itu…itu adalah terakhir kalinya aku bicara dengannya..
“ohayou”sapa Kakeru
“ohayau”jawab naho
“hariini cuaca dingin” kata Kakeru melirik pada Naho yang ada disampingnya
“Kakeru!setelah ini... Selanjutnya pelajaran biologi. Ayo pergi” ajak suwa dan
lainnya.
“Maaf. Kalian duluan saja.” Jawab kakeru. Semuamenoleh pada Naho dan kakeru
dengan khawatir sesuatu telah terjadi antarakeduanya.
Masa10 tahun yang akan datang.
Saattiba dirumahnya, Naho membuka buku hariannya saat SMA. Tentang ukuran
sepatuyang kakeru tau tidak cukup untuknya. Tentang ucapan kakeru klo
iamemperhatikan naho. Tentang pesta kembang api yang dilihatnya berdua
bersamaKakeru.
Nahomenatap suwa.
Nahobertemu Kakeru di lorong sekolah. Cowok itu sudah bersiap untuk pulang
kerumahnya.
“ano…”
Nahojadi panic dan ia berlari menyusul kakeru dan menarik tangan cowok itu.
“Akuingin bicara denganmu sekarang!Aku tidak ingin... menyesalinya lagi!” seru
Naho
“Soalwaktu itu... Aku ingin minta maaf. Mengatakanhal tidak bertanggung jawab
tentang nenekmu… maafkan aku”
“Tunggu!”teriak naho. “Aku menyukaimu... aku suka padamu kakeru…” ucap naho
terisak.
Saatnaho menoleh memperhatikan kakeru. Cowok itu terlihat kaget dan seperti
maumenangis juga. Kakeru sudah pernah menyatakan perasaan pada Naho tapi
gadis itutidak menjawabnya dan baru kali ini Naho mengatakan perasaannya disaat
kakerusedang dalam depresinya.
“supayaaku bisa membantumu kapanpun.. aku ingin berada disisimu. “ lanjut naho
“jikaaku berada disisimu... aku akanmenyakitimu lagi.” Ucap kakeru menatap Naho
“Tapijika aku menyakitimu... aku tidak akan bisa memaafkan diriku. Aku takut
kaumembenciku. “ ucap kakeru lirih.
Merekaberdua pergi ke taman dan mengubur 2 surat yang sudah mereka tulis itu.
Naholalu berdoa.
31Desember.
Kakeru: Maaftiba-tiba mengirim pesan. Malam ini, ayo bertemu ditaman jam bunga
untukkunjungan kuil. Sampai ketemu disana!
Kakeru: aku akantetap disini, ibu sudah tau jalanan disini jadi ibu bisa pergi
sendirian. Janganganggu aku.
“kakerumaafkan ibu.. ada banyak hal yang tak bisa ibu katakan padamu. Dulu saat
kaumasih sangat kecil. Ibu bercerai denganayahmu. Tanpa penjelasan apapun,
maaf ibu memutuskannya sendiri. ayahmu cukupsering ringan tangan padamu. Ibu
tak ingin kau disakiti. Karena itu, ibumemutuskan bercerai. Dan juga kenyataan kau
tidak punya teman saat sekolah diTokyo. Ibu sangat khawatir. Di klubmu, kau juga
tidak bisa menjalinhubungandengan teman sekelasmu dan seniormu. Akutahu itu.
Jika kau pindah sekolah... Aku pikir aku bisa melindungimu. Itusebabnya aku
memutuskan agar kita pindah ke Matsumoto. Aku tidak inginmembuatmu mengalami
hal-hal buruk lagi... aku bilang padamu untuk tidak bergabung dengan klub apapun.
Aku khawatirkalau kau tidak mempunyai teman. Tapi bahkan hal itu... lagi-lagi aku
memutuskannya sendiri. Aku ingin mengungkapkan kepadamu tentang apa yang
aku rasakan... tapi kita sama sekalitidak bisa saling bicara... Aku sangat menyesali
itu. Aku... selalu berpikiruntuk lebih mementingkan perasaanmu .. tapi..Pada
akhirnya... Orang yang paling sering menyakitimu... itu ibu.. Kakeru? Ibu...
ingin melihatmu bahagia. Aku berharap dari lubuk hatiku yangterdalam. Maaf
karena sering mengganggumu. Maafkanibu ya”
Nahodan sahabatnya sudah menunggu Kakeru di depan kuil tapi kakeru tidak
datangjuga. Suwa mencoba menghubunginya tapi tidak diangkat juga. Mereka
sangatkhawatir.
Jantungmereka semakin berdetak kencang teringat surat dari masa depan itu. Di
suratitu tertulis klo tanggal 31 Desember adalah tanggal kematian Kakeru.
Pikiranburuk langsung terbayang dipikiran mereka.
“iya”sahut hagita.
Iabertemu suwa
“Suwa!”
“Diatidak disini.”
Suwamenelpon hagita.
Takajuga berlari mencari Kakeru tapi tidak bertemu. Ia melihat Azusa yang
berlari.
“Tidak.”
“Kakeru!Oh Maaf. apa kau melihat siswa SMA naik sepeda lewat sini?” Tanya hagita
padacowok itu.
“Halo?”jawab Suwa.
“Akubertanya pada orang disini apakah ada yang melihat orang yang seperti Kakeru.
kitaharus mencari ke arah depan.”
Tiba-tiba sebuah sinar yang sangat terang dari lampusebuah truk mengagetkan
kakeru. Ia mencoba mengerem laju sepedanya yangmenuruni jalanan penuh
belokkan itu.
Suwa,naho, azusa, taka dan hagita juga sudah sampai tempat itu dan melihat
lajusepeda kakeru yangturun dengan cepat dan sebuah mobil yang melaju cepat
kedepan kakeru. Jatung mereka berdetak kencang.
“KAKERUUUU!!!”
“kakeru…”
“Kakeru!”
“akuharus mengucapkan permintaan maaf pada ibu.” Isak kakeru dengan suara
bergetar ”“ini salahku, maafkan aku” tapi.. sesaat aku ketakutan.. Jika aku mati...
Kenangan...yang telah aku lalui bersama kalian... apakah itu semua akan
hilang?”
“Beritahukami kalau kau ada masalah... Kauakan baik-baik saja... Aku akan
melindungimu!” isak taka-chan.
“Janganmati, dasar bodoh!” teriak Hagita dalam tangis. “koleksi Mangaku... aku
akanmeminjamkannya sebanyak yang kau mau. Sesuatu yang akan membuatmu
tertawa.”
“Naho...Ada hal lain yang harus kau katakana selain meminta maaf bukan?” ucap
kakerusedikit bercanda.
“berisik”sahut Hagita.
Kakerutersenyum “Aku juga. Aku mencintai kalian! Punya sahabat seperti kalian.
Aku sangatbersyukur...” ucap Kakeru menatap wajah sahabat-sahabatnya.
“terimakasih kakeru..”
“Terimakasih~~~”
“kakeru..terima kasih.”
Merekasekarang sudah bersama lagi. Dan saat pulang sekolah mereka
memutuskan untukpergi ke atas bukit koboyama seperti yang selama ini ingin
ditunjukkan Suwa danteman-teman pada kakeru.
“Hagita!Cepat! “
Warnalangit sudah menjadi ORANGE karena sebentar lagi akan sunset. Mereka
tertawapuas, bahagia bisa menghabiskan pemandangan itu bercanda, tertawa
bersamasahabat-sahabatnya.
“Untukdiriku di masa depan... Diriku 10 tahun dari sekarang... terima kasih. ...sudah
membantu kami menyelamatkan Kakeru… Saat ini.. saat-saat terindah dalamhidup
kami... Dengan kehidupan kita yang saling terhubung... telah mengajaridan
membimbingku... Terima kasih..”
10 tahun yang akan datang
Naho dan sahabat-sahabatnya berdiri bersama menatap langit warna Orange yang
sebenarnya ingin mereka nikmati bersama Kakeru. Mereka menatap ke depan ke
dunia pararel yang baru terbentuk. Dunia dimana Kakeru masih ada berkumpul
bersama sahabat-sahabatnya.
TAMAT