Anda di halaman 1dari 154

24 SEP, 2018

Eunike's Diary: Orange - Part 1


Naho berdiri di bawah pohon sakura yang sedang berkembang sangat indahnya. Ia
melihat ke kelopak sakura yang terjatuh di jalanan dan hembusan angin yang
membuat kelopak-kelopak itu beterbangan.

Naho tersenyum bahagia.

Ia teringat sepucuk surat yang ia terima tadi pagi tapi ia belum sempat membukanya
karena buru-buru ke sekolah.

“Musim semi di umurku yang ke-16 tahun... Aku menerima surat yang ditujukan
kepadaku. Pengirim surat itu adalah...

“Naho membalik surat itu dan ada namanya disana “…Aku?!”

Naho heran dengan surat itu tapi saat ia menyadari ia hampir terlambat ke sekolah,
Naho memasukkan surat itu lagi dan berlari ke sekolah.
Saat pak guru mengabsen satu-satu muridnya, Naho membuka lagi suratnya itu dan
membacanya.

“Untuk diriku yang masih kelas 2 SMA. Bagaimana kabarmu? Aku menulis surat ini
untukmu dari 10 tahun di masa depan.”

Nah terkejut membacanya, “10 tahun di masa depan?!”

Naho menutup lagi suratnya saat pak guru selesai mengabsen murid-muridnya.

“Semuanya sudah disebut kan? Selamat karena kalian semua sudah naik
kelas. Aku akan menjadi wali kelas dikelas 2-6 ini. Namaku Nakano. Salam kenal.”
Kata Pak guru

“Salam kenal.” Jawab muridnya serempak

“Setelah ini kalian akan menghadiri upacara pembukaan tahun ajaran baru.”

Naho membaca lagi surat itu “Mungkin kaubertanya kenapa aku menulis surat untuk
dirimu yang masih kelas 2 SMA? Itu karena aku punya permintaan dan aku ingin kau
mewujudkannya.”

“Tunggu…Apa ini Lelucon seseorangkah?!” gumam Naho.

“Ada seseorang yang ingin saya perkenalkan. Saya akan memanggilnya dulu.” Kata pak
guru dan keluar kelas untuk menjemput murid baru itu.
Naho melanjutkan membaca

“Dengan begitu kesalahan yang pernah aku lakukan tidak akan terjadi lagi padamu...
aku akan menulis apa yang akan terjadi dan kapan itu akan terjadi. Sampai saat itu
aku ingin kaumemilih langkah yang benar yang kau inginkan agar itu terjadi
padamu.”

“Pagi. 6 April Hari pertama masuk sekolah aku melihat bunga sakura dan aku pikir
aku akan terlambat.”

Naho berpikir “Kenapa dia bisa tahu?!“

“Di hari itu... akan ada murid pindahan yang datang dari Tokyo. Namanya adalah...
Naruse Kakeru.”

Pak guru masuk dengan diikuti seorang cowok ganteng. Pandangan mata para
murid cewek langsung tertuju pada cowok itu.

“Ada murid pindahan dari Tokyo. Dia adalah Naruse Kakeru.” Kata pak guru
memperkenalkannya sambil menulis nama cowok itu ke papan tulis.

Naho terkejut tepat saat ia membaca nama Naruse Kakeru, pak guru juga
memperkenalkan nama cowok itu. Naho menatap cowok itu bingung.

“Dia datang dari Tokyo bulan lalu dan ini pertama kalinya dia tinggal di Matsumoto.
Kalau begitu berikan salam perkenalan.” Kata pak guru pada Kakeru.
“Saya Naruse Kakeru. Senang bertemu dengan kalian.” Ucap kakeru
memperkenalkan diri.

“ Salam kenal.”

“Kalau begitu kursimu ada di samping Takamiya.“ kata pak guru sambil menunjuk
kursi disebelah Naho yang kosong.

“Baik.” Sahut kakeru.

“Dia akan duduk disampingku.” Naho membaca surat itu.


Kakeru berjalan pelan ke kursi disamping Naho diikuti pandangan mata para cewek-
cewek dikelasnya.. Cowok itu lalu duduk dikursinya.

“Aku yakin ini adalah kebetulan.” Batin Naho. Ia melirik ke kakeru.

Merasa ada yang memperhatikannya, kakeru menoleh ke sampingnya. Pandangan


matanya bertemu dengan pandangan mata Naho.

Naho langsung malu dan menunduk “ Ini hanya kebetulan kan?” batin Naho.

“Masih jam segini ya? Kalau begitu gunakan waktu 15 menit yang tersisa.“ kata pak guru
sebelum akhirnya ia keluar kelas.

“Terima kasih banyak.” Sahut murid-muridnya.


Saat membereskan buku-bukunya untuk pulang sekolah, Naho kembali melirik ke
kakeru. Cowok itu sedang sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

“Naho?” Panggil 2 orang gadis sahabatnya Takako Chino dan Azusasa Murasaka.

“Ayo kita beli roti. Ayo. Ayolah ikut dengan kami!”

Hiroto Suwa, salah satu sahabat cowoknya juga ikut


bergabung.

“ Kalau begitu! Aku akan makan sesuatu yang lain.”

“Aku tidak memberikanmu apa-apa.” Potong Murasaka dengan cepat.

“Apa-apaan?“ protes Suwa pada Hagita.

“Kau terlalu banyak makan. Pilihlah roti yang vitamin” seru Saku Hagita sahabat
cowok Naho lainnya.

“Vitamin?” ucap Suwa heran. Ia lalu melihat kakeru yang akan keluar kelas.

“Kakeru-kun! Ikutlah bersama kami!” seru Suwa.

Kakeru menoleh heran ada yang memanggil namanya.

“Oh benar! Roti kita enak! “ sahut Murasaka gadis yang ayahnya pemilik toko kue
dikota itu.
“Aku inginvrasa kari!” kata Hagita.

“Aku tidak mengajakmu!” canda Murasaka.

Naho teringat surat yang ada ditasnya.

“Mungkinkah...?Seperti yang tertulis di surat itu..” batin Naho

“Kalian mengajak Kakeru pulang bersama namun dia akan mengatakan tidak.”

Kakeru Nampak bingung menjawab ajakan teman sekelasnya itu.

“Umm hari ini. Ada sesuatu yang harus aku lakukan...” kata Kakeru.

“Ayo! Tidak apa-apa! Ayo pulang bersama-sama.” Desak Suwa sambil berjalan
mendekati Kakeru dan menaruh lengannya dibahu kakeru dengan akrabnya.

“ Oh ya! Kami akan mengajakmu berkeliling Matsumoto.”

“ Benar! Karena sangat jarang kita sekolah hanya setengah hari.” Kata Taka-chan

“Dia benar! Toko roti kita ini sangat lezat!” kata Azusa

Kakeru melihat teman-teman barunya itu begitu bersemangat mengajaknya pergi


bersama mereka jadi ia tak enak untuk menolak ajakan
mereka.

“Kalau begitu... baiklah Sebentar saja.”

“Baik! Akhirnya!” seru Suwa senang.

“Aku ingin kalian tidak mengajak Kakeru pulang bersama hanya pada hari itu. Sama
sekali jangan”

Naho menatap ragu dengan keputusan yang sudah diambil Kakeru. “Jika aku melakukannya
aku penasaran... apa yang akan terjadi?” batin Naho.
Mereka lalu berjalan pulang menuju ke toko kue milik keluarga Murasaka
Azusasa.

“Pertama mari kita mulai dengan perkenalan diri! Dia adalah Azusa.” Kata Suwa
memperkenalkan seorang gadis yang ceria dengan rambut yang
diikat.

“Panggilaku "Azusa!" kata Azusa dengan tersenyum ramah.

Kakeru tersenyum pada gadis itu.

“Selanjutnya...Chino Takako.” Kata Suwa menunjuk ke seorang gadis yang


berambut panjang.
“Salam kenal.” Sapa gadis itu.

Suwa menunjuk ke cowok dengan kacamata “dia Hagita


Saku.”

Suwa menunjuk pada Naho “dia Takamiya Naho.”

Naho mengangguk kecil pada Kakeru.

“Dan aku Suwa Hiroto! Panggil saja aku Suwa.”

“Suwa...”ucap Kakeru pelan.

Kakeru lalu melihat pohon-pohon besar yang ia lewati bersama dengan teman-
teman barunya itu.

“Pohon disini terlihat luar biasa.“ kata kakeru pelan.

“benarkan? Ini adalah Taman Hutan Agata yang menuju ke lorong waktu!” seru
Suwa menjelaskan pada kakeru sambil memeluk bahu kakeru.

“Pohon cemara disini sudah berdiri selama 10 tahun dan sebelum perang Matsumo-“
belum selesai Hagita si kutu buku menjelaskan pada kakeru, suwa langsung
memotongnya.

“Baik baik! Sudah cukup.” Ucap Suwa.


“Ini tidak akan hilang dari Matsumoto.” Kata Taka-chan menimpali

“ Benar. Aku tidak sabar ingin melihat bunga sakura mekar! Itu yang paling ditunggu
kan? Ayo lihat bunga sakura! Kalau bunga sakura kita harus melihat di Koboyama!”

“Sangat menakjubkan untuk melihat bunga sakura.. sakura.. sakura disepanjang


pandangan matamu!” seru Suwa dengan hebohnya dengan mengerak-ngerakkan
tangannya ke bawah seperti hamparan sakura membuat teman-temannya tertawa
melihat kehebohannya itu.

“Apa maksudmu?!” tawa teman-temannya melihat gerakan tangan Suwa itu.

“Aku bilang bunga sakura diseluruh tempat!” ulang suwa dengan gerakan tangan
yang sama.

Mereka tertawa sambil mengerakkan tangannya persis seperti yang dilakukan Suwa.

“sakura.. sakura... sakura!“ tiru Taka-chan dan Azusa mengerakan tangannya.

“Hei apa kau "Menari Shige?"” kata hagita melihat gerakan tangan teman-temannya
itu.

“Apa itu?”

“Apa kau tidak tahu? Seperti ini.“ Hagita lalu memperagakan gerakan tangannya ke
samping tubuhnya.
“Hei aku tahu yang ini! Bukankah itu tarian yang sudah agak kuno?” tawa Azusa dan
yang lainnya.

“berisik!” protes hagita.

Mereka tertawa semua melihat hagita malu dikatakan kuno. Semua terkejut saat
mereka mendengar kakeru tertawa. mereka menoleh dengan takjub ke kakeru.

“Dia tertawa... “ batin Naho menatap takjub

“Apa yang kau tertawakan?” Tanya suwa berlari ke tempat kakeru berdiri karena
penasaran melihat kakeru yang tertawa itu.

“Beritahu kami!“ kata Azusa yang juga penasaran

“Sakura...bukankah biasanya mekar diatas bukan dibawah?” tawa kakeru yang


mengingatkan kalau gerakan tangan Suwa di bawah.

“Bagus Kakeru-kun! Kau benar-benar mendengarkan !Bunga sakura di Kobayama...


“ suwa tertawa dan melanjutkan celotehnya soal bunga sakura di
kobayama.

Naho menjadi lega melihat ke akraban mereka. “Apa yang aku khawatirkan?
Mengajaknya adalah ide bagus.”
Mereka lalu menunggu disebuah jembatan karena Azusa sedang pergi ke toko kue
ayahnya untuk mengambil kue yang dijanjikannya pada teman-temannya. Azusa
datang membawa 2kantong plastik yang penuh berisi kue.

“Teman-Teman aku membawa roti! 1 orang 2 ya..” kata Azusa membuka kantong
belanja.

Suwa mengambil 1 kantong dan langsung membawanya ke depan kakeru.

“Jadi Kakeru-kun. Mana yang kau suka?” Tanya Suwa

“Yang manapun tidak masalah.” Sahut kakeru bingung.

“Tidak! tidak. Kau tahu masing-masing sangat lezat.” Kata Suwa membuka kantong
makanan itu agar kakeru memilih.

“Kalau begitu... Aku pilih ini” katakakeru mengambil 1 kue.

“Nozowana? Nozowana! Itu sangat enak!” kata suwa lalu ia beralih pada Naho.

“Bagaimana denganmu Naho?” Tanya suwa

“Apapun tidak masalah! “ jawab Naho.

“sungguh kau yakin? Tanya suwa.

Kakeru memperhatikan ekspresi wajah Naho yang sepertinya pasrah saja.


“ Yah kalau begitu! Untuk Naho aku punya... Kau suka manis jadi aku akan
memberimu rasa melon...dan apel cinamon juga kan? “kata Azusa memberikan 2
kue pada Naho.

“Terima kasih” ucap Naho menerima 2 roti itu.

“Kakeru-kun aku akan memberimu rasa kari.” Kata Azusa dan memberikannya pada
kakeru.

“Tapi aku ingin makan itu juga!” kata Hagitapada Azusa.

“Kau bisa makan itu kapan pun kau mau. “ sahut Azusa agar hagita untuk kali ini
mengalah pada kakeru.

“tidak aku tidak mau! “

“Aku akan memberikan krim ini untukmu!” kata suwa memaksa hagita menerima roti
krim dari tangannya.

Naho memperhatikan teman-temannya yang berebut roti kari itu “Syukurlah aku
tidak mengatakan apapun. Semuanya suka sekali roti kari”.

Kakeru dari tadi memperhatikan Naho yang sedang melihat teman-temannya


berebut rotikari. Ia tau sepertinya Naho juga pengen roti kari itu.

“mau tukar roti kariku… dengan roti melonmu?” Tanya kakeru pada
Naho.
Naho tersenyum senang karena ia mendapatkan roti kari
kesukaannya.

“boleh” sahutnya sambil memberikan roti melonnya pada kakeru.

“terima kasih.” Ucap kakeru menerima roti melon itu.

“Hei... Apa kau keberatan jika kami memanggilmu Kakeru?” Tanya suwa tiba-tiba.

“Sama sekali tidak.” Sahut kakeru tersenyum.

“Kakeru...”ucap Suwa dan teman-teman lainnya

"Kakeru... "

“6 April. Murid pindahan bernama Kakeru Naruse datang... dan duduk disebelah
kursiku.” Tulis Naho di buku hariannya. Naho teringat surat yang ada ditasnya.

“Surat ini... apa benar-benar aku yang menulisnya?” Naho lalu mencocokkan tulisan
yang ada disurat itu dengan tulisan tangannya dibuku harian yang baru saja
ditulisnya. Naho kaget karena tulisannya sama.

“Tidak...Ini membuatku takut...” gumamnya khawatir karena ia telah melanggar pesan yang
tertulis disurat itu agar tidak mengajak kakeru pergi diawal perjumpaan mereka.

Sejak saat itu, kakeru tidak datang ke sekolah lagi. Semua heran karena cowok itu
tidak masuk sudah sangat lama.

Naho dan sahabatnya juga jadi khawatir.

“Apa yang terjadi pada Kakeru? Sudah berapa lama ya?” Tanya Azusa

“ Kurang lebih 10 hari.” Jawab suwa

“10 hari kan? kita belum mendengar kabarnya sejak Saat Itukan?” kata Azusa

“Ya sejak itu.”


“Harusnya kita aku meminta nomor teleponnya?” sesal Suwa karena ia tidak bisa
menghubungi kakeru untuk bertanya apa yang terjadi
dengannya.

“Kita juga ingin melihat bunga sakura dengannya.”

Mereka khawatir mereka nggak akan bertemu kakeru lagi.

Langkah kaki Naho terhenti “Mungkinkah... surat itu mengatakan sesuatu tentang
apa yang terjadi?” batin Naho khawatir.

Sampai dirumahnya Naho membuka kembali surat itu di halaman selanjutnya

“20 April. Pertandingan besar. 2 minggu setelah bertemu Kakeru. Aku diminta
menjadi pemukul pada pertandingan softball. Pada waktu itu aku menyesal karena
menolak bermain sebagai penyerang. Pada penghujung hari itu juga... Aku mulai
jatuh cinta pada Kakeru.”

Tanggal 20April disekolah saat Naho, Azusa dan Taka-chan sedang berjalan ke lapangan
olahraga, Azusa melihat kakeru sedang bermain sepakbola dengan teman-teman cowok
lainnya.

“Itu Kakeru!” Azusa langsung berlari ke lapangan. Taka-chan juga berlari menyusul
Azusa. Naho juga ikut berlari pelan.
“Kakeru Apa yang terjadi padamu?bKau menghilang selama 2 minggu!” Tanya
Azusa

“Aku sedang malas.” Jawab kakeru santai.

“Malas?” Azusa tersenyum mendengar jawaban kakeru.

“Syukurlah kau baik-baik saja.” Kata Taka-chan.

“Apa yang kau lakukan selama 2 minggu?” Tanya Azusa.

“Yah banyak.” Jawab kakeru.

“Ap amaksudmu "banyak"?” gerutu Azusa.

Para cowok sedang bertanding dilapangan dan para cewek dipinggir menyaksikan
pertandinganvitu. Naho melihat kakeru duduk sendirian sambil melihat pertandingan
itu.

Naho berjalan pelan di tempat kakeru duduk.

“Apa kau istirahat? Apa kau tidak ikut bermain?” Tanya Naho sambil duduk
disebelah kakeru.

“Aku hanya pemain cadangan.” Jawab kakeru.

“Kenapa?” Tanya Naho.

“karena aku lama tidak masuk sekolah.. dan aku tidak ikut latihan” jawab kakeru.

Cowok itu memperhatikan tangan Naho yang sedikit mengelus kaki kanannya. Meski
gerakan tangan Naho samar tapi kakeru melihatnya.

“Suwa benar-benar hebat.” Kata kakeru pelan memperhatikan kembali pertandingan


sepakbola itu. Naho bisa membaca ekspresi kakeru yang ingin sekali bermain
sepakbola itu.

Setelah pertandingan sepakbola para cowok selesai, sekarang gantian pertandingan


kasti para cewek. Kelas Naho nilainya sudah agak tertinggal.

Teman-teman cewek mendekati Naho yang duduk bersama kedua


sahabatnya Azusa dan Taka-chan,.
“Ini permintaan kami! Ku mohon bermainlah sebagai pemukul untuk kami.” Mohon
kedua teman kelasnya pada Naho.

“Itu benar-benar terjadi.” Batin Naho teringat surat itu “Aku menyesal karena
menolak untuk bermain.”

Suwa, kakeru dan hagita berjalan mendekati Naho dan


lainnya.

“Mereka kalah.” Kata Suwa memperhatikan nilai kasti grup kelas mereka.

“Setelah pukulan berikutnya mereka akan menang... ” Kata gadis yang meminta
Naho bermain

“Menang? Kau serius?”

“Itu mustahil bagiku. Aku mungkin tidak bisa memukulnya… itu sangat cepat.” Kata
gadis itu cemas

“Maaf.. Aku juga payah.” Tolak Naho.

“Ku mohon Naho! Kau bermain softball saat SMP kan?”

“benar benar! Naho kau bisa melakukannya!”

“Ayo kami mohon! Ayolah!”

“Kakimu... sakit kan?” Tanya kakeru.

“Naho kau terluka?” Tanya Azusa khawatir.

“Kau baik-baik saja?”

“Dimana? Dimana? Biar aku lihat.”

“Sebentar saja! Biarkan kami melihatnya!”

Teman-temannya langsung khawatir memperhatikan kaki Naho.

“Tidak aku sungguh tidak apa-apa!”

Azusa tiba-tiba berdiri dan mengangkat tangannya “Kalau begitu... Aku akan
memukulnya”
“Di dalam surat dikatakan, setelah Azusasa bermain menggantikanku kami kalah
dalam pertandingan.” Batin Naho. “Dikatakan bahwa aku menyesal karena menolak
untuk bermain. Apa benar-benar tidak masalah... untuk menolaknya?” Naho berpikir
dan gelisah melihat Azusa mulai bersiap-siap bermain.

“Melarikan diri dari itu.... adalah kesalahan!” batin Naho lagi.

“Aku akan memukulnya!” teriakan Naho membuat semua menoleh padanya. “Aku
akan melakukannya!”

Naho bersiap-siap di posisinya sebagai pemukul. Karena gugup bola pertama


terlewat padanya. Naho teringat tulisan di suratnya lagi. Naho memfokuskan
pandangan matanya pada bola yang dilempar ke arahnya. Naho memukulnya
dengan sekuat tenaga dan bola itu melayang sangat tinggi. Naho setengah tak
percaya ia sudah melakukannya, ia hanya berdiri mematung di tempatnya.

“Naho Naho! lari! Lari!” teriakan sahabat dan teman-temannya membuat Naho
tersadar dan ia mulai berlari sekuatnya.

“Aku berhasil! Untuk pertama kalinya!” gumam Naho tersenyum senang.

Pertandingan sudah selesai dan Naho berlari ke tempat sahabat-sahabatnya yang


sudah menunggunya.

“Untuk diriku yang lemah dan pengecut...Aku tidak akan melarikan diri! batin Naho
bahagia.

Wajah Naho berseri-seri penuh senyuman kemenangan. Kakeru juga tersenyum


melihat kegembiraan diwajah gadis itu.

Naho berjalan tertatih di halaman sekolah, ia merasakan sakit dikakinya yang sudah
ia tahan dari tadi agar teman-temannya tidak mengkhawatirkannya.

“Kau tidak apa-apa?” Tanya kakeru yang tiba-tiba berdiri


dibelakangnya.

“Biar aku lihat kakimu. Duduklah disana“ kata kakeru lembut menunjuk sebuah
bangku di halaman sekolah.

“Aku baik-baik saja.” tolak Naho.


“sudahlah cepat kemari” desak kakeru yang ternyata ditangannya ia membawa
kotak P3k.kakeru berjalan ke sebuah bangku dan menunggu Naho

“Cepat.” Desak kakeru lagi.

Naho pun menuruti kakeru. Ia duduk di bangku yang ditunjuk kakeru. Cowok itu
jongkok didepan Naho. Ia memegang telapak kaki Naho yang telanjang dan
membersihkan luka dikaki Naho dengan sebuah kapas.

“Sakit.” Keluh Naho.

“Jika ukuran sepatumu tidak pas kau harusnya mengatakannya.” Kata kakeru

“Tapi... pertandingan olahraga hanya kali ini saja maka tidak masalah. Mengatakan
itu sekarang juga sudah terlambat. Aku akan menahannya.”

“Jika kau selalu menahan sesuatu... maka kau akan melewatkan kesempatan.” ucap kakeru
sambil memasang hansaplast dikaki Naho.
“Hal itu tidak masalah bagiku. Selama itu tidak menyebabkan masalah untuk
siapapun... tidak ada yang menyadarinya. “

“Aku memperhatikanmu, tahu.” Ucap kakeru lembut.

Naho terkejut dan memperhatikan kakeru yang sedang menatapnya dengan tatapan
serius.

“Aku khawatir.” Lanjut kakeru tersenyum. Ia lalu berdiri “Baik sudah selesai. Sampai
jumpa.”

“Terima kasih.” Ucap Naho

“Kakeru… Kau juga!“ teriak Naho tiba-tiba. Kakeru berbalik dan menatap Naho. “Jika
kau ingin bermain sepak bola... kau juga harus mengatakannya. Karena aku juga
melihatmu... Kakeru... Aku juga memperhatikanmu!” teriak Naho.

Kakeru tersenyum senang mendengarnya.

“Pukulan yang kau lakukan tadi sangat hebat. Aku juga akan bergabung dengan tim
sepakbola tahun depan. Aku akan menunjukkan padamu bahwa aku lebih baik
daripada Suwa. Jadi lihat aku!” teriak kakeru.

“Pasti! “ sahut Naho tersenyum.

Mereka berdua saling tersenyum sebelum akhirnya kakeru pergi.


“Hal-hal yang tertulis di surat itu... ...benar-benar terjadi padaku. Pada hari ini...Aku
jatuh cinta pada Kakeru. Saat dia bilang "Aku melihatmu." Itu membuatku senang.”
Batin Naho.
Saat mereka pulang bersama sahabat-sahabatnya dan bercanda, beberapa kali mata Naho
dan kakeru bertemu pandang dan mereka langsung tersenyum.

“Untuk masa depanku 10 tahun dari sekarang... Apa salah satu penyesalanmu... telah
hilang?” batin Naho berdiri di jembatan kota menatap lurus ke langit.
Naho 10tahun yang akan datang juga berdiri dijembatan yang sama dengan
pemandangan kota yang tidak jauh berbeda dengan Naho kelas 2
SMA.

“Naho.” Suara suwa mengagetkan Naho.

“Lihat bunga ini. Cantik ya?”

Naho melihat pria itu datang dengan mengendong anak kecil dan sebuah rangkaian
bunga ditangannya.

“Untuk apa ini?” Tanya Naho.

“Aku akan memberikannya untuk Kakeru.” Sahut Suwa.

“Kakeru tidak akan merasa senang dengan itu” protes Naho.

“Tidak masalah. “ sahut Suwa.

Naho mengambil alih anak perempuan kecil itu dari tangan suwa dan ia mengendongnya
dengan penuh cinta.
“Naho… Suwa…“ panggil Azusasa yang datang bersama Taka-chan dan hagita.

Suwa dan Naho menoleh melihat sahabat-sahabatnya yang juga datang

“ Sudah lama tidak berjumpa!”

“Hagita bagaimana kabarmu?” Tanya suwa

Taka-chan langsung mengelus anak kecil yang digendong Naho itu.

“kawaiii..Matanya benar-benar mirip denganmu Naho.” Ucap Taka-chan gemas


menyentuh anak Naho itu.

“Syukurlah dia tidak seperti Suwa.” Goda Hagita pada


Suwa.

“Benar!“ seru Azusa menyetujui.

“Diam kau! ”amuk Suwa.


Mereka terdiam semua saat mereka melihat 2 orang murid di SMA yang sama
dengan mereka dulu.

“Baik...Ayo. Untuk memenuhi janji kita pada Kakeru.” Kata Suwa.

Mereka lalu berjalan bersama-sama.

Naho SMA membuka lagi surat dari dirinya 10 tahun yang akan
datang.

“Saat umurku mencapai 26... banyak hal yang aku sesali. 10 tahun dari saat itu yaitu
sekarang. Kakeru sudah tidak lagi bersama kami… Dia meninggal..”

“meninggal? Kakeru???” Naho terkejut dan wajahnya langsung pucat membaca surat itu.
Bersambung Part 2
24 SEP, 2018

Eunike's Diary: Orange - Part 2

Naho menjadi shock dan sedih saat ia membaca di surat dari masa depannya kalau
Kakeru akan meninggal.

Di sekolah Naho terus memperhatikan kakeru.

Pada saat istirahat seperti biasa Naho dan sahabatnya kumpul di meja Naho untuk
makan bersama.

“Makan... makan. Apa yang kalian bawa hari ini?” Tanya


suwa

“Tidak ada untukmu.” jawab Azusa.

Suwa memperhatikan kakeru yang sedang memasukkan buku-bukunya ke dalam


tas.

“Oh ya kakeru… aku dengar Kau bilang permainan sepak bolaku baguskan?” ucap
Suwa berbangga didepan kakeru. Tapi saat ia melihat wajah kakeru bingung, suwa
memastikan apa yang didengarnya dari naho pada gadis itu “benarkan
Naho?”

“eihh” Naho kaget dan tersipu malu.

“Na-ho...” protes kakeru sok galak.

“Maaf.” Ucap Naho bersalah.

“Jangan katakan siapapun.” Ucap kakeru tersenyum dan memukul kepala Naho
lembut dengan tangannya.

“Dia memanggilku "Naho” untuk pertama kalinya.” Batin Naho tersipu malu.
Azusa dan taka-chan langsung berteriak histeris melihat tingkah kakeru.

“Apa itu barusan? Kakeru yang kita lihat barusan sangat... benarkan kan?”

“Naho, jangan beritahu siapa pun.*pok Seperti itu kan? Jangan katakan itu, dan
memegang kepala! Ya ampun~~Jantungku berdebar!” ucap Taka-chan
memperagakan gaya kakeru memukul kepala Naho.

Kakeru berbalik untuk pergi ke kantin sekolah.

“Kau tidak bawa bekal untuk hari ini?” Tanya suwa

“Ibuku tidak memasak.” Jawab kakeru beranjak pergi.

Azusa melihat bekal makan siang Naho dan langsung berteriak heboh “Sangat lezat!
Lihat! Naho yang membuat semua makanannya.”

Kakeru berbalik dan tertarik dengan ucapan Azusa. Ia berjalan ke dekat meja Naho
dan memperhatikan bekal makan siang yang dibawa gadis itu.
“Kalau begitu bagaimana jika lain kali kau membuatkan makanan untukku?” kata
kakeru bercanda.

Naho terkejut tapi ia menjawab “Boleh. Aku akan membawanya besok.”

“Tidak. Aku hanya bercanda.” Sahut kakeru tersenyum. Ia menoleh pada suwa dan
hagita. “Ayo pergi.”

“Baik! Ayo. Mari makan.” Sahut suwa.

3 cowok itu lalu pergi ke kantin.


Dirumah Naho membaca lagi suratnya.

“Pada akhirnya aku menghentikan niat membuatkan bekal makan siang untuk
kakeru. Jika saat itu aku membuat makanan untuknya... Apakah aku tak akan
menyesalinya? Aku ingin membuat bekal makan siang untuk Kakeru.”

Pagi-pagi sekali Naho bangun dan mulai membuat bekal makan siang dengan porsi
yang lebih besar dari biasanya , mulai hari ini Naho membuatkan untuk kakeru
juga.

Naho melihat bento yang sudah jadi itu. Ia tersenyum puas melihat hasilnya.

“Aku penasaran apa yang Kakeru pikirkan tentang bento ini? Apakah akan
mengganggunya?”
Sampai disekolah Naho bertemu kakeru di loker ganti sepatu. Tapi saat Naho mau
memberikan tas berisi bento itu, hagita datang jadi naho menundanya.

Saat jam istirahat, Naho terus memegangi tas bento itu tapi ia tak punya keberanian
memberikannya pada kakeru. Padahal sejak tadi sebenarnya kakeru memperhatikan
Naho yang terus memegangi tas bentonya itu.

Pulang sekolah Naho menunggu di halaman. Kakeru melihatnya dan mendekati


Naho.

“Ada apa?” Tanya kakeru yang heran melihat Naho tidak langsung pulang.

“Aku menunggu Azusa dan Taka-chan.”

“ oh Begitu.” Kakeru melihat Naho yang terus memegangi tas bento itu. “Kau dari
tadi terus memegang tas itu. Coba kulihat.” Ucap kakeru penasaran dan mau meraih
tas yang dipegang Naho.

Gadis itu segera menarik tasnya agar tidak bisa diambil kakeru. Cowok itu kaget dan
merasa ia telah ditolak.

“Maaf.” Ucap kakeru bersalah.


Kakeru lalu pergi bermain sepakbola bersama suwa dan lainnya.

Dari jauh Naho terus memperhatikan kakeru. Ia teringat suratnya kembali saat ia
mau melangkah pergi.

“Banyak hal yang aku sesali 10 tahun dari saat itu yaitu sekarang. Kakeru tidak lagi
bersama kami.”

Kakeru dan suwa pulang bersama selesai latihan sepakbola.

“Aku lelah.” keluh suwa pada kakeru

“kau Mau makan?” ajak kakeru.

“Boleh. Di tempat yang biasanya?” Tanya


suwa.

“Ayo.”

“Kakeru?” panggil Naho.

Kedua menghentikan langkahnya dan melihat Naho berdiri menunggu mereka.

“Maaf soal tadi.” Kata Naho penuh penyesalan lalu ia berlari


pergi.

“Naho...!”panggil kakeru. Naho berbalik memperhatikan


kakeru.
“Ayo pulang bersama.” Ajak kakeru.

Naho ragu tapi kemudian ia mengangguk.

Suwa yang dari tadi memperhatikan keduanya, merasa kalau ada sesuatu antara
keduanya yang harus diselesaikan.

Suwa lalu naik ke atas sepeda yang dibawanya “kalau begitu. Aku duluan. Sampai
besok!” pamit suwa.

Naho dan kakeru pergi ke sebuah taman hanya berdua.

“Yang aku lakukan sekarang...tidak tertulis didalam surat.” batin Naho


“Naho... Apa yang biasa kau lakukan setelah sampai dirumah?” Tanya
kakeru

“Hmmm... membantu ibuku menyiapkan makan


malam. “

“kau hebat.” Puji kakeru.

“Bagaimana denganmu? Apa yang biasa kau lakukan setelah sampai dirumah?”
Naho balik bertanya.

“Bermain games.“ jawab kakeru

“jadi tempo hari.. saat kau tidak masuk sekolah selama seminggu... waktu itu... apa
Kau bermain games?” Tanya Naho.

Kakeru tertunduk “hm…”

“tapi kau juga bermain sepak bola kan? Aku tadi melihatmu dan tampaknya kau
sangat menikmati itu!”

Kakeru masih tidak menjawabnya.

“Aku tidak ikut klub apapun” ucap Kakeru terliat sedih “Ibuku meninggal.. Saat
upacara masuk sekolah. Seandainya Aku pulang ke rumah... ...dan tidak hadir saat
upacara pemakaman. Aku janji pada ibu bahwa aku tidak akan ikut klub apapun.”

Kakeru menoleh pada Naho dan gadis itu terlihat terkejut mendengar
ceritanya.

“Maaf aku mengatakan hal aneh.” Ucap kakeru.

“Itu tidak aneh. Aku juga... ...maafkan pertanyaanku.”

Hari saat upacara masuk sekolah... Saat surat itu mengatakan bahwa seharusnya
kami tidak mengajaknya pergi... ...mungkinkah karena
ini?”

“Ayo pulang.” Ajak kakeru melangkah duluan. Naho berjalan dibelakang kakeru.
“Dan sekali lagi aku...akan mengulangi penyesalan yang sama.” Batin
Naho.

“Kakeru!” panggil Naho.

Kakeru menoleh ke belakang.

“Aku membuat untukmu... bekal makan siang.” Kata Naho.

“ Aku sebenarnya ingin memberikannya kepadamu saat jam istirahat. Aku akan
membawakannya lagi besok! tapi... Besok, lusa dan setiaphari!” lanjut Naho.

Kakeru sangat terharu menerima bento itu “sebenarnya..aku sangat


mengharapkan... ...bekal makan siang yang kau bawa. Itu sebabnya aku sangat
senang! terima kasih Naho.” Kata Kakeru terharu.

“Dia hampir menangis. Aku tidak menyangka bahwa bento yang tadinya tidak ingin
aku berikan akan membuatnya sangat
bahagia.”
(SPAM FOTO SENYUM YAMAKEN YAHHH... GOMEN... HEHEHE)
Dalam perjalan pulang Naho bercerita tentang makanan apa saja yang bisa ia buat.
Kakeru mendengarnya dengan antusias. Kakeru terus tersenyum dan matanya
terlihat bersinar bahagia saat ia mendengar dan memperhatikan
Naho.

“Senyuman Kakeru akan tertinggal... Bahkan sampai 10 tahun lagi... selamanya...”

(GOMEN SPAM SENYUM YAMAKEN YANG SUPER DUPER TERMANIS INI..


(~_^) HAHA)
10 tahun yang akan datang.

Suwa, Naho, azusa, taka-chan, hagita pergi ke rumah nenekkakeru.


Nenek mempersilahkan semuanya masuk ke dalam rumah. Iajuga memberikan
album foto kakeru agar bisa dilihat oleh teman-teman SMA kakeruitu.

Mereka duduk didepan nenek kakeru dengan sedih.

“Sebenarnya... kamiberencana untuk berkunjung kemari lebih awal. Tapi... Setelah


kejadian itu… kami tidak salingbertemu.” Kata suwa membuka percakapan

“Aku selalu bertengkar dengan Suwa... dan juga denganHagita.” Sambung azusa.

“ Itu selalu terjadi sejak dulu.” Sahut hagita danmembuat mereka sedikit
tersenyum.

“Tapi... Ketika Naho melahirkan anaknya... Kami inginsaling bertemu lagi. Kami
belum melakukannya sampai sekarang... dan tentangKakeru, kami ingin berbicara
jelas tentangnya” kata Taka-chan

“saat itu Kakeru... sedang dalam masalah dan meninggalsetelah itu. Tolong beritahu
kami. Apa itu benar-benar... sebuah kecelakaan?”

Naho mulai mengeluarkan pertanyaan yang selama inidipendamnya dan


sahabatnya. Kematian Kakeru sangat tiba-tiba bagi mereka danitu membuat ingin
tau kebenarannya.

Nenek kakeru menoleh ke foto kakeru yang ada dimeja altarsembayang.

“Aku rasa... Ini sudah waktunya aku memberitahu mereka yangsebenarnya...


Kakeru.”

“Kakeru yang berusia 17 tahun saat musim gugur... meninggal dalam sebuah
kecelakaan. Kami semua menepati janji kami padanya. Hal yang paling kami sesali
adalah... kami tidak bisa menyelamatkan kakeru.”
1 Mei. Satu mingguberlalu setelah dia mulai bermain sepak bola. Dia
mengundurkan diri dari klub sepak bola tempatdia bergabung. Tidak peduli seberapa
mustahil aku ingin Kakeru bergabung lagidengan klub. Aku akan melindunginya. Aku
benar-benar merasa bahwa dia inginbergabung dengan klub sepak
bola.

Naho akan masuk ke dalam kelasnya. Di pintu ia bisamelihat kakeru dan sahabat-
sahabatnya berkumpul disana “Kakeru... aku akan menyelamatkanmu”janji naho
didalam hatinya.

“Naho Kau sudah datang.”

"selamat pagi! " sapa naho mendekati tempat sahabatnya


berkumpul.

“Semuanya selamat pagi.. “ sapa suwa masuk kedalam kelas.“dengarkan!Mulai hari


ini Kakeru...akhirnya menjadi anggota resmi klub sepakbola.” teriak Suwa.

Semua langsung bersorak gembira

“Ya ampun! Selamat! “

Naho terkejut karena apa yang terjadi berbeda dengan apayang diceritakan di surat
dari 10 tahun itu.

“Kenapa? Apa masa depan berubah?”batin naho


Pulang sekolah Naho dan teman-temannya datang ke lapangansepakbola untuk
melihat kakeru, dan suwa bermain sepakbola bersama teamnya. Nahomelihat
kakeru terlihat bahagia saat bermain sepakbola bersama teman klubnya.Banyak
cewek yang datang untuk melihat para cowok bermain dilapangan
sepakbola.

Saat bola mengelinding keluar lapangan sepakbola, kakerupergi untuk


mengambilnya.

Seorang gadis cantik yang ada dipinggiran lapangan segeramengambilnya dan


mengulurkannya pada kakeru.

Kakeru tersenyum menerima bola itu “maafkan kami.” Ucapkakeru

“kau hebat.Kau datang dari Tokyo” Tanya gadis


itu

“ Ya.”

“ Aku juga. kan?


Begitu Ya. Eh?

“Bukankah mereka Sangat akrab disana?” seorang gadisberbisik-bisik pada


sekelompok temannya.

“bukankah Itu Ueda-senpai?”

“ Benar.”

“2 Mei. Saat jamistirahat Ueda-senpai akan menyatakan perasaannya pada kakeru.


Mereka akanberpacaran”
Saat Kakeru membeli minuman untuk teman-temannya, gadiscantik yang ia temui di
lapangan sepak bola, Ueda senpai mencegatnya.

“Aku... menyukaimu, Naruse-kun....“kata gadis itu.

Kakeru kembali ke kelasnya dan membagi-bagikan minumanpesanan dari


tematemannya. Naho memperhatikan Kakeru.

“ Aku melihatnya!Aku melihatnya!” seru azusa

“Kenapa”

“Apa kau mendapat pengakuancinta?” Tanya suwa

Kakeru mengangguk kecil dan masih membagi


bagikanminumannya

Naho dan lainnyasama terkejutnya

“ Keren sekali! “ puji Azusa dengan bangga karenasahabatnya dapat pernyataan


cinta dari salah satu cewek populer di sekolah, Uedasenpai.

“kau serius?”

“Luar biasa”

“lalu apa yang akan kau lakukan?” Tanya mereka padakakeru

“aku akan memberinya jawabanselepas istirahat” Sahut


kakeru

“Hebat!”

“Sial. Kenapaharus kau? Padahal Aku sudah bertukar kontak dengannya”gerutu


hagita cemburukarena ia sebenarnya juga naksir kakak kelasnya yang cantik itu.

“ kau juga Keren Hagita.“kata azusa merangkul pundak hagita.

Kakeru mengulurkan minuman pada naho yang sejak tadihanya diam


mendengarkan percakapan teman-temannya.

“ini”

“kakeru berapa yang harus aku ganti?” Tanya nahomengambil dompetnya


“Tidak usah, ambil saja, kau selalu membuatkan bekalmakan siang untukku.” sahut
kakeru tersenyum.

“Terima kasih.” Katanaho.

“Apa kau akan menerimanya?”

“apa yang akan kaulakukan?” cecar suwa cs

“aku masih tidak tahu.” Jawab kakeru

“ Kau masih tidak tahu! Kau selalu begitu itu!” sahut suwa gemaskarena kakeru
masih berpikir lama.

Didalam pikirannya Naho tau jawaban apa yang akandiberikan kakeru pada ueda
senpai “Aku yakin dalam surat itu...”
“Pelajaran ke-4, Akumeminjamkan pensil dan penghapus pada Kakeru karena dia
lupa membawa tempatpensil. Saat dia mengembalikannya aku ingin kau melihat ke
dalam bungkuspenghapus. Untuk mengungkapkandengan jujur... perasaanku
sendiri.”

Apa yang terjadi di surat terjadi di kenyataan. Nahomeminjamkan pensil dan


penghapus pada kakeru. Jam pelajaran sudah selesai dankakeru mengembalikan
pensil dan penghapus itu pada Naho.

“Ini benar-benar membantuku.” Kata kakeru mengulurkanpensil dan penghapus


nahp. Naho menerimanya dan memeganginya terus.

Kakeru melirik ke Naho, ia ingin tau apakah Naho melihatpesan yang di selipkannya
di pembungkus penghapus itu.

“Naho, waktunya piket.” Seru seorang temannya padanaho. Gadis itu baru sadar klo
ia tugaspiket kebersihan. Naho buru-buru memasukkan pensil dan penghapus itu ke
dalamtasnya dan pergi bersama temannya.

Kakeru melihat Naho yang langsung memasukkan penghapusitu ke dalam tasnya


dengan rasa kecewa..
Naho membantu teman-temannya membersihkan ruangan kelasdan lorong
sekolah. Karena sudah hampirselesai, naho pamit pada temannya.

Naho masuk kedalam kelas dan langsung melihatpenghapusnya. Ternyata benar


disana ada selipan pesan dengan tulisan tangankakeru.
“apakah tak apa klo aku berpacaran denganUeda?”
kakeru berdiri dan pamit pergi “Sampai jumpa!”

Naho kaget dan jadi gelisah.

“Jika kau melihatpesan itu... mungkin itu akan mengubah masa depan”( tulisan surat
naho 10 tahunitu)

Naho teringat tulisan disurat itu . Ia sudah menyadari perasaan cintanya pada
kakeru mana mungkin ia rela kakeruberpacaran dengan ueda senpai..

Naho langsung menyobek bukunya sedikit lalu menulis dikertas itu. Naho pergi
membawa kertas itu ke loker Kakeru. Naho berdiri agaklama didepan loker itu
sebelum akhirnya ia memasukkan pesannya itu ke lokerkakeru.
Naho pergi ke ruang kelasnya lagi. Ia melihat suwa,hagita azusa dan taka-chan
sedang berdiri dekat jendela sambil memandang kebawah.

“Oh, masa muda.”Kata azusa dan taka-chan. Mereka melihatNaho yang masuk ke
kelas.

“Naho! Cepat kesini!” panggil auzsa

“Apa?” Tanya Naho berjalan mendekati kedua sahabatnyaitu.

“Itu Kakeru. Dia dipanggil oleh Ueda-senpai. Mungkin diaingin menanyakan


jawabannya.” Kata azusa menunjuk ke bawah ke tempat kakeru danueda sedang
berbicara.

Naho berdebar meliat keduanya sedang berbicara.

Ueda terlihat meninggalkan kakeru dengan tersenyumsenang.

“Kakeru! Bagaimana?!” teriak azusa .

Kakeru menoleh ke atas ke teman-temannya yang adadijendela kelasnya.. kakeru


mengangkattangannya ke atas kepala dan membentuklingkaran tanda ‘oke’.

Azusa dan Taka-chan berteriak girang “selamat ya”

Naho shock dan berjalan lemas ke kursinya. Semua tidakmenyadari kecuali Suwa
yang memperhatikan perubahan sikap naho itu.
Naho pulang ke rumahnya dan didalam kamarnya nahopunmenangis sedih.

“Maafkan aku...Diriku di masa depan. Akutidak bisa menghapus satu


penyesalanmu. Maafkan aku.”
Kakeru selesai dengan aktifitas klubnya dan ia akanpulang. Saat ia akan membuka
lokernya ia terkejut melihat selipan kertas adadisana. Kakeru membukanya dan
melihat tulisan naho itu “Jangan”

Kakeru terdiam membeku melihat pesan naho itu. Pesan yangterlambat ia baca.

Esok harinya naho dan kakeru bertemu di loker. Kakerumelirik Naho dengan sedih.

“Pagi”.

“Pagi.”

Kakeru bingung menjelaskan apa yang sudah terjadi.Tentang pertanyaannya di


penghapus naho dan jawaban Naho.

“Kau tahu...” belum selesai kakeru menyelesaikankalimatnya naho sudah memotong


ucapannya.

“Oh, ya.. hari ini aku tidak membuatkan bekal makan sianguntukmu. Karena Jika aku
membuatnya, itu berarti aku tidak sopan pada senpai.”Kata Naho

“Kakeru! Selamat pagi.” Ueda datang dan langsung memegangtangan kakeru untuk
melihat ke arahnya.

“Apa kau sudah membaca pesan ku?” Tanya ueda sambilmenarik tangan Kakeru
untuk pergi dari sana. Kakeru menoleh sekilas pada nahosebelum ia mengikuti
langkah ueda,
“pesan?”Tanya kakeru

“Aku mengirim pesan padamu, tapi kau tidak membalasnya,jadi aku penasaran apa
yang terjadi padamu.”

“Maaf, aku tidak membacanya” jawab kakeru.

Naho melihat mereka berdua . di belakangnya suwa jugamemperhatikan pasangan


baru itu dan memperhatikan Naho yang terlihat sangatsedih itu.

“tolong. SaatKakeru memanggilmu, aku harap kau menjawabnya. Kau seharusnya


tidak hanyamenunggu. Aku ingin kau mengungkapkannya dengan suaramu sendiri. “
Sejak kejadian itu Naho menghindar bertemu langsungkakeru. Bahkan saat
pandangan mata mereka bertemu, Naho buru-buru memalingkanwajahnya.

Sebenarnya beberapa kali kakeru mau memanggil naho tapigadis itu terlihat
memang menghindari dirinya.

Naho akhirnya membuat keputusan klo ia akan berbicaradengan kakeru.

Naho sedang duduk dikursinya dan melihat di luar kelas,kakeru sedang berbicara
dengan suwa dan teman-teman cowok lainnya. Naho bangkitberdiri untuk pergi ke
tempat kakeru. Tapi saat ia akan melangkah ke sana, uedasenpai datang
menghampiri kakeru.

“Hei, Kakeru! kau tahu? Temanku dari Tokyo akan datang, jadimaukah kau pulang
bersamaku?” Tanya ueda”

“Ya.” Sahut kakeru.

“Benarkah? Pakah tidak ada yang harus kau lakukan?” Tanya ueda memastikanlagi
“ Tidak. Kenapa kau bertanya?”

“Aku hanya ingin kau ikut denganku.”

Naho kembali duduk dikursinya. Dari jauh kedua sahabatnyaterus memperhatikan


Naho. Mereka baru tersadar ada sesuatu yang berubah dariNaho sejak kakeru
berpacaran dengan Ueda-senpai.

Saat pulang sekolah hujan turun sangat deras dan membuat naho berteduh di
sekolah dulu. Naho melihat Kakeru dan Ueda senpai pulang bersama dengan
memakai 1 payung. Mereka terlihat sangat akrab dan romantis, membuat naho
menjadi semakin patah hati.
Esok harinya saat naho berjalan di halaman sekolah iamelihat kakeru sedang duduk
sendirian. Sepertinya kakeru memang sengajamenunggu Naho jadi saat ia melihat
Naho ia langsung berdiri.

“Naho.” Panggil kakeru yang berjalan mendekati nahodengan langkah lebar. Tapi
saat ia melihat ekpresi wajah Naho, ia merasa Nahoakan menghindarinya lagi jadi
Kakeru menghentikan langkahnya dan berdiri agakjauh dari gadis itu.

“Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan.” Ucap kakeru.

Tepat saat itu Ueda senpai sedang turun dari tangga danmelihat Kakeru yang
sedang berbicara dengan Naho. Posisi naho yang menghadapkea rah anak tangga
langsung menyadari ueda senpai. Naho buru-buru berbalik danpergi meninggalkan
kakeru.

Kakaeru tidak melihat Ueda dibelakangnya jadi ia hanyatau klo naho memang
sengaja menghindarinya. Ueda menatap keduanya dengan curiga.
Pulang sekolah kakeru ragu menyapa naho. Ia melirik gadisitu.

“Sampai besok.” Pamit kakeru pelan dan pergi keluarkelas.

“Aku ingin kau memanggilnyadengan suaramu.” Naho teringat surat itu lagi

Naho bangkit berdiri dan berlari keluar kelas mengejar kakeru.

“kakeru” teriak naho.

Tepat saat itu Ueda senpai juga berlari mengejar kakeru.Tubuh ueda menabrak
Naho dan membuat gadis itu terjatuh ke lantai.

Kakeru menoleh dan melihat Naho yang terjatuh ke lantai.Kakeru segera berlari
mendekati naho. Ia berjongkok didepan naho dengankhawatir.

Ueda-senpai terkejut melihat kakeru begitu mengkhawatirkannaho dan tidak


bertanya keadaan dirinya.

“Kau baik-baik saja?Apa kau terluka?” Tanya kakeru panicmelihat keadaan naho.

“Dia yang menabrakku!” kata Ueda pada kakeru. “apa kautidak bisa lihat?” kata
Ueda-senpai dengan ketus pada Naho.

Kakeru terkejut, ueda berbicara kasar pada Naho

“Kau tidak harus berbicara padanya seperti itu!” ucap kakeru


Ueda tidak terima kekasihnya justru membela Naho “Kenapakau marah denganku?
Gadis ini yang menabrakku!”

Azusa dan Taka datang melihat Naho yang terjatuh itu.Naho berdiri dan meminta
maaf pada ueda.

“Maafkan aku.permisi.” naho berlari pergi.


Suwa, Azusa dan Taka-chan mengejar Naho yang berlarimelewatinya itu.

“Naho!Jangan lari. Jika kau lari, maka kau tidak bisabicara dengan Kakeru, kan?”
ucap suwa.

“Tapi... Kakeru sudah punya Ueda-senpai...” jawab naho

“Aku rasa tidak masalah untuk berbicara padanya.Kalianteman, kan?Ini sedikit


mengganggu, dia jarang ikut latihan sepak bola.Dia tidakbisa berkonsentrasi saat
latihan. Banyak hal yang ingin dia bicarakan, tapi... diatidak tahu bagaimana caranya
untuk bicara padamu.”

“Kakeru kesulitan?” Tanya naho

Suwa, Azusa dan taka mengangguk pelan. Sebagai sahabatmereka menyadari ada
sesuatu antara kedua sahabat mereka itu. Kesalahpahamanyang memang harus
dibicarakan oleh keduanya.
Naho berlari mencari kakeru ke tempat yang biasanyakakeru berada tapi ia tidak
menemukan cowok itu.

“Aku tak bolehmelarikan diri dari kakeru. Aku seharusnya menyesali ini. Untuk diriku
10 tahunyang akan datang..Aku seharusnya bicara banyak hal dengan Kakeru... “

Naho terus berlari ke halaman sekolah dan ia melihatkakeru sedang berjalan


pulang“Sekarang,Kakeru ada disana.Aku harus berbicara menggunakan suaraku
sampai dia bisamendengarnya.”

“Kakeru!” teriak naho memanggil kakeru.

Kakeru menghentikan langkahnya dan melihat naho yangberlari ke arahnya.

“tadi..Walaupun kau memanggilku...Maaf karena aku tidakmenjawabnya.Apa yang


ingin kau bicarakan padaku? Katakana padaku apa pun!Akuakan
mendengarkanmu.” Kata naho dengan cepat seperti tidak mau
kehilangankesempatan berbicara dengan kakeru.
Mereka lalu duduk berdua dihalaman sekolah.

“Aku berpikir... untuk putus dengannya.” Ucap kakerupelan. “Ueda-senpai... Awalnya


kupikir dia pribadi yang luar biasa tapi aku sepertinya aku salah.”

“Tapi... Kalian berdua baru sebentar berpacaran... Kalianseharusnya saling


mengenal---“

“ ‘Jangan’ Bukankah itu kau yangmenulisnya?” kata kakeru

Naho terdiam malu. Kakeru tersenyum.

“Terlebih...Ada seseorang...yang lebih aku sukai daripadaUeda-senpai.” Ucap


kakeru pelan.

Naho terkejut dan penasaran “Siapa dia?”

Kakeru tersenyum misterius “itu rahasia.”

“Jangan lari!” seru naho.

Tapi kakeru berbalik, melambaikan tangan dan tersenyumpada Naho.

Gadis itu pun tersenyum senang karena hubunganpersahabatannya sudah baik lagi
dengan kakeru..
Jika penjelajah waktu menjadi mungkin, apa pendapatkalian?” Tanya Nakano-sensei
pada murid-muridnya..

“Saat pelajarankimia, nakano-sensei mengatakan sesuatu pada kami.tentang


penjelajahan waktu.”

Semua murid diam, bingung dengan pertanyaan gurunya.

“seandainya kalian melakukan perjalanan waktu ke duniamasa lalu dan kalian


membunuh orangtua kalian sendiri. Apa yang akan terjadi?”Tanya pak guru lagi.

“jika orang tua tidak ada, maka kita tidak akan lahirkan?” jawab seorang murid
perempuan.
“tapi jika saat itu kita sendiri menghilang, maka dirikita yang membunuh orang tua
sendiri tidak aka nada kan?” kata murid laki-lakidisebelahnya

“Oh, benar. aku mengerti...” kata murid lainnya

“Ini sangat rumit”

Pikirkan lebih serius” kata pak guru mendengar ucapanmurid-muridnya.

“untuk saat ini, kita masih belum menemukan kemungkinanmelakukan perjalanan


waktu.tapi ada teori yang mungkin tidak masuk akal, tapimungkin saja terjadi.” Pak
guru menggambar semua garis lurus lalu member titikdi tengah haris lurus itu. “jika
seandainya waktu berlalu dan pada satu titikwaktu terjadi sesuatu, disini dimensi
baru akan terbentuk.” Pak guru membuatgaris baru di bawah garis lurus itu.

“dunia sebelumnya akan menyimpang dan akan muncul duniabaru.inilah yang kita
sebut “dunia parallel””

Suwa dan Naho terlihat sangat serius mendengarkanpenjelasan pak guru.

“dunia pararel” gumam Naho.

“didunia baru ini dimana terjadi perubahan tidak akanpernah berpengaruh pada
lintasan waktu yang asli. Jadi seandainya punperjalanan waktu nyata, itu
seharusnya menjadi bukti dunia parallel. “

Hagita berdiri dan bertanya “ sensei, jadi jika kitamelakukan perjalanan waktu ke
masa lalu, apa pun cara untuk merubah keadaan danmembuat dunia baru , pada
akhirnya tetap tidak akan mengubah situasi yangsedang terjadi kan?”

“itu benar. “ jawab pak guru.

Naho terkejut mendengar penjelasan itu. Ia langsungmenoleh pada kakeru yang


duduk di agak depan. “jadi meski seandainya akumenyelamatkan kakeru. Diriku
dimasa depan yang memberikan surat ini, dunianyatidak akan berubah. penyesalan
diriku dimasa depan tidak akan menghilang” Batinnaho.
Pelajaran sudah selesai dan Naho masih tertinggal didalamkelas. Naho membuka
lagi suratnya.

“Festival Kebudayaan. Terakhir kalinya aku melihatpertunjukan kembang api


bersamanya…

adalah saat aku dan Kakeru berada di kolam renang, danmelihat ke atas
langit.Setidaknya hanya kenangan itu...Biarkan itu tetap ada”

“Naho...” panggil kakeru yang berdiri didepan papan tulis“Jika kau memilih antara
masa depan dan masa lalu... apa yang kau pilih?”

Naho terdiam berpikir. “masa depan mungkin?”

Kakeru menoleh ke Naho.

“aku ingin tahu seperti apa masa depan..Apa aku akanberubah?”

Naho penasaran kenapa Kakeru bertanya seperti itu. Wajah kakerujuga terlihat
sedih dan banyak pikiran.

“Bagaimana denganmu?” Tanya naho berjalan mendekatikakeru.

“Masa lalu” jawab kakeru. “Aku ingin menghapuspenyesalanku.” Kakeru termenung

“menghapus penyesala…. Apakah itu?”


Kakeru terdiam. Saat ia menoleh ia sudah memasang sebuahsenyuman dibibirnya.
“Selanjutnya pelajaran apa?” Tanya kakeru menghindari pembicaraan
sambilberjalan keluar ruangan.

Naho melihat punggung kakeru yang berjalan pergi.

“kakeru” panggil naho

Kakeru berhenti danmemperhatikan Naho.

“ano..di festival budaya nanti… untuk yang terakhirkalinya… Kembang api” Naho
gugup danmalu menyampaikan ucapannya. Naho tau kata-katanya tidak jelas jadi
iamengulangnya “Di hari terakhir akan ada pertunjukan kembang api... Ayo kita
melihatnyabersama-sama”

Kakeru tersenyum “Ayo, dengan yang lain juga.”

“bukan itu! Hanya kita berdua” sahut Naho cepat

Kakeru terkejut dengan ajakan Naho melihat kembang apiberdua dengannya itu tapi
kemudian dia tersenyum bahagia.
Bersambung Part 3
24 SEP, 2018

Eunike's Diary: Orange - Part 3

“1 Juli. FestivalAzalea. Hari ini, kami bermain bersamateman-teman”

Nahopergi bersama teman-temannya di festival Azalea disekolah. Naho


memperhatikanteman-temannya yang bermain dikolam renang dengan hebohnya .

Suwadan Kakeru duduk berdua dipinggir kolam renang.

“Malamini... Aku akan melihat kembang api dengan Naho.Hanya berdua saja,
Bagaimanamenurutmu?” Tanya kakeru pelan.

Kakerusebenarnya tau sahabatnya itu, Suwa juga menyukai Naho. Jadi ia


inginmemberitahukannya kepada Suwa sendiri.

Suwamenoleh sambil tersenyum “Kenapa kau bertanya padaku?” jawab suwa


sambilbermain semprotan air “pergilah… Nahopasti akan senang”
lanjut Suwamenenangkan Kakeru.
Sepanjangsiang mereka bermain di kolam renang sekolah sambil menunggu
pertunjukkankembang api di malam hari.

Suwabeberapa kali melihat kebersamaan Kakeru dan Naho. Mereka berdua


terlihatsangat bahagia. Dari jauh Suwa ikut tersenyum melihat kedekatan keduanya.
Iamenghela nafas panjang seolah menenangkan perasaannya sendiri untuk
kebahagian2 sahabatnya itu.

Saatsore hari semua sudah berkumpul di halaman sekolah untuk mengumumkan


kontesmiss Tsutsuji dan pemenangnya adalah Rio Ueda senpai.
Ueda-senpaiberdiri di panggung dan mengucapkan terima kasih pada semua orang
yang sudahmemilihnya.

Kakerudan sahabat-sahabatnya ikut bertepuk tangan atas kemenangan Ueda


senpai.

Kakeruyang berdiri disebelah Naho, tiba-tiba menunduk dan berbisik pelan pada
Naho

“Jadi...dimana kita akan melihat kembang api?” kakeru terlihat bahagia dan
sangatberharap.

(ahpas liat adegan ini aku kok ngiri bangettt.. so sweet.. mukanya Yamaken
kayakbeneran berharap-harap cemas.. arghhhh… )

“Dikolam renang!” jawab Naho tersipu malu.

“Akujuga berpikir begitu.” Kata kakeru masih menunduk melihat pada Naho.

Ueda-senpaiyang ada didepan panggung melihat keduanya yang sedang berbisik-


bisik denganmesranya itu, melihatnya dengan Wajahnya penuh amarah.
Beberapasaat lagi, pertunjukan kembang api akan segera dimulai. Semua melihat
kembangapi dengan bersemangat!

Semuamencari lokasi yang pas untuk mereka bisa melihat kembang api itu.

Nahoberlari menuju kolam renang untuk melihat kembang api bersama kakeru.
NamunUeda senpai dan 2 orang kakak kelas mencegatnya dan minta tolong Naho
untukmembawa beberapa dus ke kelas mereka. Naho tak kuasa menolaknya
apalagi Uedamenatapnya dengan senyuman sinis. Dan ketiganya langsung pergi
begitu saja.jadimau tak mau Naho harus membawa barang-barang itu ke kelas 3.

Sementaraitu kakeru berlari ke kolam renang. Ia melihat tak ada seorangpun ada
disana.Ia melihat sekelingnya dan Naho juga tidak ada. Kakeru lalu duduk
dipinggirkolam renang menunggu Naho.

Sampailama Naho tidak muncul juga bahkan saat pertunjukkan kembang api
dimulai, Nahobelum ada disana. Kakeru terus memperhatikan pintu masuk kolam
renang tapi naho tetap tidak nampah dan kakeru terlihat kecewa.
Nahoyang masih mengangkat dus-dua ke lantai kelas 3 melihat letusan kembang
apidari jendela tangga yang dilewatinya. Ia jadi merasa sedih karena ia tidak
bisabersama kakeru. Naho teringat surat dari dirinya 10 tahun yang akan datang.

“Terakhirkalinya aku melihat pertunjukan kembang api, adalah saat aku dan Kakeru
beradadi kolam renang, dan melihat ke atas langit. Setidaknya hanya kenangan itu...
Biarkanitu tetap ada.”
“Bagaimanaini?” gumam Naho panic teringat surat itu. Naho mempercepat
langkahnya dansegera mengambil dus lainnya dan membawanya ke atas. Karena
terlalu capekmembawa beberapa dus dan juga karena buru-buru, kaki Naho
tersandung anaktangga dan terjatuh.. isi yang ada didalam dus tumpah ke lantai.
Naho jaditambah panic dan mulai mengumpulkan barang-barang yang tercecer
dilantai.

Tiba-tibakedua sahabatnya Azusa dan taka-chan datang.

“Naho!Apa yang kau lakukan?”

“Azu!Taka-chan!”

Azusadan Taka berlari mendekati Naho dan membantu Naho memunguti barang-
barang itu.

TakaMeraih tangan Naho “cepat pergilah… Kau akan melihat kembang api dengan
Kakeru,kan?” ucap taka.

Naho segera berdiri dan berlari secepatnya menuju kolam renang.


Kakerumasih menunggu Naho dikolam renang sampai pertunjukkan kembang api
akanberakhir. Kakeru merasa kecewa karena Naho sepertinya tidak mungkin
muncul dikolam renang itu. Kakeru berdiri dan pergi ke pintu keluar kolam renang
dengan lesu.

Tiba-tibaNaho masuk ke tempat itu dengan berlari-lari. Nafasnya terengah-engah


saatberdiri didepan kakeru “Kakeru? Maaf... aku terlambat.” Kata Naho.

Kakeruterkejut melihat gadis itu akhirnya muncul. Kakeru tersadar dan


segeramenggenggam tangan naho dan membawanya berlari. Kakeru membawa
Naho berdiriditempat yang strategis untuk melihat kembang api itu. Tapi saat sudah
sampaidisana kembang apinya sudah berhenti diletuskan.

Merekamenatap kelangit dengan kecewa.

“Sudahselesai.” Gumam Naho kecewa.


Merekaterdiam kecewa. Naho lalu tersadar kalau tangan kakeru masih
menggenggamtangannya. Kakeru juga melihat kedua tangan mereka. Mereka masih
terdiam namungenggaman tangan yang tidak mereka lepaskan dan tatapan mata
mereka menyiratkanperasaan mereka berdua.

Tiba-tiba kembang api meletus lagi dilangit malam itu.Mereka melihatnya dengan
kagum.

“Sangatindah....”gumam Naho tersenyum.


“Naho...Aku senang bisa melihat kembang api bersamamu.” Ucap kakeru tersenyum
menatapkembang api itu. “hari ini tidak akan pernah aku lupakan” ucap kakeru
sambilmenatap Naho.

Merekaberdua tersenyum dan melihat pertunjukkan kembang api yang masih


berlanjut itu.

“katayang kakeru ucapakan itu.. tak akan pernah aku lupakan.”


FestivalAzalea masih berlanjut. Naho pergi merayakannya dengan memakai Yukata
berwarnabiru. Ia janji bersama teman-temannya mengunjungi kuil di kota mereka.

Saatsampai di tempat janjian, Naho hanya melihat kakeru saja yang langsung
melambaikan tangannya begitu melihatNaho. Kakeru juga datang memakai pakaian
Yukata untuk cowok.

Nahoberjalan menghampiri kakeru yang terus menatapnya “Dimana yang lainnya?”


TanyaNaho

“Ah...Suwa dan Hagita bilang mereka tidak bisa datang... Azu juga.” Jawab kakeru

“ApaTaka-chan juga tidak bisa datang?” Tanya Naho

“Benar.”anggukkakeru.

Naholangsung terlihat grogi karena berarti ia hanya bersama kakeru saja.


Kakerumelihat sikap naho yang jadi ragu.
“Tidak masalah kalau hanya kita saja. Ayo..”ajak kakeru yang mulai berjalan. Naho
mengikuti langkah kakikakeru. Cowok itu menoleh memperhatikan naho yang
berjalan mengikutinya.

“kauterlihat kawaii..” puji kakeru melihat ikatan rambut Naho.

Gadisitu tersipu malu tiba-tiba dipuji kakeru.

Merekalalu pergi berdua menikmati festival itu. Mereka bermain Kingyo


Sukui(menangkap ikan mas dengan saringan kertas tipis). Mereka juga
membeliTaiyaki yang dimakan dengan es.

“Apakakimu lelah?” Tanya Kakeru saat melihat Naho terlihat berjalan lambat.
“Yah,sedikit. Tapi tidak apa-apa” jawab naho

“Kaumau duduk sebentar?” Tanya kakeru.

Merekaberjalan menepi saat rombongan anak kecil berbaris dengan memakai


yukata danlampion ditangan melewati mereka.

“BonBon.Aku juga melakukan itu saat kecil.” Kata naho

Kakerujadi teringat saat masih kecil dan ibunya pernah mengajaknya ke acara
sepertiini.

“Kakeru?”panggil Naho saat ia melihat kakeru melamun.” Kakeru? Ada apa?” Tanya
Nahokhawatir

Kakerutersadar dari lamunannya. “Ayo.” Ajaknya segera


Merekapergi ke kuil dan berdoa disana. “Apa yang kau minta?” Tanya Naho

“Bukanapa-apa... Jika ini soal harapan... akuingin memohon pada ibuku.. Jika
iniTuhan... aku yakin akan sampai pada ibuku.” Jawab kakeru

“apayang kau katakan padanya?” Tanya Naho

“Iturahasia.” Jawab kakeru berbalik pergi.

Tapisaat beberapa langkah, tetesan air hujan jatuh ke wajahnya. Dan airmata
yangsempat berlinang diwajah kakeru terhapus dengan tetesan air hujan itu.

Merekaberdua berteduh di depan kuil dalam diam.

“Akusama sekali tidak bisa mengubah apapun. Aku ingin mendengar dia
berceritatentang ibunya...”

“Kakeru?Soal ibumu...”

“Sudahku bilang, itu rahasia.” Jawab kakeru masih tersenyum.

“Kalaubegitu... Soal penyesalanmu...a pa itukarena kau tidak bisa menyelamatkan


ibumu?” Tanya Naho lagi. Ia inginmembongkar perasaan kakeru , kesedihannya,
penyesalannya sehingga ia mungkinbisa sedikit membantu kakeru.
Kakeru termenung dan terdiam lama sebelum iamenjawabnya.

“Jikaaku memberitahu padamu... Kau akan membenciku.” Kata kakeru

“Tidakakan! Aku janji.” Kata Naho dengan serius.

“Saatupacara masuk sekolah... aku membuat sebuah janji.”

“Janji?”

“Kesehatanibu... selalu tidak stabil… Kami akan kerumah sakit baru... dan aku
seharusnya mengantar dia. Ibu... Secara emosional,cara dia berbicara sudah tidak
stabil. .Sulit rasanya bagiku. Kami bertengkartanpa alasan. Tapi... aku senang
karenakalian mengajakku bermain. Itu sebabnya, waktu itu... Aku merasa dia jadi
menyebalkan.”

Kakeruteringat pesan yang dikirimkan ibunya saat dia bermain bersama suwa, naho
danlainnya.
Ibu: Dimana kausekarang? Aku pikir kau langsung pulang ke rumah. Aku mengirim
pesan tapi kautidak membalasnya.

Kakerubercerita dengan menahan airmatanya. Suara sudah bergetar saat ia


melanjutkankalimat-kalimatnya.

“dansetelah itu, dia tidak membalas pesanku lagi. Aku tidak berpikir kalau dia akan
bunuh diri. Jika aku menatapnya denganbaik... jika aku lebih memperhatikannya..
jika saja aku… lebihmemperhatikannya” airmata kakeru berlinang diwajahnya mesti
ia sudah berusahasekuat tenaga untuk menahannya.

“mungkinAku pasti bisa... menyelamatkan ibuku. Karena itu, tadi... Aku bilang
padanyakalau aku menyesal."Maafkan aku, ini salahku." Itu hanya...” kakeru sudah
tidak bisamembentuk kesedihan dan airmatanya. Ia berjalan menjauhi Naho, berdiri
di ujung kuil dan menangis.
Nahoterus memikirkan apa yang terjadi dengan kakeru. Saat ia pulang ke rumah
iamengambil surat dari dirinya 10 tahun yang akan datang itu.

“Akutidak bisa melakukan apa-apa. Apa yang dimaksud tentang


"menyelamatkanKakeru?" batin Naho

“Akuingin kau bertanya tentang ibunya. Aku pikir penyesalannya adalah karena
tidakbisa menyelamatkan ibunya. Selamatkan dia dari penyesalan itu. Jika kau
bisamelakukannya, kau mungkin bisa mencegah kecelakaan..”

“Apayang dia maksud dengan "kecelakaan Kakeru?" gumam Naho heran.


Masa10 tahun yang akan datang.

Nenek kakeru mulai menceritakaan kecelakaan yangdialami kakeru waktu itu.


Nenek membuka sebuah tas dan mengambil sebuah kertasdari dalam dan
memberikannya pada Naho dan teman-temannya.

Hagitamembuka surat itu yang ternyata tulisan tangan Kakeru.

“Nenek...Maafkan aku... Jika terjadi sesuatupadaku... beritahu semuanya kalau itu


adalah kecelakaan. Maaf karena aku akan pergike tempat dimana ibu berada.”

Semuaterkejut membaca surat itu. Peristiwa dibalik kematian kakeru yang tiba-tiba
itu mulai terkuak.

“Kakeru...Dia memutuskan sendiri... dan sengaja mengarahkan sepedanya pada


jalur mobil. Bodohsekali dia. entah kenapa dia melakukan hal semacam itu.”

Semuamenjadi semakin terkejut mendengar ucapan nenek kakeru.

“Kautidak bisa menghapus kegelapan hati hanya dengan kekhawatirkannya.”lanjut


nenekkakeru.

Semuaterdiam sedih mendengar kenyataan kalau kakeru meninggal bukan


karenakecelakaan tapi karena bunuh diri.

“Kami dengar segalahal tentang Kakeru dari neneknya bahwa dia meninggal bukan
karena kecelakaan tapi bunuh diri. Kamihanya punya satu penyesalan. Yaitu
membiarkan Kakeru meninggal. Bahkan jika ituadalah kecelakaan, kami tetap tidak
akan bisa menyelamatkan Kakeru... Kami ingin dia memberitahumasalahnya pada
kami. Kami tidak ingin dia memilih mati sebagai jalan keluar. Kumohon… Aku ingin
kau menyelamatkan hati Kakeru."
Kakeupulang ke rumahnya dan tenggelam dalam penyesalannya atas kematian
ibunya.Kakeru pergi ke kamar ibunya dan teringat percakapan dirinya dan ibunya
dikamaritu.

“Meskiibu bilang itu demi aku… Kenapa kau selalu memutuskan segala sesuatu
seenaknya?!”seru kakeru marah pada ibunya “setidaknya sekali saja, tolong
bersikaplah layaknya seorang ibu!!”

Ibukakeru langsung menangis didepan kakaeru.

“Kenapakau menangis?!” kakeru tersadar klo ia sudah marah dengan ibunya.


Kakerujongkok didepan ibunya yang sedang menangis itu“Maaf karena aku
berbicaradengan nada tinggi...”

“Kakeru...?Maafkan aku juga, Kakeru.” Isak ibu kakeru

“Kautidak perlu minta maaf.” Sahut kakeru memeluk ibunya dengan menyesal.

“Itusalahku, kan? Aku selalu mengganggmu, kan?”

“Itutidak benar.”

“Maafkan aku.”

“,Itutidak benar.. Jangan menangis.”

“Maafkanaku, Kakeru.Maafkan aku.”


Kakeruberdiri mematung teringat kejadian yang sangat disesalinya sampai sekarang
“Ibu...”

“31 Desember. Kamimendengar segala hal tentang Kakeru dari neneknya..”

Suwapergi ke rumah Naho pagi-pagi sekali.

“Maafmengganggu. Belakangan ini, Kakeru tidak ikut latihan klub.mungkin kau


tausesuatu.”Tanya suwa.

Nahoterdiam bimbang apa ia harus menceritakan semua pada Suwa.

“Adaapa?” Tanya suwa curiga melihat naho tidak menjawabnya dan sikap Naho
yangterlihat bingung.

“Inisoal Kakeru... Aku ingin meminta pendapatmu tentang sesuatu…. Sebuah


surat.Entah kau percaya atau tidak...aku tidak tau tapi.” kata Naho gugup harus
mulaidari mana cerita tentang kakeru itu.
“Naho! Tidak apa-apa. Jangan khawatir.”Suwa merogoh saku celananya dan
mengambil sebuah surat dari sakunya itu “Akujuga... mendapat suratnya.”

Merekalalu pergi untuk membicarakan apa yang terjadi disebuah taman kota. Naho
mulaimembaca surat yang ada ditangan Suwa yang ditulis oleh Suwa sendiri
dimasa 10 tahun yang akan datang.

“Untuk diriku yangberusia 16 tahun...Bagaimana kabarmu? Saat ini, aku menulis


surat untukmu darimasa depan. Untuk dirimu yang berusia 16 tahun...Ada hal
penting yang ingin akuminta padamu.
Ku mohon, demi dirikuyang sekarang... Aku ingin kau menghapuspenyesalan yang
kami bawa….”

Nahomembuka halaman selanjutnya.

“Tapiaku membaca surat ini setelah upacara masuk sekolah. Aku tidak
bisamewujudkannya.” Ucap Suwa pelan.

Nahoteringat kejadian saat Kakeru tiba-tiba diterima di klub sepakbola “Itusebabnya,


Kakeru... diterima di klub sepak bola? Jadi, kau orang yangmembantunya, kan?”

Suwamengangguk. Naho membuka suratnya lagi.

“Eh?Mana lanjutannya?” Tanya Naho heran melihat surat itu tidak ada
halamanselanjutnya..

“Akumeninggalkannya dirumah. Tidak ada sesuatu yang penting didalamnya.”


Jawab Suwa“Ayo selamatkan Kakeru... Dengan keyakinan.. Yang ini juga...Bantu
akumewujudkannya.” Lanjut Suwa menunjuk pada lembar yang sedang dibawa
Naho. Gadislalu membawa tulisan di lembar itu.
14 September

Hari ini ulang tahunKakeru. Dia tidak mengatakan apapun dan semuanya juga tidak
tahu, jadi.. Itusebabnya...”

Kakerusedang piket kebersihan dikelasnya. Azusa dan taka datang


menghampirinya.

“Kakeru!Kami dengar sebentar lagi kau ulang tahun kan?” Tanya Azusa

“Apaada... sesuatu yang kau inginkan?” Tanya Taka-chan

Daijauh Suwa dan Naho tersenyum melihat kedua temannya itu mencari kado
yangdiinginkan Kakeru. Mereka memang merencanakan semuanya dengan sahabat
merekalainnya tentang kado ulang tahun yang diinginkan kakeru seperti yang
tertulisdi surat itu.

“tepat sebelum hariulang tahunnya... tanyakan apa yang dia inginkan”

“Apa?” desak Azusa dan Taka tentang hadiah yang diminta kakeru.

“Kalau begitu, bagaimana dengan tim sepak bola Matsumoto?”

“MatsumotoYamaga?”

“Itudia!”
Hagitasaat istirahat juga bertanya pada Kakeru apa yang diingin kakeru sebagai
hadiahulang tahun.

“Hagita-kun...aku suka manga yang kau baca, Tapi aku tidak memintamu untuk
memberikannyapadaku...”

“Apa?Sudah ku bilang, itu bukan hadiah.Bodoh.” gerutu Hagita.

Suwatersenyum mendengar jawaban Hagita.

Saatjam pulang Naho memperhatikan tas yang dibawa kakeru.

”Kakeru...Kau selalu menggunakan tas itu, kan?” Tanya Naho

Kakerumengangguk heran tapi saat ia melihat ekpresi wajah naho yang seperti
mendapatpencerahan. Kakeru tau ini pastiberhubungan dengan kado ulang tahun
seperti yang di tanyakan teman-temanlainnya.

“ini saja sudah cukup, kau tidak perlumemberikan hadiah padaku” kata kakeru
menebak pikiran naho.
Naholangsung panik rahasia mencari info kadoyang diinginkan kakeru
terbongkar “Tidak,tidak! Bukan begitu! Sungguh, bukan karena itu aku bertanya”
Naho buru-burukeluar ruangan sampai menabrak pintu keluar.

Kakerutersenyum geli melihat tingkah naho yang panik. Suwa menepuk kepalanya
dengan tangannya melihat tingkah naho itu.

Pulangsekolah suwa juga bertanya pada kakeru kado yang diinginkannya.

“pastiada sesuatu yang kau inginkan kan?”

“sudahku bilang, aku benar-benar tidak ingin apapun."


“Sesuatuyang sangat kau inginkan sekarang. Katakan apapun.” Desak Suwa

“Yah...sesuatu yang paling aku inginkan........”

Masa10 tahun yang akan datang.

Suwaduduk bersimpuh di altar sembayang rumah nenek kakeru.

“Kakeru...Selamat ulang tahun... janji soal kita akan berkumpul bersama.. maaf kami
tidakbisa memenuhinya.” Ucap Suwa tertunduk.

Iamenoleh pada teman-teman yang duduk dibelakangnya. Mereka juga masih


berkumpuldisana untuk merayakan ulang tahun Kakeru.
14September.

Hari ini ulang tahun Kakeru.

Suwamenutup mata kakeru dan membawanya ke ruang kelas mereka.

“Aku tidak bisa melihatnya! Aku takut!”kata kakeru bercanda.

Suwamendorong kakeru maju lagi .

“Ayo!Lebih maju lagi! Satu langkah lagi! Satulagi.”

“Satu lagi? Baik...”

“Siap,ayo!”

Suwamembuka melepaskan tangannya dari mata kakeru.

“Kakeru...!Selamat ulang tahun yang ke-17!” teriak teman-temannya.

Kakeruterkejut ke 5 sahabatnya ada disana. Dipapn tulis tertulis ucapan selamat


ulang tahun untuknya.Dan diatas meja terdapat banyak makanan.

“Selamatulang tahun!” teriak mereka lagi sambil meletuskan confetti ke udara.

“Terimakasih!” ucap kakeru tersenyum penuh haru.

“Ayo mulai acaranya” seru Suwa.


Azusadan taka mengulurkan sebuah bingkisan tipis pada kakeru

“Ini,Kakeru! Hadiah dari kami berdua! “

“Tiket untuk menonton permainan sepak bola?” tebak kakeru melihat bungkusan itu.

“Kenapakau bisa tahu?” gerutu Azusa gemas.

“Terimakasih!”kakeru tertawa.
Hagitadatang dan mengulurkan bungkusan berbentuk kotak pada kakeru.”Kakeru...!
Inihadiah dariku... Jangan kaget.”

“Manga?” tebak kakeru lagi. Semua tertawa mendengar tebakan kakeru yang
memangbenar itu.

“baguslahkau tau..:

“Terimakasih Hagita-kun...”

Suwatersenyum senang melihat wajah kakeru yang Nampak bahagia itu.

Iateringat kejadian saat ia kerumah Naho dan memberitahu Naho klo ia juga
menerima surat dari masa depan.Saat itu Naho bertanya padanya tentang lembar
surat selanjutnya. Ia berbohongpada naho dan mengatakan klo ia meninggalkan
lanjutan surat itu dirumah padahalsebenarnya ia menyimpannya disaku celananya.

Suwatidak ingin lanjut surat itu dibaca naho karena membahas tentang
cintaketiganya.

“Diriku saat ituentah kenapa tidak bisa mendukung Naho dan Kakeru setulus hati..
Tapi saatKakeru meninggal... Naho hampir ambruk saat dia menangis. Kenapa aku
tidakbisa... merelakan mereka berdua? Aku benar-benar menyesalinya. Tidak
bisamelihat gadis yang aku cintai.. mungkin aku merasa sedih tapi.. tapi aku
masihmemiliki sepakbola.. tolong demi Naho dan kakeru.. aku ingin melihat
perasaanyang mereka miliki satu sama lain. Jadi, aku mohon padamu... supaya aku
bisamelihat Naho dan kakeru tersenyum 10 tahun dari sekarang dan di masa
depannanti. Kuserahkan mereka berdua padamu”

Nahoberjalan mendekati kakeru dan mengulurkan bungkusan besar pada cowok itu

“Danini dariku.”

“Besarsekali!” seru azusa.

Kakeru langsung membuka kado itu dan isinya ternyatatas besar. kakeru terlihat
sangat senang.

“iniluar biasa! Keren!” kata kakeru senang

“Cobakau pakai.”

Kakerulangsung memakainya dengan semangat.

“Wow.Kau terlihat keren!”

Kakerutersenyum pada Naho “Terima kasih... aku akan menyimpannya.”

Nahomengangguk dan senang melihat wajah kakeru yang terlihat menyukai


hadiahnyaitu.
TinggalSuwa yang belum memberikan hadiah pada Kakeru. Mereka baru tersadar
klo suwamenghilang.

“Suwa?Dia melarikan diri, ya? Dasar licik.”

“siapayang melarikan diri.” Sahut suwa dari balik pintu.

“Kautidak membawa hadiah, bukan?”

“Akubawa kok.” Jawab suwa masuk kedalam kelas sambil membawa rangkaian
bungatangan.

Semuaberteriak heboh melihat kado suwa berbentuk bunga itu.

“Apa-apaankau-- emang kau Pacarnya?” mereka serentak tertawa

“Kauaneh sekali!”

“Diam!Ini idenya!Kakeru bilang sendiri...” seru Suwa.


Kakerutertawa geli sahabatnya itu membawa bunga seperti yang dimintanya “Aku
bilanghanya bercanda!”

Suwaberjalan ke depan kakeru

“Kakeru.Selamat ulang tahun!” seru Suwa sambil menghampur memeluk kakeru.


Semua tertawamelihat kelakuan Suwa itu.

“Lepaskan aku, lepaskan aku.” Teriak kakeru kegelian.

“janganmelarikan diri” bisik Suwa ditelinga kakeru.

Kakerumendengarnya dan ia tau maksud perkataan Suwa tadi.

Suwamelepaskan pelukannya dan memberikan bunga itu pada kakeru.


Suwa lalu melangkahkeluar ruang kelas. Tapi kemudian ia berbalik dan melihat ke
sahabat-sahabatnyadan memberi kode mereka agar mengikuti dirinya dan
membiarkan naho dan kakeruberdua saja.

Azusadan taka sadar dengan kode Suwa itu.

“kurasa..sebentar.. ano… Yah, kau tahu... yangitu... yang itu...”seru azusa panik

“Aku lupa!” seru taka-chan

Merekalalu menarik tangan hagita keluar dari kelas.


Sekarangdidalam kelas hanya tinggal naho dan kakeru. Cowok itu berjalan pelan
kedepannaho sambil membawa bunga dari suwa tadi.

Kakerulalu mengulurkan bunga itu pada naho.

“Naho...Ini. Aku berikan ini untukmu.”

Nahokebingungan menerima bunga itu “kau memberikannya untukku? Kenapa?"

Kakerutersenyum “Itu karena... aku hanya ingin memberikan padamu.”

Nahobingung mendengar jawab kakeru.

“Maaf ini bukan sesuatu yang aku beli sendiri. Tapi...Perasaanku... aku ingin kau
mengetahuinya”

Nahoterkejut.

Kakerumelihat wajah naho yang terkejut. Ia tersenyum kikuk “Jawaban... Aku tidak
perlu jawaban...”
Kakerutersenyum salah tingkah dan mengusap wajahnya dengan tangannya. Saat
kakerumenoleh kearah pintu kelas, ia melihat ke 4 sahabatnya ada
disanamemperhatikannya, memberikan supportnya kepada dirinya.
Masa10 tahun yang akan datang.

Suwamasih duduk didepan altar kakeru. Ia mengambil bunga yang dibawanya


lalumengulurkannya pada Naho

“darikakeru” ucap Suwa tersenyum pada Naho.

Nahomenerima bunga itu “Kenapa kau... memberinyapadaku?”

“alasannya…”suwa kebingungan “Kau sudah menyadarinya, kan?”

“karenaaku dan kakeru pada akhirnya kami tidak bisa saling terbuka satu sama lain.”

“Kakeruselalu... mencintaimu, Naho.” Kata suwa

Suwalalu menceritakan apa yang dikatakan kakeru saat ia bertanya tentang kado
apayang dingin kan kakeru saat itu dan kakeru menjawab:

“Kalaubegitu...sebuah karangan bunga.” Kata kakeru tersenyum

“Karanganbunga? Kau yakin” Tanya Suwa bingung waktu itu.


Kakerutersenyum “Jika aku menerimanya...aku akan segera memberikannya
kepada Naho.”

Nahoterkejut mendengar itu.

“kamisemua sudah tahu soal itu” kata hagita.

Naholangsung menangis memeluk karangan bunga itu.

Nahodewasa , naho 10 tahun yang akan datang tidak pernah mengetahui perasaan
kakerupadanya.
BERSAMBUNG PART 4 (ENDING)
24 SEP, 2018

Eunike's Diary: Orange - Part 4 (Ending)

1Oktober.

Selamakelas olahraga, catatan waktu semua murid ditulis pada lari 100 meter.
Untukpersiapan memilih peserta untuk lomba lari estafet pada festival olahraga.
6siswa dari kelas kami akan berpatisipasi. Pelari tercepat dikelas adalah kakerujadi
dia dipilih sebagai jangkar. Tapi pada hari festival selama perlombaankakeru yang
sedang memimpin kakinya terpelintir dan dia terjatuh. Kakeru merasabersalah
karena kalah.

“Jangkar?Bolehjuga.” Jawab kakeru saat suwa dan naho bertanya padanya apa dia
sudahmenyetujui jadi jangkar di lari estafet itu.

“Yah,tapi... umm... Lari estafet benar-benar butuh banyak tenaga.Kau tidak


perlumemaksakan diri.” Kata suwa merangkul bahu kakeru.

Nahomengangguk setuju pendapat suwa.

“Demi Kakeru.. Kamiingin kau membuatnya mundur dari anggotalari estafet.”(surat)

“Sudahku bilang, itu butuh banyak tenaga!” kata suwa lagi

“Akubilang aku akan baik-baik saja.” Jawab kakeru lagi

“kauakan tertekan… tekanan sangat berat!”


Suwadan Naho tidak berhasil membuat kakeru mundur jadi peserta lari estafet
dikelasnya. Dari jauh Azusa, Taka dan Hagita memperhatikan ketiganya dengan
heran.

Suwadan Naho pergi ke taman sekolah untuk membahas apa yang terjadi.

“Apa yang harus kita lakukan?Apa tidak apa-apa seperti ini? Sekarang, masa
depansudah mulai berubah jauh dari kenyataan dalam surat itu, kan?

“Sedikitdemi sedikit... Mungkin saat ini.. disana mungkin sudah menjadi masa depan
barukan?”

“Masadepan yang baru?”

“Untukkita yang lahir di dunia ini, masa depan yang baru akan menunggu...”

“jikabegitu maka akan sia-sia jika mengikuti surat itu..”

“Bagaimanaini?”
Naho dan suwa bingungmengambil tindakan. Disurat ditulis agar mereka tidak boleh
membiarkan kakeruikut lari estafet tapi kakeru bersikeras tetap ikut.

Hagita,Azusa dan taka chan datang ke tempat keduanya duduk.

“Apayang kalian bicarakan disana?” Tanya azusa curiga.

Nahosegera menyembunyikan surat dari masa depannya.

“Tidakada.Kami hanya memikirkan bagaimana caranya mengeluarkan Kakeru dari


lariestafet.” Jawab Suwa.

“Kenapakalian tidak membiarkan dia bermain?” Tanya Taka chan

“Kakerubilang dia ingin bermain.” Kata hagita

“Anehsekali kalian berbicara secara diam-diam dibelakang kami. Apa terjadi


sesuatupada Kakeru?” Tanya Azusa yang semakin curiga dengan sikap kedua
temannya itu.

Suwadan naho terdiam kebingungan memberi jawaban kepada sahabatnya.Karena


apa yangterjadi berhubungan dengan persahabatn mereka berenam.

“Naho.Lebihbaik kita beritahu mereka.” Ucap suwa pada Naho dan menghela nafas
panjang.

Nahomemberikan suratnya pada teman-temannya itu.


“Apaini?”Tanya Azusa menerima surat itu

“Akumenerima surat ini... dari diriku 10 tahun di masa depan.” Kata Naho

Ketigaterkejut dan memperhatikan suwa dan naho. Tapi kedua nya terlihat sangat
seriusjadi ini tidak mungkin kebohongan.

“Akuingin... kita menyelamatkan Kakeru!” ucap naho penuh permohonan pada


ketigasahabatnya yang baru tau.

Hagita,Azusa dan Taka berjalan pulang setelah membaca surat dari masa depan itu.

“Suratitu... bagaimana menurutmu?” Tanya taka-chan.

“Tidakmungkin dia menerima surat dari dirinya di masa depan.ini bukan manga.”
Sahuthagita.

“Kaudiam saja, Hagita.” Teriak Taka-chan kesal.

“kurasa... aku agak sedikit terkejut.” KataAzusa


“Kauterlihat sangat terkejut!” protesHagita

“berisik!”seru Taka-chan pada hagita.

“Tapi...Nahodan Suwa... wajah mereka berdua terlihat serius.” Kata Azusa pelan
berpikir.

“Akutidak percaya kalau surat dari masa depan bisa sampai kepada kita disini.”
Ucaphagita pelan.

Azusadan taka menoleh pada Hagita yang suaranya terdengar serius.

“Tapi...”

"Tapiapa?” Tanya taka.

“akubisa percaya pada suwa dan Takamiya (naho)” lanjut Hagita. Ia melihat
keduasahabatnya yang terbelalak mendengar jawabannya

“mungkinnn”katanya lagi berjalan meninggalkan temannya yang masih shok


mendengar ucapanhagita yang tiba-tiba dewasa dan serius .

Didalamkelas saat pemilihan anggota lari estafet pak guru mulai menyeleksi murid
muridnya.

“Kalaubegitu, mari putuskan untuk anggota lari estafet . Yah, kita sudah punya
KakeruNaruse sebagai anggota pertama kita dalam permainan... Bagaimana
dengan yanglain?” Tanya pak guru
Kelasmulai ramai karena mereka saling berbicara memilih siapa teman mereka yang
akanbermain.tapi yang dipilih malah menolaknya.

Suwaberdiri dan mengangkat tangannya. “Saya akan berlari... bersama Kakeru.”

Kakerutersenyum senang.

“Suwajuga termasuk cepat, bukan?” bisik-bisik murid yang lain.

Nahojuga ikut berdiri dan mengangkat tangannya “Saya juga! Saya ingin berlari...
bersamaKakeru!”

Kakerudan seisi kelas terkejut mendengar Naho mengajukan dirinya menjadi


peserta lariestafet.

Taka berdiri dan mengangkat tangannya “Sensei!Sayajuga ingin ikut serta!”

“Sensei!Sayajuga!” seru Azusa bangkit berdiri.

“Jarangsekali kalian mau dengan sukarelawan mengajukan diri...”kata pak guru.

“Inifestival atletik pertama Kakeru sejak dia pindah kemari... Jadi, aku pikir
akanmenyenangkan untuk melakukannya bersama-sama.” Kata azusa.
Taka-chanmelihat pada Hagita dengan melotot agar hagita juga mengajukan diri
jadipeserta lari estafet. Semua menyadari pandangan mata Taka-chan dan
menolehsemua pada Hagita.

“Tidak..Itu mustahil. Bagi Hagita untuk menjadisukarelawan... “ canda teman-


temansekelas mereka.

“Hagita~~”Tanya Azusa.

Hagitaberdiri “Saya juga... ingin berlari dengan Kakeru. Walaupun saya tidak
percayadiri.”

Kakeruterharu dengan apa yang dilakukan kelima sahabatnya untuk dirinya. Ia


tersenyumdan bangkit berdiri.

“Yangmenjadi jangkar adalah Kakeru. Jadi kita akan saling memberikan tongkat
sampaitongkat itu sampai kepadanya.” Kata taka-chan

“berusahalah! " “

Seisikelas menyoraki ke enam sahabat itu.


kami memilih jalanyang berbeda dari yang tertulis pada surat itu.

Nahodan kelima sahabatnya berjalan bersama menuju lapangan


pertandingan,
Kauingat janji itu” kata suwa pada Azusa.

“Akuakan mentraktir dia roti di toko kami untuk setiap orang yang dia lewati...kan?”
jawab Azusa

“Kedengarannyaitu lebih baik!”

“Apa kalian berpacaran?” Tanya Taka curiga

“Tidak mungkin!” bantah Hagita dengan cepat. Semua menertawakan Hagita


yangmudah digoda itu.

“Dia bilang "tidak" padahal Kalian berdua saling cocok” kata suwa
tertawa.

Kakerumelihat ada seorang ibu yang datang dengan membawa makan siang untuk
anaknyayang akan berlomba. Kakeru jadi sedih teringat ibunya lagi.

“Selama festivalolahraga, Kakeru tidak terlihat bersemangat. Kakeru


menyembunyikan kebenaransoal ibunya dan mengatakan pada kami bahwa ibunya
sedang bekerja.”

Teman-teman yang sudah membaca surat itu sudah tau kebenarannya tapi mereka
tidak mau membongkarnya didepan Kakeru sebelum cowok itu memberitahu kepada
mereka sendiri dari mulutnya.
Nahosedang berjalan disekitar lapangan saat ia melihat Kakeru sedang
membasuhkakinya dengan air kran. Sepertinya kakeru tidak bersemangat . Naho
jadi khawatir.

“Kakeru?Ada apa?” Tanya Naho

Kakerumenoleh dan melihat wajah Naho yang penuh khawatir itu “ tidak apa-apa”
sahutKakeru sambil melap kakinya dengan kain.

Nahojadi lega.

“BouTaoshi sangat keren...” kata Naho berjalan mendekati Kakeru.

“apa kau lihat Suwa disana?”

“iya.. iya aku melihatnya” Naho tertawa-tawa.

“Takamiya,Naruse, bisa bantu aku sebentar?” pinta sensei pada keduanya.

“ya”sahut Kakeru dan Naho.

Keduanyasegera berjalan menyusul sensei.

DariJauh Hagita memperhatikan keduanya.


Senseimenyuruh keduanya memindahkan matras olahraga yang sangat besar.
Keduanyamengangkatnya. Naho melihat kakeru wajahnya sangat pucat, muram dan
terdiammerenung. Naho jadi khawatir lagi.

“kakeruKau baik-baik saja?” Tanya Naho

Kakerutersadar dari lamunannya dan menatap wajah Naho


sayu.

“Apakau baik-baik saja? Kau pucat”

Kakerumencoba tersenyum “Tidak kok. Ini cukup berat. Kita Letakkan sebentar.”
Ajakkakeru.

Nahomenganguk dan mau meletakkan matras itu.


Tapi tiba-tiba sahabat-sahabatnyadatang dan mengangkat matras itu bersama-
sama.

“Dasarbodoh.Beritahu kami kalau kau terluka!” seru suwa

“Terluka?”gumam Naho.

‘Kakeru...Apa festival atletiknya... membosankan?” Tanya Taka-


chan.

“Kamisemua membicarakan tentang keadaanmu yang Nampak tidak bersemangat.”


Kata Azusa

“Adaapa? Jika kau ada masalah...Ceritakan pada kami. “ kata suwa

“Beritahukami tentang masalahmu.” Kata naho.

Kakeruterdiam melihat ke 5 pasang mata sahabatnya yang menatapnya khawatir.

“Maaf.Aku... berbohong. Sebenarnya ibuku sudah tidak ada.Dia sudah meninggal.


Akurasa ibu melihatku dari suatu tempat.Dia mungkin merasa tertekan di
tempatdimana dia berada. Aku hanya merasa tidak bisa tertawa lepas dan
bersenang-senang.Itu sebabnya... Aku tidak bisamemberitahu kalian dengan jujur.”
Ucap kakerumembuka kebohongan tentang ibunya pada teman-temannya.

“Jikaibumu melihatmu dari suatu tempat...bukankah dia akan lebih suka


melihatmutersenyum? “ kata Azusa.
“Akurasa ibumu ingin melihatmu tersenyum.“ kataTaka-chan

“pergidan obati kakimu dulu. Serahkan sisanya pada kami” ucap Hagita.

“Tapi... “ kakeru wajahnya terlihat sepertitertekan, depresi dan seperti hampir


menangis.

“pergilah…Jika terlalu berat... kau tidak perlu memaksakan diri untuk memikul
semuanyasendirian. Ada kami disini. Kau akan baik-baik saja. Kami
tidakmenganggapmu sebagai beban.” Ucap suwa.

Kakerumelepaskan pegangannya di matras itu. Wajahnya seperti menahan airmata .


“Terimakasih.” Ucapnya melihat ke wajah sahabatnya satu persatu.
Pertandingansudah mau dimulai. Semua sudah berada di lokasi mereka mulai akan
berlari.

“Semoga berhasil! Berjuanglah! Berjuanglah!” teriak azusa dan teman-teman


memperhatikan suwa yangakan berlari pertama.

Nahomemperhatikan wajah Kakeru yang sedang tegang memperhatikan Suwa


dipinggirlapangan.

“Aku berharapKakeru... bisa tertawa dari hatinya.”

Suwaberlari yang paling terdepan dari jauh dari lawan-lawannya. Taka-chan


sudahbersiap-siap dilokasi menunggu Suwa datang memberikan tongkat estafet
itupadanya.

“Suwa! “ teriak Taka pada Suwa.

“sampaikanpada Kakeru!” teriak suwa memberikannya pada Taka-chan.

Takamengangguk menerima tongkat estafet itu dan segera berlari.


Karenasuwa tadi yang paling tercepat jadi taka-chan juga posisinya pertama.
Tapitiba-tiba seorang gadis berhasil mengejar lari Taka-chan. Taka tidak menyerahia
dengan sekuat tenaganya berusaha menyusul gadis itu.

Pertandinganjadi semakin menegangkan karena keduanya saling susul menyusul.

“Taka-chan!ayo” teriak teman-teman kelasnya memberi semangat.

“Takano! Berjuanglah Takano!” Kakeru juga ikut berteriak member semangat


padaTaka-chan.

Takaberhasil melampaui lawannya dan ia memberikan tongkat estafetnya pada


Azusayang sudah menunggu.

“sampaikan pada Kakeru!” teriak Taka

Azusamengangguk menerima tongkat itu dan segera berlari.


Langkahlari Azusa kurang cepat dari lari lawannya. Tapi gadis itu tidak mau
menyerahbegitu saja. Ia berjuang sekuatnya agar ia tidak tertinggal.

Iamelihat Hagita yang sudah bersiap menunggunya. Azusa segera memberikan


tongkatitu pada Hagita. “sampaikan pada Kakeru!” teriak Azusa menyerahkannya
padaHagita.

Hagitasegera menerima dan berlari sekuatnya.

Tapi seperti yang teman-temannya tau, Hagita bukan tipe orangyang suka olahraga
jadi larinya terkejar lawan-lawannya. Hagita juga tidak maumenyerah begitu saja
mengejar lawan-lawannya yang sudah mendahuluinya. Ia takmau tertinggal jauh.

Hagitamelihat Naho yang sudah menunggunya dengan tegang. “sampaikan pada


kakeru” ucapHagita memberikan tongkat estafet itu pada Naho.

Nahomenerima dan segera berlari secepatnya agar bisa menyusul lawan-lawannya.


Kakerumelihat Naho yang sudah mulai berlari dan ia mulai bersiap-siap
dilintasannya.

Nahoberlari sekuat tenaga dan ia berhasil mengejar beberapa lawan-lawannya.

”Terimakasih... teman-teman! Aku tidak bisamelakukan semuanya sendiri. Mari


kita ubah masa depan!” batin Naho.

“ayo! Naho..” teriak sahabat-sahabatnya dan teman sekelasnya member


semangatpada Naho yang sudah berhasil melewati lawan-lawannya.

Kakerusudah menunggu didepannya dan Naho segera memberikan tongkat itu pada
Kakerudan menyampaikan pesan-teman temannya.

“Kamiakan memenuhi... janji itu! Kita semuaakan selalu bersama-sama! Bahkan


setelah 10 tahun! Bersama dengan semuanya! Kamiakan menunggu!” pesan
sahabat-sahabatnya untuk kakeru.

Setelahmenerima tongkat dari Naho Kakeru berlari melesat dengan cepatnya.

“Kakeru!!!”teriak Naho sekuatnya member semangat pada Kakeru.


Kakeruberlari dengan sangat cepatnya. Ia teringat ucapan sahabat-saha batnya
yang begitu mendukungnya dan itu menjadipenyemangatnya.

“Kakeru!Kakeru! Ayo!” teriak Naho dan teman-temannya menunggu di garis finish.

Kakeruberhasil melampaui lawannya lagi. Sekarang tinggal 1 orang yang


belumterkejarnya. Pada putaran yang terakhir ia berhasil mengejar lawannya itu
tapilawannya itu dengan sengaja menyenggolnya dan membuat keseimbangan
kakerulimbung.

Kakerutidak menyerah dan ia segera merangkat bangkit lagi dan berlari


secepatnya.Semua menatapnya tegang. Tapi saat kakeru berhasil ke garis finish
semuaberteriak dan memeluk kakeru yang memenangkan pertandingan itu.

Kakerutertawa bahagia dalam pelukan sahabat-sahabatnya. Mereka berhasil


memenangkanpertandingan itu.

Kakerumenatap Naho yang ada didepannya. Gadis itu tersenyum mengangguk


kepadanya.Kakeru terlihat sangat bahagia bisa bertanding dan menang
bersamasahabat-sahabatnya.

“Masa depan akan... benar-benarberubah.”


Pertandingansudah selesai dan mereka kembali ke ruang ganti. Naho dan kakeru
berjalanbersama dan Naho melihat kakeru tangan kakeru yang luka.

“Kakeru...apayang terjadi?”

“ohini saat Bou Taoshi...” jawab kakeru memperlihatkan tangannya yang terluka.

“ohhAku punya hansaplast.“ ucap Naho mengambil hansaplas yang ada di saku
jaketolahraganya. Ia menunjukkannya pada kakeru dan membuka satu. “Tunggu
sebentar.”

Naho menempelkannya dilengan Kakeru denganhati-hati.

Kakerumenatap wajah Naho yang sedang berhati-hati menempel


hansaplasnya.

“Apaterasa sakit?”

“Tidak." jawab kakeru

“Baik...sudah. “ ucap Naho menatapKakeru.

Tiba-tibacowok itu menarik tubuh Naho ke balik dinding sekolah dan cowok itu
menciumlembut pipinya. Naho berdebar dan terkejut dengan perbuatan Kakeru.

Kakerutersenyum “Aku ambil hadiahku, terima kasih” ucap kakeru tersenyum malu
melihatwajah naho yang masih syok setelah diciumnya.
Setelahkakeru pergi, Naho perlahan mengusap pipi yang tadi dicium kakeru.
Merekalalu pulang bersama sambil berencana untuk membeli es krim setelah ini.
Nahomenghentikan langkahnya dan melihat angin yang meniup daun-daun.

“Naho...“ teriak Kakeru dan sahabat-sahabatnya. “ Ayo pergi”


Nahomengangguk “ ya”

“Kaumau ikut dengan kami? Kami akan membeli es krim.”

“Akuikut!” jawab Naho.

Merekatidak langsung pulang kerumahnya masing-masing. Mereka pergi


merayakankemenangan mereka dengan membeli makanan di pusat kota.

Merekalalu berencana pergi ke kuil pada tahun baru.

”Kemanakita harus pergi?Kuil Yohashiro?”

“Itulumayan jauh”

“jikasudah waktunya, nanti kita pergi ke Koboyama dan melihat pemandangan


bungasakura mekar, kakeru. “ Kata suwa.

Kakerumengangguk.
“darisana pemandangannya luar biasa indah! Kau bisa melihat bunga sakura
menutupikota. Dan langitnya juga seperti berwarna ORANGE!” ucap naho
bersemangatbercerita pada kakeru dengan mata berbinar-binar

“Akuingin melihatnya!” sahut kakeru. Ia bisa membayangkan pemandangan itu


saatmelihat Naho begitu bersemangatnya.

“Tapikita harus mendaki untuk ke atas.” Kata azusa.

“Adajuga Taman Jam Bunga dimana kita bisa janjian saling bertemu. Selama 71
tahuntempat ini mencatatkan banyak peristiwa sejarah. “ hagita mulai ikutan
bercerita.

“Matsumotoadalah tempat kelahiran Kumi Yokoyama” kata taka menyahut


pembicaraan Hagita.

“biarkanaku selesai bicara” gerutu hagita

Merekatertawa bersama.

“janganambil hati hagita”

“Kakeru!Kau juga harus ikut!” kata suwa.

Kakerumengangguk setuju.

“Tetap terus sepertiini... akan lebih baik jika kita membuatmasa depan yang
berbeda dari surat itu.”
Malam harinya Naho membaca surat dari masdepan itu.

31 Desember.

Kami mendengar segalahal tentang Kakeru dari neneknya.

(Artinya tanggal 31Desember Kakeru sudah meninggal dunia.)

Sebelumnya.

21 Desember.

Aku bertengkar denganKakeru. Hingga saat terakhir, aku tak bisa mengucapakan
permintaan maafku. Dankakeru pergi dengan tiba-tiba.

Tanggal21 Desember, Naho saat berangkat sekolah ia berjanji pada dirinya sendiri
klohari ini ia akan menahan emosinya agar ia tidak bertengkar dengan Kakeru.

“kau tak boleh bertengkar dengannya” tulisa disurat itu.

Nahomelihat kakeru sedang menerima telpon. Cowok itu berbicara dengan


neneknya.Setelah menutup telponnya, kakeru terlihat melamun sedih bersender di
dindingsekolah. Naho segera menghampiri cowok itu.

“Kakeru?Ada apa”

“Kesehatannenekku memburuk.” Jawab kakeru lirih

“Apayang terjadi pada nenekmu?”

“Diasakit... dia harus dibawa ke rumah sakit dan perlu menerima pengobatan
lebihlanjut. Jika nenekku meninggal... aku akan sendirian.”

“Akuyakin dalam surat itu...Kami bisa bertemu neneknya. Berarti dia akan tetap
adasampai 10 tahun ke depan! “batin Naho teringat isi suratnya.
“Jangankhawatir. Aku tahu nenekmu akan baik-baik saja, jadi.. dia tak
akanmeninggalkanmu sendirian.

Akuyakin”

Kakerumelirik Naho dengan sinis. Ia menganggap Naho menganggap enteng


masalah neneknya.

“apadasar ucapanmu? “ kata kakeru sinis.

Nahoterkejut mendengar nada sinis kakeru “Kenapa?”

“diaakan baik-baik saja… dulu Waktu denganibu juga sama... saat upacara
masuksekolah… aku juga berpikir dia akanbaik-baik saja. Mengatakan
bahwasemuanya akan baik-baik saja… seolah kau tahu segalanya! Jangan berkata
sepertiitu dengan mudahnya!” seru kakeru marah.

Saatmelihat wajah naho yang terkejut, kakeru tersadar ia sudah salah


berbicara.“Maaf. “

Kakeruberjalan meninggalkan naho.

“-Tunggu!” seru naho

“Jangan ikuti aku! “ seru kakeru tanpa menoleh ke Naho “Maaf. Tinggalkan aku
sendiri.” Kata kakerudengan suara pelan.

“Aku tidak bisamengubahnya!”


Saatsampai dirumah Naho mencoba menghubungi Kakeru tapi cowok itu tidak
mengangkattelponnya. Perasaan naho campur aduk antara bersalah, sedih dan
khawatirkondisi kakeru. Ia berharap Kakeru segera mengangkat telponnya agar
kekhawatirannya hilang.

“Kakeru!“

“Kakeru!”

“Kakeru!”

25 Desember.
Pagi hari, kamibertemu diloker sepatu. Kami masih belum berbaikan tapi kakeru
bersikap samaseperti biasanya dan mengucapkan “ohayou” padaku.kakeru bilang
cuaca sangatdingin. Aku menimpalinya. Aku menjawab bahwa cuaca terasa
dingin.setelah itu…itu adalah terakhir kalinya aku bicara dengannya..

Nahobertemu kakeru di loker sepatu.

“ohayou”sapa Kakeru

“ohayau”jawab naho

“hariini cuaca dingin” kata Kakeru melirik pada Naho yang ada disampingnya

“Iyahari ini dingin ya” jawab Naho.

Kakerulalu pergi begitu saja.

Saatpergantian ruang kelas biolagi, kakeru terus saja berdiri di depan


jendelasekolah.

“Kakeru!setelah ini... Selanjutnya pelajaran biologi. Ayo pergi” ajak suwa dan
lainnya.

“Ayo.” Ajak Azusa.

“Maaf. Kalian duluan saja.” Jawab kakeru. Semuamenoleh pada Naho dan kakeru
dengan khawatir sesuatu telah terjadi antarakeduanya.
Masa10 tahun yang akan datang.

Setelahmendengar penyebab kematian kakeru dari neneknya, mereka lalu pamit


danmeninggalkan rumah nenek Kakaeru dan pulang bersama. Sampai dijembatan
yang biasa mereka lewatitiba-tiba langkah Azusa terhenti. Semua menoleh
memperhatikannya Azusa. Wajahazusa sudah penuh airmata dan ia menangis
terisak.

Takamendekati Azusa dan memeluk sahabatnya itu. Semua langsung menangis


terisak bersama-sama. Meluapkan tangisan yang merekatahan di depan nenek
kakeru tadi.

Saattiba dirumahnya, Naho membuka buku hariannya saat SMA. Tentang ukuran
sepatuyang kakeru tau tidak cukup untuknya. Tentang ucapan kakeru klo
iamemperhatikan naho. Tentang pesta kembang api yang dilihatnya berdua
bersamaKakeru.

Lututnaho lemah dan ia terduduk dilantai menangis mengingat itu semua.


Suaminya,Suwa datang dan memeluknya dari belakang.

“hei..sebuah surat .. kau mau menulisnya?”Tanya suwa.

Nahomenatap suwa.

“Untukdiri kita di masa lalu.” Ucap suwa.

Merekaduduk berdua dan mulai menulis surat itu.


NahoSMA

Nahobertemu Kakeru di lorong sekolah. Cowok itu sudah bersiap untuk pulang
kerumahnya.

Saatlangkah mereka bersisian, kakeru berbisik pelan padanya “Sampai besok.”

Cowokitu langsung melanjutkan langkahnya.

Nahomelihat punggung kakeru yang semakin menjauh. Ia takut ia tak bisa


bertemukakeru lagi setelah ini. Naho segera berlari menyusul kakeru.

“Kakeru!”teriak naho memanggil cowok itu.

Kakerumenghentikan langkahnya dan melihat naho yang berlari ke arahnya

“ano…”

“Maaf.Lain kali saja.” kata kakeru. Ia berbalik dan melanjutkan langkahnya.

Nahojadi panic dan ia berlari menyusul kakeru dan menarik tangan cowok itu.
“Akuingin bicara denganmu sekarang!Aku tidak ingin... menyesalinya lagi!” seru
Naho

Merekaberdua berbicara dihalaman sekolah.

“Soalwaktu itu... Aku ingin minta maaf. Mengatakanhal tidak bertanggung jawab
tentang nenekmu… maafkan aku”

“Tidak.itukalimatku…. Aku menyakitimu. Maafkan aku. Akutak bermaksud


mengucapkan itu padamu. Kondisi itu mengingatkanku pada upacarasemester
baru… kita hentikan saja pembicaraan ini. Aku pergi” kakeru berbalikdan mulai
melangkah lagi.

“Tunggu!”teriak naho. “Aku menyukaimu... aku suka padamu kakeru…” ucap naho
terisak.

Saatnaho menoleh memperhatikan kakeru. Cowok itu terlihat kaget dan seperti
maumenangis juga. Kakeru sudah pernah menyatakan perasaan pada Naho tapi
gadis itutidak menjawabnya dan baru kali ini Naho mengatakan perasaannya disaat
kakerusedang dalam depresinya.
“supayaaku bisa membantumu kapanpun.. aku ingin berada disisimu. “ lanjut naho

“jikaaku berada disisimu... aku akanmenyakitimu lagi.” Ucap kakeru menatap Naho

“Walaupunbegitu...aku masih tetap ingin berada disampingmu. “ sahut


naho

“Tapijika aku menyakitimu... aku tidak akan bisa memaafkan diriku. Aku takut
kaumembenciku. “ ucap kakeru lirih.

Nahoberjalan mendekati cowok itu dan memeluknya.

“Akutidak akan pernah membencimu kakeru… karena itu...katakan padaku.. semua


hal tentangmu Kakeru... hal yang kausuka... hal yang tidak kau suka, semuanya! “

Kakerumenangis dipelukan Naho.

“terasamenyakitkan... Aku kehilangan.. alasan untuk hidup. Saat aku


sendirian... pada akhirnya aku menyingkirkan semua orang. Naho..dan teman-
teman lainnya.. Aku tidak bisamemaafkan dirku yang seperti itu. Aku benci.. diriku
yang seperti itu. Aku tidak bisa menghadapi situasi ini. Akuingin menjadi kuat... Aku
ingin bahagia.”isak kakeru menangis di pelukan naho

“Kaubisa... bahagia.” Ucap naho lembut “Mari jalani hidup bersama-sama.”

Nahomempererat pelukannya dan kakerupun mulai melingkarkan tangannya


memeluk tubuhNaho.

Darijauh Suwa dan lainnya memperhatikan keduanya dengan terharu yang


bercampursedih.
Nahodan suwa 10 tahun yang datang.

Merekaberdua pergi ke taman dan mengubur 2 surat yang sudah mereka tulis itu.

“Jikadisana adalah dunia parallel... suratini akan membantu menyelamatkan Kakeru


di dunia yang lain. Smoga surat ini sampaikepada mereka... “kita” dimasa lalu.” Kata
suwa

“Akuyakin pasti akan sampai. Pasti.” Ucap naho penuh keyakinan.

Naholalu berdoa.

31Desember.

Hariini.. kuharap hal yang dikatakan surat itu tidak terjadi.

Nahodan Suwa SMA bertemu ditaman.

Nahosedang membaca surat dari masa depannya.


Suaradering pesan mengagetkannya. Suwa membuka HPnya dan melihat isi pesan
yangmasuk.

“Naho.. pesan dari kakeru.” Suwa menunjukkan HPnya pada Naho

Kakeru: Maaftiba-tiba mengirim pesan. Malam ini, ayo bertemu ditaman jam bunga
untukkunjungan kuil. Sampai ketemu disana!

Kakerumasuk ke kamar ibunya. Kamar yang tidak pernah ia sentuh setelah


ibunyameninggal. Kakeru lalu membersihkan kamar ibunya. Kakeru menemukan Hp
ibunyadan melihat sebuah pesan yang masih terbuka di HP ibunya. Itu adalah Sms
yangia kirimkan untuk ibunya waktu ia bersama teman-temannya.

Kakeru: aku akantetap disini, ibu sudah tau jalanan disini jadi ibu bisa pergi
sendirian. Janganganggu aku.

Ituhal yang sangat disesali kakeru karena ia tak menemani ibunya.

Kakerumembuka pesan di Hp ibunya lagi dan ia menemukan sebuah video yang


ditujukanibunya untuknya tapi belum sempat terkirim.

Kakeruterkejut dan mulai melihat video itu.

“kakerumaafkan ibu.. ada banyak hal yang tak bisa ibu katakan padamu. Dulu saat
kaumasih sangat kecil. Ibu bercerai denganayahmu. Tanpa penjelasan apapun,
maaf ibu memutuskannya sendiri. ayahmu cukupsering ringan tangan padamu. Ibu
tak ingin kau disakiti. Karena itu, ibumemutuskan bercerai. Dan juga kenyataan kau
tidak punya teman saat sekolah diTokyo. Ibu sangat khawatir. Di klubmu, kau juga
tidak bisa menjalinhubungandengan teman sekelasmu dan seniormu. Akutahu itu.
Jika kau pindah sekolah... Aku pikir aku bisa melindungimu. Itusebabnya aku
memutuskan agar kita pindah ke Matsumoto. Aku tidak inginmembuatmu mengalami
hal-hal buruk lagi... aku bilang padamu untuk tidak bergabung dengan klub apapun.
Aku khawatirkalau kau tidak mempunyai teman. Tapi bahkan hal itu... lagi-lagi aku
memutuskannya sendiri. Aku ingin mengungkapkan kepadamu tentang apa yang
aku rasakan... tapi kita sama sekalitidak bisa saling bicara... Aku sangat menyesali
itu. Aku... selalu berpikiruntuk lebih mementingkan perasaanmu .. tapi..Pada
akhirnya... Orang yang paling sering menyakitimu... itu ibu.. Kakeru? Ibu...
ingin melihatmu bahagia. Aku berharap dari lubuk hatiku yangterdalam. Maaf
karena sering mengganggumu. Maafkanibu ya”

Tangiskakeru menjadi-jadi saat melihat video itu. Ia jatuh telungkup diatas


tempattidur ibunya.

Nahodan sahabatnya sudah menunggu Kakeru di depan kuil tapi kakeru tidak
datangjuga. Suwa mencoba menghubunginya tapi tidak diangkat juga. Mereka
sangatkhawatir.

“Akutidak bisa menghubunginya. Dia tidak mengangkatnya”


Kakerusedang menunggu traffic light warna hijau diperempatan jalan raya , ia
dudukdiatas sepedanya melamun . Kakeru teringat video ibunya.

Taka-changantian mencoba menghubungi Kakeru di Hpnya tapi kakeru tidak


mengangkatnyajuga.

Jantungmereka semakin berdetak kencang teringat surat dari masa depan itu. Di
suratitu tertulis klo tanggal 31 Desember adalah tanggal kematian Kakeru.
Pikiranburuk langsung terbayang dipikiran mereka.

“Ayokita coba ke rumahnya.” Kata suwa khawatir.

“iya”sahut hagita.

Merekaberlari meninggalkan kuil dan pergi ke rumah kakeru. Sampai disana


merekabertemu nenek Kakeru yang bilang klo kakeru setelah mandi langsung pergi.

“Ayocari dia!” kata suwa “Terima kasih banyak!” pamit suwa.


Merekalalu berlari mencari kakeru disepanjang jalan dari rumah nenek kakeru.
Merekaberpencar mencari kakeru tapi mereka tidak menemukan kakeru.

“Kakeru...”teriak naho memanggil manggil kakeru.

Iabertemu suwa

“Suwa!”

“Apakau melihatnya?” Tanya suwa.

“Diatidak disini.”

Suwamenelpon hagita.

“Halo? Hagita? Apa kau menemukannya?”

“Diatidak ada di persimpangan sini.” Jawab hagita.

Takajuga berlari mencari Kakeru tapi tidak bertemu. Ia melihat Azusa yang
berlari.

“Azusa! apa kau menemukannya?”

“Tidak.”

“Dimanadia?!” gumam mereka khawatir.


Hagitaterus mencari kakeru. Saat ia melihat ada seorang bersepeda. Ia
langsungmengira itu kakeru.

“Kakeru!Oh Maaf. apa kau melihat siswa SMA naik sepeda lewat sini?” Tanya hagita
padacowok itu.

Takadan azusa mencari kakeru bersama-sama.

“kakeru…kakeru..” teriak-teriak mereka

Hagitamenghubungi Suwa yang sedang berlari bersama Naho.

“Halo?”jawab Suwa.

“Akubertanya pada orang disini apakah ada yang melihat orang yang seperti Kakeru.
kitaharus mencari ke arah depan.”

“Baik. kita cari kesana.”

Suwamengajak Naho pergi ke tempat yang ditunjukkan cowok tadi ke hagita.

Kakerumengayuh sepedanya dengan perasaan sedih teringat-ingat ibunya.


Airmatanyaturun membasahi wajahnya. Kakeru terus mengayuh sepedanya
menuruni jalanan yangberbelok belok tajam. Ia teringat Naho, wajah dan ucapan
gadis itu berkelibatdikepalanya.

“Kakeru?Kakeru? Aku memperhatikanmu.. aku memperhatikanmu..”


Kakeruteringat ucapan Suwa “ jika terlalu berat, kau tidak perlu menanggung
semuabeban sendirian.. kami semua ada disini.”

Airmatasemakin deras mengalir diwajah kakeru. Ia tersenyum terharu


teringatsahabat-sahabatnya itu.

Tiba-tiba sebuah sinar yang sangat terang dari lampusebuah truk mengagetkan
kakeru. Ia mencoba mengerem laju sepedanya yangmenuruni jalanan penuh
belokkan itu.
Suwa,naho, azusa, taka dan hagita juga sudah sampai tempat itu dan melihat
lajusepeda kakeru yangturun dengan cepat dan sebuah mobil yang melaju cepat
kedepan kakeru. Jatung mereka berdetak kencang.

Saatkakeru melihat sinar lampu mobil itu, semua bayangan teman-teman


berkelibatdidepannya. Kakeru membanting arah sepedanya ke kiri sampai ia terjatuh
terguling-gulingke trotoar. mobil itu melaju dengan cepat melewatinya.
Nahodan sahabat-sahabatnya melihat kakeru yang tergeletak dijalanan. Mereka
berlaripanic ke tempat kakeru berada.

“KAKERUUUU!!!”

“kakeru…”

Suwayang pertama sampai ke tubuh kakeru yang tergeletak itu. Ia memeluk


tubuhkakeru dan menyenderkan tubuh kakeru ke dadanya.

“Kakeru!”

“Kau baik-baik saja? Kakeru!”

“Kakeru Apa yang kau pikirkan?!!!”

Merekajongkok didepan tubuh kakeru dengan tangisan penuh kepanikan dan ke


khawatiran.

“akuharus mengucapkan permintaan maaf pada ibu.” Isak kakeru dengan suara
bergetar ”“ini salahku, maafkan aku” tapi.. sesaat aku ketakutan.. Jika aku mati...
Kenangan...yang telah aku lalui bersama kalian... apakah itu semua akan
hilang?”

Tangismereka semakin menjadi mendengar ucapan kakeru itu .

“Mulaisekarang dan seterusnya... aku ingin membuat... lebih banyak kenangan…


Jikamemungkinkan .. aku berpikir tidak ingin mati. Dengan kalian semua... Aku
inginbersama kalian semua...” tangis kakeru

“kamisenang!Aku juga ingin bersamamu kakeru! Aku ingin lebih banyak


berbicaradenganmu!” ucap Azusa terisak.

“Beritahukami kalau kau ada masalah... Kauakan baik-baik saja... Aku akan
melindungimu!” isak taka-chan.

“Janganmati, dasar bodoh!” teriak Hagita dalam tangis. “koleksi Mangaku... aku
akanmeminjamkannya sebanyak yang kau mau. Sesuatu yang akan membuatmu
tertawa.”

“Dasarbodoh! Aku tidak bisa membayangkankalau aku tidak bisa bertemu


denganmu lagi!Jikakau mati, aku tidak akan pernah memaafkanmu!” seru Suwa
menangis.
“Maafkanaku kakeru…” ucap naho.

Kakerumelihat naho yang menangis terus didepannya.

“Naho...Ada hal lain yang harus kau katakana selain meminta maaf bukan?” ucap
kakerusedikit bercanda.

Semuamemperhatikan Naho dengan tersenyum meski mata mereka masih penuh


airmata.

“Kakeru...sukidayo (Aku mencintaimu!)” ucap Azusa menjawab permintaan yang


kakeru ingindengar dari Naho “ begitu, kan kakeru?

“Akujuga! Aku mencintaimu kakeru” kata taka-chan.

“Akujuga!Kakeru.. aku menyukaimu..” ucap suwa menatap kakeru yang rebah


dibahunya.

“su..su… ka… aku menyukaimu kakeru” ucap Hagita terbata-bata.


Semualangsung tertawa mendengarnya.

“terdengarmenjijikkan hagita” gerutu Azusa

“berisik”sahut Hagita.

Semuamata menoleh pada naho yang belum mengucapakannya.

Nahomenatap kakeru yang juga sedang menatapnya.

“Akumencintaimu... Aku benar-benar mencintaimu!” ucap Naho

Kakerutersenyum “Aku juga. Aku mencintai kalian! Punya sahabat seperti kalian.
Aku sangatbersyukur...” ucap Kakeru menatap wajah sahabat-sahabatnya.

Merekalangsung melingkar memeluk kakeru.

“terimakasih kakeru..”

“Terimakasih~~~”

“Kaubenar-benar membuat kami sangat khawatir, dasar bodoh”

“kakeru..terima kasih.”
Merekasekarang sudah bersama lagi. Dan saat pulang sekolah mereka
memutuskan untukpergi ke atas bukit koboyama seperti yang selama ini ingin
ditunjukkan Suwa danteman-teman pada kakeru.

“Sedikitlagi diatas sini. Kakeru. Teman-teman”Kata suwa yang jadi pemandu


paling depandengan berlari-lari diikuti teman-temannya. Mereka tertawa bahagia
berlari-laridi bukit itu.

“Hagita!Cepat! “

Warnalangit sudah menjadi ORANGE karena sebentar lagi akan sunset. Mereka
tertawapuas, bahagia bisa menghabiskan pemandangan itu bercanda, tertawa
bersamasahabat-sahabatnya.

“Untukdiriku di masa depan... Diriku 10 tahun dari sekarang... terima kasih. ...sudah
membantu kami menyelamatkan Kakeru… Saat ini.. saat-saat terindah dalamhidup
kami... Dengan kehidupan kita yang saling terhubung... telah mengajaridan
membimbingku... Terima kasih..”
10 tahun yang akan datang

Naho dan sahabat-sahabatnya berdiri bersama menatap langit warna Orange yang
sebenarnya ingin mereka nikmati bersama Kakeru. Mereka menatap ke depan ke
dunia pararel yang baru terbentuk. Dunia dimana Kakeru masih ada berkumpul
bersama sahabat-sahabatnya.
TAMAT

Anda mungkin juga menyukai