Jeritan Yang Makin Tak Terdengar
Jeritan Yang Makin Tak Terdengar
Para pemimpin Muslim pada masa itu masih sibuk dengan urusan
mereka sendiri-sendiri dan asyik bercakaran dengan sesama
mereka daripada menghadapi musuh yang nyata di depan mata.
Banyak pemimpin di Timur Tengah ketika itu justru bekerja sama
dan memberikan bantuan kepada pasukan Salib demi menjaga
kepentingan mereka masing-masing. Sebagai akibatnya, kaum
Muslimin masih harus menunggu selama lebih dari setengah abad
sebelum negeri mereka dibebaskan dan mereka kembali bisa
bernafas lega.
Pada akhir Ramadhan 2009 ini pun keadaan kaum Muslimin tidak
lebih baik dibandingkan apa yang dialami saudara-saudara mereka
sembilan abad silam. Sebagian negeri mereka (Palestina, Iraq,
Afghanistan, dll) diduduki penjajah. Banyak korban sipil tak berdosa
berjatuhan karena muntahan misil-misil yang salah sasaran (atau
mungkin juga sengaja diarahkan pada mereka). Sementara pada
saat yang sama, para pemimpin Muslim diam seribu bahasa, sibuk
dengan kepentingannya sendiri-sendiri. Sebagian kaum Muslimin
juga lebih suka bermusuhan dengan sesama saudara seiman sambil
bergandeng tangan dengan pihak yang semestinya merupakan
musuh mereka.
Malah sebagian besar umat juga belum tentu peduli jika ada Muslim
yang terang-terangan makan atau minum di siang bolong di bulan
Ramadhan. Banyak kaum Muslimin sekarang ini lebih suka
mengurus kepentingan mereka sendiri-sendiri atau malah
berkolaborasi dengan musuh-musuhnya demi mendapatkan secebis
kesenangan duniawi. Maka umat ini pun terus saja tenggelam dalam
penindasan dan kehinaan.