Kelompok 9
Sejarah Peradaban Islam Asia Tenggara
5. Teori Persia
Teori ini juga mendasarkan pada teori mazhab. Ditemukan adanya
peninggalan mazhab keagamaan di Sumatera dan Jawa yang bercorak
Syiah.
6. Teori Mesir
Teori yang dikemukakan oleh Kaijzer ini juga mendasarkan pada teori
mazhab, dengan mengatakan bahwa ada persamaan mazhab yang dianut
oleh penduduk Mesir dan Nusantara, yaitu bermazhab Syafi’i. Teori Arab-
Mesir ini juga dikuatkan oleh Niemanndan de Hollander. Tetapi keduanya
memberikan revisi, bahwa bukan Mesir sebagai sumber Islam Nusantara,
melainkan Hadramaut.
B. Pertautan Islam dan Budaya Lokal
Di Asia Tenggara, mayoritas pemeluk Islam adalah etnis Melayu. Agama
Islam dan Budaya Melayu mempunyai pertalian yang saling terkait-padu. Sejak
periode paling awal, antara keduanya telah lama saling menyatu.Agama Islam
yang mempunyai dasar filosofis dan rasional yang kuat telah berpengaruh
pada berbagai lini kehidupan masyarakat Melayu tradisional. Islam bagi orang
Melayu, bukan hanya sebatas keyakinan, tetapi juga telah menjadi identitas
dan dasar kebudayaan.
C. Watak dan Karakteristik Islam di Asia Tenggara
Beberapa hasil studi menegaskan bahwa Islam Asia Tenggara memiliki
watak dan karakteristik yang khas, yang berbeda dengan watak Islam di
kawasan lain. Islam di Asia Tenggara memberikan contoh yang baik
sebagaimana sebuah agama dapat berkembang dalam masyarakat, Islam di
Asia Tenggara mengadopsi budaya lokal untuk memperkaya khasanah
pengalaman keislamannya. Maka dari itu Asia Tenggara mempunyai variasi
karakter keislaman yang khas. Karakter khas Islam Asia Tenggara lainnya
adalah wataknya yang “moderat”. Hal itu tercermin dari gerakan pemikiran
Muslim di kawasan ini yang terbuka dan akomodatif terhadap modernitas.
Kelompok 10
Peran Walisongo Dalam Peradaban Islam Di Indonesia
A. Sejarah Walisongo
Sejarah masuknya Islam ke Nusantara sudah berlangsung demikian
lama, berikut beberapa pendapat mengenai masuknya Islam ke Nusantara:
Islam masuk pada abad ke-7 M yang datang langsung dari Arab
Islam masuk pada abad ke-9 M atau 11 M
Islam masuk pada abad ke-13 M
B. Definisi Walisongo
Definisi Walisongo secara harfiah, Walisongo berasal dari dua kata yaitu
“Wali” dan “Songo”. Kata “Wali” berasal dari bahasa Arab yaitu “Walaa” atau
“Waliya” yang mengandung arti “Qaraba” yaitu dekat. Sementara kata
“Songo” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “Sembilan”.
3. Sunan Bonang
Raden Makdum Ibrahim atau yang biasa dikenal dengan Sunan Bonang
adalah putra dari Sunan Ampel. Sunan Bonang berdakwah melalui saluran
pendidikan dan kesenian, yaitu dengan mendirikan pondok pesantren dan
memperbarui gamelan Jawa dengan memasukan rebab dan bonang.
4. Sunan Drajat
Raden Qosim Syarifuddin adalah putra Sunan Ampel dan adik dari Sunan
Bonang. Sunan Drajat banyak berdakwah kepada masyarakat kalangan
rakyat kecil. Ia menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan
kemakmuran masyarakat sebagai pengamalan dari agama Islam.
Dakwahnya diselingi dengan tembang suluk yang berisi petuah-petuah
indah dan mendalam. Minat yang tinggi dari masyarakat terhadap
dakwahnya mendorong Sunan Drajat untuk mendirikan pesantren yang
dijalankan secara mandiri sebagai wilayah otonom dan bebas pajak.
5. Sunan Kudus
Ja’far Shidiq adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji dan
Cucu Sunan Ampel. Sunan Kudus memulai dakwahnya di pesisir utara Jawa
Tengah dan ia terkenal memiliki wawasan ilmu agama serta pengetahuan
yang luas, sehingga dijuluki Wali Al-Ilmu atau “orang berpengetahuan”.
Kecerdasannya itu membuat masyarakat memintanya menjadi pimpinan
di daerah yang kemudian dinamakan “Kudus”. Ia bahkan berperan besar
dalam pemerintahan Kesultanan Demak sebagai panglima perang, penasihat
Sultan Demak, dan hakim peradilan kerajaan.
6. Sunan Giri
Wali yang termahsyur dengan sebutan Sunan Giri ini bernama asli Raden
Paku. Sunan Giri terkenal dengan dakwahnya yang membawa keceriaan,
yang mana di tengah dakwahnya, ia menyelipkan tembang yang riang
seperti cublak cublak suweng, lir-ilir, dan jamuran.
7. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga menjadikan Demak sebagai pusat dakwahnya. Dimana ia
berdakwah menggunakan pendekatan budaya dan kesenian yaitu wayang
kulit serta tembang suluk. Ciri khas dari dakwahnya adalah toleransinya
terhadap budaya dan tradisi setempat yang secara bertahap ia tanamkan
kesadaran akan nilai-nilai agama Islam pada budaya masyarakat.
8. Sunan Muria
Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga. Seperti ayahnya, Sunan
Muria menggunakan budaya dan kesenian dalam dakwahnya, dimana
tembang sinom, kinanti, dan tradisi kenduri merupakan hasil kreativitasnya.
Ia berupaya menanamkan kesadaran akan keluhuran nilai-nilai Islam
secara bertahap. Pendekatannya disesuaikan dengan kondisi para
pendengarnya yang kebanyakan berasal dari kalangan pedagang, nelayan,
dan rakyat biasa. Adapun wilayah dakwahnya meliputi Pati, Juwana, Tayu,
dan Kudus.
Kelompok 11
2. Teori Mekka(Arab)
Teori selanjutnya tentang masuknya Islam di Indonesia diperkirakan berasal
dari Timur Tengah, tepatnya Arab. Teori Arab (Mekah) ini didukung oleh J.C.
van Leur, Anthony H. Johns, T.W. Arnold, hingga Abdul Malik Karim
Amrullah atau Buya Hamka. Menurut Buya Hamka, Islam sudah menyebar di
Nusantara sejak abad 7 M. Hamka dalam bukunya berjudul Sejarah Umat
Islam (1997) menjelaskan salah satu bukti yang menunjukkan bahwa Islam
masuk ke Nusantara dari orang-orang Arab. Bukti yang diajukan Hamka
adalah naskah kuno dari Cina tahun 625 M juga ditemukan nisan kuno
bertuliskan nama Syekh Rukunuddin, wafat tahun 672 M. Teori dan bukti
yang dipaparkan menyatakan bahwa kaum saudagar dari Arab cukup
dominan dalam aktivitas perdagangan ke wilayah Nusantara.
3. Teori Persia(Iran)
Teori bahwa ajaran Islam masuk ke Nusantara dari bangsa Persia (atau
wilayah yang kemudian menjadi negara Iran) pada abad ke-13 Masehi
didukung oleh Umar Amir Husen dan Husein Djajadiningrat. Tradisi dan
kebudayaan Islam di Indonesia memiliki persamaan dengan Persia. Salah
satu contohnya adalah seni kaligrafi yang terpahat pada batu-batu nisan
bercorak Islam di Nusantara. Ada pula budaya Tabot di Bengkulu dan Tabuik
di Sumatera Barat yang serupa dengan ritual di Persia setiap tanggal 10
Muharam. Akan tetapi, ajaran Islam yang masuk dari Persia kemungkinan
adalah Syiah.
4. Teori Cina
Penyebaran Islam di Indonesia juga diperkirakan masuk dari Cina. Ajaran
Islam berkembang di Cina pada masa Dinasti Tang (618-905 M), dibawa oleh
panglima muslim dari kekhalifahan di Madinah semasa era Khalifah Ustman
bin Affan, yakni Saad bin Abi Waqqash. Dalam buku Islam in China
menyebut relasi pertama antara orang-orang Islam dari Arab dengan bangsa
Cina terjadi pada 713 M. Diyakini bahwa Islam memasuki Nusantara
bersamaan migrasi orang-orang Cina ke Asia Tenggara. Mereka dan
memasuki wilayah Sumatera bagian selatan Palembang pada 879 atau abad
ke-9 M. Bukti lain adalah banyak pendakwah Islam keturunan Cina yang
punya pengaruh besar di Kesultanan Demak.
2. Teori Kedua
3. Teori Ketiga
Teori ketiga, yakni Teori Arabia. Dalam teori ini disebutkan, bahwa Islam
yang masuk ke Indonesia datang langsung dari Makkah atau
Madinah.Waktu kedatangannya pada awal abad ke-7. Islam sudah mulai
ekspidesinya ke Nusantara ketika sahabat Abu Bakar, Umar bin Khattab,
Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalibmemegang kendali sebagai Amirul
Mukminin.
1. Islam di Sumatra
Ada tiga kerajaan yang terkenal di Sumatra yang telah memposisikan Islam
sebagai agama dan kekuatan politik yang mewarnai corak budayanya, yaitu
Perlak, Pasai, dan Aceh. Pada abad ke-8, Sumatra terbagi dalam delapan
kerajaan besar yang semuanya menyembah berhala, kecuali satu kerajaan
yang berpegang pada Islam yaitu Kerajaan Perlak. Sistem pemerintahan
yang diterapkan oleh Kerajaan Perlak pada dasarnya mengikuti sistem
pemerintahan yang dilaksanakan oleh Daulah Abbasiyah, yaitu kepala
pemerintahan dipegang oleh sultan dengan dibantu oleh beberapa wazir.
2. Islam di Jawa
Pada awal abad ke 16, Islam masuk ke Kalimantan Selatan, yaitu dikerajaan
Daha (Banjar) yang beragama Hindu. Berkat bantuan Sultan Demak dan
rakyatnya masuk Islam sehingga berdirilah kerajaan Islam Banjar. Pada
abad ke-10 dan ke-11 di maluku sudah ramai oleh perniagaan rempah-
rempah, terutama cengkeh dan pala yang dilakukan oleh pedagang Arab
dan Persia. Dengan besarnya gelombang perdagangan muslim atas ajakan
Datuk Maulana Husain, para raja di ternate menerima Islam
sebagaiagamanya. Di Sulawesi, Raja Gowa-tallo memeluk Islam atas ajakan
DatukRianang yang diberi gelar Sultan Aluddin.
Kelompok 12
Peradaban Islam Indonesia Pasca Kemerdekaan
1. Sarekat Islam
2. Muhammadiyah
3. Persatuan Islam (Persis)
4. Nahdlatul Ulama (NU)
5. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Kelompok 14
1. Bancakan
Bancakan dikenal sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan sebagai
pencipta dengan membagi-bagiakan makanan kepada orang lain.
2. Barzanjian
Istilah ini merujuk pada kegiatan pembacaan maulid Nabi dengan
menggunakan kitab seperti barzanji, diba',simmtuddurar, atau kitab berisi
pujian kepada Nabi Saw.
3. Ela-Ela
Ela-ela adalah festival rutin tahunan yang diselenggarakan untuk
memeriahakan dan menyemarakan Malam Lailatu Qodar pada 27
Ramadahan di Ternate.
4. Halal Bihalal
Halal bihalal dilakukan di bulan syawal berupa acara saling bermaaf-
maafan.
5. Kenduri
Kenduri adalah perjamuan makan untuk memperingati peristiwa, meminta
berkat, dsb. Kenduri biasa bisebut selametan.
6. Kupatan
Kupatan dilaksanakan pada hari ke 8 bulan syawal dengan berdoa bersama
kemudian menyantap ketupat dan opor ayam atau sayur.
7. Tahlilan
Kupatan dilaksanakan pada hari ke 8 bulan syawal dengan berdoa bersama
kemudian menyantap ketupat dan opor ayam atau sayur.
8. Sedekah Bumi
Upacara tradisi yang dilakukan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan
karena hasil bumi yang melimpah.
Keutuhan NKRI
Wasapada Disintegrasi
Islam nusantara harapan besar akan terwujud kembali Indonesia yang
harmonis dan berdikari. Selama ini, kampanye NKRI selalu diganggu oleh
gerakan radikal. Saat ini paham radikalisme sedang marak-maraknya. Gerakan
radikal lahir dan marak akibat pemahaman yang terlalu kaku dalam beragama,
politik dan berdiplomasi. Dibalik gerakan ini timbul kekhawatiran, yakni
dibencinya islam oleh masyarakat dunia. Oleh sebab itu perlu diluruskan
bahwa yang dimusuhi adalah pengikut islam radikal bukan islamnya.
Indonesia Damai
Nilai agama dan nilai Pancasila diajarkan secara berimbang agar tidak
ada salah dalam menerjemahkan hidup berbangsa dengan penuh kedamaian
dan kerukunan itulah ajaran agama yang diajarkan. Agama bukan sebagai
Lembaga yang melegtimasi kekerasan dan perpecahan. Justru agama hadir
sebagai respon masyarakat untuk menumbuh kembangkan akhlak mulia dan
persatuan bangsa. Sesuai pesan Nabi Muhammad SAW : “innama buitsu li
utammima makarimal akhlaq”, Bahwa beliau tidaklah diutus ke bumi, selain
untuk menyempurnakan akhlak manusia.
• Tu-ngkub (punden)
• Tu-nda (punden berundak)
• Pemujaan terhadap To (ruh penjaga) di Tu-k (mata air), Tu-ban (air
terjun), dan Tu
-rumbukan (pohon beringin)
• Pemujaan daya sakti Tu di wa-Tu (batu), Tu-gu, Tu-nggul (panji-
panji), dan Tu-lang
• Pemujaan serta penyembahan kepada Sanghyang Taya di Tu-tuk
(lubang) yang
terdapat di dalam sanggar
yang berjalin-berkelindan dengan pengaruh budaya Hindu-Buddha dan
tradisi keagamaan muslim Champa. Melalui prinsip dakwah yang digunakan oleh
para ulama hingga peneliti yaitu “al-muhâfazhah ‘alal qadîmish shâlih wal akhdu
bil jadîdil aslah”, unsur-unsur budaya lokal yang beragam dan dianggap sesuai
dengan sendi-sendi tauhid, diserap ke dalam dakwah Islam.