Perusahaan memiliki sumber pembiayaan internal perusahaan dan sumber eksternal perusahaan. Berikut jenis sumber pembiayaan perusahaan. 1. Laba ditahan (Retained Earnings) Laba ditahan (Retained Earnings) merupakan hasil dari aumulasi laba setelah pajak sejak perusahaan didirikan hingga saat ini setelah dikurangi dengan dividen yang telah dibagikan kepada para pemegang saham. 2. Modal Modal merupakahan hasil dari setoran saham oleh Pemegang Saham di saat perusahaan didirikan maupun jika terdapat tambahan setoran saham yang dilakukan dengan perubahaan besarnya saham di suatu perusahaan. 3. Utang Utang merupakan sumber pembiayaan perusahaan yang berasal dari eksternal perusahaan. 4. Anjak Piutang (Factoring) Anjak Piutang (Factoring) merupakan transaksai yang biasa dilakukan perusahaan dengan melakukan penjualan piutang kepada pihak lain agar mendapatkan kas ataupun setara kas yang bisa digunakan sebagai sumber pembiayaan pada perusahaan. 5. Sewa Guna Usaha (Leasing) Sewa Guna Usaha (Leasing) merupakan suatu kontrak antara pemilik aktiva yang bisa disebut dengan lessor dengan pihak lain yang mampu memanfaatkan aktiva tersebut dengan sebutan lesse dalam jangka waktu tertentu. 2. Apa saja yang harus diperhatikan untuk setiap sumber pembiayaan terkait dengan perpajakan? Terdapat uraian mengenai dampak dari pembiayaan melalui internal dan eksternal. Berikut tiga bentuk dari pembiayaan eksternal dari pendanaan melalui modal dan utang. 1. Dampak dari Menahan Laba (Pendanaan Internal) Metode pendanaan internal ini tidak cukup praktis ketika suatu perusahaan baru memulai bisnis karena setiap terdapat aliran arus kas positif atas kegiatan operasi akan dipakai untuk membiayai perutmbuhan perusahaan. 2. Dampak dari pendanaan melalui modal (equity financing) dan distribusi laba (distributing dividend) Pendanaan bentuk modal dilakukan oleh perusahana melalui penjualan kepemilikan saham biasa perusahaan tersebut. 3. Dampak dari pendanaan melalui utang (debt financing) terutama oleh pemegang sahamnya Pendanaan dalam bentuk utang dapat berupa pinjaman jangka pendek atau jangka panjang. 3. Menurut anda pembiayaan seperti apa yang mengutungkan secara perpajakan? Berikan alasan beserta perhitungannya
PT. Arcayada melakukan operating lease untuk mesin produksi dari
CV.Indah Raya selama setahun. Manfaat mesin tersebut adalah 3 tahun
dengan nilai sewa sebesar Rp. 30.000.000 per tahunnya. Perhitungan pajak
leasing untuk transaksi ini adalah sebagai berikut :
Utang PPh 23 untuk PT. Aryacada ialah 2 % x Rp. 30.000.000 = Rp.
600.000
Beban sewa mesin tersebut yakni sebesar Rp.2.500.000 per bulan
a. Jurnal yang digunakan oleh PT. Arcayada untuk mencatat transaksi
diatas adalah sebagai berikut :
Beban Sewa Rp. 2.500.000
Sewa Dibayar Dimuka Rp. 27.500.000
Kas Rp. 29.400.000
Utang PPh 23 Rp. 600.000
b. Ketika PT. Arcayada membayar tanggungan utang PPh 23 maka
jurnalnya adalah sebagai berikut :
Utang PPh 23 Rp. 600.000
Kas Rp. 600.000
c. Sementara jurnal yang dibuat oleh CV.Indah Raya saat menerima
pembayaran sewa adalah sebagai berikut :
Kas Rp. 29.400.000
PPh Pasal 23 dibayar dimuka Rp. 600.000
Pendapatan sewa Rp. 2.500.000
Pendapatan sewa dibayar dimuka Rp. 27.500.000
d. Pada saat penyusutan dari mesin tersebut telah mencapai satu tahun
maka ayat jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut :
Beban penyusutan-leased asset Rp. 30.000.000
Akumulasi beban penyusutan Rp. 30.000.000
Menurut saya jenis pembiayaan yang paling menguntungkan secara
perpajakan yaitu sewa guna usaha (leasing). Referensi : Subekti, Wibowo. (2022), Sumber Pendanaan Perusahaan. Wibowopajak.com Mardiasmo. (2015), Manajemen Perpajakan. Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia