Viona - Resume TM 3 Model Wenkam Dan Model Teori Alur
Viona - Resume TM 3 Model Wenkam Dan Model Teori Alur
Dosen Pengampu:
Sri Hapsari SP., S. Gz, M. Gizi
Disusun oleh :
Viona Rindiantika
192101108
Semester 5
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga makalah mata
kuliah dengan materi “Model Hubungan Antar Beragam Faktor
Ekologi,Sosial, dan Budaya (Model Wenkam dan Model Teori Alur)”
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dan disusun dalam rangka memenuhi tugas dan
tanggung jawab penulis kepada dosen pengampu mata kuliah.
Akhirnya, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan
taufik serta hidayah-Nya kepada kita semua, dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin.
Malang, 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan ...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Model Wenkam ............................................................................................2
2.2 Model Teori Alur...........................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui model wenkam.
2. Untuk mengetahui model teori alur.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Model Wenkam
Menurut Tan yang dikutip oleh Zahrulianingdyah, Sus Widayani,
Rodiyah dan Intan Zainafree (2009), pola konsumsi pangan sangat
dipengaruhi oleh adat istiadat setempat, termasuk dalamnya pengetahuan
mengenai pangan, sikap terhadap pangan dan kebiasaan makan sehari-sehari.
Konsep dasar dalam pendekatan untuk mengetahui pola pangan suatu
masyarakat yang dikemukakan oleh Sanjur Diva yang dikutip oleh Suhardjo
(1989:24) ada empat model yaitu :
1. Model Multidimensional, menggambarkan bahwa kebiasaan makan adalah
fungsi dari konsumsi pangan, preferensi pangan, ideologi dan sosial
budaya.
2. Children’s food consumtion behavior model, didasarkan pada pengaruh
dua macam lingkungan utama, yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan
sekolah terhadap perilaku konsumsi anak-anak.
3. Model Welkam, menekankan pengaruh faktor ekologi terhadap kebiasaan
makan khususnya faktor fisik dan budaya yang tersedia.
4. Lewin’s motivational model, menjelaskan mengenai kebiasaan makan
sebagai unsur pemuasan kebutuhan sosial.
2
Model Wenkam yang menjelaskan konsep terbentuknya kebiasaan makan.
Menurutnya ada 3 faktor yang mempengaruhi yaitu fisik, budaya, dan
lingkungan ekonomi.
a. Fisik; Beberapa hal yang mempengaruhi faktor fisik yaitu produksi
pangan, pengawetan pangan, distribusi pangan, persiapan proses
pengolahan pangan, dan budaya material.
b. Budaya; Faktor budaya berkaitan dengan status social, status fisik,
peranan upacara, etika, makanan, dan pembagian kerja.
c. Lingkungan ekonomi; Kondisi lingkungan ekonomi juga berpengaruh
besar terhadap kebiasaan makan, karena faktor ekonomi berkaitan
dengan kemudahan akses pangan dalam rumah tangga.
3
2.2 Model Teori Alur = Lewin’s Motivational Model = Chanel Theory =
Teori Saluran
Lewin’s motivational model (chanel theory= teori alur=teori
saluran), menjelaskan mengenai kebiasaan makan sebagai unsur pemuasan
kebutuhan sosial. Lewin menggunakan pendekatan dengan teori alur yaitu
nilai dasar yang menentukan masuknya makanan ke dalam suatu rumah
tangga adalah rasa, nilai sosial, manfaat bagi kesehatan dan harga.
Asumsi pertama
Semua pangan yang dikonsumsi bergerak selangkah demi selangkah
melalui alur, yang sifat dan jumlahnya bervariasi antar budaya. Setiap alur
diawasi seseorang yang disebut sebagai gatekeepers
4
Asumsi kedua
Terdapat beragam kekuatan yang menggerakkan pangan dalam alur,
dan ada juga kekuatan yang menghadang masuknya pangan dalam alur.
Kekuatan yang dapat mendorong dan menghadang atau 4 faktor/nilai yang
menentukan pilihan pangan adalah rasa, nilai sosial, manfaat bagi
kesehatan dan harga.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Model Welkam, menekankan pengaruh faktor ekologi terhadap
kebiasaan makan khususnya faktor fisik dan budaya yang tersedia.
Wenkam (dalam Suhardjo, 1989) menemukan sebuah model mengenai
berbagai macam faktor yang berpengaruh terhadap kebiasaan makan, yaitu
faktor ketersediaan fisik dan budaya yang meliputi produksi, pengawetan,
distribusi, persiapan, peralatan, status sosial, peranan sosial/upacara, etika
dan pembagian tugas. Contohnya Kebiasaan makan masyarakat yang
terkait dengan ketersediaan fisik dan budaya dari pangan, seperti model
rancangan Wenkam dalam Suharjo, 1989. dikatakan bahwa orang tidak
mungkin mengkonsumsi sesuatu bahan makanan, bila bahan makanan
tersebut tidak ditemui di daerah tersebut. Sementara pangan dapat
dianggap enak, berbahaya, tidak disukai, berharga, dan sebagainya karena
nilai budaya. Model ini berdasarkan sudut pandang ketersediaan pangan,
yang tergantung pada : faktor obyektif (pengaruh fisik alam, biologi,
ipteks) dan faktor subyektif (keadaan budaya, sosial, psikologi).
Lewin’s motivational model (chanel theory= teori alur=teori
saluran), menjelaskan mengenai kebiasaan makan sebagai unsur pemuasan
kebutuhan sosial. Lewin menggunakan pendekatan dengan teori alur yaitu
nilai dasar yang menentukan masuknya makanan ke dalam suatu rumah
tangga adalah rasa, nilai sosial, manfaat bagi kesehatan dan harga.
3.2 Saran
Saran dari para pembaca sangat diharapkan oleh penyusun makalah
sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi dan
dapat lebih bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.
6
DAFTAR PUSTAKA