Diantara kiat – kiat dalam membentuk rumah tangga yang sholihah: adalah tarbiyah (pendidikan)
pada anak-anak. Dan ini menjadi satu rukun yang paling penting, adalah pendidikan.
Pendidikan berbeda dengan pengajaran, pengajaran bersifat mengajarkan materi-materi.
Sedangkan tarbiyah (pendidikan), mendidik dalam hal ini pembentukan karakter, dan hal utama dari
tarbiyah adalah suluk, dan akhlaqnya.
Tarbiyah (pendidikan) bahkan menjadi tolok ukur terhadap baik/buruknya alam sekitar, dimulakan
dari tarbiyah orangtua kepada anak-anak.
Bagaimana Tarbiyah itu?
Habibana Umar bin Hafidz mengatakan : “At tarbiyah Mandzurun Rabbanii” (Pendidikan itu tentang
pandangan bagaimana menjadikan anak kita menjadi generasi seperti Nabi Muhammad ﷺ,
berakhlak seperti akhlak para saadah baalawy, seperti para masyayikh-masyayikh, orang orang
sholeh)
Dan membentengi aqidah anak anak kita pada kehidupan sehari-hari dengan aqidah Ahlussunnah
Wal Jama’ah, dan jangan sampai terkontaminasi dengan aliran-aliran selain aliran Ahlusunnah.
Maka islam sebagai agama yang paling komplit mengajarkan, pertama kali dalam mentarbiyah
anaknya adalah
Maka jangan mencari sumber tarbiyah dari selain tarbiyah agama dan salaf kita, kita melihat
bagaimana Al Ustadz Umar Ba’araja mengarang kitab “Al Akhlaq Lil Banin” , “Al Akhlaq Lil Banat”.
Jangan dulu muluk menjadik an anak anak wali/alim tetapi cita – cita pertama kita untuk anak-anak
kita adalah agar menjadi anak-anak yang sholeh sholihah, istiqamah dalam kebaikan. Sehingga ketika
kelak besar, anak-anak akan berprofesi masing-masing dengan keadaan yg shalih.
Marhalah Tamyiz , Ketika anak-anak sudah Tamyiz, sudah lebih besar maka:
Ketika anak sudah mulai bisa berbicara, maka arahkan kepada anak itu untuk mengucap kalimat
“Allah, Rosulullah, Sayyidina Muhammad bin Abdillah..”
Kemudian ajarkan adab keseharian, semisal adab makan dengan tangan kanan, memulai dengan
bismillah, selesai dengan hamdalah.
Kecuali kalau tangan kanan anak itu kotor, boleh dengan cara memegang dengan tangan kiri dan
tangan kanan tetap berperan untuk mendorong botol/gelas yang digunakan untuk minum.
Dan ajarkan untuk mendahulukan kepada anak-anak yang lebih tua.
Tarbiyahkan kepada anak-anak kita dirumah, ketika makan dalam posisi duduk. Demikian abahnya
kalau makan juga dalam posisi duduk.
Bentengi sejak kecil anak anak kita itu dengan mengenalkan tentang orang sholeh.
Ketika makan bersama, ditengah-tengah makan diusahakan sambil ceritakan kisah orang-orang
sholeh. Cerita perihal kehidupan orang Rosulullah ﷺ, para sahabat, cerita kehidupan orang-
orang sholeh.
Jangan alergi dengan karomah, meskipun cara menceritakannya dengan bertahap. Sebab dizaman
sekarang ini banyak orang-orang yg alergi terhadap karomah bahkan sampai memandang Rosulullah
ﷺsebagai manusia biasa-biasa saja, sebab mereka tidak mengenal mukjizatunnabi.
Saat menyebut nama-nama mereka (orang sholeh) ajarkan anak anak kita dengan sebutan yang
mulia (Sayyidina, Syaikhuna, rahimahullahu ta’ala, dll..) sehingga anak-anak menjadikan orang-orang
sholeh itu sebagai idola.
Ajarkan juga adab dalam memanggil orang tua dengan panggilan – panggilan yang baik dan sopan.
Kelak anak-anak itu akan menjadi anak-anak yang romantis, kepada abah ibuknya, kepada
pasangannya.
Jangan membanding – bandingkan satu anak dengan saudara lainnya.
Jangan suka mengancam, tetapi gunakan bahasa-bahasa cinta.
Jangan pernah mengatakan “jangan” pada anak. Atau paling tidak dikurangi. Sebab kata “jangan” itu
akan mengendorkan, mempersempit perkembangan anak. Bisa dengan kalimat lainnya (semisal:
adek lebih baik begini., sebaiknya begitu…dsb) atau mengalihkan kepada aktifitas yang lebih baik.
Marhalah Madrasah (seusia sekolah)
Abah ibunya, ketika anak-anak pulang dari sekolah jangan dulu langsung ditanya masalah-masalah di
sekolah, tetapi tunggu dulu semisal 2 jam kemudian.
Bisa menanyakan pelajaran-pelajarannya, bagaimana gurunya.
Habibana Umar bin Hafidz mengatakan, bahwa : Ayah ibu yang paling buruk adalah, mereka yang
menuangkan kepada anak-anak mereka racun, dan menjauhkannya dari sunnah-sunnah Nabi.
Tanya Jawab