Anda di halaman 1dari 3

Daurah Parenting “Anakku Permata Hatiku”

Rabithah Alawiyah (Surabaya)


Ahad 19 Februari 2023 Gedung R. Moeljadi, Surabaya

Pemateri: Habib Alwi bin Ali Al Habsy (Solo)


Moderator: Habib Muhammad bin Anies Shahab (Malang)

Diantara kiat – kiat dalam membentuk rumah tangga yang sholihah: adalah tarbiyah (pendidikan)
pada anak-anak. Dan ini menjadi satu rukun yang paling penting, adalah pendidikan.
Pendidikan berbeda dengan pengajaran, pengajaran bersifat mengajarkan materi-materi.
Sedangkan tarbiyah (pendidikan), mendidik dalam hal ini pembentukan karakter, dan hal utama dari
tarbiyah adalah suluk, dan akhlaqnya.
Tarbiyah (pendidikan) bahkan menjadi tolok ukur terhadap baik/buruknya alam sekitar, dimulakan
dari tarbiyah orangtua kepada anak-anak.
Bagaimana Tarbiyah itu?
Habibana Umar bin Hafidz mengatakan : “At tarbiyah Mandzurun Rabbanii” (Pendidikan itu tentang
pandangan bagaimana menjadikan anak kita menjadi generasi seperti Nabi Muhammad ‫ﷺ‬,
berakhlak seperti akhlak para saadah baalawy, seperti para masyayikh-masyayikh, orang orang
sholeh)
Dan membentengi aqidah anak anak kita pada kehidupan sehari-hari dengan aqidah Ahlussunnah
Wal Jama’ah, dan jangan sampai terkontaminasi dengan aliran-aliran selain aliran Ahlusunnah.
Maka islam sebagai agama yang paling komplit mengajarkan, pertama kali dalam mentarbiyah
anaknya adalah
Maka jangan mencari sumber tarbiyah dari selain tarbiyah agama dan salaf kita, kita melihat
bagaimana Al Ustadz Umar Ba’araja mengarang kitab “Al Akhlaq Lil Banin” , “Al Akhlaq Lil Banat”.

Hal – hal yang perlu dilakukan dalam tarbiyah:


Ketika baru lahir/masih kecil, maka:
1. Pertama : Mengadzani dan iqamah
Dalam islam diajarkan bahwa pertama kali yg dilakukan oleh orangtua kepada anaknya yang baru
lahir adalah adzan pada telinga kanan dan iqamah di telinga kiri.
2. Memberi Nama yang Baik
Kemudian memberikan nama-nama yang baik, semisal mencontoh nama-nama para Nabi, yang
perempuan juga bisa meniru seperti nama para ummatil mukminin misalnya, Fatimah, Khodijah,
Anisa... dsb.
Silakan misal mau ditambah dengan nama-nama jawa, boleh saja yang penting ada nama yang baik.
Dan dalam hadist disebutkan bahwa: “Kelak kalian di hari kiamat akan dipanggil nama-nama kalian
dan juga nama ayah kalian (Fulan Bin Fulan)”. Maka perbaikilah nama-nama kalian dengan nama
yang baik.
Lebih baik diberi nama seperti nama-nama para Nabi, sebab dalam hadist disebutkan kelak yang
pertama kali dibangkitkan dari kubur setelah Rosulullah ‫ ﷺ‬adalah orang-orang yang namanya
seperti nama para Nabi (semisal Daud, Musa, Isa, Adam, Yahya dan paling afdhol adalah
Muhammad..dsb). Bisa juga dengan nama-nama orang-orang sholeh, semisal Abdulqadir Jailani,
Abdullah.
3. Tahnik
Tahnik menjadi imunisasi ala Nabi ‫ﷺ‬.
Yaitu, dengan kurma/sesuatu yang manis, dimasukkan kedalam mulut orangtua kemudian menyuapi
kepada anaknya, dengan menggoyangkan kepada anaknya sembari membaca dzikir dan berdoa.
Kemudian juga meminta untuk mentahnik kepada orang-orang sholeh dan juga meminta orang
sholeh untuk memandang anak kita, dan (diupayakan) anak kita pun juga memandang orang sholeh
tersebut.
Sebab, pandangan itu penting.
Habib Abu Bakr Assegaf (Gresik) mengatakan: Tarbiyatuna bin Nadzrah, pendidikan kita itu dengan
melihat
Dan diantara tarbiyah pertama dari Rosulullah ‫ ﷺ‬adalah dengan melihat, sebagaimana dalam
dawuh beliau ‫ﷺ‬: “Sholluu kamaa roaitumuunii Ushollii”. (Sholatlah kamu sebagaimana engkau
melihat bagaimana aku sholat).

Jangan dulu muluk menjadik an anak anak wali/alim tetapi cita – cita pertama kita untuk anak-anak
kita adalah agar menjadi anak-anak yang sholeh sholihah, istiqamah dalam kebaikan. Sehingga ketika
kelak besar, anak-anak akan berprofesi masing-masing dengan keadaan yg shalih.

Marhalah Tamyiz , Ketika anak-anak sudah Tamyiz, sudah lebih besar maka:
Ketika anak sudah mulai bisa berbicara, maka arahkan kepada anak itu untuk mengucap kalimat
“Allah, Rosulullah, Sayyidina Muhammad bin Abdillah..”
Kemudian ajarkan adab keseharian, semisal adab makan dengan tangan kanan, memulai dengan
bismillah, selesai dengan hamdalah.
Kecuali kalau tangan kanan anak itu kotor, boleh dengan cara memegang dengan tangan kiri dan
tangan kanan tetap berperan untuk mendorong botol/gelas yang digunakan untuk minum.
Dan ajarkan untuk mendahulukan kepada anak-anak yang lebih tua.
Tarbiyahkan kepada anak-anak kita dirumah, ketika makan dalam posisi duduk. Demikian abahnya
kalau makan juga dalam posisi duduk.
Bentengi sejak kecil anak anak kita itu dengan mengenalkan tentang orang sholeh.
Ketika makan bersama, ditengah-tengah makan diusahakan sambil ceritakan kisah orang-orang
sholeh. Cerita perihal kehidupan orang Rosulullah ‫ﷺ‬, para sahabat, cerita kehidupan orang-
orang sholeh.
Jangan alergi dengan karomah, meskipun cara menceritakannya dengan bertahap. Sebab dizaman
sekarang ini banyak orang-orang yg alergi terhadap karomah bahkan sampai memandang Rosulullah
‫ ﷺ‬sebagai manusia biasa-biasa saja, sebab mereka tidak mengenal mukjizatunnabi.
Saat menyebut nama-nama mereka (orang sholeh) ajarkan anak anak kita dengan sebutan yang
mulia (Sayyidina, Syaikhuna, rahimahullahu ta’ala, dll..) sehingga anak-anak menjadikan orang-orang
sholeh itu sebagai idola.
Ajarkan juga adab dalam memanggil orang tua dengan panggilan – panggilan yang baik dan sopan.
Kelak anak-anak itu akan menjadi anak-anak yang romantis, kepada abah ibuknya, kepada
pasangannya.
Jangan membanding – bandingkan satu anak dengan saudara lainnya.
Jangan suka mengancam, tetapi gunakan bahasa-bahasa cinta.
Jangan pernah mengatakan “jangan” pada anak. Atau paling tidak dikurangi. Sebab kata “jangan” itu
akan mengendorkan, mempersempit perkembangan anak. Bisa dengan kalimat lainnya (semisal:
adek lebih baik begini., sebaiknya begitu…dsb) atau mengalihkan kepada aktifitas yang lebih baik.
Marhalah Madrasah (seusia sekolah)
Abah ibunya, ketika anak-anak pulang dari sekolah jangan dulu langsung ditanya masalah-masalah di
sekolah, tetapi tunggu dulu semisal 2 jam kemudian.
Bisa menanyakan pelajaran-pelajarannya, bagaimana gurunya.
Habibana Umar bin Hafidz mengatakan, bahwa : Ayah ibu yang paling buruk adalah, mereka yang
menuangkan kepada anak-anak mereka racun, dan menjauhkannya dari sunnah-sunnah Nabi.

Tanya Jawab

Anda mungkin juga menyukai