Anda di halaman 1dari 20

M.

Naufal Farras
140310190065

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain
yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi itu. Bila suatu suatu sumber bunyi bergetar di atas mulut tabung
resonansi, pada panjang kolom udara tertentu dapat didengar dengung sangat
keras, ini berarti terjadi resonansi bunyi. Saat itu dalam tabung resonansi terjadi
gelombang longitudinal stasioner. Pada permukaan air terdapat simpul gelombang
dan pada mulut tabung terdapat perut gelombang. Resonansi juga dipahami untuk
mengukur kecepatan perambatan bunyi di udara.

Pada ini menggunakan tabung resosnansi untuk mengamati resonansi bunyi yang
terjadi dan akan diukur oleh sound level meter lalu mencari cepat rambat bunyi
dan frekuensi resonansinya. Lalu diperlukan beberapa data untuk mengetahi cepat
rambat dan frekuensi, diantaranya panjang pipa(L) dengan tiga frekuensi(f) yang
berbeda yaitu 200Hz,300Hz, dan 400Hz

1.2 Tujuan Percobaan

1. Memahami peristiwa resonansi, gelombang suara.


2. Menentukan gelombang suara.
3. Menentukan frekuensi resonansi.

2
M.Naufal Farras
140310190065

BAB II

METODE PERCOBAAN

2.1 Alat dan Fungsi

1. Tabung resonansi berskala


Untuk mengamati resonansi bunyi yang terjadi
2. Audio generator
Digunakan untuk membangkitkan sinyal
3. Sound level meter
Untuk mengukur tingkat kebisingan
4. Kabel penghubung
Menghubunggkan listrik
5. Jangka sorong
Mengukur panjang dengan ketelitian 0,01 cm

2.2 Prosedur

2.2.1 Mengukur Kuat Arus


1. Disusun rangkaian seperti gambar 1a.
2. Sebelum dihubungkan dengan sumber tegangan (power supply)
diatur Rbox di 50 ohm,dan diatur miliamperemeter pada skala
maksimum.
3. Diatur power supply pada posisi minimal.
4. Dicatat kedudukan miliamperemeter.
5. Diulangi percobaan diatas untuk setiap perubahan Rbox yang
berbeda.
6. Disusun rangkaian seperti gambar 1b.
7. Sebelum dihubungkan dengan sumber tegangan diatur Rbox
dan miliamperemeter.
8. Diatur posisi sumber tegangan.
9. Dicatat kedudukan miliamperemeter.

3
M.Naufal Farras
140310190065

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Pengolahan Data Data Percobaan

3.1 Data Perobaan


3.1.1. Panjang pipa dengan frekuensi 200Hz
Tabel 1.1 Pengukuran kuat arus (gambar 1-a)

n ⅀ l2 Rata rata
0 0.09 m 0,09 m 0,09 m

0,182m 0,182 m 0,03 m

2 0,23 m 0,3 m 0,03 m

3 0,1 m 0,15 m 0,03 m

3.1.2. Pengukuran Kuat Arus


Tabel 1.2 Pengukuran kuat arus (gambar 1-b)

Rbox±∆Rbo
Rtetap±∆Rtetap Ibox±∆Ibox
No x
(Ω) (A)
(Ω)

1 10±0.5 82±0.5 0.00006±0.0015

2 30±0.5 0.00007±0.0015

3 50±0.5 0.00005±0.0015

4 70±0.5 0.00006±0.0015

4
M.Naufal Farras
140310190065

5 90±0.5 0.00006±0.0015

3.1.3. Pengukuran Beda Potensial


Tabel 1.3 Pengukuran beda potensial

No Rbox ± ∆ R I±∆ I V box ± ∆ V


(Ohm) (Ampere) (Volt)

1 870 ± 0,5 0,00004 ± 0,015 0,008 ± 0,0015

2 470 ± 0,5 0,00005 ± 0,015 0,007 ± 0,0015

3 270 ± 0,5 0,00006± 0,015 0,006 ± 0,0015

4 150 ± 0,5 0,00007 ± 0,015 0,006 ± 0,0015

5 120 ± 0,5 0,000006 ± 0,015 0,004 ± 0,0015

3.1.4. Pengukuran Tahanan Dalam Miliamperemeter


Tabel 1.4 Pengukuran tahanan dalam dari sebuah
miliamperemeter
No It±∆It Rbox±∆Rbox Ia±∆Ia

(A) (Ω) (A)

1 20±0,5 0,66 ±0,0015

2 40±0,5 0,54 ± 0,0015

3 0,84±0,0015 60±0,5 0,45 ± 0,0015

4 80±0,5 0,39 ± 0,0015

5 100±0,5 0,36 ± 0,0015

3.1.5. Pengukuran Tahanan Dalam Milivoltmeter


Tabel 1.5 Pengukuran tahanan dalam dari voltmeter

5
M.Naufal Farras
140310190065

Rbox±∆Rbox Vt ±∆Vt Va±∆Va

10±0.5 0.076±0.001 0.072±0.001

50±0.5 0.076±0.001 0.071±0.001

90±0.5 0.076±0.001 0.07±0.001

130±0.5 0.076±0.001 0.064±0.001

170±0.5 0.076±0.001 0.063±0.001

3.2 Pengolahan Data


3.2.1. Tegangan Setiap Perubahan Hambatan (Pengukuran Kuat Arus)
Rbox±∆Rbox I±∆I Vbox±Vbox
No
(v)
(Ω) (A)

1 1100±0.5 0.00006±0.0015 0,066±16,5

2 900±0.5 0.00003±0.0015 0,027±13,5

3 700±0.5 0.00006±0.0015 0,042±10,5

4 500±0.5 0.00006±0.0015 0,03±7,5

5 300±0.5 0.00003±0.0015 0,009±4,5

Hitung tegangan setiap perubahan hambatan dengan rumus:

V box =I box ∙ Rbox

V box 1=0,066

V box 2=0,027

V box 3=0,042

V box 4=0 , 03

6
M.Naufal Farras
140310190065

V box 5=0,009

Hitung simpagannya dengan rumus:

∆ V box=
[| | | |]
∆ I box ∆ R box
I box
+
R box
∙V box

|[ 0,00006
∆ V box 1=
0,015
|+|1100
0,5
|] ∙ 0,066
∆ V box 1=16 , 5

∆ V box 2=
[| 0,015
+| | |]
0,5
0,00003 900
∙ 0,027

∆ V box 2=13 ,5

∆ V box 3=
[| 0,015
+| | |]
0,5
0,00006 700
∙ 0,042

∆ V box 3=10 , 5

∆ V box 4= |[ 0,00006
0,015
|+|0500, 5|] ∙ 0 ,03
∆ V box 4=7 , 5

∆ V box 5=
[| 0,015
+| | |]
0,5
0,00003 300
∙ 0,009

∆ V box 5=4 ,5

Nilai tegangan rata-rata

7
M.Naufal Farras
140310190065

V box =
∑ V box
N

0,174
V box =
5

V box =0 , 04

Nilai V

∆ V box=
√ ∑ (V box −V box )2
N (N −1)

∆ V box=
√ 0,0007
5 (5−1)

∆ V box=0,006

Didapat:

0,04±0,006 V

Grafik Vbox terhadap Rbox


Grafik 1.1 Grafik Vbox terhadap Rbox (gambar 1-a)

Grafik V box terhadap R box


0.07
0.06
0.05 f(x) = 0.0000555 x − 0.00405
R² = 0.69421906693712
0.04
Series2
V box

0.03
Linear (Series2)
0.02
0.01
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120

Rbox

8
M.Naufal Farras
140310190065

Tabel 1.2 Pengukuran kuat arus (gambar 1-b)

Rtetap±∆Rteta Vbox±Vbox
Rbox±∆Rbox Ibox±∆Ibox
No p (V)
(Ω) (A)
(Ω)

1 10±0.5 0.00006±0.0015 0,0006 ±0,15

2 30±0.5 0.00007±0.0015 0,0021 ±0,45

3 50±0.5 82±0.5 0.00005±0.0015 0,0025 ±0,75

4 70±0.5 0.00006±0.0015 0,0042 ±1,05

5 90±0.5 0.00006±0.0015 0,0054 ±1,35

Hitung tegangan setiap perubahan hambatan dengan rumus:

V box =I box ∙ Rbox

V box 1=0,00006

V box 2=0,0021

V box 3=0,0025

V box 4=0,0042

V box 5=0,0054

Hitung simpagannya dengan rumus:

∆ V box=
[| | | |]
∆ I box ∆ R box
I box
+
R box
∙V box

∆ V box 1=
[| 0,015
0,00006
+ | | |]
0,5
10
∙0,0006

∆ V box 1=0 , 15

9
M.Naufal Farras
140310190065

|[ 0,00007
∆ V box 2=
0,015
|+|030, 5|] ∙0,0021
∆ V box 2=0 , 45

∆ V box 3=
[| 0,015
0,00005
+
50| | |]
0,5
∙0,0025

∆ V box 3=0 , 75

∆ V box 4=
[| 0,015
0,00006
+
70| | |]
0,5
∙0,0042

∆ V box 4=1 ,05

∆ V box 5= |[ 0,00006
0,015
|+|090, 5|] ∙ 0,0054
∆ V box 5=1 ,35

Nilai tegangan rata-rata

V box =
∑ V box
N

0,0148
V box =
5

V box =0,003

Nilai V

∆ V box=
√ ∑ (V box −V box )2
N (N −1)

∆ V box=
√ 0,00000004
5(5−1)

∆ V box=0,0004

10
M.Naufal Farras
140310190065

Didapat:

0,003±0,0004 V

Grafik 1.2 Grafik Vbox terhadap Rbox (gambar 1-b)

Grafik Vbox terhadap Rbox


0.006

0.005 f(x) = 0.0000585 x + 0.0000349999999999999


R² = 0.976948330002855
0.004

0.003 Series2
Vbox

Linear (Series2)
0.002

0.001

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Rbox

3.2.2. Kuat Arus Setiap Perubahan Hambatan (Pengukuran Tegangan)


No Rbox ± ∆ R I±∆ I V box ± ∆ V Ibox ± Ibox
(Ohm) (Ampere) (Volt)

1 870 ± 0,5 0,00004 ± 0,015 0,008 ± 0,0015 0,000009 ±

2 470 ± 0,5 0,00005 ± 0,015 0,007 ± 0,0015 0,00005 ±

3 270 ± 0,5 0,00006± 0,015 0,006 ± 0,0015 0,00002 ±

4 150 ± 0,5 0,00007 ± 0,015 0,006 ± 0,0015 0,00004 ±

5 120 ± 0,5 0,000006 ± 0,004 ± 0,0015


0,015 0,00003 ±

Cari besar Ibox dengan rumus:


Vbox
Ibox=
Rbox

11
M.Naufal Farras
140310190065

Ibox 1=0,000009
Ibox 2=0,00005
Ibox 3=0,00002
Ibox 4=0,00004
Ibox 5=0,00003
Cari masing-masing simpangan dengan

∆ Ibox = |[ ∆Vbox |+| R |] ∙ I


Vbox ∆ R box

box
box

∆ Ibox 1=
[| | | |]
1
+
0 ,5
0,008 870
∙ 0,000009

∆ Ibox 1=0,001

∆ Ibox 2= |[ 0,007
1
|+|0470, 5|] ∙ 0,00005
∆ Ibox 2=0,007

∆ Ibox 3= |[ 0,006
1
|+|0270, 5|] ∙0,00002
∆ Ibox 3=0,003

∆ Ibox 4=
[| | | |]
1
+
0 ,5
0,006 150
∙ 0,00004

∆ Ibox 4=0,006

∆ Ibox 5=
[| | | |]
1
+
0,5
0,004 120
∙0,00003

∆ Ibox 5=0,008

Cari rata-rata Ibox dengan rumus:

I box=
∑ V box
N

12
M.Naufal Farras
140310190065

0,000149
I box=
5

−6
I box=1 x 10

Cari rata-rata simpangan Ibox dengan rumus:

∆ I box =
√ ∑ (I box−I box )2
N (N −1)

∆ I box =
√ 1 x 10−12
5 (5−1)

∆ I box =2 ,24

Didapat ; 1 x 10−6 ± 2 ,24 A

3.2.3. Grafik Ibox terhadap Rbox


Grafik 1.3 Grafik Ibox terhadap Rbox

Grafik Ibox terhadap Rbox


0.00006
0.00005
0.00004
0.00003 f(x) = − 2.54622819920151E-08 x + 3.93738180289977E-05
Series2
R² = 0.237155420475207
Ibox

0.00002 Linear (Series2)

0.00001
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Rbox

3.2.4. Tahanan Dalam Miliamperemeter


a. Percobaan 1

13
M.Naufal Farras
140310190065

Ra =
( Ia )
I t−I a
Rbox

∆ R a=
[| | | | | |]
It ∙∆ Ia
I t −I a
+
∆ It
I t−I a
+
∆ Rbox
Rbox
∙ Ra

b. Percobaan 2

Ra =
( Ia )
I t−I a
Rbox

∆ R a=
[| | | | | |]
It ∙∆ Ia
I t −I a
+
∆ It
I t−I a
+
∆ Rbox
Rbox
∙ Ra

c. Percobaan 3

Ra =
( Ia )
I t−I a
Rbox

∆ R a=
[| | | | | |]
It ∙∆ Ia
I t −I a
+
∆ It
I t−I a
+
∆ Rbox
Rbox
∙ Ra

d. Percobaan 4

Ra =
( Ia )
I t−I a
Rbox

∆ R a=
[| | | | | |]
It ∙∆ Ia
I t −I a
+
∆ It
I t−I a
+
∆ Rbox
Rbox
∙ Ra

e. Percobaan 5

Ra =
( Ia )
I t−I a
Rbox

14
M.Naufal Farras
140310190065

∆ R a=
[| | | | | |]
It ∙∆ Ia
I t −I a
+
∆ It
I t−I a
+
∆ Rbox
Rbox
∙ Ra

3.2.5. Tahanan Dalam Milivoltmeter


Tabel 1.8 Pengukuran tahanan dalam voltmeter

Rbox±∆Rbo
No. x Vt ±∆Vt Va±∆Va

0.010±0.00
1 100±0.5 1 0.010±0.001

0.010±0.00
2 100±0.5 1 0.009±0.001

0.010±0.00
3 100±0.5 1 0.010±0.001

0.010±0.00
4 100±0.5 1 0.009±0.001

0.010±0.00
5 100±0.5 1 0.009±0.001

Percobaan Pertama : Rbox = 100 ohm

Va
Rv= . Rbox
Vt −Va

0.010
Rv= . 100
0.010−0.010

15
M.Naufal Farras
140310190065

Rv=¿ 0

Percobaan Kedua : Rbox = 100 ohm

Va
Rv= . Rbox
Vt −Va

0.009
Rv= . 100
0.010−0.009

Rv=900 ohm

Percobaan Ketiga : Rbox = 100 ohm

Va
Rv= . Rbox
Vt −Va

0.010
Rv= . 100
0.010−0.010

Rv=0 ohm

Percobaan Keempat : Rbox = 100 ohm

Va
Rv= . Rbox
Vt −Va

0.009
Rv= . 100
0.010−0.009

Rv=900 ohm

Percobaan Kelima : Rbox = 100 ohm

Va
Rv= . Rbox
Vt −Va

0.009
Rv= . 100
0.010−0.009

Rv=900 ohm

∆Rv untuk Rv 0 ohm

16
M.Naufal Farras
140310190065

[
|Vt∆−Va |+| | | |]
Va ∆ Vt ∆ Rbox
∆ Rv= + . Rv
Va Rbox
.(Vt −Va)

∆ Rv=
[| | |
0.001
+
0.001
+ | | |]
0.5
0.000 0.000000 100
.0

∆ Rv=0

∆Rv untuk Rv 900 ohm

[
|Vt∆−Va |+| | | |]
Va ∆ Vt ∆ Rbox
∆ Rv= + . Rv
Va Rbox
.(Vt −Va)

∆ Rv= |[ 0.009
0.001 0.0000009 100 |]
|+|
0.001
|+|
0.5
. 900

∆ Rv=1.008 .103 , 5

∆Rv untuk Rv 0 ohm

[
|Vt∆−Va |+| | | |]
Va ∆ Vt ∆ Rbox
∆ Rv= + . Rv
Va Rbox
.(Vt −Va)

∆ Rv=
[| | |
0.001
+
0.001
+ | | |]
0.5
0.000 0.000000 100
.0

∆ Rv=0

∆Rv untuk Rv 900 ohm

[
|Vt∆−Va |+| ||
]
|
Va ∆ Vt ∆ Rbox
∆ Rv= + . Rv
Va Rbox
.(Vt −Va)

∆ Rv=
[| | |
0.009
+
0.001
+ | | |]
0.5
0.001 0.0000009 100
. 900

17
M.Naufal Farras
140310190065

∆ Rv=1.008 .103 , 5

∆Rv untuk Rv 900 ohm

[
|Vt∆−Va |+| | | |]
Va ∆ Vt ∆ Rbox
∆ Rv= + . Rv
Va Rbox
.(Vt −Va)

∆ Rv= |[ 0.009
0.001 0.0000009 100 |]
|+|
0.001
|+|
0.5
. 900

∆ Rv=1.008 .103 , 5

Rv=
∑ Rv
N

Rv=¿604.862,1

√ ∑ (Rv−Rv)
2

∆ Rv=
N (N −1)

∆ Rv=
√ 5,8537
20

∆ Rv=¿ 0,54100

Tabel 1.9 Rv, sesatannya, dan rata-ratanya

Rv±∆Rv Rv ±∆ Rv

0±0 604.862,1±0,54100

900±1.008.103,5 604.862,1±0,54100

0±0 604.862,1±0,54100

900±1.008.103,5 604.862,1±0,54100

18
M.Naufal Farras
140310190065

900±1.008.103,5 604.862,1±0,54100

3.3 Analisis Data

Dalam praktikum Voltmeter dan Amperemeter mencari kuat arus,beda tegangan


yang akirnya dapat dihitung besar hambatan dalam voltmeter dan hambatan dalam
amperemeter. Dalam pengambilan data praktikum, praktikan mengalami kesulitan
dalam membaca hasil dari miliamperemeter dan milivoltmeter yang digunakan.
Kedua alat tersebut selalu menunjukan hasil yang sama pada setiap ragkaian
walaupun hambatan dan tegangan yang ditentukan brbeda besarya.

Percobaan ini dimulai dengan meeangkai rangkaian sesuai dengan yang terdapat
di modul. Terdapat 4 rangkaian yang harus disusun.

Ragkaian pertama dirangkai secara seri dan menganggap voltmeter sebagai


hambatan dan kuat arusnya diukur menggunakan amperemeter. Rangkaian kedua
menghubungkan rangkaian pertama ke hambatan yang nilainya tetap secara
pararel dan dihitung kembali kuat arusnya. Rangkaian ketiga adalah rangkaian seri
dan menganggap amperemeter sebagai hambatan dan diukur beda tegangannya
menggunakan voltmeter. Rangkaian keempat menghubungkan rangkaian ketiga
ke hambatan yang nilainya tetap secara pararel dan dihitung kembali beda
tegangannya.

Dari data diatas dilakukan pengolahan data. Pertama,dicari tegangan disetiap


perubahan hambatan, lal kuat arus di setiap perubahan hambatan. Dari pengolahan
data yang terdapat diatas kita dapat mengetahui berapa besar hambatan dalam
voltmeter dan amperemeter. Untuk besar hambatan dalam voltmeter adalah
604.862,1±0,54100 ohm. Sedangkan hambatan amperemeter tidak dapat
diketahui.

19
M.Naufal Farras
140310190065

BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Pada percobaan ini, pengukuran kuat arus dan beda tegangan pada
rangkaian arus searah (DC) dapat diukur.
4.2. Pada percobaan ini, peneliti dapat mengukur tahanan dalam dari
voltmeter dan amperemeter.
4.3. Pada percobaan ini, dapat ditentukan daerah pengukuran voltmeter dan
amperemeter.

20
M.Naufal Farras
140310190065

Daftar Pustaka
[1] Haliday,D.,Resnick,R.,Walker.J.2005.Fisika Dasar(7).Jakarta: Erlangga

[2] Tipler, P. A. (1998). FISIKA Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.
[3] Young,Hough & Roger (2002). Fisika Universitas. Bandung: Erlangga.

21

Anda mungkin juga menyukai