Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 4E

ASSESSMENT
PSIKOLOGI KLINIS
KELOMPOK 4E

ANGGOTA
Dheana Thalya A 2110322014

Hanifa Asya Fitri 2110322051

Nadia Pricillia A 2110322019


01 Definisi

02 Tujuan

03 Tahapan Asesmen Klinis


04 Faktor yang
Mempengaruhi Asesmen TABLE OF
05 Metode Wawancara,
Observasi, dan Alat Tes CONTENTS
DEFINISI
Asesmen adalah suatu proses untuk memperoleh informasi
tentang seseorang, seperti perilaku, masalah, kualitas yang
membedakan, bakat, dan fungsi kognitifnya.

Assessment bertujuan untuk membantu psikolog


merencanakan terapi atau intervensi bagi klien mereka
berdasarkan diagnosis, deskripsi, dan informasi lainnya.
Asessment terkadang digunakan untuk menghasilkan
perkiraan atau prediksi.
TAHAPAN
ASESMEN KLINIS 5 TAHAPAN
Receiving and Clarifying The Referral Question

Planning Data Collection Procedures


Pada setiap tahapan --> klinisi harus dapat menentukan beberapa
judgement penilaian, n seperti apa instrumen yang akan digunakan Collect Assessment Data
ataupun apa cara terbaik dalam mengkonversikan data hasil dari
asesmen klinis ke clinical judgement Processing Data and Forming Conclusions
Aktivitas asesmen harus dilakukan secara terorganisir dengan
langkah-langkah yang sistematis dan memiliki hubungan yang logis Communicating Assessment Results
RECEIVING AND CLARIFYING THE REFERRAL QUESTION
Menurut McReynolds (1975), terdapat dua pertanyaan yang harus dijawab sebelum
asesmen mulai dilakukan
1. What do we want to know?
2. How best can we find out?
5 TAHAPAN
sumber rujukan --> orang atau lembaga yang meminta assessment psikologis
disebut
Receiving and Clarifying The Referral Question
pertanyaan rujukan --> pertanyaan atau masalah yang akan dibahas dalam
assessment
Seorang klinis harus : Planning Data Collection Procedures
paham tentang konteks rujukan dan harus mampu untuk membantu dalam
mencari sumber rujukan untuk memperjelas tujuan dari assessment Collect Assessment Data
mampu untuk mengedukasi orang lain tentang apa yang dapat dan tidak
dapat diungkapkan dalam assessment psikologis Processing Data and Forming Conclusions
mengedukasi tentang kendala praktis dan etika yang terlibat dalam
melakukan assessment
Communicating Assessment Results
Langkah pertama dalam membentuk tujuan akhir assessment adalah pertanyaan
rujukan, yang bergantung pada tujuan dilakukannya asesmen.
PLANNING DATA COLLECTION PROCEDURES
terjawabnya pertanyaan rujukan --> tujuan asesmen menjadi jelas --> klinisi
dapat merencanakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
Kemungkinan beragamnya data penilaian menandakan bahwa kita tidak akan
pernah bisa mempelajari semua yang perlu diketahui tentang klien
5 TAHAPAN
psikolog klinis juga harus mempertimbangkan karakteristik klien ketika
memutuskan assessment, memilih instrumen yang sesuai untuk setiap klien.
Receiving and Clarifying The Referral Question
Psikolog klinis juga harus membuat rencana untuk menggabungkan dan
mengintegrasikan hasil assessment ke dalam narasi yang melayani tujuan
klinis tertentu Planning Data Collection Procedures

COLLECT ASSESSMENT DATA Collect Assessment Data

Dalam mengumpulkan data asesmen klinisi dapat mengumpulkan informasi Processing Data and Forming Conclusions
dari empat sumber utama: wawancara, observasi, tes, dan catatan sejarah
(data riwayat kasus) Communicating Assessment Results
perlu berbagai sumber asesmen untuk dapat memisahkan perilaku yang tidak
dilakukan dan perilaku yang tidak dapat dilakukan oleh klien.
PROCESSING DATA AND FORMING CONCLUSIONS
data asesmen terkumpul --> klinisi menentukan meaning (informasi diubah
kedalam bentuk interpretasi dan kesimpulan yang menjawab pertanyaan
rujukan
Tugas pemrosesan sangat berat karena memerlukan lompatan mental dari 5 TAHAPAN
data yang diketahui ke apa yang dianggap benar berdasarkan data tersebut.
lompatan dari data ke asumsi membutuhkan waktu yang cukup panjang -->
inferensi menjadi lebih rentan terhadap kesalahan Receiving and Clarifying The Referral Question
informasi dari berbagai sumber harus terintegrasi --> pengolahan data
assessment juga sulit Planning Data Collection Procedures

COMMUNICATING ASSESSMENT RESULTS Collect Assessment Data

Laporan assessment harus ditulis dengan jelas tentang tujuan yang


Processing Data and Forming Conclusions
mendorong assessment
mengklasifikasikan perilaku klien ke dalam kategori diagnostik --> informasi
yang relevan dengan klasifikasi diagnostik harus disorot dalam laporan. Communicating Assessment Results
menentukan kemungkinan kooperatif klien dalam dan responsif terhadap
psikoterapi --> laporan harus fokus pada topik tersebut.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ASESMEN

RELIABILITAS VALIDITAS STANDARISASI


Reliabilitas adalah konsistensi dalam pengukuran Validitas dari sebuah metode asesmen Standarisasi dilakukan untuk:
atau persetujuan diantara penilai yang berbeda. merefleksikan sejauh mana metode tersebut mendapatkan informasi tentang skor
Suatu prosedur asesmen dapat dikatakan mengukur apa yang akan diukur rata-rata pada sebuah populasi
memiliki reliabilitas test-retst yang tinggi, jika Validitas kriteria --> mengukur seberapa memberikan informasi tentang varians
hasil dari pengukuran yang berulang hampir kuat sebuah hasil asesmen berkorelasi skor pada item individual atau subtest
sama. dengan kriteria independen penting yang diberikan
Jika sebuah data dari satu bagian asesmen, maka (Validitas Konkruen & Validitas Prediktif) Hal yang perlu diperhatikan :
asesmen dapat dikatakan konsisten secara Validitas konstruk --> bila hasilnya terbukti apakah ukuran dari standarisasi sampel
internal. berhubungan secara sistematis dengan dan cukup representatif
Pengukuran reliabilitas interrater dapat konstruk yang seharusnya diukur apakah sesuai dengan sampel pada tes
dilakukan dengan menarik kesimpulan dari Besar kecilnya toleransi kesalahan tergantung terstandarisasi yang diberikan.
psikolog yang berbeda pada tujuan dan potensi penggunaan penilaian,
METODE
WAWANCARA
OBSERVASI DAN
ALAT TES
METODE WAWANCARA
Wawancara klinis merupakan wawancara yang dilakukan untuk mencari tahu
lebih dalam mengenai apa yang melatar belakangi masalah atau gangguan
yang dialami oleh individu.
Dalam wawancara klinis, pertanyaan disusun berdasarkan teknis dan
terencana agar tercipta percakapan yang mengandung informasi. Schraml
(1969) membedakan percakapan dalam dua bentuk,
1. Unuberlegte gesprach : Percakapan yang tidak dirundingkan dilakukan
antara pewawancara dengan klien, dimana konteks dari percakapan ini
masih di luar konteks pemeriksaan wawancara klinis, namun dapat
membawa pengaruh pada keberlangsungan wawancara.
2. Uberlegte gesprach : Percakapan yang dirundingkan dilakukan antara
pewawancara dengan klien dengan tujuan mencari tahu kemungkinan
penyebab dari masalah atau gangguan kliennya
JENIS-JENIS WAWANCARA
INTAKE INTERVIEWS
Intake interviews merupakan jenis wawancara yang paling sering dijumpai ketika klien
datang ke dokter. Wawancara intake dirancang dengan tujuan utama untuk menentukan
sifat dari masalahnya. Wawancara asesmen disusun berdasarkan urutan topik-topik
penting yang sesuai dengan fitur dasar penilaian klinis, seperti Mental Status Examination
(MSE).

PROBLEM-REFERRAL INTERVIEWS
Problem-Referral Interviews merupakan wawancara dengan tujuan utama untuk
menjawab pertanyaan yang merujuk kepada suatu hal. Setelah pertanyaan rujukan
diajukan, kemudian jawaban diklarifikasi oleh pewawancara. Clinician dapat menentukan
jenis penilaian yang akan dilakukan.
ORIENTATION INTERVIEWS
Orientation interviews memiliki dua manfaat. Pertama, karena klien akan didorong untuk memberikan pertanyaan dan komentar yang
dapat meminimalisir terjadinya kesalahpahaman antara pewawancara dan klien. Kedua, dengan dilakukannya orientation interviews,
klien lebih dapat memahami prosedur penilaian dan perawatan yang akan dilalui serta mengetahui peran dalam prosedur ini

DEBRIEFING AND TERMINATION INTERVIEWS


Debriefing interviews merupakan jenis wawancara yang memiliki tujuan untuk menilai pemahaman klien mengenai informasi yang
telah diberikan. Selain itu, ada juga termination interviews yang bertujuan untuk mengakhiri suatu hubungan klinis (antara clinicial
dan klien)

CRISIS INTERVIEWS
Crisis interviewer harus dapat menenangkan dan menerima, mengajukan pertanyaan yang relevan untuk mengumpulkan data serta
informasi yang penting, dan segera mengambil langkah untuk menanganinya yang dilakukan dalam jangka waktu sesingkat-
singkatnya.
STRUKTUR WAWANCARA
NONDIRECTIVE INTERVIEWS
Pada pendekatan ini, interviewer hampir tidak mengatakan sepatah kata pun sebagai
tanggapan. Namun, interviewer tetap melakukan hal-hal lain yang secara tidak langsung STRUKTUR
mendorong klien dapat melanjutkan pembicaraannya.

SEMI STRUCTURED INTERVIEWS Nondirective Interviews

Pada pendekatan ini, interviewer telah menyusun topik atau pertanyaan yang akan
diajukan, namun tanggapan selanjutnya masih bergantung pada apa yang diucapkan oleh Semi Structured Interviews
kliennya.
Structured Interviews
STRUCTURED INTERVIEWS
Pada pendekatan ini, pewawancara mengajukan pertanyaan yang telah dirancang secara
spesifik
STAGES IN THE INTERVIEW
Beginning the Interview The Middle of the Interview Closing the Interview

Dalam tahap ini interviewer menjadi Ada beberapa teknik yang dapat membantu Pewawancara dipastikan telah
pemegang kendali beberapa menit pertama menggali informasi klien. menyelesaikan beberapa hal.
untuk mengesankan suasana yang nyaman Nondirective techniques Kesimpulan
dan tenang. Ada beberapa hal yang perlu Directive techniques Kedua, berikan pujian pada klien atas
diperhatikan, yaitu: Nonverbal communication tindakan kooperatifnya selama
The Setting wawancara (dukungan emosional).
The Opening Ketiga, memberikan kesempatan
Frame Setting and transition untuk klien agar dapat bertanya.
METODE OBSERVASI
Metode observasi dapat didefinisikan sebagai pemilihan, provokasi,
perekaman, dan pengkodean perilaku (Weick, 1968 dalam Kramer, 2013).
Langkah pertama dilakukannya observasi adalah menentukan subjek,
perilaku, peristiwa, situasi, atau rentang periode waktu tertentu.
Langkah kedua adalah mempertimbangkan keputusan yang dibuat akan
menimbulkan provokasi atau tidak.
Ketiga, mencatat data-data menggunakan lembar catatan ataupun
rekaman.
Terakhir, membuat sistem pengkodean observasi mentah ke dalam
bentuk yang dapat digunakan dan terus dikembangkan. Metode
observasi digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tersedia atau
melengkapi data lain.
OBSERVATIONAL ASSESSMENT: APPROACHES
NATURALISTIC OBSERVATION
Observasi ini dapat dilakukan pada natural setting, seperti rumah, sekolah, atau tempat kerja untuk memahami
perilaku klien dan faktor yang mempengaruhinya. Pendekatan ini dapat menghasilkan gambaran perilaku yang
halus yang tidak terdistorsi oleh kesadaran diri klien. Fokus utamanya adalah menilai sifat, perubahan, apa
masalah yang akan dipecahkan (Haynes, 1990).

PROBLEM-REFERRAL INTERVIEWS
Observasi ini dilakukan dengan menjadikan observer sebagai partisipan yang dapat merasakan segala sesuatu
yang kemudian dicatat dalam anectodal notes yang kemudian menjadi terperinci disebut etnografi.
SELF-OBSERVATION
Self-monitoring memerlukan catatan atau rekaman dari diri klien itu sendiri
mengenai frekuensi, lokasi, durasi, atau intensitas terhadap suatu peristiwa.

UNOBTRUSIVE AND CORROBORATING MEASURES


Dalam penelitian klinis, unobtrusive and corroborating measures digunakan
untuk menguji teori tentang penyebab masalah perilaku.
APA YANG DILIHAT DALAM OBSERVASI KLINIS

PENAMPILAN UMUM REAKSI EMOSI CARA BICARA


Dari penampilan umum Observer harus peka Observer dan klien dapat
dapat ditarik hipotesis dengan suasana. Ada klien berhubungan dengan baik
mengenai dasar faal yang mengekspresikan dalam waktu yang lama
kekhususan fisik yang apa yang ia rasakan dan melalui gaya bicara, corak
memungkinkan timbulnya ada yang tidak. bahasa, dan nada bicara.
suatu perilaku
ALAT TES
Menurut Kramer (2013), tes merupakan bentuk rangsangan spesifik
yang disajikan dalam urutan yang telah ditentukan oleh klien.
Tujuan dari tes adalah untuk mengukur suatu hal yang objektif. Tes
dibuat juga berdasarkan standarisasi.
Maksud dari standarisasi adalah segala bentuk rangsangan dan
evaluasi yang akan diberikan kepada klien harus dalam bentuk yang
sama (terstandar).
CONTOH-CONTOH ALAT TES
Cognition/Intellectual Functioning WPPSI-III

Stanford-Binet V Kaufman Assessment Battery for Children

Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS-IV) MMPI-2

Wechsler Intelligence Scale for Children IV


TAT
(WISC-IV)
Behavior Assessment System for Children-2
Wechsler Preschool and Primary
(BASC-2)
DAFTAR
PUSTAKA
Kramer, G. P., Bernstein, D. A., & Phares, V. (2014).
Introducing to Clinical Pyschology (8th Edition). Person
Education
Schraml, W.J. 1969. Abrisz in der Klinischen Psychologie.
Stuttgart: W. Kohlhammer Gmb H.
Slamet S., & Markam, S. 2015. Pengantar Psikologi Klinis.
Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
KELOMPOK 4E

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai