Anda di halaman 1dari 1

‫ِئ‬ ‫ِه ِإ‬ ‫ِه‬ ‫ِد ِه‬

‫ َي ا َرُس وَل الَّل َّن َش َر ا َع‬: ‫ َأَتى الَّنَّيِب َص َّلى الَّل ُه َعَلْي َو َس َّلَم رج ٌل َفَق اَل‬: ‫ْن َعْب الَّل ْبِن ُبْس ٍر َق اَل‬
‫ اَل َيَز اُل ِلَس اُنَك َر ْطًب ا ِم ْن ِذْك ِر الَّل ِه َع َّز‬: ‫ َفَب اٌب َنَتَم َّس ُك ِب ِه َج اِم ٌع؟ َق اَل‬،‫اِإْل ْس اَل ِم َقْد َك ُثَر ْت َعَلْيَن ا‬
‫َو َج َّل‬
Dari Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, seseorang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam telah banyak atas kami, maka apakah ada
sebuah amal ibadah menyeluruh yang dapat kami amalkan?”. Beliau pun bersabda, “Hendaknya senantiasa
lisanmu basah dengan berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala”. (Dikeluarkan oleh Imam Ahmad dengan
lafazh seperti ini, dan dikeluarkan oleh At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam Shahih-nya dengan makna
yang serupa. Dan At-Tirmidzi berkata, “Hasan Gharib”.[1])
PENJELASAN HADITS
1. Pertanyaan seorang sahabat ini merupakan satu contoh dari sekian contoh yang banyak dalam pertanyaan-
pertanyaan para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang berbagai macam perkara agama.
Semua itu menunjukkan keutamaan, kepandaian, ketanggapan, dan semangat mereka dalam menginginkan
dan memperoleh setiap kebaikan. Dan maksud dari syariat-syariat yang telah banyak adalah ibadah-ibadah
yang sunnah. Sahabat ini ingin mengetahui satu jalan dari jalan-jalan kebaikan yang hendak ia khususkan
dan lebih perhatikan agar ia mendapatkan pahala labih dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Adapun hal-hal
yang wajib, maka seluruhnya dibutuhkan. Dan wajib bagi setiap Muslim untuk melakukan seluruhnya. Dalam
hadits ini Nabi menjawab agar sahabat tersebut konsisten dengan berdzikir kepada Allah, dan menganjurkan
agar lisannya senantiasa basah dengan berdzikir kepada Allah.
Dan dzikir, ada dua macam; umum dan khusus. Dzikir yang bersifat umum adalah seperti; melakukan shalat,
membaca Al-Qur’an, mempelajari dan mengajarkan ilmu, memuji Allah, menyucikan Allah dari segala yang tidak
layak bagi-Nya. Adapaun dzikir khusus, maka seperti memuji-Nya dengan ber-hamdalah, mengucapkan laa
ilaaha illallaah, bertakbir, dan semisalnya, yang semua ini diiringi dengan berdoa kepada Allah. Maka sering
diucapkan kata “Dzikir dan Doa”.
Amalan ini mudah bagi seseorang, namun besar pahalanya di sisi Allah. Dan telah tetap sebuah hadits di
dalam Ash-Shahihain, dan hadits ini merupakan hadits yang paling akhir dalam Shahih Al-Bukhari, yaitu
sabdanya:
‫ِدِه‬ ‫ِه‬ ‫ِن ِق ِن ِم ِن‬ ‫ِف ِن‬ ‫ِن‬ ‫ِل ِن‬
‫ ُس ْبَح اَن الَّل َو َحِبْم‬: ‫ َث يَلَت ا يِف اْل يَز ا‬، ‫ َخ يَف َت ا َعَلى الِّلَس ا‬، ‫َك َم َت ا َح ِبيَبَت ا ِإىَل ال َّر َمْحِن‬
‫َو ُس ْبَح اَن الَّلِه اْلَعِظ يِم‬
Dua kata yang dicintai Allah, ringan diucapkan oleh lisan, berat timbangannya dalam mizan. Dua kalimat tersebut
adalah Subhanallahi wa bihamdihi dan Subhanallahil ‘Azhim“.
2. Pelajaran dan faidah hadits:
 Semangat para sahabat radhiallahu ‘anhum dalam bertanya-tanya tentang perkara agama mereka.
 Keutamaan berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan konsisiten di dalamnya.[]
Disalin dari Penjelasan 50 Hadits Inti Ajaran Islam karya Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al-‘Abbad Al-
Badr hafizhahullah, hadits ke-50; terbitan Yufid.Com

Anda mungkin juga menyukai