Anda di halaman 1dari 2

Judul CEGAH INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DAN HIV - AIDS DENGAN

PENGETAHUAN PERILAKU SEKSUAL SEHAT


Nama Jurnal JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM)
Volume dan Halaman VOLUME 6 NOMOR 7 JULI 2023 dan 2738-2748
Tahun 2023
Penulis Anita, Aprina, Titi Astuti, Purwati, Indah Umi Maryani
Reviewer Graceya A Mongkapu
Tanggal Reviewer 05 Oktober 2023
Latar Belakang Tentang pencegahan infeksi menular seksual dan HIV-AIDS di
kalangan narapidana dan tahanan di Lapas (Lembaga
Pemasyarakatan) dan Rutan (Rumah Tahanan). Dalam jurnal ini,
disebutkan bahwa komunitas penghuni penjara sangat rentan
terhadap penularan IMS dan HIV-AIDS karena beberapa faktor
seperti penggunaan jarum suntik secara legal, praktik tato secara
bersembunyi, berbagi pisau cukur, serta tingkat hunian yang sangat
padat yang memungkinkan terjadinya seks tidak aman. Oleh karena
itu, edukasi dan pengetahuan tentang perilaku seksual sehat sangat
penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini di kalangan
narapidana dan tahanan.
Tujuan Penelitian Meningkatkan pengetahuan perilaku seksual sehat penghuni Lapas
Narkotika Kelas II A Bandar Lampung pada tahun 2023 dalam
rangka pencegahan penyebaran IMS dan HIV-AIDS. Hal ini
didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Alhuda dkk.
yang menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap narapidana
berpengaruh terhadap tindakan berisiko HIV/AIDS. Oleh karena itu,
edukasi dan pengetahuan yang diberikan diharapkan dapat
membantu mengurangi perilaku berisiko dan mencegah
penyebaran penyakit ini di kalangan narapidana dan tahanan.
Permasalahan Penyebaran IMS dan HIV-AIDS di kalangan narapidana dan tahanan
di Lapas dan Rutan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti
penggunaan jarum suntik secara legal, praktik tato secara
bersembunyi, berbagi pisau cukur, serta tingkat hunian yang sangat
padat yang memungkinkan terjadinya seks tidak aman. Masalah ini
sangat penting untuk diatasi karena prevalensi HIV di penjara
biasanya lebih tinggi dibandingkan pada populasi pada umumnya,
dan dapat menjadi 5, 6 atau bahkan sebanyak 10 kali lebih tinggi
dari nilai yang diperoleh pada populasi umum. Oleh karena itu,
edukasi dan pengetahuan tentang perilaku seksual sehat sangat
penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini di kalangan
narapidana dan tahanan.
Metode Penelitian metode pemberian edukasi dan pendidikan kesehatan terkait IMS
dan HIV-AIDS kepada penghuni Lapas Narkotika Kelas II A Bandar
Lampung. Metode ini dilakukan dengan cara melakukan perkenalan,
menjelaskan tujuan, memberikan pre-test, penyajian materi, diskusi,
diselingi ice breaking, dan selanjutnya post-test. Data pre-test dan
post-test dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji t-tes
dependent. Jumlah warga yang mendapat edukasi sebanyak 80
orang. Penilaian tingkat pemahaman penghuni dilakukan sebelum
dan sesudah diberikan edukasi terkait pencegahan IMS dan HIV-
AIDS dengan bertanya langsung dan menggunakan kuesioner yang
terdiri atas 10 pertanyaan terkait IMS dan HIV-AIDS. Analisis hasil
pre-test dan post-test terkait tingkat pemahaman terhadap IMS dan
HIV-AIDS disajikan secara univariat berupa distribusi frekuensi dan
analisis bivariat dengan uji t dependent.
Hasil Penelitian Edukasi dan pengetahuan tentang IMS dan HIV-AIDS dapat
meningkatkan pengetahuan dan sikap penghuni Lapas Narkotika
Kelas II A Bandar Lampung dalam mencegah penyebaran penyakit
ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberikan edukasi,
terjadi peningkatan pengetahuan penghuni Lapas tentang IMS dan
HIV-AIDS, dengan kategori terbanyak pada kategori cukup sebanyak
46 orang (57,5%) dan pada kategori baik sebanyak 18 orang
(22,5%). Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
pengetahuan dan sikap narapidana berpengaruh terhadap tindakan
berisiko HIV/AIDS. Oleh karena itu, edukasi dan pengetahuan yang
diberikan diharapkan dapat membantu mengurangi perilaku
berisiko dan mencegah penyebaran penyakit ini di kalangan
narapidana dan tahanan.

Kesimpulan edukasi dan pengetahuan tentang IMS dan HIV-AIDS dapat


meningkatkan pengetahuan dan sikap penghuni Lapas Narkotika
Kelas II A Bandar Lampung dalam mencegah penyebaran penyakit
ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberikan edukasi,
terjadi peningkatan pengetahuan penghuni Lapas tentang IMS dan
HIV-AIDS. Selain itu, pengetahuan dan sikap narapidana
berpengaruh terhadap tindakan berisiko HIV/AIDS. Oleh karena itu,
edukasi dan pengetahuan yang diberikan diharapkan dapat
membantu mengurangi perilaku berisiko dan mencegah
penyebaran penyakit ini di kalangan narapidana dan tahanan. Hasil
analisis uji paired sample t test dependen juga menunjukkan bahwa
ada pengaruh edukasi IMS dan HIV-AIDS terhadap pengetahuan
perilaku seksual sehat penghuni lapas dengan menerapkan lima
perilaku A, B, C, D, E yaitu absent, Be faintful, Condom, Rugs dan
Edukasi untuk mencegah penularan penyakit IMS dan HIV AIDS.
Oleh karena itu, edukasi dan pengetahuan tentang IMS dan HIV-
AIDS sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini di
kalangan narapidana dan tahanan.

Anda mungkin juga menyukai