Anda di halaman 1dari 11

UJIAN TENGAH SEMESTER

Identifikasi kualitas ruang kota


Disusun untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah Arsitektur Kota

Dosen pengampu:

Dara Fitriani, S.T., M.Sc., M.Eng

Nama: Mulawarman

Nim: 551422040

Kelas: B

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

T.A 2023/2024

0
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................1

PENDAHULUAN.................................................................................................2

A. Latar Belakang...............................................................................................2

B. Rumusan Masalah..........................................................................................3

C. Tujuan Makalah..............................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................4

A. fungsi dan kegiatan.......................................................................................4

B. Teori Figure-Ground Plan.............................................................................5

C. Teori Linkage..................................................................................................6

D. Teori
Place......................................................................................................7

E. Penilaian Kualitas Ruang Kota......................................................................7

BAB 3 KESIMPULAN........................................................................................10

DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................................11

1
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ruang publik merupakan suatu ruang yang terbentuk atau didesain


sedemikian rupa sehingga ruang tersebut dapat menampung sejumlah besar
orang ( publik ) dalam melakukan aktivitas – aktivitas yang bersifat publik sesuai
dengan fungsi public space tersebut.ruang publik yang bisa berfungsi optimal
untuk kegiatan publik bagi komunitas maupun individu pada umumnya,
mempunyai ciri – ciri antara lain : merupakan lokasi yang sibuk/strategis,
mempunyai akses yang bagus secara visual dan fisik , ruang yang merupakan
bagian dari suatu jalan (jalur sirkulasi) , mempunyai tempat duduk antara lain
berupa anak tangga dan bangku taman ( Carr, 1992).

Menurut Hakim (1987) ruang publik pada dasarnya merupakan wadah yang
dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakatnya, baik secara individu
maupun kelompok. Dari definisi tersebut, disimpulkan bahwa ruang publik
merupakan ruang umum yang dapat menampung aktivitas / kegiatan tertentu
dari masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok. Ruang juga harus
selalu mengikuti perubahan kebutuhan bagi penggunanya karena keterlibatan
masyarakat didalamnya sebagai pemakai fasilitas di ruang publik tersebut.
Disamping itu, system ruang publik dibentuk oleh pengaturan elemen – elemen
ruang publik dalam suatu urutan pengaturan yang berurutan dan saling berkaitan
antar elemen sehingga menciptakan ruang publik yang fungsional. Elemen –
elemen ruang publik itu menurut Shirvani (1985) seperti taman, areal parkir, jalan
maupun pendestrian.

Center Point merupakan salah satu ikon wisata daerah dan terkenal sebagai
miniatur dari monumen Arc de Triomphe di Paris, Prancis. Ikon wisata
kebanggaan Bone Bolango ini sangat tepat untuk menjadi tujuan wisata sobat
coolturnesia saat berkunjung ke Provinsi Gorontalo.

2
Center Point dapat dengan mundah menjangkau center point dengan
menggunakan motor, bentor dan juga mobil. Di sepanjang perjalanan menuju
center point sobat coolturnesia akan ditemani oleh pepohonan yang akan
menjadi kanopi sejuk berteman segarnya pemandangan hamparan padi dan
pegunungan.

Pada sisi kanan menara Center Point terdapat pedestrian yang termasuk
ruang publik yang banyak digunakan oleh masyarakat sekitar maupun para
wisatawan, selain jalan bagi pejalan kaki masih banyak kegiatan lain yang
dilakukan Pedestrian Jl. Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja fungsi dan kegiatan dalam Pedestrian jl. Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie?
2. Bagaimana konfigurasi solid-void, sistem "poche" yang teridentifikasi,
sebagaimana dalam teori Figure-Ground Plan?
3. Keterhubungan seperti apa saja yang dapat diidentifikasi baik dalam
kawasan Pedestrian jl. Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie maupun antar kawasan
sebagaimana dalam teori Linkage?
4. Bagaimana makna dan citra tempat tersebut yang dapat diidentifikasi
sebagaimana dalam teori Place
5. Berikan penilaian kualitas ruang kota dalam dalam Pedestrian jl. Prof. Dr.
Ing. B. J. Habibie menggunakan indikator kualitas ruang publik sebagaimana
dijabarkan oleh Stephen Carr (1992)?

C. Tujuan Makalah

1. Menjelaskan fungsi dan kegiatan dalam Pedestrian jl. Prof. Dr. Ing. B. J.
Habibie.
2. Menjelaskan konfigurasi solid-void, sistem "poche" yang teridentifikasi,
sebagaimana dalam teori Figure-Ground Plan.
3. Menjelaskan Keterhubungan seperti apa saja yang dapat diidentifikasi baik
dalam kawasan Pedestrian jl. Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie maupun antar
kawasan sebagaimana dalam teori Linkage.

3
4. Menjelaskan makna dan citra tempat tersebut yang dapat diidentifikasi
sebagaimana dalam teori Place
5. Memberikan penilaian kualitas ruang kota dalam Pedestrian jl. Prof. Dr. Ing.
B. J. Habibie menggunakan indikator kualitas ruang publik sebagaimana
dijabarkan oleh Stephen Carr (1992).

BAB 2 PEMBAHASAN

A. fungsi dan kegiatan dalam Pedestrian jl. Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie

Sejak awal Menara Center Point memang dibangun sebagai salah satu spot
ikonik di kabupaten Bone Bolango. Tempat ini sendiri diresmikan pada tahun 2016
oleh Bupati Bone Bolango, yakni Hamin Pou. Seperti namanya, bangunan menara
ini diharapkan dapat menjadi titik pusat, baik pusat ekonomi dan wisata kekinian
di Kabupaten Bone Bolango.

Bangunannya sendiri terinspirasi dari Arc De Triomphe di Paris, Prancis.


Sebuah bangunan yang dikenal juga sebagai gerbang kemenangan. Disebelah
kanan menara terdapat pedestrian yang banyak digunakan untuk aktifitas
pengunjung Menara Center Point.

4
Pedestrian jl. Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie memiliki fungsi ekologis dan sosialis
yang cukup tinggi, dimana keberadaan Pedestrian jl. Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie
dapat memfasilitasi pergerakan pejalan kaki dari satu tempat ke tempat lain
dengan mudah, lancar, aman, nyaman dan mandiri.

Banyak kegiatan yang dilakukan pada pedestrian ini. Dari mulai untuk jalan-
jalan santai santai di sore hari, jogging, dan menikmati suasana sekitar yang
dimana dekat dari menara Center Point.

B. Teori Figure-Ground Plan

Secara umum, setiap manusia memiliki batas kemampuan fisik. Proses


berjalan kaki juga memiliki batas karena merupakan aktivitas fisik. Batas ini
memiliki parameter yang dinamakan walkabilitas. Charlier (2009) mengatakan
bahwa Walkabilitas merupakan sebuah kata sifat yang menunjukkan seberapa
ramah lingkungan binaan dari suatu pedestrian dan seberapa mudah pejalan kaki
dapat melakukan perjalanannya melalui jalur pedestrian.

Jalur pedestrian sepanjang jl. Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie mempunyai lebar 3
m. Jalur ini menggunakan paving blok segi delapan dengan tinggi bahu 15 cm.

Elemen-elemen jalur pedestrian diperlukan pendekatan secara optimal


terhadap lokasi dimana jalur pedestrian tersebut berada. Disamping
pertimbangan tersebut, yang terpenting dalam perencanaan elemen jalur
pedestrian adalah mengenai komposisi, warna, bentuk, ukuran serta tekstur.
Elemen pada suatu jalur pedestrian dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. elemen jalur pedestrian sendiri (material dari jalur pedestrian), dan


2. elemen pendukung pada jalur pedestrian (lampu penerang, vegetasi, tempat
sampah, telepon umum, halte, tanda petunjuk dan lainnya).

IDENTIFIKASI ELEMEN-ELEMEN PELENGKAP PEDESTRIAN JL. PROF. DR. ING. B. J.


HABIBIE

5
Di Gorontalo, untuk memenuhi kebutuhan pedestrian dan membuat trotoar
nyaman sehingga mendukung aktivitas yang ada, dibagi menjadi beberapa bagian
yang diatur oleh URA Agency:
1. Curb Zone, merupakan perbatasan antara jalan dan trotoar. Terintegrasi
dengan sistem drainase. Zona ini menghalangi kendaraan masuk ke trotoar.
2. Planter/Furniture Zone, berada antara zona curb dan zona pedestrian yang
merupakan area untuk utilitas, seperti rambu lalu lintas, serta pedestrian
ameneties, seperti bangku dan halte yang disebut zona urban green room. Zona
ini
merupakan zona buffer antara jalan dan trotoar dan membuar pedestrian bebas
dari rintangan.
3. Zona pedestrian, sebagai tempat lalu lalang orang.
4. Frontage Zone, merupakan area antara zona pedestrian dan garis bangunan.
Sebagai zona buffer, zona planter/furniture menyediakan ruang untuk sidewalk
furniture, pohon dan tanaman, tempat sampah, rambu-rambu lalu lintas, utilitas
seperti lampu jalan

C. Menjelaskan Keterhubungan seperti apa saja yang dapat diidentifikasi baik


dalam kawasan Pedestrian jl. Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie maupun antar kawasan
sebagaimana dalam teori Linkage.

Hubungan pejalan kaki di ruang kota dengan lingkungannya merupakan


suatu jalinan saling ketergantungan dengan lainnya. Manusia mempengaruhi
lingkunagnnya dan sebaliknya. Pejalan kaki dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
melakukan aktivitas di ruang kota. Namun dalam melakukan aktivitasnya di ruang
kota pejalan kaki dipengaruhi oleh lingkungannya baik fisik maupun non fisik.
Lingkungan fisik akan mengakibatkan dampak lingkungan sosial. Pandangan
Rapoport (1977) tentang tiga pengaruh lingkungan fisik yaitu lingkaran yang
sensasional yang menghubungan semua itu dengan aturan kosmis. Lingkungan
biologis ini berlangsung dalam manusia modern bahkan dimana lingkungan fisik
telah dikembangakn hampir seragam dan konstan oleh kontrol teknologi.
Lingkungan dapat dijabarkan terdiri dari empat komponen yang saling terpaut
satu sama lain. Lingkungan dapat dibedakan menjadi empat jenis lingkungan yaitu

6
lingkungan biogenik dan lingkungan sosial, lingkungan alamiah dan lingkungan
alam, maupun buatan.

D. Makna dan citra tempat tersebut yang dapat diidentifikasi sebagaimana


dalam teori Place

Pada focus pembahasan tentang jalan pedestrian ini, sudah memenuhi


syarat umum teori place yaitu suasana yang berkaitan dengan
bahan,rupa,tekstur,warna.Pada umumnya bahan,rupa dan elemen pendukung
sebuah jalan pedestrian itu sama,apalagi yangberada diperkotaan.Yang bisa
membedakannya ialah dengan warna,dan lokasi dimana jalan pedestrian itu
berada. Permainan warna pada jalan pedestrian ini cukup baik,dengan kombinasi
warna biru,putih,oranye dan kuning sebagai batas di tengan yang merupakan
warna dari guiding block.Lokasi pedestrian juga sangat berpengaruh terhadap
suasana yang ditimbulkan.Lokasi jalan pedestrian ini yang berada dijalan arteri
dengan 2 jalur,pada saat malam hari menjadi salah satu tempat bagi para
masnyarakat untuk kegiatan bersosial,terlebih bagi para anak muda.

E. penilaian kualitas ruang kota dalam Pedestrian jl. Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie
menggunakan indikator kualitas ruang publik sebagaimana dijabarkan oleh
Stephen Carr (1992).

Fasilitas Memenuhi Tidak memenuhi Alasan

Vegetasi ● Karena sepanjang


jalan tidak ada
vegetasi untuk
meneduhkan
pedestrian

Lampu jalan ● Pada pedestrian


tersebut memang
terdapat lampu
jalan, akan tetapi

7
fasilitas tersebut
tidak dapat
difungsikan

Tempat duduk ● Sepanjang jalur


pedestrian tidak
terdapat tempat
duduk sehingga
tidak ada tempat
istirahat bagi
pejalan kaki

Drainase ● Sepanjang
pedestrian
tersebut terdapat
drainase untuk
jalur air hujan

Telepon umum ● Pada pedestrian


tidak disediakan
telepon umum
untuk di akses
masyarakat

Halte ● Tidak terdapat


halte pada
pedestrian
tersebut sehingga
pengguna
pedestrian hanya
untuk berjalan
kaki

Tempat sampah ● Terdapat


beberapa tempat

8
sampah dengan
jarak yang mudah
dijangkau pada
pedestrian
tersebut

BAB 3 KESIMPULAN

Dengan banyaknya aktivitas-aktivitas yang terjadi disepanjang Jl. Prof. Dr. Ing.
B. J. Habibie di pagi hari, siang hari maupun malam hari baik dari sisi pertama
maupun sisi kedua maka jalur pedestrian yang seharusnya digunakan sebagai
tempat berjalan bagi pejalan kaki berubah fungsi menjadi daerah tempat
berkumpul maupun tempat orang berdagang. Banyaknya komunitaskomunitas
yang menggunakan jalur pedestrian tersebut membuat pejalan kaki tidak lagi
nyaman dalam memanfaatkan jalur pedestrian. Kondisi dalam pemanfaatan jalur
pedestrian yang kurang baik ini apabila ditinjau dari teoriteori tentang pedestrian
maka hal ini sudah tidak sesuai. Menurut teori pejalan kaki adalah orang yang
melakukan perjalanan dari satu tempat asal tanpa kendaraan untuk mencapai
tujuan atau tempat lain. Kemudian dari pengertian tersebut pejalan kaki dalam
penelitian ini adalah orang yang melakukan perjalanan atau aktivitas di ruang
terbuka publik tanpa menggunakan kendaraan. Selanjutnya Shirvani (1985)
mengatakan bahwa jalur pejalan kaki adalah bagian kota dimana orang bergerak
dengan kaki, biasanya disepanjang sisi jalan. Fungsi jalur pejalan kaki adalah untuk
keamanan pejalan kaki pada waktu bergerak dari suatu tempat ke tempat lain.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/10437/3/2MTA02221.pdf

http://eprints.undip.ac.id/15867/1/T._Indra_Pawaka_Listianto.pdf

http://e-journal.uajy.ac.id/23409/3/BAB%20II%20FIX.pdf

https://coolturnesia.com/coolturnesia/berita/detail/center-point-bone-bolango

10

Anda mungkin juga menyukai