Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rizki Tanjung Khoirunisa

NIM : 1902816

Rangkuman pengelolaan sampah kota, bangunan dan lingkungan


PP No. 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Rumah Tangga mendefinisikan sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari
kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
Sedangkan, Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah rumah tangga yang berasal
dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum,
dan/atau fasilitas lainnya. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh,
dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

Lalu, PP No. 27 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Sampah Spesifik, mendefinisikan Sampah
Spcsihk adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi dan/atau volumenya memerlukan,
pengelolaan khusus. Jenis sampah spesifik diantaranya adalah limbah B3 (Bahan Berbahaya
dan Beracun), sampah yang timbul akibat bencana alam, puing bongkaran bangunan, sampah
yang secara teknologi belum dapat diolah, dan sampah yang timbul secara tidak periodik.

Kegiatan-kegiatan yang meliputi penanganan sampah adalah:


a. pemilahan;
b. pengumpulan;
c. pengangkutan;
d. pengolahan; dan
e. pemrosesan akhir sampah.

Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,


fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya dalam melakukan pengumpulan sampah
wajib menyediakan:
a. TPS;
b. TPS 3R; dan/atau
c. alat pengumpul untuk sampah terpilah.

Pemerintah kabupaten/kota menyediakan fasilitas pengolahan sampah pada wilayah


permukiman yang berupa:
a. TPS 3R;
b. stasiun peralihan antara;
c. TPA; dan/atau
d. TPST.

A. Persyaratan
SNI 3242:2008, pengelolaan sampah permukiman terdapat persyaratan umum dan
persyaratan teknis.
1. Persyaratan Umum
a. Persyaratan hukum
Ketentuan perundang-undangan mengenai pengelolaan lingkungan hidup, analisis
mengenai dampak lingkungan, ketertiban umum, kebersihan kota/lingkungan,
pembentukan institusi/organisasi/retribusi dan perencanaan tata ruang kota serta
peraturan-peraturan pelaksanaannya.
b. Persyaratan kelembagaan
Pengelola di permukiman harus berfokus pada peningkatan kinerja institusi
pengelola sampah, dan perkuatan fungsi regulator dan operator. Sasaran yang
harus dicapai adalah sistem dan institusi yang mampu sepenuhnya mengelola dan
melayani persampahan di lingkungan dengan mengikutsertakan masyarakat
dalam pengelolaan dan retribusi atau iuran serta semaksimal mungkin
melaksanakan konsep 3 R di sumber.
c. Teknis operasional
Menerapkan sistem penanganan sampah setempat dengan:
1) Menerapkan pemilahan sampah organik dan non organik.
2) Menerapkan teknik 3 R di sumber dan TPS.
3) Penanganan residu oleh pengelola sampah kota.
d. Pembiayaan
Memperhatikan peningkatan kapasitas pembiayaan untuk menjamin pelayanan
dengan pemulihan biaya secara bertahap supaya sistem dan institusi, serta
masyarakat dan dunia usaha punya kapasitas cukup untuk memastikan
keberlanjutan dan kualitas lingkungan untuk warga.
e. Aspek peran serta masyarakat
1) Melakukan pemilahan sampah di sumber.
2) Melakukan pengolahan sampah dengan konsep 3 R.
3) Berkewajiban membayar iuran/retribusi sampah.
4) Mematuhi aturan pembuangan sampah yang ditetapkan.
5) Turut menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya.
6) Berperan aktif dalam sosialisasi pengelolaan sampah lingkungan.
f. Bagi lingkungan permukiman, developer bertanggung jawab dalam :
1) Penyediaan lahan untuk pembangunan pengolah sampah organik berupa
pengomposan rumah tangga dan daur ulang sampah skala lingkungan serta
TPS.
2) Penyediaan peralatan pengumpulan sampah.
3) Pengelolaan sampah selama masa konstruksi sampai dengan diserahkan
ke pihak yang berwenang.
4) Bagi developer yang membangun minimum 80 rumah harus
menyediakan wadah komunal dan alat pengumpul.
2. Persyaratan Teknis
a. Data perencanaan
Data yang diperlukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut :
1) peta penyebaran rumah;
2) luas daerah yang dikelola;
3) jumlah penduduk berdasarkan klasifikasi pendapatan tinggi, menengah,
dan rendah;
4) jumlah rumah berdasarkan tipe;
5) besaran timbulan sampah per hari;
6) jumlah bangunan fasilitas umum;
7) kondisi jalan (panjang, lebar dan kondisi fisik);
8) kondisi topografi dan lingkungan;
9) ketersediaan lahan untuk lokasi TPS dan daur ulang sampah skala
lingkungan;
10) karakteristik sampah.
b. Jumlah sampah yang akan dikelola
Jumlah sampah dihitung berdasarkan :
1) jumlah penduduk
2) sumber sampah yang ada di lingkungan permukiman, seperti :
  toko/pasar kecil;
  sekolah;
  rumah sakit kecil /klinik kesehatan;
  jalan/saluran;
  taman;
  tempat ibadah;
  dan lain-lain.
3) Besaran timbulan sampah untuk masing-masing sumber sampah.

B. Tempat Pembuangan Sementara


1. Persyaratan berdasarkan PP No. 81 Tahun 2012
a. Tersedia sarana untuk mengelompokkan sampah menjadi paling sedikit 5 (lima)
jenis sampah.
b. Luas lokasi dan kapasitas sesuai kebutuhan.
c. Lokasinya mudah diakses.
d. Tidak mencemari lingkungan.
e. Memiliki jadwal pengumpulan dan pengangkutan.
2. Klasifikasi Pengelolaan, Tipe Bangunan, dan TPS Berdasarkan SNI 3242:2008
a. Klasifikasi pengelolaan
Klasifikasi pengelolaan berdasarkan lingkungan permukiman yang ada yaitu :
1) 1 Rukun Tetangga dengan jumlah penduduk 150–250 jiwa (30–50
rumah)
2) 1 Rukun Warga : 2.500 jiwa (± 500 rumah)
3) 1 kelurahan : 30.000 jiwa penduduk (± 6.000 rumah)
4) 1 kecamatan : 120.000 jiwa (± 24.000 rumah)
b. Klasifikasi tipe bangunan sebagai berikut :
1) tipe rumah
(a) Mewah yang setara dengan Tipe > 70
(b) Sedang yang setara dengan Tipe 45-54
(c) Sederhana yang setara dengan Tipe 21
2) sarana umum/sosial
3) bangunan komersial
c. Klasifikasi TPS
Klasifikasi TPS sebagai berikut :
1) TPS tipe I
Tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah
yang dilengkapi dengan :
(a) Ruang pemilahan
(b) gudang
(c) tempat pemindahan sampah yang dilengkapi dengan landasan
container
(d) Luas lahan ± 10 - 50 m2
2) TPS tipe II
Tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah
yang dilengkapi dengan :
(a) Ruang pemilahan (10 m2)
(b) Pengomposan sampah organik (200 m2)
(c) Gudang (50 m2)
(d) Tempat pemindah sampah yang dilengkapi dengan landasan container
(60 m2)
(e)luas lahan ± 60 – 200 m2
3) TPS tipe III
Tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah
yang dilengkapi dengan:
(a) Ruang pemilahan (30 m2)
(b) Pengomposan sampah organik (800 m2)
(c) Gudang (100 m2)
(d) Tempat pemindah sampah yang dilengkapi dengan landasan container
(60 m2)
(e) luas lahan > 200 m2

C. Tempat Pembuangan Akhir


1. Aspek Lokasi TPA Berdasarkan PP No. 81 Tahun 2012
a. Geologi
b. Hidrogeologi
c. Kemiringan zona
d. Jarak dari lapangan terbang
e. Jarak dari permukiman
f. Tidak berada di kawasan lindung/cagar alam
g. Bukan merupakan daerah banjir periode ulang 25 (dua puluh lima) tahun
2. Fasilitas TPA berdasarkan PP No. 81 Tahun 2012
a. Fasilitas dasar
b. Fasilitas perlindungan lingkungan
c. Fasilitas operasi
d. Fasilitas Penunjang

Daftar Pustaka

Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Jakarta: Sekretariat
Negara.
Republik Indonesia. 2020. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan
Sampah Spesifik. Jakarta: Sekretariat Negara.
SNI 3242:2008. 2008. Pengelolaan Sampah di Permukiman. Jakarta: BSN.

Anda mungkin juga menyukai