Anda di halaman 1dari 43

RENCANA USULAN KEGIATAN

PUSKESMAS EBAN

TAHUN 2017
*
*
*
*
*
*
*
UKM & UKP
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

ANDA SEHAT HARAPAN KAMI

PUSKESMAS EBAN 2015


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puskesmas adalah sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang memiliki peranan penting dalam system kesehatan nasional, khususnya
sub sistim upaya kesehatan. Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas
Kesehatan KabupatenTimor Tengah Utara yang bertanggungjawab dan mempunyai
tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya Kecamatan sehat
.Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian, Puskesmas berfungsi
sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan
upaya kesehatan pengembangan, puskesmas harus menerapkan azas penyelenggaraan
puskesmas secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan
masyarakat, keterpaduan dan rujukan.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal dan Puskesmas dapat
menghasilkan output yang efektif dan efisien, puskesmas harus melaksanakan
manajemen dengan baik. Manajemen puskesmas yang baik terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban seluruh
kegiatan secara keterkaitan dan berkesinambungan.
Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan
yang ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan
pengembangan maupun upaya kesehatan penunjang.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, daerah
mempunyai wewenang yang besar untuk menentukan masalah kesehatan yang harus
diprioritaskan dan intervensi yang perlu dilakukan serta menentukan berapa besar
anggaran yang diperlukan. Disamping itu juga mempunyai kewenagan untuk
melakukan integrasi perencanaan dan anggaran. Melalui pelaksanaan otonomi –
desentralisasi, diharapkan dapat terlaksana kegiatan-kegiatan yang lebih dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat.

1.2 Maksud dan Tujuan


Dengan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) ini diharapkan semua komponen
yang ada di Puskesmas Eban dapat:
a. Menganalisis situasi wilayah kerja, perilaku kesehatan masyarakat dan lembaga
bersumber daya masyarakat yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Eban .
b. Mengidentifikasi permasalahan – permasalahan yang ada di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Eban, kemudian membuat urutan prioritas masalah yang akan
diselesaikan secara bersama-sama bersama lintas program ataupun lintas sektoral.
c. Menganalisis hambatan, yaitu menganalisis kemungkinan hambatan yang akan
mempengaruhi pencapaian tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi
hambatan internal dan hambatan eksternal.
d. Menyusun kegiatan intervensi berupa program kesehatan bersama-sama lintas
program dan lintas sektor untuk mengatasi permasalahan yang ada.
e. Mengetahui program-program prioritas apa saja yang akan dilaksanakan oleh UPTD
Puskesmas Eban dalam mengatasi permasalahan kesehatan di masyarakat satu atau
dua tahun kedepan.
f. Perhitungan Anggaran, yaitu melakukan perhitungan kebutuhan anggaran kegiatan
yang direncanakan.

1.3 Visi dan Misi Puskesmas Eban


Puskesmas Eban adalah salah satu Unit Pelayanan Teknis Daerah dibidang
kesehatan dimana Puskesmas Eban merupakan perpanjangan tangan Dinas Kesehatan
Kabupaten Timor Tengah Utara dalam upaya menjalankan kebijakan pembangunan
kesehatan di wilayah kerja Kecamatan Miomaffo Barat.
Agar Puskesmas dapat bekerja dengan baik, searah dan sesuai dengan
kebijakan baik yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara maupun
kebijakan dari daerah Kabupaten Timor Tengah Utara, maka UPTD Puskesmas Eban
pada tahun 2015 ini memiliki visi dan misi sesuai dengan visi misi Kabupaten Timor
Tengah Utara dan Dinas Kesehatan yaitu :

1.3.1 VISI
“Menjadikan Puskesmas Eban Sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan Dasar Yang
Bermutu Menuju Kecamatan Miomaffo Barat Yang Sehat dan Mandiri Tahun 2018”.

1.3.2 MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima.
2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan menuju masyarakat
yang mandiri.
4. Menjalin kemitraan dengan semua pihak/sektor terkait dalam pelayanan kesehatan
dan pengembangan kesehatan masyarakat.
5. Meningkatkan sarana prasarana kesehatan yang memadai dalam mendukung
pelayanan prima.

1.3.3 MOTO
ANDA SEHAT HARAPAN KAMI
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Analisa Situasi


2.1.1 Analisa Geografi
Puskesmas Eban merupakan salah satu puskesmas yang berada di Kabupaten
Timor Tengah Utara. Kabupaten Timor Tengah Utara terletak di pulau Timor
Propinsi Nusa Tenggara Timur. Secara geografis, Kabupaten Timor Tengah Utara
berbatasan langsung dengan Negara Republic Democratic Timor Leste, terletak pada
posisi 108,33° dan 6,41° LS pada pantai utara Pulau Jawa dengan ketinggian 5 m
dari permukaan laut . Kabupaten Timor Tengah Utara beriklim tropis dengan suhu
udara berkisar antara 24°C − 33°C. Kabupaten Timor Tengah Utara memiliki 24
Kecamatan dan 194 desa/kelurahan.
Wilayah kerja Puskesmas Eban terletak di Kecamatan Miomaffo Barat
Kabupaten Timor Tengah Utara yang berjarak kurang lebih 32 Km dari pusat
Kabupaten Timor Tengah Utara, dengan luas wilayah 199,63 km2 atau 7,48% dari
total luas Kabupaten, yang berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kecamatan Bikomi Nilulat dan Republik Democratic


Timor Leste
Sebelah Selatan : Kabupaten Timor Tengah Selatan
Sebelah Barat : Kecamatan Mutis
Sebelah Timur : Kecamatan Noemuti, Kecamatan Miomaffo Tengah dan
Kecamatan Musi

Secara administratif , Kecamatan Miomaffo Barat terbagi menjadi 13


desa dengan 38 dusun, 81 RW (Rukun Warga) dan177 RT (Rukun Tetangga).
Keterjangkauan pelayanan kesehatan salah satunya dapat dilihat dari keadaan dan
kondisi geografis wilayah tersebut, dimana Kecamatan Miomaffo Barat secara
geografis terletak di daerah pedesaan yang mudah dijangkau oleh seluruh masyarakat
di wilayah kerjanya dengan kendaraan roda dua ataupun roda empat.
Adapun situasi geografis di wilayah kerja Puskesmas Eban dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 2.1
Situasi Geografis Kecamatan Kota Kefamenanu

Tabel 2.1
Situasi Geografi
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015
Kondisi Rata-
Jarak
Keterjangkauan RW Rata
Jumlah terjauh
No Kelurahan Kategori Waktu
RT ke Roda Roda
Jalan Tempuh
Faskes 2 4
ke PKM
± 30
1 Noepesu Desa 18 6 km V V V
Menit
± 25
2 Fatuneno Desa 21 5 km V V V
Menit
±5
3 Eban Desa 29 0,5 km V V V
Menit
± 10
4 Sallu Desa 24 3 km V V V
Menit
± 15
5 Suanae Desa 8 4.5 km V V V
Menit
± 15
6 Lemon Desa 8 4.5 V V V
Menit
± 20
7 Fatunisuan Desa 12 6.5 V V V
Menit
± 25
8 Haulasi Desa 12 7 km V V V
Menit
± 60
9 Noeltoko Desa 8 6 km V V V
Menit
± 45
10 Fatutasu Desa 10 9.5 V V V
Menit
± 60
11 Manusasi Desa 13 12 km V V V
Menit
± 30
12 Saenam Desa 6 5 km V V V
Menit
± 30
13 Saetab Desa 8 6 km V V V
Menit
Total 177

Dari Tabel 2.1 di atas, waktu tempuh yang digunakan untuk mencapai ke fasilitas
kesehatan yaitu Puskesmas Eban relatif singkat, waktu tempuh yang terjauh 60 menit dan
waktu tempuh yang terdekat 5 menit ini diukur dengan menggunakan kendaraan umum.
Wilayah terjauh dari lokasi Puskesmas Eban adalah Desa Manusasi dan desa fatutasu sub
desa Oeletimo yang merupahkan pusat desa yang berjarak 12 km dengan jarak tempuh 60
menit dengan menggunakan kendaraan roda empat.

2.1.2 Kependudukan / Demografi


Wilayah Kerja Puskesmas Eban meliputi Kecamatan Miomaffo Barat
Kabupaten Timor Tengah Utara dengan jumlah penduduk pada tahun 2015 menurut
sumber data Kantor BPS yang diproyeksikan sebanyak 16.163 jiwa terdiri dari 8.438
jiwa penduduk laki laki dan 7.725 jiwa perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga
sebanyak 4.030 KK (Kepala Keluarga). Jumlah penduduk per-Desa di Kecamatan
Miomaffo Barat yang paling banyak adalah di Desa Eban yaitu 2.314 jiwa (14,3%),
sedangkan penduduk yang paling sedikit adalah Desa Saetab yaitu 273 Jiwa (1,7%).
Secara rinci jumlah kepala keluarga, rumah dan penyebaran penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Eban ditampilkan pada Tabel 2.2 berikut :

Tabel 2.2
Jumlah Kepala Keluarga, Rumah dan Penyebaran Penduduk
di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015
Rata-
Luas Jumla Kepadata
Jumlah rata Jumlah
No Kelurahan daerah h n pddk
KK jiwa/K penduduk
(km²) rumah (km²)
K
1 Noepesu 18,50 322 437 3 83 1.456
2 Fatuneno 25,00 284 373 4 69 1.412
3 Eban 39,00 632 692 3 68 2.314
4 Sallu 25,03 419 533 4 92 2.109
5 Suanae 6,00 163 228 4 153 905
6 Lemon 4,10 101 108 3 103 335
7 Fatunisuan 30,00 429 493 4 63 1.886
8 Haulasi 12,00 176 232 4 76 932
9 Noeltoko 11,00 129 156 4 58 622
10 Fatutasu 10,00 244 267 7 114 1.886
11 Manusasi 9,00 198 238 4 101 895
12 Saenam 10,00 111 136 5 61 665
13 Saetab - 70 76 4 - 273
JUMLAH 199,63 3.278 4.030 4 78 16.163

Luas wilayah Kecamatan Miomaffo Barat menurut data dari Kecamatan


Miomaffo Barat adalah kurang lebih 199,63 km² meliputi 13 Desa/ Kelurahan, 81
RW ( Rukun Warga ) serta 177 RT ( Rukun Tetangga ). Dapat diketahui bahwa
kepadatan penduduk Kecamatan Miomaffo Barat rata-rata 78 jiwa/km2, dengan tingkat
hunian 4 jiwa/rumah, ini merupakan tingkat hunian yang padat dan potensial terhadap
penularan penyakit.
Penyebaran dan kepadatan penduduk di masing – masing RW/RT di wilayah kerja
Puskesmas Eban di Kecamatan Miomaffo Barat berkisar antara jiwa/km2 sampai
dengan 200jiwa/km2 per RW dan 91 jiwa/km2 per RT dan. Wilayah terpadat
penduduknya untuk Kecamatan Miomaffo Barat adalah di desa Suane yaitu 153
jiwa/km2.
Komposisi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang
ada di Kecamatan Kota Kefamenanu dapat dilihat pada Tabel 2.3 dibawah ini.
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015
Kelompok Jumlah Penduduk
No
Umur(th) Laki-laki Perempuan Total
1 0–4 1.161 855 2.016
2 5– 14 1.995 1.735 3.730
3 15 – 44 3.271 3.511 6.782
4 45 – 64 1.256 1.214 2.470
5 > 65 755 410 1.165
Jumlah 8.438 7.725 16.163
Sumber : Kecamatan Miomaffo Barat Kabupaten Timor Tengah Utara

Jumlah penduduk Kecamatan Miomaffo Barat yang berada pada golongan usia
antara usia 15 – 64 tahun sebanyak 9.252 jiwa ( 57,99 % ) dimana golongan usia tersebut
merupakan usia produktif serta merupakan sasaran program yang paling efektif.
Untuk mengetahui angka beban tanggungan di Kecamatan Miomaffo Barat maka
digunakan formula sebagai berikut :
Jumlah usia tidak produktif
Beban Tanggungan = x 100
Jumlah usia produktif

6.911
Beban Tanggungan = x 100
9.252

6.911
Beban Tanggungan = x 100 = 74,7%
9.252
yang berarti setiap 100 jiwa penduduk produktif harus menanggung 75 jiwa yang tidak
produktif, tingginya rasio beban tanggungan yang mencapai angka 74,7 ini merupakan
faktor penghambat pembangunan ekonomi di Kecamatan Miomaffo Barat, karena sebagian
pendapatan yang diperoleh oleh golongan usia produktif, harus dikeluarkan untuk
memenuhi kebutuhan usia yang tidak produktif.
Sex ratio merupakan perbandingan penduduk laki-laki dengan banyaknya
penduduk perempuan dalam datu daerah dan waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam
banyaknya penduduk laki-laki untuk tiap 100 penduduk perempuan.
Rasio jenis kelamin biasanya dihitung dengan menggunakan jumlah pria yang
terdapat dalam penduduk tertentu dan kemudian dibagi oleh jumlah perempuan yang
temasuk kedalam penduduk itu juga, dengan demikian ratio jenis kelamin sesuai dengan
definisi tersebut akan mencerminkan/100 penduduk perempuan.
Rasio jenis kelamin penduduk Kecamatan Kota Kefamenanu dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah penduduk laki-laki


Sex Ratio = x 100
Jumlah penduduk perempuan

Berdasarkan dari data yang ada ternyata jumlah penduduk perempuan (7.725
jiwa) di Kecamatan Kota Kefamenanu lebih sedikit dari jumlah penduduk laki-laki (8.438
jiwa) dengan Sex Ratio 109,23 %, oleh karenanya selain perlu memberikan perhatian
pada penduduk golongan perempuan upaya yang lebih intensif juga perlu dilakukan
terhadap penduduk golongan laki-laki sebagai pencari nafkah pada keluarganya.
Perbandingan jumlah penduduk perempuan dan laki-laki di Kecamatan Miomaffo
Barat dapat dilihat pada gambar 2.2 tentang Komposisi Penduduk Laki-laki dan
Perempuan.
Baerdasarkan Tabel 2.4, dari jumlah penduduk di Kecamatan Miomaffo barat yaitu
16.163 jiwa, sebanyak 9.008 jiwa ( 55,73%) diantaranya merupakan Masyarakat Miskin
sehingga ini merupakan permasalahan yang memerlukan penanganan serta prioritas
kebijakan tersendiri.

Tabel 2.4
Jumlah dan Proporsi Penduduk Miskin
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015
Jumlah Jumlah Proporsi
NO KELURAHAN Penduduk Penduduk Penduduk Miskin
Seluruhnya Miskin (%)
1 Noepesu 1.456 993 6,14
2 Fatuneno 1.412 885 5,48
3 Eban 2.314 836 5,17
4 Sallu 2.109 1021 6,32
5 Suanae 905 491 3,04
6 Lemon 335 336 2,08
7 Fatunisuan 1.886 1061 6,56
8 Haulasi 932 672 4,16
9 Noeltoko 622 455 2,82
10 Fatutasu 1.886 989 6,12
11 Manusasi 895 759 4,70
12 Saenam 665 118 0,73
13 Saetab 273 392 2,43
JUMLAH 16.163 9.008 55,73
Sumber : Data Kecamatan Miomaffo Barat

Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Miomaffo Barat sebagian besar adalah


Tani..sebanyak 99% sedangkan yang tidak bekerja/pensiunan pegawai sebanyak (10%).

Tabel 2.7
Jumlah Sasaran Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Eban
Tahun 2015

SASARAN
KELURAHA Bumil Bulin Busui Neonatus Bayi 0- Bali lansia Anak SD Anak
NO
N/ DESA 11 BL ta Sekola
h
1 Noepesu 25 25 25 24 24 96 210
2 Fatuneno 19 25 25 22 20 10 148
7 SD
3 Eban 47 52 52 48 44 16 368 2252
9 siswa
4 Sallu 37 35 35 31 42 15 265
1
5 Suanae 17 22 22 19 18 51 143
SMP
6 Lemon 7 7 7 7 8 27 66
901
7 Fatunisuan 28 29 29 29 27 10 298
siswa
2
8 Haulasi 13 13 13 13 15 57 132
9 Noeltoko 16 12 12 12 13 57 118
10 Fatutasu 16 19 19 21 19 53 224 SMA
11 Manusasi 15 21 21 16 17 60 146 447
12 Saenam 14 14 14 15 16 40 128 siswa
13 Saetab 1 4 4 4 5 24 60
JUMLAH 255 278 278 261 268 99 1844 2252
4
Sumber: Data Sasaran Wilayah UPTD Puskesmas Eban 2015

Selain sasaran diatas, sasaran pelayanan kesehatan yang lainnya adalah masyarakat
miskin. Di wilayah kerja Puskesmas Eban, jumlah penduduk miskin yang mendapat
jaminan progam Jaminan Kesehatan Nasional sebanyak 9.003 jiwa. Proporsi penduduk
miskin terhadap jumlah penduduk seluruhnya juga tinggi yaitu sebesar 55,73 % di wilayah
Kelurahan. Keadaan ini tentunya sangat berpengaruh terhadap status kesehatan masyarakat
Kecamatan Miomaffo Barat dan keberhasilan intervensi program UPTD Puskesmas Eban.

Tabel 2.8
Masyarakat Miskin yang mendapatkan JKN
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015
NO Kelurahan Masyarakat Miskin
yang Mendapatkan
JKN
1 Noepesu 993
2 Fatuneno 885
3 Eban 836
4 Sallu 1021
5 Suanae 491
6 Lemon 336
7 Fatunisuan 1061
8 Haulasi 672
9 Noeltoko 455
10 Fatutasu 989
11 Manusasi 759
12 Saenam 118
13 Saetab 392
JUMLAH 9.008
Sumber: Data Peserta JKN Wilayah UPTD Pusk. Eban

Berdasarkan tabel 2.8, terdapat jumlah seluruh masyarakat miskin yang


mendapatkan Kartu JKN yaitu sebanyak 9.008 jiwa.

2.2 Hasil Kegiatan Puskesmas

2.2.1 Analisa Ketenagaan


Puskesmas Eban mempunyai tenaga 54 karyawan dengan rincian dapat dilihat
pada Tabel 2.9 di bawah ini :

Tabel 2.9
Daftar Ketenagaan Berdasarkan Golongan Kerja
di UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015

Jenis Gol.II Kontrak Nusanta JUMLA


No. Gol.II Gol.I PTT Magang
Ketenagaan I Daerah ra Sehat H
1 Dokter umum 0 0 0 0 1 0 0 1
2 Dokter gigi 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Kes. 1 0 0 0 0 1 1 3
Masyarakat
4 Bidan 0 7 0 0 5 1 8 21
5 Perawat 3 2 0 0 0 1 3 9
6 Perawat gigi 1 1 0 0 0 0 0 2
7 Sanitarian 1 0 0 0 0 1 0 2
8 Promkes 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Nutrisionist 0 1 0 0 0 1 3 5
10 Kefarmasian 2 0 0 0 0 0 1 3
11 Analis Lab 1 0 0 0 0 1 0 2
12 Cleaning 0 0 0 1 0 0 0 1
service
13 Tenaga 4 0 0 1 0 0 5
Administrasi
14 Penjaga malam 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 54
Sumber : Data Puskesmas Eban

UPTD Puskesmas Eban hanya memiliki 1 (satu) orang tenaga fungsional dokter
umum. Kunjungan poliklinik Umum di UPTD Puskesmas Eban rata-rata perhari ± 10-
25 pasien, dengan komposisi tenaga dokter seperti diatas, maka upaya pelayanan
kesehatan kepada masyarakat akan menjadi kurang maksimal. Hal ini disebabkan
pelayanan kesehatan di puskesmas tidak hanya upaya kesehatan perorangan didalam
gedung tetapi juga pelayanan pusling dan rawat inap, tetapi ada upaya kesehatan
masyarakat yang masih banyak memerlukan perhatian dari semua komponen puskesmas
termasuk oleh dokter umum fungsionalnya.
Ratio tenaga dokter umum yang ideal adalah 1 : 80, dimana seorang dokter
umum akan maksimal melaksanakan tugasnya jika melakukan upaya kesehatan
perorangan berkisar 80 orang / hari. Oleh sebab itu UPTD Puskesmas Eban sejak 2
tahun kebelakang telah mengusulkan untuk adanya penambahan tenaga dokter umum.
Demikian pula jumlah tenaga dokter, dokter gigi, analis lab, kesehatan
masyarakat dan promkes di UPTD Puskesmas Eban masih perlu penambahan tenaga.
Dengan semakin kompleksnya permasalahan kesehatan di wilayah UPTD Puskermas
Eban, kurangnya dukungan sumber daya manusia (SDM) ini tentunya akan berdampak
pada hasil pencapaian cakupan program-program yang ada di UPTD Puskermas Eban.

2.2.2 Analisa Peran Serta Masyarakat


Peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Eban sudah cukup baik,
yang ditandai dengan adanya kepengurusan Posyandu aktif di seluruh kelurahan dan
Kelurahan/ Desa Siaga di wilayah Puskesmas Eban. Peran serta masyarakat untuk
datang ke posyandu juga cukup tinggi untuk ukuran posyandu pedesaan, yaitu diatas 98
%
Selain posyandu aktif, telah terbentuk Badan Kemitraan Puskesmas dan
Masyarakat (BKPM) melalui Surat Keputusan yang ditandatangani oleh Camat
Miomaffo Barat. Di samping itu, terdapat beberapa kegiatan lain yang merupakan hasil
kerjasama Puskesmas dengan lintas sektoral, diantara yaitu :
i. Kegiatan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah , Usaha Kesehatan Sekolah
/Usaha kesehatan gigi Sekolah, Kesehatan Reproduksi termasuk Program
pencegahan HIV AIDS dan penuluhan tentang NAPZA yang kegiatannya selalu
bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan lintas sektorlainnya
ii. Rapat Koordinasi Lintas Sektor dengan Para kepala desa, sektor pertanian ,
peternakan. Perkebunan, PKK dan PLKB juga melibattkan NGO yang bergerak
dibidang kesehatan yang selalu dilakukan setiap bulan di Tingkat Kecamatan
Miomaffo Barat.
iii. Kegiatan Posyandu dan desa siaga
iv. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yaitu Rumah tunggu

2.3 Analisa Hasil Cakupan Program


Puskesmas menyelenggararakan Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama
(UKM) dan Upaya Kesehatan perseorangan tingkat Pertama (UKP)

Upaya kesehatan Masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan esensial


dan upaya kesehatan pengembagan. UKM Esensial harus diselenggarakan
dipuskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota
bidang kesehatan, sedangkan UKM pengembangan merupakan UKM yang
kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan /atau bersifat ektensifikasi
dan intensifikasi pelayanan, disesuikan dengan prioritas masalah kesehatan,
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di Puskesmas Eban.
Untuk Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk
Pelayanan rawat Jalan, Pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care),
pelayanan home care dan /atau rawat inap yang dilakukan berdasarkan pertimbangan
kebutuhan pelayanan kesehatan dan untuk puskesmas Eban juga termasuk Puskesmas
yang menyelenggarakan pelayanan Penatalaksanaan Obsteric Neonatal Emergensi
Dasar (PONED)
Dalam mendukung pelayanan UKM dan UKP maka Puskesmas Eban harus
menyelenggarakan MANEJEMEN PUSKESMAS, Pelayanan kefarmasian, pelayanan
Laboratorium dan Pelayanan keperawatan kesehatan masayarkat.
Untuk itu hasil pelayanandan cakupan indikator kinerja dari UKM – UKP dan dan
pelayanan penunjang yang sudah dan belum dicapai oleh puskesmas Eban pada tahun
2015 akan digambarkan pada tabel tabel dibawah ini

2.3.1 Upaya Kesehatan Esensial


Hasil cakupan Upaya Kesehatan Esensial meliputi progam :
a. Pelayanan Promosi Kesehatan
b. Pelayanan kesehatan Lingkungan
c. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana
d. Pelayanan Gizi ,
e. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

2.3.1.1 Upaya Promosi Kesehatan


Tabel 2.10
Hasil Cakupan Program Promosi Kesehatan
UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015

NAMA TARG
NO Cakupan keterangan
KEGIATAN ET
2015
1 Cakupan (KIP/K) 5% 70% Melebihi target
Cakupan
2 Penyuluhan Kelp.di 100% 75% Kurang dari target
dalam gedung
Cakupan Institusi
3 100% 70,37% Kurang dari target
Kes.ber-PHBS
Pengkajian &
4 Pembinaan PHBS 65% 78% Melebihi target
di Tatanan RT
Perilaku tidak
4a merokok dlm 100% 69 % Tidak mecapai terget
Rumah
Penyuluhan
5 Kelompok oleh 100% 80% Kurang dari target
Petugas di Masy.
Pembinaan UKBM
6 (%) Posy. Purnama 65% 96% Melebihi target
& Mandiri
Jumlah posyandu
6a 100% 100% Mencapai target
Purmana
6b Jumlah Posyandu 1 0% Tidak mencapai target
mandiri
Pembinaan
7 Pemberd.Masy (%) 65% 61,5% Kurang dari target
Desa Siaga Aktif
Cakup. Individu/
8 Keluarga melalui 50% 67,5% Melebihi target
Kunj. Rumah

Hasil cakupan Upaya Program Promosi Kesehatan baik yang dilakukan di dalam
dan diluar gedung di wilayah kerja Puskesmas Eban secara umum telah berjalan dengan
cukup baik. Namun kegiatan pembinaan UKBM, pembinaan pemberdayaan masyarakat
melalui desa/Kelurahan Siaga Aktif perlu ditingkatkani, , selain itu kegiatan promosi
kesehatan individu dan keluarga melalui kunjungan rumah perlu ditingkatkan lagi untuk
menumbuhkan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya menjaga dan memelihara
kesehatan pribadi, keluarga dan masyarakat dengan demikian upaya untuk meningkatkan
strata UKBM dapat agar mencapai strata mandiri dan terciptanya desa/kampung siaga aktif
dapat terwujud sesuai harapan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan perorangan
dan kelompok di tiap desa/kelurahan melalui pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
di seluruh wilayah kerja Puskesmas Eban.

2.3.1.2 Upaya KIA dan KB


Tabel 2.11
Hasil Cakupan Program KIA / KB
UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015
CAKUPAN T
TA 2013 20 2015 R
N NAMA KETERANGAN(GAP
RG 14 E
O KEGIATAN )
ET N
D
95 Kurang dari target ↓
1 K1 Umum 65.6% ↓
% (29.4%)
95 Kurang dari target (40,5
2 K1 standar 54.5 %
% %)
90 Kurang dari target ↑
3 K4 Bumil 53.5%
% (35,6%) ↓

Deteksi Risti 20 ↑
4 53.8% Melebihi target
Bumil %

Rujukan Bumil 80 Kurang dari target


5 58.9 %
Komplikasi % (21.10)

Penanganan 80
6 217 % Melebih target
komplikasi obst. %

Kunjungan 90 Kurang dari target ↑


7 73.3%
Nifas 3 kali % (16.7%) ↓
PELAYANAN 70 Kurang dari target (23 ↑
8 47%
KB % %) ↑
Persalinan 90 Kurang dari target
9 71,2%
Nakes % (18.8)
Persalinan di 100 Kurang dari target
10 65,9%
faskes % (65.9%)

11 KN1 90 70.3 % Kurang dari target


(19.6%)
Kurang dari target
12 KN lengkap 90 70.4 %
(19.5 %)
Kunjungan bayi Melebihi target
90 99.4
4x
Kunjungan balita Kurang dari target
90 46.3
8x (43.7%)
7,8%
13 BBLR
(29 )
73%
14 Lahir hidup
(271)
15 Lahir mati 1,47% (5)
16 IMD 66%
17 Kematian ibu 0 kss
Kematian
18 neonatal 0 – 7 9 kss
hari
kematian
19 Neonatal 8 -28 2 kss
hari
20 kematian Bayi 6 kss
21 kematian balita 3 kss

Hasil Cakupan Program KIA / KB UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015 secara
keseluruhan masih dibawah target proyeksi masih perlu peningkatan yang lebih baik lagi,
masih banyak / hampir seluruh cakupan kegiatan yang belum memenuhi target,
diantaranya yaitu kegiatan K1 umum, K1 standar, K4 bumil, KN1, persalinan, pelayanan
KB dan IMD, dan pada tahun 2015 kasus kematian neontakl dan bayi mencapai 17 kasus
dengan penyebab kematian teriniggi adalah prematur dan BBLR.
Diperlukan kerjasama aktif antara petugas kesehatan, petugas kesehatan dengan
kader kesehatan dan jejaring desa/kel siaga melalui kunjungan rumah dalam penemuan dan
pemantauan ibu hamil serta neonatal sehingga penanganan kasus resti baik pada ibu hamil
atau pun neonatal dan bayi dapat dilakukan sedini mungkin dalam upaya menurunkan
angka kematian ibu dan kematian bayi.
Diharapkan semua petugas memahami definisi operasional untuk tiap cakupan
sehingga dapat menghitung cakupan dengan benar. Salah satu upaya untuk meningkatkan
hasil cakupan yaitu dengan memberikan pelayanan yang lebih baik sesuai SOP, tertib
administrasi KIA serta meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektoral.
Evaluasi yang intensif dan berkesinambungan terhadap hasil cakupan KIA oleh
petugas dan seluruh pembina wilayah adalah upaya lain yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan hasil cakupan program KIA.
Hasil cakupan pelayanan KB perlu diperhatikan lagi, oleh karena masih banyak
akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi yang kurang mantap terutama akseptor yang
telah memiliki dua anak atau lebih.
Upaya pendekatan dan promosi pada klien/masyarakat oleh petugas puskesmas,
kader, lintar sektor dengan BKKBN tentang Pengetahuan KB bagi Masyarakat perlu
lagi digalakkan agar akseptor yang telah memiliki dua anak atau lebih mau dengan
kesadarannya sendiri untuk menggunakan alat kontrasepsi yang lebih mantap. Serta bagi
klien yang baru memiliki satu anak mau untuk menunda kehamilannya sampai anak
tersebut melewati masa balitanya.
Diharapkan dengan upaya-upaya tersebut diatas dapat menekan laju pertumbuhan
penduduk khususnya di Kecamatan Miomaffo Barat sehingga kepadatan penduduk dapat
berkurang.

Tabel 2.12
Hasil Cakupan Kegiatan MTBM / MTBS
UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015

N NAMA CAKUPAN
TARGET KETERANGAN TREND
O KEGIATAN 2013 2014 2015
1 MTBS (2bl-5th)
 Balita/ Kurang dari ↑↓
100% 38.1%
Bayi target
2 MTBM (0-2bl)
 Neonatus Kurang dari ↑↓
100 % 70.3%
(0-28 hr) target
 Bayi (0- 2 - ↑↓
100 %
bl)

Hasil kegiatan MTBM /MTBS UPTD Puskesmas Eban belum dilaksanakan dengan
baik baik. Dari kegiatan ini telah dapat menjaring beberapa kasus yang berpotensi menjadi
wabah seperti campak, diare serta kasus – kasus yang harus segera mendapat penanganan
yang cepat dan tepat seperti misalnya demam tinggi, pneumonia dll.
Dalam rangka menurunkan angka kematian balita, masih diperlukan kerjasama
yang aktif, evaluasi yang intensif dan berkesinambungan antara petugas lintas program,
agar pelaksanaan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) dapat terlaksana dengan baik.
Dengan demikian program MTBS diharapkan akan dapat menjaring balita resti / yang
sakit, sehingga penangannya dapat dilakukan sedini mungkin.
Kegiatan MTBM/MTBS ini harus terus dilaksanakan secara berkesinambungan
agar cakupan program-program yang lain ikut tercapai. Diperlukan kerjasama yang baik
antara lintas program dalam kesinambungan program MTBM/MTBS ini.
2.3.1.3 Upaya Kesehatan Lingkungan

Tabel 2.13
Hasil Cakupan Program Kesehatan Lingkungan
UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015

NAMA TAR CAKUPAN


NO GET
KET/GAP
KEGIATAN 2013 2014 2015
5.2 % Kurang dari
1 Klinik sanitasi 10 %
target(4.8%)
Pengawasan sanitasi 52.4 % Kurang dari target
100 %
2 dasar (47.6 %)
100% Mencapai target
Pengawasan kualitas
3
air bersih dan 100%
kaporisasi

Pengawasan dan
4 Pembinaan TTU
100 % 100%
Pengawasan dan
5 Pembinaan TPM
100 % 100%
6 Pengawasan TPS 100 % 81% Kurang dari target

7 Kunjungan Rumah 100 % 52,4% Kurang dari target

Pengambilan sampel Tidak ada


8 Air dan makanan
100% 0%
kegiatan

Pelaksanaan program kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Eban


belum baik dan masih banyak indicator yang harus dikerjakan dan di tingkatkan seperti
pengmbilan dan pemeriksaan sampel Air & makanan serta pengawasan TPS dan
kunjungan rumah dimana cakupannya masih kurang dari target.
Diperlukan juga peningkatan kerjasama yang baik antara lintas program serta
dengan petugas surveyalance dan petugas di poliklinik umum agar kasus-kasus
penyakit bersumber dari lingkungan atau binatang dapat di konsulkan/dirujuk ke klinik
sanitasi sehingga petugas sanitasi bisa mendapatkan data untuk memecahkan / mencari
akar permasalahan di lapangan sehingga kasus-kasus tersebut tidak menjadi KLB
(Kejadian Luar Biasa).
Kunjungan rumah dalam rangka inspeksi sanitasi perumahan, penilaian rumah
sehat, perlu ditingkatkan lagi melalui kerjasama lintas program dan lintas sektor agar
terwujudnya wilayah Kecamatan Miomaffo Barat yang bersih dan sehat dengan demikian
diharapkan derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Miomaffo Barat pun akan meningkat.
2.3.1.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Tabel 2.14
Hasil Cakupan Program Gizi
UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015
Cakupan T
2 R
N
Nama Kegiatan Target 0 20 Keterangan E
O 2015
1 14 N
3 D
1 Jumlah balita ( S ) 100% 100% Mencapai target =
Balita Yg mempunyai =
2 100% 100% Mencapai target
kartu (K)
Balita yg ditimbang naik ↑
3 80% 63,9% Kurang dari target
berat badannya ( N/D ) ↓
Balita dgn berat ↓
4 badankurang (BGM ) / 5% 4,32% Kurang dari target =
KEP nyata
Cakupan Penimbangan =
5 100 % 100% Mencapai target
(K/S)
Tingkat partisipasi Kurang dari ↑
6 100% 98,6%
masyarakat (D/S) Target(1.4 %) ↓
Pencapaian program 63.9 Kurang dari target ↑
7 100 %
(N//D) % (36.1%) ↓
8 Pemberian Tablet besi 90 57.2 Kurang dari target
100%
8 tab untuk IH (FE3) % (37.8 %)
9
Pemberian VIT A 100% 100%

MP Asi 100% 100%


10
Rumah tangga pengguna Kurang dari target
100% 54.7%
11 garam yodium (45.3%)
Masih ada balita
Balita status Gizi kurang
3.7 % dengan status gizi
12 (BGM)
kurang
13
Ibu hamil KEK 2.8 %

14
BBLR 7.4 %

15
Anemia Bumil 1.02 %

Hasil kegiatan program Gizi pada tahun 2015 di Puskesmas Eban sudah cukup
baik. Peran serta masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan
posyandu oleh para kader posyandu sudah baik, hal tersebut dapat dilihat dari pencapaian
cakupan D/S (98,6%).walaupun tingkat partisipasi masyarakat sudah baik tetapi Secara
kualitas, masih ada yang harus ditingkatkan lagi antara lain perlunya perhatian
khusus/intervensi lebih intensif mengenai peningkatkan berat badan tiap kali
penimbangan oleh karena masih ada sebanyak 36 ,1% balita yang tidak mengalami
peningkatan berat badan pada saat penimbangan. Diperlukan kerjasama yang baik antara
lintas program dan lintas sektor dalam pembinaan/intervensi balita yang tidak/sulit naik
berat badannya tersebut.
Jumlah balita gizi kurang dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Eban
mengalami penurunan, diharapkan penurunan ini diikuti pula dengan adanya peningkatan
pengetahuan ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita tentang prilaku hidup ber-PHBS,
sehingga bayi, balita serta anak-anak di wilayah kerja Puskesmas Eban dapat tumbuh
dengan sehat. Diharapkan dengan perhatian yang lebih serta intervensi yang tepat tidak
ada lagi balita gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Eban.
Anemia pada ibu hamil walaupun prosentasi kasus rendah tetapi bila dilihat
dampak dari anemia dan ibu hamil KEK adalah banyak bayi lahir dengan BBLR dan
mengalami kematian. Kecamatan miomaffo barat adalah kecamatan yang ada di dataran
tinggi yang berpotensi kekurangan zat yodium pada pangan yang disediakan untuk itu
alternative penggunaan garam yodium menjadi pilihan di wilayah ini namun dalam
kenyataan pada survey pengunaan garam yodium ditingkat rumah tangga masih dibawah
target.untuk itu butuh solusi –solusi baik yang dilakukan dengan lintas sector maupun
lintas program.

2.3.1.5 Pencegahan dan Pembrantasan Penyakit Menular


1. Program Imunisasi
Hasil cakupan program Imunisasi secara umum seluruhnya masih belum
mencapai target sesuai yang diharapkan meskipun kegiatan sweeping Imunisasi
telah 100% dilakukan.

Tabel 2.15
Hasil Cakupan Program Imunisasi
UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015

Nama Cakupan
NO Target KET TREND
Kegiatan 2013 2014 2015
Kurang dari ↑↓
1 Imunisasi BCG 98 % 77,9%
target
Imunisasi DPT Kurang dari ↓↓
2 98 % 79,9%
Hb1 target
Imunisasi DPT Kurang dari ↓↑
3 95 % 81,3%
Hb2 target
Imunisasi DPT Kurang dari ↓↑
4 90 % 76,5%
Hb3 target
Imunisasi Kurang dari ↑↓
5 90 % 79%
Polio1 target
Imunisasi Kurang dari ↓↓
6 95 % 79,9%
Polio2 target
Imunisasi Kurang dari ↓↑
7 93 % 80,2%
Polio3 target
Imunisasi Kurang dari ↓↑
8 90 % 13,4%
Polio4 target
Imunisasi Kurang dari ↑↑
9 90 % 76,2%
Campak target
Imunisasi lebih dari ↑↓
10 75 % 62,3%
Hepatitis unijek target
Kurang dari ↑↓
11 Imunisasi TT 1 90 % 17,7%
target
Kurang dari ↑↓
12 Imunisasi TT 2 85 % 14,4%
target
38.5 % Kurang dari
Desa UCi 85%
(5 ds) target

Pencapaian program Imunisasi yang hampir selalu tidak mencapai target ini
disebabkan karena jumlah sasaran bayi/balita di wilayah kerja Puskesmas Eban
berdasarkan proyeksi terlalu besar dibandingkan jumlah riil bayi/balita yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Eban. Selain itu, tingkat mobilisasi penduduk Kecamatan
Miomaffo Barat sangat tinggi, banyak penduduk yang hanya tinggal untuk beberapa lama,
kemudian pindah / pulang ke tempat asal, ditambah lagi dengan tingginya kasus kematian
bayi dan neonatal di pusk Eban yang mencapai 17 kss dan kss lahir mati mencapai 5 kss
yang pasti akan menambah maslah dalam target sasaran program.
Selain adanya kesenjangan antara data sasaran hasil proyeksi dan data sasaran
riil, juga mobilisasi penduduk yang cukup tinggi hasil cakupan Imunisasi di beberapa
kelurahan rendah karena adanya pemahaman dari keyakinan beberapa masyarakat
bahwa setelah Imunisasi anak menjadi sakit sehingga masyarakat tidak mau membawa
anaknya diimunisasi. Sehingga upaya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya Imunisasi bagi bayi dan balita sebagai bagian dari kelompok rentan perlu
dilakukan melalui kegiatan promosi kesehatan perorangan ataupun kelompok agar program
Imunisasi dapat berjalan dengan baik sehingga bayi dan balita di wilayah Puskesmas Eban
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Tabel 2.16
Hasil Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
Eban Tahun 2015

Nama Cakupan TRE


No Target Keterangan ND
Kegiatan 2013 2014 2015
1 DT Lebih dari
95 % 100%
target
2 TD Lebih dari
95 % 100%
target
3 Campak Lebih dari
95 % 100%
target

Hasil kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada tahun 2015 dan
tahun tahun sebelumnya cukup baik bahkan melebih target , oleh karena pada pelaksanaan
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di 19 SD pada di wilayah pusk Eban sudah
dilakukan koordinasi lintas sector terutama dengan Dinas Cabang PPO kec Miomaffo barat
dan Para kepala sekolah dan jadwal untuk imunisasai BIAS sudah diketahui oleh pihak
sekolah , selain bainya kerjasama lintas sector juga di tingkat puskemas kerjasama lintas
program dan profesi sudah cukup baik sehingga kedepannya kerjasama yang sudah baik
tersebut akan terap ditingkatkan dan dipertahankan.

2. Demam Berdarah Dengue (DBD)


Tidak ada kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2015. Namun
demikian, kesiapsiagaan petugas dalam melaksanakan Penelitian Epidemiologi serta
meningkatkan kegiatan pemantauan jentik dalam rangka memutus rantai penularan
kasus DBD harus tetap dilakukan.
Keberhasilan pemuntusan rantai penularan kasus DBD ini pun tidak lain karena
adanya sistem kewaspadaan di masyarakat sudah baik, sehingga Petugas Demam
Berdarah Dengue, Petugas Kesehatan Lingkungan, Petugas Surveilans serta Petugas
Promosi Kesehatan dapat menindaklanjuti dengan cepat.

Tabel 2.17
Hasil CakupanProgram DBD
UPTD Puskesmas EbanTahun 2015

N 2015
KEGIATAN KET
O Sasaran Hasil %
1 Penderita DBD 0 Tidak ada kss demam berdarah
2 Penderita DBD
0
yang Ditangani
3 Rumah yang
diperiksa 0
Jentik
4 Rumah yang
0
bebas Jentik
5 Kasus DBD
0
yang di PE

Upaya pemeriksaan jentik berkala oleh kader serta kegiatan monitoring


pelaksanaan jentik berkala oleh petugas sangat membantu dalam menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat DBD. Upaya ini harus dibantu oleh upaya semua
masyarakat Kecamatan Miomaffo Barat untuk melakukan gerakan 3M (menutup,
menguras, mengubur) dalam rangka pemberantasan jentik nyamuk aedes aegypti.

3. Surveillans
Pelaksanaan program surveillans di wilayah kerja UPTD Puskesmas sudah cukup
baik karena ditunjang dengan adanya pengumpulan data epidemiologi yang di dapat
dari kegiatan dalam dan luar gedung yang berpotensi menjadi wabah cepat dan lengkap
oleh petugas. Dengan adanya data epidemiologi yang lengkap maka kegiatan
penanggulangan penyakit dapat dilaksanakan dengan mudah dan cepat sehingga
kejadian KLB serta perluasan wilayah KLB dapat dicegah.
Pertemuan rutin antara petugas kesehatan dalam rangka menggali permasalahan
kesehatan di wilayah kerja sudah dilaksanakan dengan baik di UPTD Puskesmas Eban,
sehingga kerjasama lintas program antar petugas kesehatan sudah berjalan dengan baik.
Kerjasama lintas program antar petugas puskesmas, lintas sektoral, dukungan
tokoh masyarakat dan upaya peran serta seluruh masyarakat dalam membangun sistem
pengamatan penyakit serta faktor-faktor resiko resikonya diharapkan dapat
mencegah timbulnya penyakit menular di masyarakat yang dapat berpotensi menjadi
KLB. Adapun penemuan kasus yang berpotensi menjadi wabah dapat dilihat pada Tabel
2.18 :

Tabel 2.18
Hasil Kegiatan Surveillans
UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015

2013 2014 2015


Nama
No Sasara Ket
Kegiatan Hasil Sasaran Hasil Sasaran Hasil
n
Penemuan 0
1 kasus 0
campak
Penemuan 0
2 0
kasus DBD
Penemuan 0 Kss
3 181
kasus diare
Penemuan 0
4 kasus 0
chikungunya
Penemuan 0
5 kasus flu 0
burung
Penemuan 0
6 0
kasus AFP
Penemuan 0
7 kasus 0
HFMD
4. Diare

Jumlah kasus Diare perbulan perdesa tahun 2015


Bulan Jumlah kasus desa Jumlah kasus
(P/M)
Januari 26 Kel Eban 36
Pebruari 24 Kel Sallu 23
Maret 8 Desa fatutasu 18
April 6 Desa Noepesu 14
Mey 5 Desa Lemon 13
Juni 5 Desa Fatuneno 11
Juli 6 Desa Manusasi 6
Agustus 7 Desa Suanae 6
September 37/1 Desa Noletoko 6
Oktober 32/1 Desa Saetab 5
November 18 Desa Haulasi 4
Desember 7 Desa saenam 4
Total 181 Desa Fatunisuan 2
Total 181
Pelaksaan program Diare pada tahun 2015 masih belum baik, penemuan kasus
diare cukup banyak di wilayah UPTD Puskesmas Eban pada tahun 2015 mencapai 184
kss dan terjadi 2 kematian bayi di dese manusasi dan 1 balita di desa Fatutasu sub desa
oeletimo dan peningkatan kasus ini terutama terjadi di desa/kel Eban – Noepesu ,
fatutasu dan beberapa desa lainnya. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor
yaitu karena kemarauan yang panjang yang menyebabkan ketersediaan air dan
sanitasi dasar pada saat itu sangat memprihatinkan ditunjang lagi oleh kurangnya
kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi
khususnya anak balita sehingga berdampak pada peningkatan kss diare tersebut
yang menimbulkan kematian 2 kss.

Tabel 2.19
Hasil Cakupan Program Diare
UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015

CAKUPAN
NO KEGIATAN TARGET KETERANGAN
2013 2014 2015
Penemuan 10 76 181
1 kasus (semua 10%
umur)
10 59 100
2 Diare Balita 20%
JUMLAH 181
kasus

Dalam tahun 2015 terjadi peningkatan kasus terutama pada bulan januari dan bulan
September s/d desember terjadi pada beberapa desa dan kelurahan seperti desa fatutasu –
manusasi dan Noepesu juga kelurahan Eban, dan terjadi pada musim kering dimana
persediaan air tidak ada yang akan menghamat semua proses pemeliharaan sanitasi
lingkungan.
Dalam penangan kasus diare, rehidrasi oral merupakan upaya pertolongan
pertama yang paling penting dilakukan dalam mencegah dan menanggulangi dehidrasi
akibat diare. Peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan kematian akibat diare
telah dilakukan melalui kegiatan rehidari oral yaitu pendistribusian oralit oleh kader
posyandu kepada penderita diare dan pojok oralit di puskesmas Eban.

5. ISPA

Pelaksanaan program ISPA di Puskesmas Eban telah berjalan cukup baik, hal ini
ditandai dengan penemuan kasus ISPA yang cukup baik. Pada kasus ISPA Pneumonia
yang memerlukan penanganan lebih lanjut telah dirujuk ke RS, yang kemudian akan
dilakukan pemantauan pasca perawatan oleh petugas dalam rangka care seeking untuk
mencegah kematian bayi / balita akibat Pneumonia.
Diharapkan dengan jumlah penemuan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
yang masih kurang dari target ini lebih menggambarkan sudah baiknya status kesehatan
masyarakat khususnya masyarakat wilayah kerja UPTD Puskesmas Eban.
Tabel 2.20
Hasil Cakupan Program ISPA
UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015

NAMA Cakupan Kematian


Tahun Sasaran KETERANGAN
KEGIATAN (kss) (kss)
Penemuan dan 2015 1222 4 kss 1 kss Berobat di klinik
penatalaksanaan swasta
kss Pneumonia
Tingginya angka cakupan penemuan kasus pneumonia di pusk Eban yang
berdampak pada kematian dan setiap tahunnya kejadian selalu berulang. Semua
terjadi karena masih rendahnya sanitasi dasar terutama masih ada keluarga yang
tinggal di rumah darurat/bulat, dan didukung oleh cuaca dan iklim yang dingin
membuat keluarga enggan tidur dan menempati rumah sehat dan memilih tidur di
dapur.untuk itu penemuan kasus pneumonia pada anak balita secara dini harus terus
dilakukan danperlu puskesmas eban melakukan kerjasama dengan BP / klinik
swasta yang ada untuk dapat melaporkan kasus yg ditemukan di klinik untuk
ditatalaksanakan sesuai protap yang ada dan juga melakukan kunjungan rumah
untuk pemantaun proses pengobatan dan atau rujukan bilagejala berlanjut.

6. Hasil Kegiatan Program TB Paru

Pelaksanaan program TB Paru di UPTD Puskesmas Eban belum mencapai target,


penemuan kasus serta penemuan suspek belum melampaui target yang seharusnya
dicapai. Angka konversi belum mencapai target ini disebabkan oleh karena penderita
yang ditemukan pada tahun tsb ada beberapa yang belum menyelesaikan pengobatan.
Selain penderita yang diobati adalah penderita dengan BTA + (positif) , beberapa
penderita ada yang tidak dapat mengeluarkan sputum / setelah beberapa pemeriksaan
BTA selalu hasilnya – (negatif) oleh karena pada pemeriksaan fisik pasien, didapatkan
beberapa gejala yang mengarah pada kelainan TB paru serta hasil dari pemeriksaan RÖ
+ (positif) maka penderita diberikan pengobatan TB untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit TB paru pada orang-orang sekitarnya. Masalah yang lebih sulit
diatasi pada tahun 2015 adalah puskesmas Eban tidak mempunyai ruang Laboratorium
yang memenuhi syarat untuk melkukan pemeriksaan BTA bagi penderita suspect TB.

Tabel 2.21
Hasil Cakupan Program TB Paru
UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015

Targe
No Kegiatan
t
Nominal % keterangan
1 Penemuan 70% 6 Kurang dari target
kasus BTA 20%
(+)
Perkiraan 20%
2 68% 30 Kurang dari target
Suspek
Angka 100
3 85% 6 Kurang dari Target
konversi %
Angka 100
4 100% 6 Mencapai target
kesembuhan %
Angka -
5 kesalahan < 5% 0 Mencapai tareget
laborat
6 TB Anak > 10% 0 -
RO (+)BTA -
7 < 10% 0
(-)
.
Angka kesembuhan yang telah mencapai 100% didapat dari pemeriksaan sputum
ulang penderita pada bulan terakhir pengobatan yang menyatakan kuman BTA sudah
negatif (kuman BTA sudah tidak ditemukan pada pemeriksaan mikroskopik apus
sputum).
Rendahnya cakupan penemuan kasus BTA terjadi karena puskesmas Eban tidak
memiliki ruang laboratorium yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan sputum BTA

7. Penyakit Kelamin
UPTD Puskesmas Eban belum memiliki tim yang khusus mengatasi masalah
termasuk penemuan kasus dan penatalaksanaan kasus penyakil kelamin termasuk HIV
AIDS
Kegiatan yang sudah di laksanakan oleh UPTD Puskesmas Eban terkait layanan HIV-
IMS, masih sangat terbatas pada penyuluhan – penyuluhan yang dilakukan dsekolah
dan di masyarakat kegiatan dapat di lihat pada tabel 2.23 dibawah ini.

Tabel 2.22
Kegiatan LKB HIV – IMS
UPTD Puskesmas Eban Tahun 2013
No Kegiatan Tujuan
1 Penyuluhan penyakit kelamin dan HIV –AIDS di Sosialisasi
tingkat institusi Sekolah lanjutann tingkat pertama
dan sekolah lanjutan tingkat Atas
2 Melakukan koordianasi dengan camat dan lintas Koordinasi dan
sector dalam mengatasi masalah Penyakit kelamin membangun jejaring
dan HIV AIDS

8. Kusta dan Frambusia


Tabel 2.27
Hasil Cakupan Program Kusta dan Frambusia
UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015

No. NAMA Sasaran Target Cakupan KETERANGAN TREND


KEGIATAN
1. Penjaringan 16.163 100% 72.18% Kurang dari
kasus kusta dan target- tidak
frambusia ditemukan kss
suspect
2. Penemuan kasus 16.163 0% 0% Kurang dari
kusta dan target
frambusia
2. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
2.1. USAHA KESEHATAN SEKOLAH
Ada 26 sekolahsekolah di wilayah kerja UPTD Puskesmas Eban, daftar sekolah dapat
dilihat pada Tabel.2.27 di bawah ini :

Tabel 2.27
Data Sekolah Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Eban
Tahun 2013-2015
Sekolah
Tahun 2015
Jumlah PAUD 0
Jumlah TK 3
Jumlah SD 19
Jumlah SLTP 5
Jumlah SLTA 2

Adapun hasil kegiatan perjaringan anak sekolah dalam rangka deteksi dini penyakit pada
anak-anak sekolah dapat dilihat pada Tabel 2.28 berikut :

Tabel 2.28
Hasil Cakupan Program Usaha Kesehatan Sekolah
UPTD Puskesmas Eban Tahun 2013-2015

NO NAMA TARGET KETERANGAN


KEGIATAN 2015 ket
1 Penjaringan 100% 98 % 1 kali/tahun/19 SD
murid kelas 1
baru
2 Pelayanan UKS 100% 100% 2 kali/thn/26
sekolah
3 Pelayanan 100% 100% 2 kali/thn/26
UKGS sekolah
4 Pelayanan 100% 100% 2 kali/thn/3 tk
Murid TK
5

Pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Eban telah
berjalan cukup baik, cakupan program seluruhnya telah mencapai target. Koordinasi lintas
program antar petugas serta koordinasi lintas sektor antara UPTD Puskesmas Eban dengan
UPTD Pendidikan Kecamatan miomaffo barat dan pihak sekolah sudah terjalin cukup baik.

2.2 KESEHATAN JIWA

Tabel 2.29
Hasil Cakupan Program Kesehatan Jiwa
UPTD Puskesmas Eban Tahun 2013-2015

NO NAMA KEGIATAN TARGET Tahun 2015 Keterangan


n %
1 Deteksi Dini Gangguan 20% 0 0 Tidak mencapai
Kesehatan Jiwa
2 Penanganan Pasien Terdeteksi 100% 0 0 Tidak tercapai
Gangguan Kesehatan Jiwa

Pelaksanaan Program Kesehatan Jiwa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Eban pada
tahun 2013-2015 belum dijalankan, keterbatasan tenaga dan obat menjadi kendala
termasuk semua tenaga belum terlatih untuk melaksanakan program kesehatan jiwa di
masyarakat
Perlu adanya pelatihan untuk dokter puskesmas dan petugas kesehatan jiwa dalam
melakukan deteksi dini dengan mengunakan metoda 2 (dua) menit pada kasus-kasus
gangguan kesehatan jiwa, karena dokter dan petugas di UPTD Puskesmas Eban belum
pernah mendapatkan pelatihan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa.
Kerjasama serta komunikasi harus ditingkatkan antara petugas pemegang program dengan
dokter pemeriksa serta dengan seluruh pembina wilayah di wilayah kerja untuk
penemuan/deteksi dini gangguan kesehatan jiwa. Sehingga penderita gangguan kesehatan
jiwa bisa mendapatkan haknya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik.

2.3 PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

Pelaksanaan Program Perkesmas (Perawatan Kesehatan Masyarakat) adalah perpaduan


antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu,
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal , sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya
masyarakat. Dalam pelaksanaannya koordinator perawat (petugas perkesmas) harus
bekerja sama dengan petugas lintas program yang lain, sehingga tersedianya data yang
memadai yang dapat dipergunakan dalam pemantauan serta intervensi kegiatan kesehatan
masyarakat ini.
Puskesmas Eban dalam tahun 2015 menjalani perkesmas namun hasilnya tidak dilaporkan
secara rutin karena tidak ada pengelola perkesmas pusk. Ego program dan kerjasama lintas
program dan linsek masih jauh dari yang diharapkan
Perlu adanya kerjasama dan koordinasi yang lebih intensive untuk pencapaian cakupan
perkesmas selanjutnya.

2.4 KESEHATAN MATA

Pelayanan Kesehatan Mata di Puskesmas Eban telah berjalan dengan baik pada tahun 2015
bekerjasama dengan Rumah sakit Naob dan dikerjakan secara tim. Selain itu juga
dilaksanakan secara khusus untuk penjaringan pasien penderita penyakit Katarak
senillis di masyarakat baik oleh dokter, petugas ataupun oleh kader kesehatan.

2.5 KESEHATAN LANJUT USIA (LANSIA)

Pelayanan Kesehatan Lansia di wilayah kerja Puskesmas Eban belum berjalan.Pelayanan


lansia resti belum terlayani sesuai harapan karena dari jumlah sasaran lansia puskesmas
eban belum mempuyai data pasti jumlah lansia didesa Meskipun demikian, lansia resti
yang sudah dilayani baik oleh petugas puskesmas di lapangan maupun pelayanan di dalam
gedung, selalu dilakukan pemantauan oleh petugas, pembina wilayah 1 (satu) bulan sekali
pada hari sehat.

III. Program paya Kesehatan Perorangan Tingkat Pertama

Dibawah ini akan ditampilkan jumlah kunjungan UPTD Puskesmas Eban dari tahun 2015.

Tabel 2.45
Jumlah Kunjungan
UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015

No Kelurahan/ Desa Luar JKN JKN


.
1 Sallu 103 427
2 Eban 1773 2280
3 Fatunisuan 182 565
4 Noepesu 73 263
5 Fatuneno 63 63
6 Manusasi 35 266
7 Fatutasu 45 291
8 Haulasi 453 453
9 Suanae 103 492
10 Noeltoko 55 362
11 Saenam 84 621
12 Saetab 0 0
13 Lemon 18 88
JUMLAH 2572 6783

Tabel 2.46
Jumlah Kunjungan
UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015
Kunjungan Penderita Jumlah
Umum 1597
Askes 713
Astek 0
JKN PBI 3444
JKN Mandiri 0
Gratis Lainnya 169
Total Jumlah 5.923

Klasifikasi Penderita Jumlah


0 – 1 th 363
1 – 5 th 241
5 – 14 th 46
Selebihnya 5.273
Total Jumlah 5.923

5.1. 10 (Sepuluh)PENYAKIT TERBANYAK

Tabel 2.47
Jumlah 10 Penyakit Terbanyak
UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015
Tahun 2015
Jumlah
No Diagnosa
Kunjunga %
n
1 ISPA 1.167 37,54
2 Penyakit pada sistem otot 505 16,24
3 Infeksi usus lain 390 12,54
4 Penyakit pada saluran 271 8,72
pernafasan bagian atas
5 Penyakit kulit alergi 209 6,72
6 Diare 158 5,08
7 Penyakit kulit infeksi 145 4,66
8 Kecelakaan 141 4,54
9 Scabies 78 2,51
10 Asma 45 1,45
Jumlah 3.109 100

Dari data kunjungan pasien di UPTD Puskesmas Eban tahun 2015, didapat informasi
mengenai 10 penyakit terbanyak di UPTD Puskesmas Eban. Dari data tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa penyakit ISPA (37,54%), penyakit pada sistem otot (16,24%),
infeksi usus lain (12,54%), penyakit pada saluran pernafasan atas (8,72%) dan
penyakit kulit alergi (6,72%) masih merupakan penyakit terbanyak di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Eban. Hal ini dapat dimengerti karena wilayah Kecamatan Miomaffo
Barat. dengan tingkat hunian 4 jiwa/rumah, ini merupakan tingkat hunian yang cukup
padat dan potensial terhadap penularan penyakit.

6.1. KEUANGAN

Sumber pembiayaan operasional dan kegiatan program di UPTD Puskesmas bearasal


dari Dinas Kesehatan Kota yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Timor Tengah Utara ataupun berasal dari Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) yang berasal dari pusat.
Adapun besaran jumlah penerimaan keuangan di UPTD Puskesmas Eban dapat di
lihat pada Tabel 2.48.

Tabel 2.48
Jumlah Penerimaan Keuangan
UPTD Puskesmas Eban Tahun 2015
Penerimaan
NO Kegiatan Pengeluaran Saldo
APBN(Rp) APBD(Rp)
1 Penyetoran - 52.575.000 52.575.000 0
5 Gizi - 7.244.000 7.244.000 0
8 BOK 274.427.000 - 274.427.000 0
9 JKN Kapitasi - 596.262.000 353.563.400 242.698.6
00
10 JKN Non Kapitasi - 51.760.000 49.671.250 2.088.750
Jumlah 274.427.000 707.841.000 737.480.650 62.410.75
0
BAB. III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

Sesuai dengan arah kebijakan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten
Timor Tengah Utara serta Tugas pokok UPTD Puskesmas Eban, sasaran yang ingin dicapai
pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara pada tahun 2013 – 2018 dalam bidang kesehatan
adalah “Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan yang berkualitas” dengan arah
kebijakan “Menyediakan Jaminan Pelayanan Kesehatan Dasar bagi seluruh Warga Kabupaten
Timor Tengah Utara dan menyediakan biaya Operasional Pelayanan Kesehatan Rujukan.

Pada bab ini akan dilakukan Analisa masalah dan pemecahan masalah yang ditemukan di UPTD
Puskesmas Eban, mulai dari identifikasi masalah sampai dengan bentuk intervensi kegiatan untuk
mengatasi masalah tersebut. Adapun sistematika/alur dari proses analisa masalah sampai dengan
pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
2. Penentuan Prioritas Masalah
3. Perumusan Masalah
4. Mencari Penyebab Masalah
5. Mencari Alternatif Pemecahan Masalah
6. Identifikasi Kegiatan

Dengan menganalisa serta membuat suatu pemecahan masalah kesehatan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Eban dengan cermat, diharapkan UPTD Puskesmas Eban dapat menemukan alternatif
pemecahan masalah kesehatan melalui kegiatan-kegiatan intervensi secara efektif dan efisien.
Sehingga dapat membantu dan meningkatkan pembangunan khususnya bidang kesehatan di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Eban.
1. IDENTIFIKASI MASALAH
A. UPAYA KESEHATAN WAJIB

NO PROGRAM TARGET CAKUPAN KESENJANGAN


1 Promosi Kesehatan
1. Pembinaan UKBM posyandu 100 % 65 % 35 %
2. Posyandu Mandiri 5% 0% 5%
3. Pembinaan pemberdayaan masyarakat/Desa siaga Aktif 85 % 61.5 % 23.5 %
4. Penyuluhan klpk dalam gedung 100% 75 % 75 %
5. Pengkajian & pembinaan PHBS di tatanan RT 65 % 78 % -
6. Perilaku tidak merokok dalam rumah 100 % 69 % 31%
7. Penyuluahn kelompok masyarakat 100% 80 % 20 %
8. Pengkajian & pembinaan PHBS institusi 100% 70.3 % 29.7 %
9. Penyuluhan melalui kunjungan rumah 50 % 67.5 % -

2 Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana :


1. K umum 95 % 65.6 % 29.4 %
2. K Standar 95 % 54.5 % 40.5 %
3. K 4 90 % 53.5 % 35.6 %
4. Deteksi resti 20 % 53.8 % -
5. Rujukan bumil Komplikasi 80 % 58.9 % -
6. Penangganan komplikasi obstetri 80 % 217 % -
7. Kunjungan Nifas 3 kali 90 % 73.3 % 16.7 %
8. Pelayanan KB 70 % 47 % 23 %
9. Persalinan Nakes 90 % 71.2 % 18.8 %
10. Persalinan di faskes memadai 100 % 65.9 % 65.9 %
11. Kunjungan Neonatal lengkap 90 % 70.4 % 19.5 %
12. Kunjungan bayi 4 kali 90 % 99.4 % -
13. Kunjungan balita 8 kali 90 % 46.3 % 46.3 %
14. Kasus kematian bayi (Neontal0-7 /8-28-bayi) 0 9/2/6 kss 9/2/6 ks
15. Kasus BBLR 0 7.8% (29kss) 7.8 %(29 kss)
16. Kasus kematian ibu 0 0% -
17. Kasus kematian balita 0 3 kss 3kss
18. MTBS 100 % 38% 62
19. MTBM 100% 70.3% 29.7%

3 Kesehatan Lingkungan :
1. Klinik sanitasi 10 % 5.2% 4.8 %
2. Pengawasan Kualitas air Bersih dan kaporisasi 100% 52.4%
3. Pengawasan/pembinaan Tempat Tempat Umum (TTU) 100% 100%
4. Pengawasan /pembinaan Tempat pengelolaa makanan (TPM) 100% 100%
5. Pengawasan /pembinaan Empat pembuangan sampah (TPS) 100% 81.%
6. Kunjungan Rumah 100% 52.4 %
7. Pengambilan sampel Air dan Makanan 100% 0% 100%
4 Perbaikan Gizi Masyarakat :
1. Balita yg ditimbang naik berat badannya (K/S) 100% 100%
2. Tingkat partisipasi masyarakat (D/S) 100% 98.6 %
3. Pencapaian program (N/D) 85 % 63.9 %
4. Vitamin A 100% 100%
5. MP Asi 100% 100%
6. Cakupan RT pengguna garam yodium 100% 54.7 %
7. Balita BGM 0% 3.7 %
8. Pemberian Tablet Fe 3 pada Ibu hamil 100% 57.2 %
9. Ibu hamil KEK 0% 2.8 %
10. Anemia Bumil 0% 1.02%
5. Pencegahan Dan penanggulangan Penyakit
1. Imunisasi BCG 98 % 77.9 %
2. Imunisasi DPT1 –HB1 98% 79.9 %
3. Imunisasi DPT 3 –HB 3 90 % 76.5 %
4. Imunisasi Polio 3 90% 80.2 5%
5. Imunisasi HB 0 hari 75% 62.3 %
6. Imunisasi Campak 90% 76.2 %
7. Imunisasi TT2 85% 14.4 %
8. DESA UCI 85% 38.5% (5ds)
9. Imunisasi DT AS 95% 100%
10. Imunisasi TD AS 95% 100%
11. Imunisasi Campak AS 95% 100%
12. Pneumonia 0% P/M (4/1)kss
13. Diare 0% P/M (181/2)kss
14. TB BTA Positif ditemukan 30 kss 20% (6 kss)
15. Angka Konversi 100% 100% (6 kss)
16. Angka Kesembuhan 100% 100% (6 kss)
17. HIV AIDS/PMS 0%
18. Penemuan kusta –Frambusia 72.2%
19. PTM -

II. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN

NO PROGRAM TARGET CAKUPAN KESENJANGAN


1 Publik Health Nursing (PHN) / Perawatan
Kesehatan Masyarakat
1. Keluarga rawan yg dibina
2. Anak balita resti yg memperoleh
pembinaan
3. Lansia yg memperoleh pembinaan
4. Perawatan Tindak Lanjut
5. KM II
6. KM III
7. KM IV
8. Maternal selesai dibina
9. Bayi selesai dibina
10. Balita selesai dibina
11. Lansia selesai dibina
12. Penyakit kronis selesai
2 Kesehatan Lanjut Usia (Lansia) 40 % 32,59 % (-) 7,41 % Trend ↓ dibandingkan
1. Lansia Resti th.2012

1. PRIORITAS MASALAH
Setelah melakukan identifikasi masalah-masalah yang ada di UPTD Puskesmas Eban baik dari
Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan maka, didapatlah 4 (empat)
masalah yaitu :
1. Rendahnya Cakupan Kesehatan Ibu dan Anak khususnya K 4
2. Rendahnya Cakupan Balita yang berat badannya naik saat penimbangan
3. Rendahnya Cakupan Penemuan Pendeita TBC
4. Rendahnya Cakupan Pemeriksaan Air Bersih

Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan perlu dilakukan untuk menentukan masalah kesehatan
mana yang perlu mendapat perhatian lebih dari masalah kesehatan lainnya. Untuk penentuan
prioritas masalah kesehatan yang ada, dilakukan menggunakan Analisis USG dengan
mempertimbangkan Kriteria sebagai berikut :
U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak)
S : Seriousness (tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk penaganan masalah)
Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan pada saat masalah mulai
G :
terlihat dan sesudahnya)

PENILAIAN KRITERIA
NILAI KRITERIA
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh

Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas masalah kesehatan.
Tabel ANALISIS PENETAPAN PRIORITAS MASALAH

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL


1 Rendahnya Cakupan Kesehatan Ibu dan 4 4 4 12
Anak
2 Rendahnya Cakupan Balita Yang Berat 3 3 2 8
Badannya naik saat Penimbangan
3 Rendahnya Cakupan penemuan BTA 3 3 3 9
Positif
4 Rendahnya Cakupan pemeriksaan air 3 2 2 7
bersih

Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas masalah kesehatan.
Dengan demikian pioritas masalah yang ada di UPTD Puskesmas Eban adalah “Rendahnya
Cakupan Kesehatan Ibu dan Anak”

1. PERUMUSAN MASALAH
Identifikasi permasalahan-permasalahan kesehatan yang ditemukan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Eban dilakukan dengan menganalisa data-data hasil cakupan program UPTD
Puskesmas Eban dalam kurun satu tahu yaitu pada bulan Januari sampai dengan Desember
tahun 2015. Dari hasil analisa data-data cakupan program tersebut, kemudian didapatkan
beberapa prioritas masalah yang muncul, yang pada akhirnya didapatkan 4 (empat) pokok
masalah yang akan menjadi prioritas utama dalam pemecahan masalah kesehatan yang ada di
wilayah UPTD Puskesmas Eban.
Setelah itu barulah dilakukan pengkajian terhadap ke-4 masalah tersebut, siapa yang terkena
dampak dari permasalahan tersebut, sebesr apa masalah yang ditimbulkan, dimana terjadi
masalah tersebut, kapan masalah tersebut terjadi.

No Masalah Kesehatan Yang Besarnya Masalah Dimana Kapan


terkena Terjadiny Masalah
Masalah aMasala tersebut
h Terjadi
1 Kesehatan Ibu dan  Ibu  Tidak terpantau nya resti bumil Wilayah Kurun
Anak:K1 & K4 – Hamil  Terjadi penyulit pada bumil yang Kerja waktu 1
kunjungan balita 8 x  Bayi tidak diketahui oleh petugas UPTD tahun
Kunjungan bayi 4 x kesehatan Puskesm
 Penyulit intra dan post partum as Eban
dapat menyebabkan beberapa
kejadian pd bayi spt :IUFD,
Asfiksia, BBLR dll.

N Masalah Kesehatan Yang terkena Besarnya Masalah Dimana Kapan


o Masalah Terjadiny Masalah
a tersebut
Masalah Terjadi
2 TBC paru : BTA Positif Semua pddk  Penularan terutama pada Wilayah Kurun
Terutama klpk kelompok balita Kerja waktu 1
Resiko  Anak/balita dapat mudah UPTD tahun
terserang penyakit Puskesm
 Timbul wabah as Eban
3 Perbaikan Balita  Gangguan Tumbuh Kembang Wilayah Kurun
GiziMasyarakat :– Anak Kerja waktu 1
Rendahnya Balita Yang  Daya tahan anak terhap UPTD tahun
naik Berat Badannya penyakit sangat rendah Puskesm
saat Penimbangan-  Kecerdasan anak menurun as Eban
Tingkat partisipasi
masyarakat di
Posyandu

2. PENYEBAB MASALAH

Setelah dilakukan pengkajian terhadap 3 (tiga) pokok masalah, maka dari ketiga pokok masalah
tersebut dianalisa lagi terhadap faktor-faktor resiko yang mempengaruhinya.

No Masalah Kesehatan Faktor Resiko (Determinan)


Lingkungan Prilaku Yan-Kes Kependudukan
1 Kesehatan Ibu dan  Masih  Sebagian besar  Promosi o Sebagian
Anak:– K4- Kn1 s/d rendahnya masyarakat Kesehatan status sosial
N3- B2 s/d B12 perhatian masih kurang ekonomi
masyarakat menganut  Penemuan / masih rendah
thd kesehatan Paradigma sakit pencarian o Jumlah
ibu & anak  Kurangnya kasus kurang penduduk
 Pengambilan pengetahuan  Kurangnya miskin sgt
keputusan ttg pentingnya Koordinasi tinggi
masih banyak memeriksakan lintas program o Sasaran
dilakukan oleh kehamilan dan lintas estimasi
kepala  Kesadaran sektoral terlalu tinggi
keluarga masyarakat  Kompetensi o Mobilisasi
masih rendah petugas masyarakat
dalam menjaga kesehatan yang tinggi
kesehatan ibu kurang optimal
hamil & balita  Tugas
 Kesadaran rangkap
masyarakat petugas
masih rendah kesehatan
dalam  Perencanaan
pencegahan kurang
penyakit thd sempurna
bumil & balita

No Masalah Kesehatan Faktor Resiko (Determinan)


Lingkungan Prilaku Yan-Kes Kependudukan
2 Imunisasi:– Semua  Ada faham dari  Sebagian  Promosi  Sebagian
Antigen / Jenis beberapa besar Kesehatan masyarakat
Imunisasi dasar masyarakat masyarakat kurang status sosial
yang meyakini masih  Penemuan / ekonomi
setelah menganut pencarian masih rendah
Imunisasi Paradigma kasus kurang  Mobilisasi
anaknya sakit sakit  Kurangnya masyarakat
 Kesadaran Koordinasi yang tinggi
masih rendah lintas program  Sasaran
tentang & lintas sektor estimasi
pencegahan  Data sasaran terlalu tinggi
penyakit estimasi tidak
 Kurangnya sinkron dengan
pengetahuan data riil
tentang  Tugas rangkap
pentingnya petugas
Imunisasi  Kompetensi
 Ada sebagian petugas
kecil kesehatn
masyarakat belum optimal
yang menolak  Perencanaan
anaknya kurang
diImunisasi sempurna
3 Perbaikan Gizi  Kebiasaan  Masih 2.4 Promosi  Sebagian
Masyarakat :– memberikan rendahnya Kesehatan status sosial
Rendahnya Balita yang makanan padat kebiasaan kurang- ekonomi
naikberat badannya sebelum memberikan Penemuan / masih rendah
saatPenimbangan- wktunya ASI eksklusif pencarian  Jumlah
Rendahnya Tingkat  Kurangnya kasus kurang penduduk
partisipasi masyarakat pengetahuan 2.5 Efektivita miskin sangat
di Posyandu tentang s meja IV tinggi
makanan posyandu  Banyaknya
bergizi masih rendah Jumlah anak
 Pola makan 2.6 Kurangn dengan berat
yang kurang ya Koordinasi badan kurang
baik lintas program  Jarak
 Malas & lintas sektor kelahiran
membawa  Kompetensi dekat
anak balita ke petugas
posyandu kesehatan
belum optimal

Tabel ANALISIS PENETAPAN PENYEBAB MASALAH POKOK YANG DOMINAN

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL


1 Kurangnya koordinasi dengan lintas program dan 3 3 3 9
lintas sektoral
2 Saat penimbangan balita banyak balita tidak 3 3 2 8
datang
3 Kompetensi petugas kesehatan ibu dan anak 2 2 2 6
belum optimal
4 Banyaknya jumlah balita dengan berat badan 4 4 4 12
kurang

3 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

No Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Pemecahan Masalah


Masalah Terpilih
1 Kesehatan Ibu dan  Kurangnya Koordinasi o Meningkatkan o Peningkatan
Anak:– K4– Kn1 lintas program dan lintas Pemantauan wilayah pengetahuan Ibu
s/d N3– B2 s/d B12 sektoral setempat kesehatan hamil melalui kelas
 Kompetensi petugas ibu dan anak oleh Ibu
kesehatan kurang optimal petugas o Pelacakan dan
 Tugas rangkap petugas o Evaluasi pendampingan bumil
kesehatan Pemantauan wilayah K4
 Sasaran estimasi terlalu setempat kesehatan o Kunjungan rumah
tinggi ibu dan anak bumil baru P4K
 Kurangnya pengetahuan o Refresing/pelatihan o Evaluasi program
ttg pentingnya kader ttg P4K o Meningkatkan
memeriksakan kehamilan o Peningkatan Pemantauan wilayah
 Penemuan / pencarian pengetahuan Ibu setempat kesehatan
kasus kurang hamil melalui kelas ibu dan anak oleh
 Perencanaan kurang Ibu petugas
sempurna o Pelaksanaan PMT o Evaluasi Pemantauan
Bumil KEK wilayah setempat
o Pelacakan dan kesehatan ibu dan
pendampingan bumil anak
K4 o Pelaksanaan PMT
o Kunjungan rumah Bumil KEK
bumil baru P4K o Koordinasi lintas
o Koordinasi lintas program dan lintas
program dan lintas sektoral
sektor
2 Imunisasi:–  Kurangnya Koordinasi o Meningkatkan  Penyuluhan tentang
Cakupan semua lintas program dan lintas Pemantauan pentingnya Imunisasi
antigen rendah sektoral wilayah setempat bagi balita di
 Tugas rangkap petugas Imunisasi oleh posyandu
kesehatan petugas  Sweeping Imunisasi
 Kompetensi petugas o Evaluasi  Koordinasi lintas
kesehatan kurang optimal Pemantauan program dan lintas
 Sasaran estimasi terlalu wilayah setempat sektoral
tinggi Imunisasi  Evaluasi program
 Promosi Kesehatan o Sweeping Imunisasi  Meningkatkan
kurang o Penyuluhan tentang Pemantauan wilayah
 Mobilisasi penduduk tinggi pentingnya setempat Imunisasi
 Sebagian besar Imunisasi bagi balita oleh petugas
masyarakat masih di posyandu  Evaluasi Pemantauan
menganut Paradigma o Refresing/pelatihan wilayah setempat
sakit kader ttg materi Imunisasi
 Perencanaan kurang kesehatan di
sempurna posyandu
o Koordinasi lintas
program dan lintas
sektor
3 Perbaikan  Kurangnya Koordinasi o Meningkatkan o Penyuluhan kepada
GiziMasyarakat :– lintas program dan lintas Pemantauan wilayah masyarakat ttg
Cakupan balita yang sektoral setempat gizi oleh pentingnya
naik berat badannya  Malas membawa anak petugas memelihara
pada saat posyandu balita ke posyandu o Evaluasi Pemantauan kesehatan bayi &
rendah  Kompetensi petugas wilayah setempat gizi balita di posyandu
kesehatan kurang optimal o Refresing/pelatihan o Rujukan berjenjang
 Banyaknya jumlah anak kader ttg materi balita dengan berat
balita dengan berat badan kesehatan di badan kurang
kurang posyandu o Pemberian PMT
 Promosi Kesehatan kurang o Penyuluhan kepada Pemulihan bagi balita
 Petugas kurang perhatian masyarakat ttg dengan berat badan
terhadap balita dengan pemeliharaan kurang (BGM)/KEP
berat badan kurang kesehatan bayi & nyata
 Kurangnya pengetahuan balita di posyandu o Evaluasi program
tentang makanan bergizi o Penyuluhan kepada o Meningkatkan
 Efektivitas meja IV masyarakat ttg Gizi & Pemantauan wilayah
posyandu masih rendah ASI Ekslusif setempat gizi oleh
o Pemberian PMT petugas
Pemulihan bagi balita o Evaluasi Pemantauan
dengan berat badan wilayah setempat gizi
kurang (BGM) o Monitoring PMT
o Monitoring PMT Pemulihan Balita Gizi
Pemulihan Balita Gizi Kurang BGM/Gizi
Kurang BGM/Gizi buruk oleh Petugas
buruk oleh Petugas Kesehatan
Kesehatan

Alternatif pemecahan masalah didapatkan berdasarkan brainstorming anggota tim yang kemudian
akan didapatkan pemecahan masalah terpilih yang diperoleh dengan menggunakan analisis USG.
ANALISIS USG
Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :
U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak
Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk penaganan
S :
masalah)
Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan pada saat
G :
masalah mulai terlihat dan sesudahnya)

PENILAIAN KRITERIA

NILAI KRITERIA
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternatif masalah pokok yang
dominan.

Tabel ANALISIS ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL


1 Pelacakan dan pendampingan bumil K4 4 4 4 12
2 Kunjungan rumah bumil baru P4K 3 3 3 9
3 Peningkatan pengetahuan Ibu hamil melalui kelas Ibu 2 2 2 6
4 Evaluasi program 5 3 3 11

Alternatif pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak adalah melaksanakan pelacakan dan
pendampingan ibu hamil K4.

ANALISIS USG
Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :
U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak
Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk penaganan
S :
masalah)
Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan pada saat
G :
masalah mulai terlihat dan sesudahnya)

PENILAIAN KRITERIA

NILAI KRITERIA
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah pokok yang
dominan

Tabel ANALISIS ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL


1 Sweeping Imunisasi 4 4 4 12
2 Penyuluhan tentang pentingnya Imunisasi bagi 3 3 2 8
balita di posyandu
3 Koordinasi lintas program dan lintas sektoral 2 2 2 6
4 Evaluasi program 3 3 3 9
Alternatif pemecahan masalah Imunisasi adalah melaksanakan sweeping Imunisasi pada balita.

ANALISIS USG
Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :
U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak
Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk penaganan
S :
masalah)
Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan pada saat
G :
masalah mulai terlihat dan sesudahnya)

PENILAIAN KRITERIA

NILAI KRITERIA
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternatif masalah pokok yang
dominan

Tabel ANALISIS ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL


1 Penyuluhan kepada masyarakat ttg pentingnya 2 2 2 6
memelihara kesehatan bayi & balita di posyandu
2 Pemberian PMT Pemulihan bagi balita dengan 3 3 2 8
berat badan kurang (BGM)/KEP nyata
3 Rujukan berjenjang balita dengan berat badan 4 4 4 12
kurang
4 Evaluasi program 3 3 3 9

Alternatif pemecahan masalah perbaikan gizi masyarakat adalah dilakukannya rujukan berjenjang
untuk kasus-kasus balita dengan berat badan kurang.

CARA PEMECAHAN MASALAH (IDENTIFIKASI KEGIATAN)

No Prioritas Masalah Penyebab Masalah Pemecahan Masalah Terpilih


1 Kesehatan Ibu dan  Kurangnya Koordinasi lintas o Pelacakan dan pendampingan
Anak:– K4- Kn1 program dan lintas sektoral bumil K4
s/d N3- B2 s/d  Kompetensi petugas o Kunjungan rumah bumil baru
B12 kesehatan kurang optimal P4K
 Tugas rangkap petugas o Peningkatan pengetahuan Ibu
kesehatan hamil melalui kelas Ibu
 Sasaran estimasi terlalu tinggi o Evaluasi program
 Kurangnya pengetahuan ttg
pentingnya memeriksakan
kehamilan
 Penemuan / pencarian kasus
kurang
 Perencanaan kurang
sempurna
2 Imunisasi:–  Kurangnya Koordinasi lintas o Penyuluhan tentang pentingnya
Semua Antigen / program dan lintas sektoral Imunisasi bagi balita di posyandu
Jenis Imunisasi  Tugas rangkap petugas o Sweeping Imunisasi
dasar kesehatan o Koordinasi lintas program dan
 Kompetensi petugas lintas sektoral
kesehatan kurang optimal o Evaluasi program
 Sasaran estimasi terlalu tinggi
 Promosi Kesehatan kurang
 Mobilisasi penduduk tinggi
 Sebagian besar masyarakat
masih menganut Paradigma
sakit
 Perencanaan kurang
sempurna
3 Perbaikan  Kurangnya Koordinasi lintas o Penyuluhan kepada masyarakat
GiziMasyarakat :– program dan lintas sektoral ttg pentingnya memelihara
Balita dgn berat  Malas membawa anak balita kesehatan bayi & balita di
badankurang ke posyandu posyandu
(BGM) / KEP nyata  Kompetensi petugas o Rujukan berjenjang balita
kesehatan kurang optimal dengan berat badan kurang
 Banyaknya jumlah anak balita o Pemberian PMT Pemulihan bagi
dengan berat badan kurang balita dengan berat badan
 Promosi Kesehatan kurang kurang (BGM)/KEP nyata
 Petugas kurang perhatian o Evaluasi program
terhadap balita dengan berat
badan kurang
 Kurangnya pengetahuan ttg
mkn bergizi
 Efektivitas meja IV posyandu
masih rendah
BAB. IV
RENCANA USULAN KEGIATAN

Rencana Usulan Kegiatan yang disusun adalah rencana Usulan kegiatan untuk tahun 2017.
Dimana rencana usulan kegiatan ini sumber dananya berasal dari APBD dan APBN (JKN / BOK).
Dalam Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Eban tahun 2017 ini, meliputi upaya kesehatan
wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang yaitu berupa :
a. Kegiatan tahuanan yang akan datang (meliputi kegiatan rutin, sarana/prasarana, operasional dan
program hasil analisis masalah)
b. Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada pada tahun 2017
c. Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke dalam format RUK
Puskesmas yaitu dalam bentuk matrik.

Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Eban tahun 2017, di susun dengan
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional, maupun
daerah sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia
di Puskesmas.

Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Eban tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.1
sebagai berikut :

Rencana Usulan Kegiatan (RUK)


PUSKESMAS .............
TAHUN 2016
Kebutuhan sumberdaya Indikator Sumber
Upaya
No Kegiatan Tujuan Sasaran Target keberha pembia
Kesehatan Dana Alat Tenaga
silan yaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Upaya
Kesehatan
Wajib
BAB V.
PENUTUP

Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di
wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun upaya
kesehatan penunjang.Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai Rencana Tahunan
Puskesmas Yang dibiayai oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber dana lainnya
dan untuk kebutuhan satu tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien, efektif
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan telah disusun Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Eban tahun 2017 ini,
semoga di tahun mendatang UPTD Puskesmas Eban dapat melaksanakan fungsinya sebagai ujung
tombak pembangunan kesehatan masayarakat secara maksimal sehingga dapat tercipta
Masyarakat dan Lingkungan yang sehat di Kecamatan Kota Kefamenanu.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh UPTD Puskesmas Eban, untuk
kemajuan kami sebagai petugas kesehatan juga untuk kemajuan masyarakat Kecamatan Kota
Kefamenanu.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah
membatu dalam penyelesaian Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Eban tahun 2017 ini.

Kefamenanu, Desember 2015


Kepala Puskesmas,

Clara M.Th.Boleng,S.Kep.Ns
NIP.19681003 198801 2 002

Anda mungkin juga menyukai