PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia, untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan
kabupaten/kota. Sedangkan Puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian
upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya. Puskesmas adalah penanggung
jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk tingkat pertama. Dalam menjalankan
tugas pokoknya puskesmas harus bekerja secara akuntabel, dimana seluruh
kegiatan dibuat laporan hasil kerja. Seluruh perangkat disiapkan untuk bias
mencatat, melaporkan, bahkan menganalisa semua data atau informasi kesehatan
yang sekarang lebih dikenal dengan Sistem Informasi Kesehatan (SIK), dimana
hal tersebut dapat menjadi acuan dalam memanifestasikan akuntabilitas kinerja
instansi kesehatan pemerintah. karena itu derajat kesehatan harus dapat terukur
dalam bentuk data atau informasi, yang nantinya bisa dijadikan acuan dalam
bahan evaluasi, penilaian dan perencanaan pembangunan kesehatan tahap
berikutnya.
Puskesmas dan salah satu dari upaya kesehatan wajib Puskesmas yang
harus ditingkatkan kinerjanya adalah promosi kesehatan. Sebagaimana tercantum
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/MENKES/SK/VII/2005
tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, promosi kesehatan
adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran
dari,oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan. Perkembangan pembangunan di Kota Banjarmasin dilakasanakan
secara bertahap dan berkesinambungan bersama-sama dengan sector terkait dan
dukungan dari masyarakat termasuk sektor swasta, telah merupakan hasil yang
dapat dirasakan serta dinikmati oleh seluruh masyarakat khususnya di Kelurahan
Telaga Biru yang merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Banjarmasin Barat
berkewajiban untuk mengikuti kebijakan-kebijakan yang sudah digariskan oleh
peraturan Walikota, maka Puskesmas Banjarmasin Indah telah melakukan
langkah-langkah serta upaya kesehatan secara ,menyeluruh sesuai program yang
sudah digariskan oleh Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin , terutama program-
program yang memiliki nilai strategis seperti Perbaikan gizi, Kesehatan
Lingkungan, Promosi Kesehatan serta pelayanan pada masyarakat miskin
termasuk pemberian makanan pada balita gizi buruk dari keluarga miskin (Gakin),
Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Pemberantasan Penyakit Menular
(P.2.M).
A. Letak Puskesmas
1. Kondisi Geografis
Puskesmas Kayu Tangi berada di Kecamatan Banjarmasin Utara
Kota Banjarmasin dengan wilayah kerja sebanyak 2 Kelurahan, yaitu
Kelurahan Sungai Miai dan Kelurahan Antasan Kecil Timur. Batas-batas
Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Tangi adalah sebagai berikut.
a. Kelurahan Antasan Kecil Timur
Sebelah Utara : Sungai Jingah, Kabupaten Barito Kuala
Sebelah Selatan : Kelurahan Surgi Mufti
Sebelah Barat : Kelurahan Sungai Miai
Sebelah Timur : Kelurahan Sungai Jingah
b. Kelurahan Sungai Miai
Sebelah Utara : Kelurahan Alalak Utara, Kab. Barito Kuala.
Sebelah Selatan : Kelurahan Surgi Mufti, Sei Kuin, Kec. Bjm
Barat & Tengah
Sebelah Barat : Kelurahan Pangeran
Sebelah Timur : Kelurahan Antasan Kecil Timur
Selanjutnya, Puskesmas Kayu Tangi memiliki luas wilayah kerja
sebesar 5,92 km2. Selengkapnya, luas masing-masing di wilayah kerja
Puskesmas Kayu Tangi dan jumlah RT/RW dijelaskan pada Tabel
Tabel Luas Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Tangi
Jumlah
Luas Wilayah
No Kelurahan
(Km2) RW RT
2. Promosi Kesehatan
kepada masyarakat
a. Keliling 12 kali/ setahun
b. Kelompok 24 kali/setahun
4. Tingkat Kemandirian
Posyandu
a. Posyandu
Purnama dan
Mandiri
b. Keaktifan Kader 25 % dr jml
Posyandu posyandu
100% dr jml kader
posyandu
5. Pembinaan UKS
a. Jumlah sekolah 100% sekolah
yang melaksanakan
UKS
10% sekolah
b. Jumlah dokter kecil
7 Kemitraan 5 mitra
Jumlah mitra yang
berperan aktif dalam
upaya promosi
kesehatan
A. Kesimpulan
1. Peran Puskesmas dalam upaya perbaikan gizi diantaranya adalah melakukan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan balita, memberikan PMT
pada balita gizi kurang dan gizi buruk serta ibu hamil KEK, memberikan TTD pada
remaja putri dan ibu hamil, serta memberikan vitamin A pada bayi/balita dan ibu nifas.
2. Masalah gizi dan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kayu Tangi sebagian besar
sudah memenuhi target, tetapi masih ada ditemukan beberapa masalah yang masih
perlu ditangani lebih lanjut, diantaranya balita gizi kurang dan stunting, ibu hamil
KEK, dan ibu hamil anemia.
3. Kegiatan gizi akan dilaksanakan berdasarkan data permasalahan yanng didapatkan dari
Puskesmas Kayu Tangi, dan tersusun dalam tabel Plan Of Action (POA). Tabel POA
berisikan kegiatan intervensi seperti pengukuran antropometri, penyuluhan gizi dan
konseling gizi.
4. Kegiatan gizi yang dilakukan dalam intervensi yang dilakukan di Puskesmas Kayu
Tangi adalah:
a) Pengukuran antropometri yang dilaksanakan berdasarkan rencana intervensi
dengan cara melakukan penimbangan BB dan pengukuran PB/TB pada bayi,
balita, anak-anak, dan remaja.
b) Penyuluhan gizi yang dilaksanakan berdasarkan rencana intervensi
c) Konseling gizi yang dilaksanakan berdasarkan rencana intervensi
B. Saran
1. Melatih kader untuk meningkatkan keakuratan dalam pengukuran antropometri di
Posyandu, seperti dalam mengukur panjang dan tinggi badan agar dapat lebih teliti
dalam membaca hasil pengukuran antropometri.
2. Memberikan motivasi kepada ibu balita secara lebih lanjut oleh kader dan petugas
kesehatan agar ibu balita melaksanakan pemantauan status gizi balitanya ke
Puskesmas dan Posyandu.
LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR
KINERJA PROGRAM PROMKES
PUSKESMAS BANJARMASIN INDAH
TAHUN 2021