Anda di halaman 1dari 6

4 ASUMSI DASAR

01: Kesatuan Usaha Khusus (Separate Entity / Economic Entity)

Konsep ini memandang perusahaan sebagai suatu unit usaha yang berdiri
sendiri, terpisah dari pemiliknya, atau dengan kata lain perusahaan dianggap
sebagai unit akuntansi yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha
yang lain.

Untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau


pemilik, dengan anggapan seperti ini maka transaksi-transaksi perusahaan
dipisahkan dari transaksi-transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua
pencatatan dan laporan dibuat untuk perusahaan tadi.

02: Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity)

Asumsi dasar akuntansi yang kedua adalah kontinuitas usaha. Konsep ini
menganggap bahwa suatu perusahaan akan hidup terus, dalam arti
diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang.

Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan ada
tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha,
kontrak-kontrak dan perjanjian-perjanjian.

Oleh karena itu dibuat berbagai metode penilaian dan pengalokasian dalam
akuntansi yang didasarkan pada konsep ini, sebagai contoh adalah prosedur
amortisasi dan depresiasi.

Jadi bila tidak terdapat bukti yang cukup jelas bahwa suatu perusahaan itu
akan berhenti usahanya maka kesatuan usaha itu harus dipandang akan hidup
terus.

Tapi bila terdapat bukti yang jelas bahwa suatu perusahaan umurnya terbatas,
misalnya dalam hal joint venture, maka anggapan kontinuitas usaha ini tidak
lagi digunakan.
03: Penggunaan Unit Moneter dalam Pencatatan

Pengertian

Asumsi dasar akuntansi yang ketiga adalah menggunakan unit moneter dalam
pencatatan akuntansi.

Beberapa transaski yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat dengan
menggunakan ukuran unit fisik atau waktu.

Tapi karena tidak semua transaksi itu bisa menggunakan ukuran unit fisik yang
sama sehingga akan menimbulkan kesulitan-kesulitan di dalam pencatatan
dan penyusunan laporan keuangan.

Untuk mengatasi masalah ini maka semua transaksi yang terjadi akan
dinyatakan di dalam catatan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya
transaksi itu. Unit moneter yang digunakan adalah mata uang dari negara di
mana perusahaan itu berdiri.

Perencanaan transaksi dengan menggunakan ukuran mata uang pada saat


terjadinya suatu transaksi disebut pencatatan yang didasarkan ada biaya
historis.

Penggunaan Asumsi Dasar Penggunaan Unit Moneter

Asumis dasar akuntansi ini digunakan dengan suatu anggapan bahwa daya
beli unit moneter yang dipakai adalah stabil dari perubahan-perubahan daya
beli yang terjadi tidak akan mengakibatkan penyesuaian-penyesuaian.

Namun jika terjadi perubahan daya beli yang besar (terutama dalam keadaan
inflasi), maka laporan-laporan keuangan yang disusun dengan dasar biaya
historis akan memberikan gambaran yang tidak sesuai dengan keadaan dan
dengan demikian kegunaannya akan berkurang.
Untuk mengetahui jenis laporan keuangan sebaiknya baca juga : Jenis
Laporan Keuangan: Perhatikan 4 Asumsi Dasar Akuntansi ini Saat Menyusun
Laporan Keuangan

04: Tepat Waktu (Time Period/Periodicity)

Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang
lain dengan volume dan laba yang berbeda.

Masalah yang timbul adalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam periode-


periode tertentu di mana dibuat laporan-laporan keuangan.

Laporan-laporan keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya. Agar


berguna bagi manajemen, pemilik dan kreditur. Oleh karena itu harus
dilakukan alokasi ke periode-periode untuk transaksi-transaksi yang
mempengaruhi beberapa periode. Alokasi ini dilakukan dengan taksiran-
taksiran.

Selisih antara jumlah yang ditaksir dengan yang sesungguhnya terjadi jika
tidak cukup berarti, akan diserap oleh periode berikutnya. Tapi jika selisih itu
jumlahnya cukup berarti sehingga akan menyesatkan laporan keuangan
periode berikutnya maka akan dilakukan penyesuain terhadap laporan
keuangan.
KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN - KONSERVATIF

● Beberapa pedoman umum yang dapat digunakan untuk menentukan cukup berarti atau
tidaknya, yaitu sebagai berikut,

● Aspek kuantitatif. Berdasarkan pada jumlah absolut, misalnya jumlah rupiah, atau
berdasarkan pada nilai relatif, misalnya sebagai suatu persentase dan pendapatan bersih, dari
modal dan lain sebagainya. Aspek kualitatif. Mempertimbangkan karakteristik dan lingkungan,
karakteristik dari perusahaan seperti besar kecilnya perushaan, struktur modal, karakteristik
dari elemen itu sendiri seperti sifatnya, waktunya, hubungannya dengan pendapatan dan
karakteristik dari kebijaksaan-kebijaksanaan akuntansi yang digunakan

● Masalah ini timbul jika ada lebih dari satu alternatif atau bisa juga timbul dalam hal suatu jumlah
itu belum dapat dipastikan. Jika ada alternatif ketika memilih jumlah aktiva yang rendah, maka
sikap konservatif ini mengatur bahwa kenaikan nilai aktiva dan laba yang diharapkan tidak boleh
dicatat sebelum direalisasikan, dalam artian dijual, dan penurunan nilai aktiva dan rugi yang
diperkirakan akan timbul harus dicatat walaupun jumlahnya belum dapat ditentukan. Beberapa
contoh metode-metode yang didasarkan pada sikap konservatif adalah penggunaan harga
pokok atau harga pasar yang lebih rendah (lower of cost or market) dan pengakuan rugi dalam
kontrak pembelian. Cara ini mengakibatkan penyajian informasi yang bias, yaitu cenderung
kesatu arah, lebih besar atau lebih kecil.

LAPORAN LABA-RUGI / KOMPONEN

Depresiasi penyusutannya berlaku pada aset berwujud perusahaan, misalnya seperti tanah, bangunan,
kendaraan, dan lain sebagainya. Sedangkan amortisasi berlaku untuk aset tidak berwujud perusahaan,
misalnya seperti hak paten, hak cipta, hak sewa, merek dagang, dan lain-lain

Amortisasi adalah alokasi pengurangan nilai aktiva tidak berwujud seperti merek dagang, hak cipta, dan
lain-lain secara bertahap dalam jangka waktu tertentu pada setiap periode akuntansi. Pengurangan ini
dilakukan dengan mendebit akun beban amortisasi terhadap akun aktiva

CONTOH & METODE LAPORAN LABA RUGI

1. Single-step income statement  laporan yang paling sederhana karena kalkulasinya yang tidak
terlalu rumit

2. Multi-step income statement  memiliki kalkulasi yang cukup kompleks.


LAPORAN ARUS KAS

AKTIVITAS INVESTASI  Pembelian aktiva tetap dengan jumlah besar merupakan tanda adanya
ekspansi, yang biasanya merupakan suatu tanda baik bagi perusahaan. Rendahnya
tingkat kegiatan investasi dalam suatu periode yang panjang berarti perusahaan tidak
memperbaharui aktiva tetapnya. Pengetahuan arus kas ini membantu investor dan
kreditor mengevaluasi kea rah mana manajer mengarahkan perusahaannya

AKTIVITAS PEMBIAYAAN : Obligasi  surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan. Obligasi berisi janji dari pihak yang menerbitkan saham untuk membayar imbalan
berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada akhir waktu yang telah ditentukan,
kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

Promes  suatu kontrak yang berisikian janji secara terinci dari suatu pihak untuk membayarkan
sejumlah uang kepada pihak lainnya

METODE PENYUSUNAN TIDAK LANGSUNG 

Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan pembiayaan yang tidak mempengaruhi
kas seperti: penyusutan, amortisasi, laba/rugi dari penjualan aktiva tetap dari operasi yang di hentikan
(yang berkaitan dengan kegiatan investasi), laba/rugi pembatalan utang atau transaksi pembiayaan

Anda mungkin juga menyukai