Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA Ny. S DENGAN DIAGNOSA DIABETES MELLITUS


RT 3 RW 04 KELURAHAN BANGETAYU KULON SEMARANG

Dosen Pembimbing:
Ns. Iskim Luthfa, M. Kep

Disusun oleh:
Ajeng Della Desinta
20902200011

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2023
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. PENGKAJIAN KELUARGA
A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Ny. S
2. Usia : 65 tahun
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
5. Alamat : Bangetayu Kulon Rt 03/05
6. Komposisi keluarga
a. Tabel komposisi keluarga
Status Imunisasi
No Nama JK Hub Umur Pend POLIO DPT Hepatitis Ket
BCG Campak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Tn. T L - 67 th SD             Imunisasi BCG
2 Ny. S P - 65 th SD             Imunisasi BCG
3 Tn. A L - 29 th SMA             Imunisasi lengkap

b. Status Imunisasi
Ny. S mengatakan semua anggota keluarganya telah diimunisasi lengkap
ketika kecil.

a. Genogram

Keterangan :

: Laki laki
: Perempuan

: Meninggal

: Hubungan dengan keluarga

: Klien

: Tinggal satu rumah

7. Tipe keluarga
Tipe Keluarga Batasan

 Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak


( kandung/angkat )
The Nuclear
Family (Keluarga
Inti)
The Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup
Extended Family bersama dalam satu rumah seperti keluarga inti
( Keluarga Besar ) ditambah : nenek, kakek, paman keponankan dll.

The Dyad Keluarga yang terdiri dari suami istri ( tanpa anak )
Family (Keluarga yang hidup bersama dalam satu rumah.
tanpa anak)

The Single Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu )
Perant Family dengan anak, hal ini terjadi karena perceraian,
kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
Blanded Keluarga yang terbentuk oleh duda dan janda yang
Family menikah kembali dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.

Dan Lain-lain

8. Suku dan bangsa : Jawa / Indonesia


9. Agama : Islam
10. Status social ekonomi keluarga
a. Ny. S mengatakan dirinya sebagai istri dan ibu yang
bertanggung jawab untuk keluarganya.

b. Ny. S mengatakan rutin memeriksakan kesehatannya di


Puskesmas dengan menggunakan BPJS
11. Aktifitas rekreasi keluarga
Ny. S mengatakan jalan – jalan ke rumah cucu dan menonton televisi.

B. Riwayat dan tahap perkembangan Keluarga


12. Tahap perkembangan saat ini

Tahap Batasan
Tahap Perkembangan

Pasangan Baru/ Dimulai saat individu laki/ perempuan


I keluarga baru membentuk keluarga melalui perkawinan,
meninggalkan keluarga mereka masing-
masing baik fisik/psikologis
Keluarga Keluarga menanti kelahiran dari kehamilan
II Kelahiran Anak sampai kelahiran anak pertama, sampai anak
Pertama pertama berusia 30 bulan ( 2,5 tahun ).
Keluarga Anak Dimulai saat anak pertama berusia 2,5
III Prasekolah tahun dan berakhir saat anak berusia 5
tahun.
Keluarga Anak Dimulai saat anak pertama masuk sekolah
IV Sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12
tahun.
Keluarga Anak Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun
V Remaja dan berakhir 6-7 tahun kemudian (19/20
tahun) yaitu pada saat anak meninggalkan
rumah.
Keluarga Anak Dimulai saat anak pertama meninggalkan
VI Dewasa rumah dan berakhir saat anak terakhir
(Pelepasan) meninggalkan rumah
Keluarga Usia Dimulai saat anak terakhir meninggalkan
VII Pertengahan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah
satu pasangan meninggal.
Keluarga Usia Dimulai saat salah satu pasangan pensiun
VIII Lanjut sampai salah satu atau kedua-duanya
meninggal

13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tahap Tahap Tugas Perkembangan

Perkembangan
I Pasangan  Membina hubungan intim yang memuaskan
Baru/keluarga  Membina hubungan dengan keluarga lain,
baru teman, kelompok sosial
 Mendiskusikan rencana memiliki anak (KB)
II Keluarga  Persiapan menjadi orang tua
Kelahiran Anak  Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga;
Pertama peran, interaksi, hubungan sexual kegiatan
lain.
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan
dengan pasangan
III Keluarga Anak  Memenuhi kebutuhan anggota keluarga
Prasekolah seperti : kebutuhan tempat tinggal, privasi
dan rasa aman.
 Membantu anak bersosialisasi
 Beradaptasi dengan anak yang baru lahir,
sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi
 Mempertahankan hubungan yang sehat baik di
dalam/di luar keluarga (keluarga lain dan
lingkungan)
 Pembagian waktu untuk individu, pasangan
dan anak (tahap paling repot)
 Pembangian tanggungjawab anggota keluarga
 Kegiatan dan waktu lain untuk simulasi
tumbang
IV Keluarga Anak  Membantu sosialisasi anak pada
Sekolah lingkungan, sekolah dan tetangga
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup
yang meningkat termasuk kebutuhan akan
kesehatan
V Keluarga Anak  Memberikan kebebasan seimbang dengan
Remaja tanggungjawab mengingat remaja yang
sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya.
 Mempertahankan hubungan intim dalam
keluarga
 Mempertahakna komunikasi terbuka antara
anak dan orang tua
 Hindari perdebatan, kecurigaan dan
permusuhan. Perubahan sistem peran dan
peraturan untuk tumbang keluarga.
Keluarga Anak  Memperluas keluarga inti menjadi keluarga
VI besar Mempertahankan keintiman pasangan

Dewasa  Membantu orang tua suami/istri yang


sedang sakit dan memasuki masa tua.
(Pelepasan)  Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
Penataan kembali peran dan kegiatan rumah
tangga.
VII Keluarga Usia  Mempertahankan kesehatan

Pertengahan  Mempertahankan hubungan yang


memuaskan dengan teman lansia dan anak2
meningkatkan keakraban pasangan.
VIII Keluarga Usia  Mempertahankan suasana rumah yang
Lanjut menyenangkan.
 Adaptasi dengan perubahan kehilangan
pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan.
 Mempertahankan keakraban suami istri
dan saling merawat.
 Mempertahankan hubungan dengan anak

a. Ny. S mengatakan perkembangan keluarganya dapat terpenuhi dengan


baik dengan mempertahankan kesehatan dan membangun hubungan yang
baik dengan anak-anaknya.
14. Riwayat keluarga inti
Ny. S mengatakan bahwa dirinya menderita penyakit DM.
15. Riwayat keluarga sebelumnya
Ny. S mengatakan bahwa orang tua dari klien tidak memiliki riwayat DM dan
yang lain.
C. Lingkungan
16. Karakteristik rumah

Dapur Kamar mandi


Kamar 3 Gudang
Lantai 1
Kamar/tangga Lantai 2
waru 9M
Kamar 1 Ruang tamu ng Ruang Kerja

Teras Balkon

6M
Rumah klien sudah terpasang ubin, terdiri dari 3 kamar tidur, wc, ruang tamu
dan dapur. Rumah klien bersih dan rapi. Air di kamar mandinya tidak ada jentik
nyamuk. Klien mengatakan menggunakan ember untuk penampungan air dari
PDAM. Tidak terdapat gangguan lingkungan rumah, listrik aman dan tersedia.
Fentilasi dan pencahayaan di rumah klien cukup. Lingkungan rumah klien
nampak bersih dan rapi nyaman untuk ditempati. Tersedia tempat sampah di
depan rumah klien.
12. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Ny. S mengatakan tinggal di desa yang jalanannya bagus, rindang dan sudah di
paving. Lingkungan sekitar juga memperhatikan sanitasi dan saluran
pembuangan di sepanjang jalan. Untuk pelayanan kesehatan dari rumah klien
cukup jauh sekitar lebih dari 500 M
13. Mobilitas geografis keluarga
a. Ny. S mengatakan tinggal di RW 05 setelah menikah
b. Ny. S mengatakan wilayah RW 04 nyaman dan masih banyak pepohonan yang
rindang
c. Ny. S mengatakan berasal dari Demak.
14. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. S mengatakan menjalin hubungan baik dengan tetangga dan aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan.
15. System pendukung keluarga
Ny. S mengatakan jika membutuhkan bantuan, anaknya selalu memperhatikan
dan keluarga juga saling membantu. Seperti klien merasa kesepian dirumah anak
dan cucunya selalu menemaninya.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komuniasi keluarga
Keluarga Ny. S mengatakan menggunakan bahasa jawa dalam berkomunikasi
sehari-hari dan mendapatkan informasi kesehatan dari pelayanan kesehatan.
Dalam keadaan emosi keluarga menggunakan kalimat yang positif. Komunikasi
diantara mereka sangat terbuka. Apabila ada masalah selalu didiskusikan
bersama untuk mendapatkan jalan keluar.
2. Struktur kekuatan keluarga
Klien mengatakan pengambilan keputusan jika terjadi suatu masalah dalam
keluarga adalah klien sebagai orang tua dan tentu dengan hasil musyawarah.
3. Struktur peran
Ny. S mengatakan sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab terhadap peran
ibu dalam keluarganya dan mengambil keputusan dalam memutuskan masalah
keluarga dan selalu melibatkan anggota keluarganya. Tn. A sebagai anak selalu
membantu kedua orangtuanya jika ada suatu permasalahan dan menjalankan
perannya sebagai seorang anak.
4. Nilai dan norma keluarga
Ny. S mengatakan selalu menjunjung tinggi nilai kejujuran, karena dengan
kejujuran akan menjadikan hidup keluarganya damai, nyaman dan tentram.
Kesopanan juga diutamakan dalam keluarganya. Menghormati orang yang lebih
tua juga diajarkan kepada anaknya. Keluarga klien mempercayai bahwa bila ada
anggota keluarga yang sakit merupakan cobaan dari Allah SWT, agar keluarga
dapat lebih kuat.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Ny. S sebagai istri dan Tn. T sebagai suami mengatakan selalu menyayangi dan
memperhatikan kebutuhan dalam keluarganya. Ny. S mengatakan lebih dekat
dengan ketiga anaknya. Karena anak ketiga masih tinggal bersama Ny S.
Sedangkan Ny. A dan Ny. E sebagai anak pertama dan kedua sudah berumah
tangga dan rumahnya masih berdekatan dengan Ny. S. Keluarganya selalu
mendukung satu sama lain misal mendukung bila ada yang sakit langsung
dibawa ke petugas kesehatan.
2. Fungsi social
Ny. S mengatakan sejak kecil mengajarkan anaknya untuk bersosialisasi dengan
orang lain seperti dengan cara menyekolahkan anaknya, membebaskan anaknya
bermain dengan teman sebayanya di sekolah maupun dikampung. Klien juga
dapat bersosialisasi dengan baik bersama warga kampung maupun petugas
kesehatan yang datang berkunjung ke rumahnya.
3. Fungsi perawatan keluarga
a. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
(1) Kemampuan keluarga mengenal masalah
Keluarga klien mengatakan tahu tentang penyakit klien DM, tetapi belum tahu
tentang cara pencegahannya dan makanan apa saja yang tidak diperbolehkan .
Keluarga klien mengatakan Ny. S sering mengeluh mudah gelisah,
mudah mengantuk, keringat dingin dan badan mudah lelah.
(2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Ny. S mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit hanya mengonsumsi
obat-obatan yang dibeli diapotek. Bila sakitnya tak kunjung sembuh baru
diperiksakan ke Puskesmas.
(3) Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit
Keluarga Ny. S mengatakan mengetahui bahwa penyakit yang di derita
adalah DM dan selalu mengingatkan untuk mengontrol pola makanannya.
(4) Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang sehat
Keluarga Ny. S mengatakan membersihkan rumah secara rutin dan
lingkungan rumah bersih.
b. Kebutuhan nutrisi keluarga
Ny. S mengatakan makan sehari 3 kali. Klien mengatakan makan dengan
porsi yang cukup dengan nasi, sayur, buah, dan sering mengonsumsi teh.
c. Kebiasaan tidur, istirahat dan latihan
Ny. S mengatakan memiliki gangguan tidur pada malam hari karena sering
terbangun untuk BAK.
5. Fungsi reproduksi
Ny. S berjenis kelamin perempuan, fungsi reproduksinya masih sehat.

6. Fungsi ekonomi
Ny. S mengatakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dihasilkan dari
membuka toko sembako dirumah. Keluarga klien mengatakan dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari seperti makan yang cukup, biaya untuk berobat, dan tidak
mengalami krisis ekonomi.
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka pendek : Ny. S mengatakan sering mengeluh mudah
mengantuk, badan terasa lemah.
b. Stressor jangka panjang : Ny. S mengatakan khawatir dengan penyakit yang
diderita.
2. Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stressor.
Ny. S mengatakan selalu berusaha menjadi istri dan ibu yang baik.
3. Strategi koping yang digunakan
Ny. S mengatakan selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang
ada. Keluarga klien menyesuaikan kondisi keluarga, jika terdapat anggota
keluarga yang sakit, mau tidak mau dibawa ke petugas kesehatan.
4. Strategi adaptasi disfungsi
Ny. S mengatakan bahwa dirinya menerima keadaan tentang kondisi yang
dialami sekarang dan selalu meminta bantuan pada keluarga yang lain jika tidak
mampu mengatasinya. klien mengatakan bahwa tidak ada keluarga klien yang
menggunakan strategi adaptasi disfungsi seperti : kekerasan keluarga,
penganiayaan, pelecehan dan lain-lain.
G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Hasil Pemeriksaan Fisik anggota
keluarga
Tekanan darah Bapak : 150/94 mmHg
Ibu : 130/80 mmHg
Anak : 120/80 mmHg
Nadi Bapak : 97x/menit
Ibu : 86x/menit
Anak : 88x/menit
Suhu Bapak : 36,6 ℃
Ibu : 36,7 ℃
Anak : 36,4 ℃
RR Bapak : 20x/menit
Ibu : 20x/menit
Anak : 21x/menit
BB Bapak : 68 kg
Ibu : 53 kg
Anak : 58 kg
Kepala Bapak : Simetris, Tidak ada lesi dan
kotoran.
Ibu : Simetris, Tidak ada lesi dan
kotoran.
Anak : Simetris, Tidak ada lesi dan
kotoran.
Rambut Bapak : Bersih, beruban, tidak ada
ketombe, lurus.
Ibu : Bersih, sedikit beruban,
bergelombang, tidak ada ketombe
Anak : Bersih, tidak berketombe, lurus,
panjang hitam
Kulit Bapak : Berwarna sawo matang, tidak
ada edema
Ibu : Berwarna sawo matang, tidak ada
edema
Anak : Berwarna sawo matang, tidak ada
edema
Mata Bapak : Konjungtiva tidak anemis, pupil
isokor, mata agak ngeblur
Ibu : Konjungtiva tidak anemis, pupil
isokor, penglihatan normal
Anak : Konjungtiva tidak anemis, pupil
isokor, penglihatan normal
Hidung Bapak : Hidung bersih, pernafasan
normal dan tidak ada secret
Ibu : Hidung bersih, pernafasan normal
dan tidak ada secret
Anak : Hidung bersih, pernafasan normal
dan tidak ada secret
Mulut dan tenggorokan Bapak : Mulut bersih, gigi berwarna
putih tulang, gigi tidak utuh,
tenggorokan tidak ada nyeri saat
menelan
Ibu : Mulut bersih, gigi berwarna putih
tulang, tenggorokan tidak ada nyeri saat
menelan
Anak: Mulut bersih, gigi berwarna putih
tulang, tenggorokan tidak ada nyeri saat
menelan
Telinga Bapak : Bersih, tidak menggunakan alat
bantu pendengaran, tidak ada keluhan
sakit di telinga
Ibu: Bersih, tidak menggunakan alat
bantu pendengaran, tidak ada keluhan
sakit di telinga
Anak : Bersih, tidak menggunakan alat
bantu pendengaran, tidak ada keluhan
sakit di telinga
Leher Bapak : Tidak ada pembesaran di area
sekitar leher, tidak ada nyeri tekan
Ibu : Tidak ada pembesaran di area
sekitar leher, tidak ada nyeri tekan
Anak : Tidak ada pembesaran di area
sekitar leher, tidak ada nyeri tekan
Dada Bapak, Ibu, Anak :
Jantung
I : Simetris, ada ictus cordis, tidak ada
lesi, tidak ada edema
P : Ictus cordis teraba
P : Intercosta II, III, IV, V redup
A : S1 S2 reguler
Paru – Paru
I : Simetris, pengembangan dinding dada
normal
P : Tidak ada krepitasi, vocal fremitus
normal
P : Suara sonor
A : Suara nafas vesikuler
Perut Bapak, Ibu, Anak :
I : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada
massa
A : Tidak adapembesaran hati
P : Suara timpani kuadran IV
P : Bising usus 10x/menit
Eliminasi Bapak : BAB 1 hari sekali, BAK sehari
7-8x sehari
Ibu : BAB 1x sehari, BAK 5x sehari
Anak : BAB 1x sehari, BAK 5x sehari
Ekstremitas Bapak : ekstremitas atas dan bawah
terkadang terasa kesemutan, kuku
pendek, bersih
Ibu : kuku pendek, bersih, capillary refill
<2detik
Anak : kuku pendek, bersih, capillary
refill <2detik

H. Harapan Keluarga
Keluarga berharap semua anggota kaluarganya khususnya Ny. S beserta keluarga selalu
diberi kesehatan dan panjang umur dan berharap ada jalan ketika ada masalah yang
dihadapi.
II. Analisa Data
No. Data focus Masalah Etiologi
keperawatan
1. DS : Resiko
a) Klien mengatakan rutin Ketidakstabilan
minum obat anti diabetes. Kadar Glukosa
b) Klien mengatakan setiap cek Darah
gula darah selalu tidak stabil.
c) Klien mengatakan sering
mengalami kebas dibagian
telapak kaki
DO :
a) GDS : 227 mg/dL
b) Ny. S mendapat obat
(metformin 3x1/hari)

2. DS : Kesiapan
- Klien mengatakan ingin tahu Meningkatkan
tentang penyakitnya tetapi Manajemen
belum tahu tentang cara Kesehatan Diri
mencegahnya
DO :
- Klien beberapa kali bertanya
mengenai bagaimana
cara pencegahan dan apa yang
menyebabkan DM

III. Diagnosa Keperawatan


1. Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
2. Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan Diri
IV. Prioritas Masalah/Skoring Masalah
Untuk menentukan prioritas masalah dalam rencana perawatan keluarga Ny. S maka
terlebih dahulu dibuat skor untuk menentukan prioritas masalah kesehatan sebagai
berikut:
Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Kriteria Skor Bobot Perhitungan Nilai Pembenaran
Sifat masalah 2 1 2/3x1 2/3 Masalah sudah risiko karena
 Risiko ds dan do telah mendukung,
dan dampaknya terhadap
kesehatan klien cukup besar
apabila tidak segera
ditangani.
Kemungkinan 2 2 2/2x2 2 Masalah yang dialami klien
masalah untuk kemungkinan besar mudah
diubah diatasi jika kesehatan lebih
 Mudah diperhatikan lagi.
Potensi 3 1 3/3x1 1 Keluarga mampu untuk
masalah untuk memahami mengenai
dicegah perawatan Diabetes Mellitus
 Tinggi bila diberikan penyuluhan
Menonjolnya 2 1 2/2X1 1 Masalah pada keluarga Ny. S
masalah ini perlu segera ditangani
 Segera dengan cepat.
ditangani
Total : 4 2/3
Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri
Kriteria Skor Bobot Perhitungan Nilai Pembenaran
Sifat masalah 3 1 3/3x1 1 Penderita diabetes
 Aktual jika tidak ditangani
dapat menyebabkan
komplikasi pada
jantung, ginjal, dll.
Kemungkinan 1 2 1/2x2 1 Masalah yang
masalah untuk dialami pasien
diubah kemungkinan besar
 sebagian dapat diatasi
sebagian jika
informasi yang
diberikan dapat
dipahami oleh klien.
Potensi 3 1 3/3x1 1 Keluarga bersedia
masalah untuk bekerjasama dengan
dicegah perawat dalam
 Tinggi mengatasi masalah
yang dialami oleh
klien
Menonjolnya 2 1 2/2x1 1 Masalah mengenai
masalah keterbatasan
 Masalah kognitif pada klien
dirasakan harus segera diatasi,
ditangani mengenang klien
lemah dalam
mengingat dan
dengan lambat laun
akan teratasi.
Total : 4
Kesimpulan hasil skoring
No Diagnosa Skor Prioritas
1. Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah 4 2/3 1

2. Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan 4 2


Diri
V. Rencana Keperawatan/Intervensi
No. Dx Keperawatan Kriteria hasil Intervensi TTD
1. Resiko Setelah dilakukan I.03115
Ketidakstabilan tindakan keperawatan Manajemen
Kadar Glukosa selama 30 menit Hiperglikemia
Darah (00179) diharapkan kadar Observasi:
glukosa darah - Identifikasi
membaik dengan kemungkinan
kriteria hasil: penyebab
- Kadar glukosa darah hiperglikemi
membaik - Monitor kadar
- Klien dan keluarga glukosa darah, jika
mampu mengontrol perlu
kadar glukosa darah - Monitor tanda dan
secara mandiri gejala hiperglikemia
- Aktivitas hidup (mis : polyuria,
sehari-hari efektif polydipsia, polivagia,
memenuhi tujuan kelemahan mylase,
kesehatan pandangan kabur,
sakit kepala)
Terapeutik:
- Konsultasi dengan
medis jika tanda dan
gejala hiperglikemia
tetap ada atau
memburuk
- Fasilitasi ambulasi
jika ada hipotensi
ortostastik
Edukasi:
- Anjurkan
menghindari
olahraga saat kadar
glukosa darah lebih
dari 250mg/dL
- Anjurkan monitor
kadar glukosa darah
secara mandiri.
- Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan
keluarga.
2. Kesiapan Setelah dilakukan I.12383 Edukasi
Meningkatkan tindakan keperawatan Kesehatan
Manajemen diharapkan selama 30 Observasi :
Kesehatan Diri menit tingkat - Identifikasi kesiapan
(00162) pengetahuan dan kemampuan
meningkat dengan menerima informasi.
kriteria hasil : - Identifikasi faktor-
- Kemampuan faktor yang dapat
menjelaskan meningkatkan dan
pengetahuan tentang menurunkan motivasi
suatu topik perilaku hidup bersih
- Kemampuan dan sehat.
menggambarkan Terapeutik :
pengalan - Sediakan materi dan
sebelumnya yang media pendidikan
sesuai dengan topik kesehatan.
- Perilaku sesuai - Jadwalkan
dengan pengetahuan pendidikan kesehatan
- Pertanyaan tentang sesuai kesepakatan.
masalah - Berikan kesempatan
untuk bertanya.
Edukasi
- Jelaskan faktor resiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
- Ajarkan strategi yang
dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat.

VI. Implementasi Keperawatan


Diagnose Tgl/jam Implementasi Respon
keperawatan
Resiko 07/10/2023 - Mengidentifikasi S:
Ketidakstabilan 10.30 WIB kesiapan keluarga Klien mengatakan
Kadar Glukosa menerima informasi sudah bersedia
Darah (00179) dan intervensi kegiatan menerima informasi
senam Diabetes mengenai senam
Mellitus DM
O:
- Klien tampak
semangat untuk
melakukan kegiatan
senam Diabetes
- Klien tampak
rileks

- Menjadwalkan senam S :
Diabetes mellitus klien mengatakan
sesuai kesepakatan bersedia untuk
diajarkan senam
Diabates Mellitus
O :
klien tampak
bersemangat.
Kesiapan 07/10/2023 - Mengkaji pengetahuan S :
Meningkatkan 10.00 WIB tentang Diabetes Klien mengatakan
Manajemen Mellitus kurang memahami
Kesehatan Diri tentang Diabetes
(00162) mellitus
O:
Klien tampak
kurang memahami
tentang Diabetes
Mellitus
- Mendiskusikan dan
menjelaskan dengan S : -
keluarga tentang O :
Diabetes Mellitus Klien tampak
(lefleat) memperhatikan dan
kooperatif
- Mengevaluasi kembali
pengertian Diabetes
Mellitus pada keluarga
S:
Klien mengatakan
sudah paham
dengan Diabetes
mellitus
O : Klien mampu
menyebutkan
pengertian, tanda
dan gejala serta
penyebab diabetes
mellitus.

Resiko 08/10/2023 - Mengajarkan senam S :


Ketidakstabilan 13.00 WIB Diabetes Mellitus klien mengatakan
Kadar Glukosa dengan senam
Darah (00179) Diabetes Mellitus
menjadi lebih rileks,
segar.
O:
klien tampak lebih
tenang dan rileks.
Kesiapan 08/10/2023 - Mendiskusikan cara S : klien
Meningkatkan 13.30WIB perawatan Diabetes mengatakan paham
Manajemen O : klien tampak
Kesehatan Diri paham
(00162)

Resiko 09/10/2023 - Monitor kadar glukosa S : -


Ketidakstabilan 08.00 WIB darah O : Klien tampak
Kadar Glukosa antusias saat
Darah (00179) pemeriksaan kadar
glukosa darah

Kesiapan 09/10/2023 - Identifikasi faktor- S :


Meningkatkan 08.10 WIB faktor yang dapat Klien mengatakan
Manajemen meningkatkan dan paham dalam
Kesehatan Diri menurunkan motivasi penjelasan motivasi
(00162) perilaku hidup bersih dan O :
sehat. klien tampak paham
dalam factor-faktor

VII. Evaluasi
No Tgl/Jam Diagnosa Evaluasi
1. 07/10/2023 Resiko Ketidakstabilan S : Klien masih belum begitu mengerti
11.00 WIB Kadar Glukosa Darah mengenai gerakan senam DM
(00179) O : Klien tampak mengikuti arahan
gerakan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Mengajarkan gerakan senam
DM
2. 07/10/2023 Kesiapan Meningkatkan S: Klien mengatakan bersedia
10.30 WIB Manajemen Kesehatan menerima informasi mengenai
Diri (00162) O: Klien tampak bersedia
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
- Melakukan pendidikan kesehatan
mengenai DM
3. 08/10/2022 Resiko Ketidakstabilan S : Klien mengatakan sudah mulai
Pukul 16.00 Kadar Glukosa Darah memahami mengenai gerakan senam
(00179) DM
O : Klien tampak antusias
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
4. 08/10/2022 Kesiapan Meningkatkan S: Klien mengatakan sudah mulai
Pukul 13.20 Manajemen Kesehatan memahami mengenai perawatan DM
Diri (00162) O: Klien tampak mulai paham
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
5. 09/10/2023 Resiko Ketidakstabilan S : Klien mengatakan sudah paham
14.40 WIB Kadar Glukosa Darah mengenai gerakan senam DM dan
(00179) bersedia untuk di monitor gula
darahnya
O: Klien tampak sudah paham dan
bersedia
GDS : 147 mg/dL
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
6. 09/10/2023 Kesiapan Meningkatkan S: Klien mengatakan sudah mengerti
09.00 WIB Manajemen Kesehatan faktor-faktor yang dapat meningkatkan
Diri (00162) dan menurunkan motivasi perilaku
hidup bersih dan sehat.
O: klien tampak paham
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai