Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH ALAT-ALAT OPTIK

Nama Pembimbing: Ulfah Nuriana Wulandari S.Pd

Disusun dalam rangka memenuhi tugas Makalah Fisika

Nama Penyusun: Adel Febriani (01/XI-MIPA1)

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2


PONOROGO 2023
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah yang Maha di atas segala-galanya yang telah memberikan
nikmat,rahmat, serta hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada segenap umat manusia
dalambentuk yang sebaik-baiknya dan seluruh makhluk ciptaan-Nya. Shalawat serta salam
semogasenantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat, dan
orang-orangshalih yang telah menempuh jalan beliau yang dengan gigih memperjuangkan
sya'riat Islamdalamsetiap langkah dangerak hidupnya.
Merupakan kebahagiaan bagi penulis atas nikmat dan hidayah yang telah diberikan,
sehinggapenulis telah dapat menyelesaikan proposal dengan judul MAKALAH ALAT-ALAT
OPTIK.Penulis mengakui bahwa dalam menyelesaikan penulisan proposal ini tidak terlepas
daribantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis menghaturkan penghargaan dan rasa terima
kasihkepadasemuapihakyangterlibat dalampembuatanproposal ini.

Semoga Allah SWT menerima amal baik mereka dan selalu mendapat limpahan balasan
yanglebih baik serta menempatkan mereka pada derajat yang mulia. Akhirnya penulis
mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari para pembaca, demi perbaikan
selanjutnyadan semogatulisan ini ada guna dan manfaatnya.

Ponorogo, 14 Juni 2023

Penulis
BAB I
1.1 LatarBelakang

Materi ini akan membahas alat-alat optik mengenai teori beserta pembahasannya
sertaaplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Kemajuan teknologi telah membawa dampak
yangpositif bagi kehidupan manusia, berbagai peralatan elektronik diciptakan untuk dapat
menggantikan berbagai fungsi organ atau menyelidiki fungsi dan penyimpangan pada organ
tubuh manusia. Kemajuan teknologi telah merevolusi berbagai alat elektronik dari ukuran
besar menjadi ukuran yang sangat kecil. Teknologi ini dikenal dengan teknologi
nano (teknologi nano adalah teknologi yang bergerak atau dibuat dalam skala nanometer).
Selain praktis dan ekonomis, ukurannya juga kecil, sangat multiguna.

Alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya menggunakan
bendaoptik, seperti : cermin, lensa, serat optik atau prisma. Prinsip kerja dari alat optik
adalah prisma dengan memanfaatkan prinsip pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.
Pemantulan cahaya ialah peristiwa pengembalian arah rambat cahaya pada reflektor.
Pembiasan cahaya merupakan peristiwa pembelokan arah rambat arah rambat cahaya karena
cahaya melaluicahaya melalui bidang-bidang batas antara atas antara dua zat bening yang
berbeda kerapatannya.

1.2 RumusanMasalah

1. Bagaimana teori, pembahasan, serta pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari


cermincekung, cermin cembung, dan cermin datar?
2. Bagaimana teori, pembahasan, serta pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari
lensa konvergendan lensa divergen?
3. Bagaimana teori, pembahasan,serta pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari lup?
4. Bagaimana teori, pembahasan, serta pemanfaatan dalam kehidupan sehari-
hari mikroskop?
5. Bagaimana teori, pembahasan, serta pemanfaatan dalam kehidupan sehari-
hari teropong bintang?
6. Bagaimana teori, pembahasan, serta pemanfaatan dalam kehidupan sehari-
hari teleskop?
7. Bagaimana pembahasan mengenai cacat mata?

1.3 TujuanPenulisan
1. Mengetahui teori, pembahasan, serta pemanfaatan dalam kehidupan sehari-
hari, cermin cembung, dan cermin datar.
2. Mengetahui teori, pembahasan, serta pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari
lensa konvergen dan lensa divergen
3. Mengetahui teori, pembahasan, serta pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari lup.
4. Mengetahui teori, pembahasan, serta pemanfaatan dalam kehidupan sehari-
hari mikroskop.
5. Mengetahui teori, pembahasan, serta pemanfaatan dalam kehidupan sehari-
hari teropong bintang
6. Mengetahui teori, pembahasan, serta pemanfaatan dalam kehidupan sehari-
hari teleskop.
7. Mengetahui pembahasan mengenai cacat mata.
1.4 Manfaat Penulisan
Dalam proses penulisan makalah ini penulis mendapatkan manfaat dari membaca buku-buku
yang menjadi sumber untuk pembahasan, sehingga menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai materi yang bersangkutan.
BAB II
2.1 Cermin
Devais optik paling sederhana salah satunya ialah cermin. Cermin memiliki tiga jenis:
cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung. Terdapat aturan-aturan yang
mengaitkansifat-sifat berkas yang datang dan dipantulkan oleh cermin, yang tak lain
merupakan Persamaan θd = θp yaitu :
1. Berkas yang datang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik (atau
seakan-akan dari titik fokus)
2. Berkas yang datang melalui titik fokus (atau seakan-akan melalui titik fokus)
dipantulkan sejajar dengan sumbu utama
3. Berkas yang melalui pusat lingkaran lensa akan dipantulkan kembali melalui titik
tersebut.
Aturan-aturan di atas dikenal juga sebagai aturan sinar-sinar istimewa pada cermin.
a. Cermin datar (plane mirror)
Cermin datar dibentuk dari permukaan datar atau dapat juga dikatakan sebagai bagian
dalam dari suatu permukaan silinder (bola) dengan jari-jari tak hingga. Cermin datar akan
memantulkan berkas-berkas sejajar cahaya datang menjadi berkas-berkas cahaya pantul yang
sejajar satu sama lain seperti ditunjukkan dalam gambar1 :

Gambar1:Cermindatar memantulkanberkas-berkasyangdatangsejajarmenjadikembalisejajar.

b. Cermin cekung (concavemirror)


Cermin cekung dibentuk dari permukaan dalam suatu silinder (atau bola), di mana berkas-
berkas sejajar cahaya yang datang tidak lagi dipantulkan sejajar sebagaimana dalam Gambar
7, melainkan dipantulkan mendekati suatu titik yang dikenal sebagai titik fokus cermin.
Ilustrasi mengenai hal ini diberikan dalam gambar 2:
Gambar2:Berkas-berkas yang datang sejajar pada cermin cekung dipantulkan melewati suatu titik 0 yang
dekat dengan titik fokus 1.

Bila berkas-berkas sejajar yang datang juga sejajar dengan sumbu utama (garis yang
menghubungkan titik 1 dan 2 dalam Gambar 2 maka titik pertemuan berkas-berkas
pantulyang semula titik 0 akan menjadi titik 1, yang dikenal pula sebagai titik fokus
cermin(cekung).

Contoh Soal Cermin Cekung

1. Benda setinggi 6 cm berada di depan cermin cekung yang berjari-jari 30 cm. bila
jarak benda ke cermin 20 cm, maka tentukanlah jarak bayangan, perbesaran
bayangan, tinggi bayangan dan sifat bayangan.
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 6 cm
R = 30 cm
s = 20 cm
f = ½ R = 15 cm
Ditanyakan: s’, M, h dan sifat bayangan.
Jawab
■ Jarak bayangan
1/f = 1/s + 1/s’
1/15 = 1/20 + 1/s’
1/s’ = 1/15 – 1/20
1/s’ = 4/60 – 3/60
1/s’ = 1/60
s' = 60 cm
Jadi, bayangan benda berada di depan cermin dengan jarak 60 cm.

■ Perbesaran bayangan
M = |s’/s|
M = |60/20|
M = 3x
Jadi, perbesaran bayangan benda adalah 3x dari benda aslinya.

■ Tinggi Bayangan
M = h’/h
3 = h’/6
h' = 3 × 6
h' = 18 cm
Jadi, tinggi bayangan benda adalah 18 cm.

■ Sifat Bayangan
Dari perhitungan di atas kita peroleh data berikut.
s' = 60 cm
h' = 18 cm
• s’ bernilai positif maka bayangan berada di depan cermin sehingga bersifat
nyata dan terbalik.
• h’ > h sehingga bayangan bersifat diperbesar.
Dengan demikian, sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik dan
diperbesar.

2. Sebuah benda setinggi 1 cm di depan cermin cekung dengan fokus 2 cm. Jika
benda berada pada jarak 4 cm di depan cermin, tentukanlah sifat bayangan yang
dihasilkan!
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 1 cm
f = 2 cm
s = 4 cm
Ditanyakan: sifat bayangan
Jawab:
Cara Pertama: Metode Menghapal
Dari data di soal, benda berada 4 cm di depan cermin. Sementara itu, jarak fokus
cermin (f) adalah 2 cm sehingga jari-jari kelengkungan cermin adalah:
R = 2f
R = 2 × 2 cm = 4 cm
Karena jarak benda = jari-jari kelengkungan cermin, maka benda terletak tepat di
titik pusat kelengkungan cermin atau di titik M. Dengan melihat tabel sifat
bayangan, maka kita peroleh sifat bayangan benda adalah nyata, terbalik dan
sama besar.
Cara Kedua: Metode Perhitungan (Rumus)
Untuk mengetahui sifat bayangan yang dihasilkan dengan menggunakan metode
perhitungan, maka kita tentukan dahulu jarak bayangan (s’) dan perbesaran
bayangan (M).
■ Jarak bayangan
1/f = 1/s + 1/s’
1/2 = 1/4 + 1/s’
1/2 – 1/4 = 1/s’
1/4 = 1/s’
s' = 4 cm
■ Perbesaran Bayangan
M = |s’/s|
M = |4/4|
M=1
■ Sifat bayangan
1) karena s' bernilai positif (+) maka bayangan bersifat nyata dan terbalik.
2) karena M = 1 maka bayangan sama besar dengan benda.
Dengan demikian, sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik dan sama
besar.

c. Cermin cembung (convexmirror)

Pada cermin cembung berkas-berkas sejajar yang datang akan dipantulkan saing menjauh
satu sama lain, seakan-akan berkas-berkas pantul bersumber dekat dari suatu titik yang
disebut sebagai titik fokus. Cermin cembung dapat dibentuk dari suatu permukaan luar suatu
silinder (atau bola).

Gambar 3 : Berkas-berkas yang datang sejajar pada cermin cembung dipantulkan seakan-akan
bersumber dari suatu titik 0 yang dekat dengan titik fokus 1.

Bila berkas-berkas sejajar yang datang juga sejajar dengan sumbu utama (garis yang
menghubungkan titik 1 dan 2 dalam gambar 3 maka titik pertemuan perpanjangan berkas-
berkas pantul yang semula adalah titik 0 akan menjadi titik 1, yang dikenal pula sebagai
(cembung).

• Pembentukan bayangan oleh cermin

Pada cermin bayangan yang terbentuk dapat diperkirakan dengan menggunakan sinar-sinar
istimewa pada cermin. Setiap titik pada benda dapat dipetakan menjadi setiap titik pada
bayangan dengan menggunakan minimal dua berkas cahaya. Sifat cermin secara umum
adalah memantulkan, oleh karena itu bayangan yang terletak pada ruang yang sama
denganbenda terhadap sisi cermin disebut bayangan nyata, sedangkan pada ruang yang lain
terhadap sisi cermin disebut bayangan maya. Untuk menyederhanakan ilustrasi cermin pada
bagian ini dan seterusnya cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung digambarkan
dengan suatu simbol dan juga menggunakan tanda kekuatannya untuk memusatkan cahaya,
yaitu 0, +, dan –, seperti diberikan dalam gambar 4:

Gambar 4.Simbol ilustrasi ketiga jenis ccermin cermin cekung (+), cermin datar (0),
dan cermin cembung (–)

Gambar 4 kanan merupakan penyederhanaan dari ilustrasi sebenarnya seperti dalam Gambar
2 dan Gambar 4 kiri merupakan penyederhanaan dari Gambar 3. Ilustrasi pembentukan
bayangan oleh ketiga jenis cermin akan menggunakan notasi dalam Gambar 4 yang lebih
sederhana, di mana sebagai obyeknya akan digunakan sebuah panah tegak yang telah umum
digunakan.
Gambar 5. Pembentukan bayangan oleh ketiga jenis cermin: cermin datar (a), cermin cekung dengan benda
terletak pada ruang I (b), II(c), III(d), dan cermin cembung dengan benda terletak pada ruang I(e), II(f), dan
III(g).

Dalam membentuk bayangan suatu obyek, apabila cahaya yang datang dari obyek
membentuk sudut yang relatif kecil terhadap sumbu utama maka berlaku hubungan [1]

di mana s adalah posisi benda dan s' adalah posisi bayangan, keduanya diukur terhadap
permukaan cermin. Fokus cermin dilambangkan dengan fc . Penggunaan indeks c disebabkan
telah digunakan sebelumnya simbol f untuk frekuensi.

Tabel1.Kemungkinan rentang nilai s dan s' untuk cermin serta deskripsinya.

Kemungkinan rentang nilai s dan s' diberikan dalam Tabel 1, di mana untuk ketiga jenis
cermin tersebut berlaku bahwa f = ∞, f < 0, dan f > 0, berturut-turut untuk cermin datar,
cembung, dan cekung. Perbesaran atau perbandingan tinggi bayangan dengan tinggi benda
diberikan oleh :
Dimana tanda + atau – selalu disertakan saat menyatakan perbesaran. Tanda –menyatakan
bahwa bayangan yang terbentuk terbalik dibandingkan dengan bendanya.

• Pengaplikasian cermin pada kehidupan sehari-hari

Cermin datar: cermin rias, kaca jendela, kaca mobil, cermin datar pada mikroskop, cermin
tenaga surya.

Cermin cekung: teleskop luar angkasa, oftal moskop, lampu kendaraan, senter,
piringan satelit, dan reflektor surya.

Cermin cembung: spion mobil atau motor, lensa kamera, kaca pembesar.
Contoh soal cermin cembung:
1. Benda setinggi 10 cm, berada di depan cermin cembung yang memiliki jari-
jari 80 cm. Bila jarak benda 60 cm, maka tentukan letak bayangan, perbesaran
bayangan dan tinggi bayangan!
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 10 cm
s = 60 cm
R = 80 cm = −80 cm (dibelakang cermin)
f = ½R = ½(−80 cm) = −40 cm
Ditanyakan: s’, M dan h
Jawab:
■ Jarak bayangan
1
/−f = 1/s + 1/s’
1
/−40 = 1/60 + 1/s’
1
/s’ = 1/−40 − 1/60
1
/s’ = −3/120 − 2/120
1
/s’ = −5/120
s' = 120/−5
s' = −24 cm
Jadi, bayangan benda berada di belakang cermin pada jarak 24 cm.

➢ Perbesaran bayangan
M = |s’/s|
M = |−24/60|
M = 0,4x
Jadi, bayangan benda mengalami perbesaran 0,4x (bayangan benda lebih
kecil).

➢ Tinggi Bayangan
M = h’/h
0,4 = h’/10
h' = 0,4 × 10
h' = 4 cm
Jadi, tinggi bayangan benda adalah 4 cm.

2. Sebuah benda setinggi 3 cm berada pada jarak 5 cm di depan cermin cembung


dengan fokus 5 cm. Tentukanlah jarak bayangan, perbesaran bayangan, tinggi
bayangan, dan sifat bayangan!
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 3 cm
s = 5 cm
f = −5 cm
Ditanyakan: s’, M, h’, dan sifat bayangan.
Jawab:
➢ Jarak bayangan dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
1/f = 1/s + 1/s’
1/−5 = 1/5 + 1/s’
1/s’ = 1/−5 − 1/5
1/s’ = −1/5 − 1/5
1/s’ = −2/5
s' = 5/−2
s' = −2,5 cm
Jadi, jarak bayangan adalah 2,5 cm di belakang cermin.

➢ Perbesaran bayangan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:


M = |s’/s|
M = |−2.5/5|
M = 0,5x
Jadi, bayangan benda mengalami perbesaran ½ x (bayangan benda lebih
kecil).
➢ Tinggi bayangan dapat dicari dengan menggunakan rumus perbesaran
bayangan, yaitu sebagai berikut.
M = h’/h
0,5 = h’/3
h' = 0,5 × 3
h' = 1,5 cm
Jadi, tinggi bayangan benda adalah 1,5 cm.

➢ Dari hasil perhitungan s’ dan M maka sifat bayangan ditentukan dengan cara
berikut:
1. Karena s’ bernilai negatif (−) maka bayangan bersifat maya dan tegak
2. Karena M = ½ < 1, maka bayangan diperkecil.
Jadi, sifat bayangan yang terbentuk oleh cermin cembung adalah maya tegak
dan diperkecil. Sebenarnya, sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin selalu
sama jadi kita tidak perlu menggunakan perhitungan ataupun melukis
pembentukan bayangan dalam menentukan sifat bayangan pada cermin
cembung.
2.1 Lensa

Lensa adalah devais optik yang prinsip kerjanya berdasarkan fenomena pembiasan.
Terdapat tiga jenis lensa apabila dianalogikan dengan jenis-jenis cermin yang baru saja
dibahas, yaitu kaca sejajar, lenca cembung (konvergen), dan lensa cekung (divergen). Lensa
tipis, yang memiliki persamaan [2]:

Dimana fl adalah fokus lensa. Untuk lensa tipis di udara, apabila diketahui jari-jari kedua
permukaannya R1 dan R2, fokusnya dapat ditentukan melalui [3]

Yang dikenal pula sebagai persamaan pembuat lensa (lens maker's equation), di mana
nadalah indeks bias bahan lensa. Apabila lensa tidak berada dalam udara maka n
dalamPersamaan diatas harus dimodifikasi mengikuti hukum pembiasan Snell dalam
Persamaan nsinθ = n sinθ yang mendasarinya. Tanda untuk R1 dan R2 mengikuti aturan
tanda sumbu kartesian [4], di mana menuju sebelah kanan adalah positif dan menuju
sebelah kiri adalah negatif.

Gambar6. Ilustrasi berbagai jenis lensa yang termasuk ke dalam lensa konvergen (atas) dan lensa divergen
(bawah)[4].

Lensa double convex akan memberikan nilai R1 > 0, R2 < 0, planoconvex R1 > 0, R2 = ∞,
convex meniscus R1>0,R2>0, double concave R1<0, R2<0, planoconcave R1<0,R2=
∞,dan concave meniscus R1 <0, R2 <0.
• Pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari

Lensa divergen: Sebagai lensa okuler pada mikroskop. Sebagai kacamata bagi penderita
rabun jauh.

Lensa konvergen: kaca pembesar, kacamata rabun dekat, dan lensa objektif dan okuler pada
teropong.

Contoh Soal
1. Sebuah benda setinggi 1 cm berada di depan lensa cekung dengan fokus 2 cm. Jika
jarak benda 6 cm maka tentukanlah:
a. Jarak bayangan
b. Perbesaran bayangan
Penyelesaian:
Diketahui:
s = 6 cm
h = 1 cm
f = −2 cm
Ditanyakan: s’, M,
Jawab:
a. Jarak bayangan
Jarak bayangan (s’) ditentukan dengan menggunakan rumus berikut.
1/f = 1/s + 1/s’
1/−2 = 1/4 + 1/s’
1/s’ = (1/−2) − 1/6
1/s’ = (−3/6) − 1/6
1/s’ = −4/6 15
s' = 6/−4
s’ = −1,5 cm
Jadi, jarak bayangannya adalah 1,5 cm di depan lensa.
b. Perbesaran bayangan
M = |s’/s|
M = |−1,5 /4|
M = 1 /2,67
M = 1/3 (pembulatan ke atas)
Jadi, bayangan mengalami perbesaran 1/3 kali ukuran benda (dipekecil).

2. Sebuah lensa cekung mempunyai fokus 20 cm. Tentukan kekuatan lensanya!


Penyelesaian:
Diketahui:
f = −20 cm = −0,2 m
Ditanyakan: P
Jawab:
P =1/f
P = 1/−0,2
P = −5 dioptri
Jadi, kekuatan lensa cekung tersebut adalah −5 dioptri

2. Sebuah benda dengan tinggi 3 cm terletak 12 cm di depan lensa cembung yang


memiliki jarak fokus 8 cm. Hitunglah tinggi bayangan!
Penyelesaian:
Diketahui:

h = 3 cm
s = 12 cm
f = 8 cm
Ditanyakan: h’
Jawab:
Untuk menentukan tinggi bayangan, elemen-elemen yang harus kita ketahui terlebih
dahulu adalah jarak bayangan (s’) dan perbesaran bayangan (M).
■ Jarak bayangan
1/f = 1/s + 1/s’
1/s’ = 1/f – 1/s
1/s’ = 1/8 – 1/12
1/s’ = 3/24 – 2/24
1/s’ = 1/24 s’ = 24/1
s’ = 24 cm
■ Perbesaran bayangan
M = |s’/s|
M = |24/12|
M=2
Dari dua perhitungan di atas, kita peroleh s’ = 24 cm dan M = 2. Sehingga, tinggi
bayangan dapat kita tentukan dengan cara berikut:
M = |h’/h|
2 = h’/3 h' = 2 × 3 = 6
Dengan demikian, tinggi bayangannya adalah 6 cm

2.3 Lup

Gambar7.Lup
Lup, kaca pembesar atau surya kanta adalah sebuah lensa cembung yang mempunyai titik
fokus yang dekat dengan lensanya. Benda yang akan diperbesar terletak didalam titik fokus lup
itu atau jarak benda ke lensa lup tersebut lebih kecil dibandingkan jaraktitik fokus lup ke lensa
lup tersebut. Bayangan yang dihasilkan bersifat tegak, maya, dan diperbesar. Lup ditemukan
oleh seorang dari Arab bernama Abu Ali al-Hasan Ibn Al-Haitham.
Lup biasanya terpasang dengan tangkai kecil agar mudah digenggam. Lup dapat digunakan
untuk memfokuskan dan memusatkan sinar ultraviolet dari matahari menggunakan lup
keselembar kertas tipis atau daun kering untuk membuat titik panas pada fokus yang lama-
kelamaan akan menyalakan api.
• Menghitung jarak fokus suatu lup
Titik fokus suatu lup menentukan perbesaran yang dihasilkan, oleh karena itu titik fokusnya
adalah besaran yang perlu diketahui (lihat juga di bawah). Dalam penggunaan sehari-
jarak titik fokus dari sebuah lup dapat ditentukan dengan percobaan sederhana cahaya dapat
dikumpulkan di satu titik yang berjarak tertentu dari lensa lup. Apabila cahaya mencapai
tingkat energi yang tinggi maka kertas, serpih kayu, tisu atau lainnya dapat terbakar ketika
diletakkan di bawah lup tersebut. Dalam hal ini cahaya dikumpulkan di sebuah titik yang
disebut titik fokus atau titik api yang sifatnya maya atau semu bukan nyata atau di belakang
lensa tersebut.
Metode lain yang lebih nyata untuk menentukan jarak titik fokus atau disebut
juga Autoklimasi dapat menggunakan:

a) Persamaan gambar Newtonschen (juga dapat diturunkan dari persamaan lensa)


b) Metode Bessel
c) Metode Abbe
• Pembesaran

Gambar8.Perbesaranlup

Pembesaran lup bisa diukur dengan membandingkan sudut penglihatan setelah ada lup
dengan sudut penglihatan tanpa lup. Saat menggunakan lup, benda harus diletakkan di antara
fokus dan pusat lensa.

1) Mata berakomodasi maksimum

Mata berakomodasi maksimum merupakan cara memandang objek dimana otot siliar bekerja
maksimum untuk menekan lensa lup agar berbentuk secembung-cembungnya. Agar mata
berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk harus tepat di titik depan mata.

Perbesaran sudut (angular) lup untuk mata yang berakomadasi maksimum adalah
,dengan

M=perbesaransudut

Sn=titik dekatmata normal(25cm)

f=jarakfokus lup.

2) Mata tidak berakomodasi

Mengamati benda dengan menggunakan lup dengan mata berakomodasi secara terus-menerus
dapat melelahkan mata. Oleh karena itu, pengamatan juga dapat dilakukan dengan mata tak
berakomodasi, dengan benda harus diletakkan di titik fokus. perbesaran sudut (angular)

lupuntukmatatakberakomodasiadalah

Keterangan:

M:perbesaranlup

Sn:titikdekatmatanormal(25 cm)

f : titik fokus
2.4 Mikroskop

Gambar9.Mikroskop

Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat secara
kasat mata. Kata mikoskop berasal dari bahasa Yunani yaitu micros yang artinya kecil.
danscopein yang artinya melihat. Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan
hampir di seluruh laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil
(mikroskopis).
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:
1) Bagian optik, yang terdiri dari lensa objektif dan lensa okuler.
2) Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma,
meja objek/meja preparat, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek
(preparat), cermin, kondenser, dan sumber cahaya (Anonymous, 2017)
Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh laboratorium untuk
dapat mengamati organisme berukuran kecil (mikroskopis)' Mikroskop ditemukan oleh
Antonie Van Leeuwenhoek, dimana sebelumnya sudah ada Robert Hook dan Marcello
Malphigi yang mengadakan penelitian melalui lensa yang sederhana. Lalu Antony Van
Leuwenhoek mengembangkan lensa sederhana itu menjadi lebih kompleks agar dapat
mengamati protozoa, bakteri dan berbagai makhluk kecil lainnya. Setelah itu pada sekitar
tahun 1600 Hanz dan Z Jansen telah menemukan mikroskop yang dikenal dengan mikroskop
ganda yang lebih baik daripada mikroskop yang dibuat oleh Antony Van Leuwenhoek
(Anonymous,2017).
Jenis paling umum dari mikroskop dan yang pertama diciptakan adalah mikroskop optik
ataucahaya. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang
memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang diletakkan di bidang fokal dari
lensa tersebut. Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron (Anonymous, 2017). Mikroskop cahaya sendiri
dibagi tagi menjadi mikroskop lapang terang (Brightfield Microscopy), mikroskop
fasekontras (Phase Contrast Microscopy), mikroskop polarisasi (Polarizing Microscopy),
mikroskop interferensi kontras (lnterference Contrast Microscopy), mikroskop lapang gelap
(Dark Field Microscopy) dan mikroskop fluoresensi (Fluorescence Microscopy)
(Lembar,2013).
Perbesaran oleh lensa objektif merupakan perbesaran linear, yang secara matematis dituliskan
dengan:
Mob=perbesaranlinear olehlensaobjektif

h’ob = tinggi
bayanganhob=tinggibe
ndas’ob = jarak
bayangansob=jarak
benda

2.5 Teropong Bintang


Teropong bintang terdiri atas susunan dua lensa cembung. Lensa cembung yang dekat
dengan benda (objek) disebut lensa objektif. Lensa cembung yang letaknya dekat dengan
mata disebut lensa okuler. Jarak fokus lensa objektif lebih besar daripada jarak fokus lensa
okuler (fob > fok). Benda-benda yang diamati dengan menggunakan teropong tentunya
terletak sangat jauh (Sob = ~) sehingga sinar - sinar yang datang menuju lensa objektif
adalah sinar-sinar yang sejajar. Sinar-sinar sejajar tersebut akan membentuk bayangan nyata
dan terbalik, tepatdi fokus lensa objektif.

Gambar10. Diagram sinar pembentukan bayangan pada teropongbumiolehmatatidakberakomodasi.

Untuk mata yang tidak berakomodasi, bayangan benda yang dibentuk oleh lensa objektif
harus jatuh tepat di fokus okuler sehingga bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler beradadi
titik jauh mata (s’ok = -PR = - ~). Jadi, titik fokus lensa objektif (fob) berimpit dengan titik
fokus lensa okuler (fok). Dengan demikian, panjang teropong atau jarak antara kedua lensa
(d) adalah.

Perbesaran sudut untuk teropong (semua jenis teropong) adalah:

Untuk teropong bintang yang digunakan oleh mata tanpa berakomodasi, s’ob = fob dan sok =
fok sehingga persamaan di atas dapat dituliskan menjadi
2.6 Teleskop

Gambar11.Teleskop

Teleskop atau teropong adalah sebuah instrumen pengamatan yang berfungsi


mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari benda yang
diamati. Teleskop merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi.
Galileo diakui menjadi orang pertama yang menggunakan teleskop untuk maksud
astronomis.Pada awalnya teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang tampak
saja (sepertiyang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault,Hale, Meinel, dan lainnya),
kemudian berkembang ke panjang gelombang radio setelah tahun 1945, dan kini teleskop
meliput seluruh spektrum elektromagnetik setelah makin majunya penjelajahan angkasa
setelah tahun1960.

• Fungsi teleskop
Fungsi-fungsi teleskop dapat kita temukan dalam bidang astronomi. Teleskop merupakan alat
yang berfungsi untuk melihat benda yang sangat jauh. Alat tersebut mengandalkan cermin
sebagai pembentukan gambar yang akan diterima oleh mata.

• Jenis teleskop
a. TeleskopRefraktor

Teleskop refraktor merupakan jenis teleskop pertama kali yang ditemukan dari ketiga jenis
teleskop yang ada. Jenis teleskop ini digunakan untuk pertama kalinya di Belanda oleh tiga
orang yaitu Hans Lippershey, Zacharias Janssen dan Jacob Metius. Kemudian dari teleskop
yang ada, oleh galileo Galilei dikembangkan desain nya dan disusul pula oleh johannes
kepler dengan desain yang berbeda sehingga dari desain kedua orang ini muncul desain yang
akan sering kita dengar yaitu teleskop refraktor Galileandan Keplerian.
b. Teleskop Reflektor
Dari namanya saja kita tahu bahwa reflektor asal mula katanya dari refleksi yang artinya
memantulkan. Teleskop Reflektor adalah teleskop yang menggunakan satu atau kombinasi
dari cermin lengkung yang merefleksikan cahaya dan bayangan gambar. Teleskop
Reflektor merupakan teleskop alternatif dari teleskop refraktor karena kelainan cacat
kromatik yang ditimbulkan oleh lensa. Meskipun teleskop reflektor menghasilkan kelainan
optik lainnya, desain reflektor memungkinkan untuk pengembangan dengan diameter yang
cukup besar.
Hampir sejumlah teleskop-teleskop astronomi yang digunakan oleh Astronom Profesional
seperti NASA adalah teleskop reflektor.
c. Teleskop Katadioptri (Catadioptric Telescope)
Teleskop katadioptri sebenarnya adalah implementasi dari penggunaan sistem katadioptri
yaitu sebuah sistem yang memadukan penggunaan antara lensa dan cermin lengkung. Dengan
kata lain teleskop katadioptri merupakan jenis teleskop gabungan dari refraktor dan reflektor
di satu sisi menggunakan cermin di sisi lain menggunakan lensa. Lebih simpelnya pengertian
dari Teleskop Katadiotri adalah teleskop yang memadukan lensa dan cermin. Sistem
katadioptri tidak hanya diterapkan pada teleskop saja melainkan seperti mikroskop, sistem
mercusuar dan lensa tele pada kamera.

• Bagian-bagian teleskop

a. Findescope optik, seperti teleskop miniatur yang terpasang pada tabung teleskop,
berfungsi untuk memperbesar kolom foto serta membentu dalam pemusatan
peneropongan bintang.
b. Focuser, setiap teleskop memiliki focuser dan focusers datang dalam berbagai gaya.
Melekat pada tabung teleskop dan memegang lensa mata teleskop. Kebanyakan
model teleskop memiliki tombol di sisi (rak dan pinion, crayford) yang membuat
tabung internal untuk bergerak ke atas dan ke bawah sampai fokus dicapai, tetapi
beberapa model (heliks) baik kiri atau kanan untuk mencapai fokus.
c. Eye pieces, terdiri dari berbagai jenis. Pada dasarnya, eyepiece adalah alat yang
digunakan untuk memperbesar gambar objek dan diletakkan di dekat posisi pengamat
(okuler).
d. Tabung Teleskop, setiap teleskop juga memiliki tabung - atau tabung optik.. Ini
hanyalah sebuah tabung hampa terbuat dari berbagai bahan yang membentuk bagian
teleskop . Untuk teleskop refraktor, lensa utama berjalan di depan dengan focuser di
belakang, sedangkan reflektor memiliki cermin utama di belakang, depan terbuka dan
focuser berada di sepanjang sisi atas. Desain bervariasi antara jenis teleskop dan
produsen
e. Primer Mirror Cell: Ini adalah perakitan lengkap yang memegang cermin utama dari
teleskop reflektor. Desain juga bervariasi dari produsen ke produsen, tetapi
prinsipnya adalah sama, yaitu memegang cermin dan memungkinkan untuk
penyesuaian.
f. Lensa, adalah bagian utama teleskop refraktor. Hal ini pada dasarnya kerah yang
memegang lensa primerdi tempatnya dan cocok ke tabung teleskop.
g. Tripod, yaitu 3 kaki pada teleskop yang berfungsi untuk menahan teleskop hingga
ketinggian tertentu dimana orang dapat berdiri untuk menggunakannya
h. Lensa mata, adalah bagian bahwa seseorang terlihat melalui dan tergantung pada jenis
teleskop, beberapa mungkin memiliki lensa tambahan individu berada di dalam.
i. Pencari, adalah salah satu bagian yang paling penting dari teleskop karena
memungkinkan pengguna untuk melacak benda-benda di ruang angkasa. Without
thefinder it would make it almost impossible to find objects that are long distances
away. Tanpa si penemu itu akan membuat hampir tidak mungkin untuk menemukan
benda yang jarak jauh. It is attached to the side of the main telescope. Hal ini melekat
pada sisi teleskop utama.
j. Lensa Barlow, adalah lensa tambahan yang bisa ditempatkan di antara focuser dan
lensa ini efektif meningkatkan panjang fokus teleskop, sehingga meningkatkan
perbesaran teleskop (biasanya 2x tetapi bisa pergi ke 5x).
k. Mount, adalah bagian dari sebuah teleskop yang menjaga teleskop tetap di tempatnya.
Ada dua tipe mount yaitu alt-azimuth dan equatorial. Ada jenis lain dari gunung tetapi
mereka biasanya digunakan untuk yang lebih besar, teleskop canggih yang
tidaktersediadi toko ritel.

a.Teleskop Hubble
Teleskop luar angkasa Hubble ialah sebuah teleskop luar angkasa yang berada di orbit bumi.
Nama "Hubble" diambil dari nama ilmuwan terkenal Amerika, Edwin Hubble yang juga
merupakan penemu hukum Hubble. Sebagian besar dari benda-benda angkasa yang telah
berhasil diidentifikasi, adalah jasa teleskop Hubble.
Pada tahun 1962, Akademi Sains Nasional Amerika merekomendasikan untuk membangun
sebuah teleskop angkasa raksasa. Pada tahun1977, kongres mulai mengumpulkan dana untuk
proyek tersebut dan pada tahun tersebut pembuatan teleskop angkasa Hubble segera dimulai.
Konstruksi teleskop Hubble berhasil diselesaikan pada tahun 1985. Hubble diangkasakan
untuk pertama kalinya pada tanggal 24 April 1990.

2.7 Cacat Mata


a. Rabun jauh (Miopi)
Orang dengan mata rabun jauh atau terang dekat memiliki titik jauh (PR) < ~, tetapi titik
dekatnya (PP) tidak mengalami perubahan. Hal tersebut terjadi karena lensa mata tidak dapat
menjadi pipih sebagaimana mestinya sehingga sinar - sinar sejajar yang berasal dari benda
jauha kan berpotongan di depan retina

Gambar11.Cacat mata miopi


Agar dapat melihat benda-benda jauh (s = ~), penderita rabun jauh harus menggunakan lensa
kacamata cekung untuk menghasilkan bayangan maya di depan lensa pada jarak yang sama
dengan titik jauh mata (s' = -PR). Jadi, untuk lensa yang digunakan penderita rabun jauh atau
miopi, berlaku s = ~ dan s' = -PR. Untuk menentukan kekuatan lensa kacamata yang
digunakan seseorang, dapat digunakan persamaan

Akan tetapi secara khusus tanpa perlu menghitung jarak fokus lensa dapat digunakan
persamaan

dengan: P = kekuatan lensa penderita miopi (dioptri)


PR=Punctum Remotum/ titik jauh (cm)
b. Rabun dekat (hipermetropi)
Orang dengan mata rabun dekat atau terang jauh memiliki titik dekat PP 25 cm, tetapi titik
jauhnya (PR) tetap pada jarak tak terhingga (~). Hal tersebut tejadi karena lensa mata tidak
dapat menjadi cembung sebagaimana mestinya sehingga sinar - sinar yang berasal dari jarak
sejauh titik dekat normal akan membentuk bayangan di belakang retina
Gambar13.Cacat matahipermetropi
Agar dapat melihat benda-benda dekat pada jarak tertentu, penderita rabun. dekat
harusmenggunakan lensa kacamata cembung untuk menghasilkan bayangan maya di depan
lensapada jarak yang sama dengan titik dekatnya (s' = - PP). Jadi, lensa yang digunakan
olehpenderitarabun dekat atau hipermetropi berlaku :s’=-PP.

Gambar14.Cacat matahipermetropi

c. Mata tua (Presbiopi)


Mata tua (presbiopi) memiliki titik dekat (PP) > 25 cm dan titik jauh (PR< ~ ). Hal
tersebut terjadi karena berkurangnya daya akomodasi akibat usia lanjut. Cacat mata
presbiopi dapat diatasi dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap yang disebut
dengan kacamata bifokal. Lensa kacamata bifokal bagian atas adalah lensa cekung yang
digunakan untuk melihat jauh, sedangkan lensa kacamata bifokal bagian bawah adalah
lensa cembung yang digunakan untuk melihat dekat, misalnya untuk membaca.

Gambar15.Kacamatabifokalle
nsa (-) untuk melihat
jauhlensa(+)untukmelihatdek
at
d. Astigmatisma (Silindris)
Penderita astigmatisma tidak mampu melihat garis-garis horizontal dan vertikal
secarabersama-sama. Hal tersebut terjadi karena kornea mata penderita astigmatisma
tidak berbentuk sferis (lengkung bola), melainkan lebih melengkung pada satu bidang
daripada bidang lainnya. Cacat mata astigmatisma dapat diatasi dengan menggunakan
kacamata lensa silindris sehingga dapat terbentuk bayangan yang jelas pada retina.
DAFTARPUSTAKA

[1] S.LestaridanE.Rosella,"TutorSeniorOlimpiadeFisikaLima
BenuaTingkatSMP",PenerbitJalur Mas Media,Yogyakarta, Cetakan Pertama, 2012,pp. 86-
90.
[2] Forum Fisikawan Filosofis dan Fundamental, "Strategi Meraih Medali
EmasOlimpiadeFisikaSMP",PenerbitPustakaWidayatama,CetakanPertama, 2011,pp.88-107.
[3] TimSSCIntersolusi,"OlimpiadeFisikaSMA",PenerbitErlangga,Ciracas,2010.
[4] C.R.Nave,"CartesianSignConvention"inHyperPhysics,DepartmentofPhysicsandAstron
omy,GeorgiaStateUniversity,2012, URLhttp://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu
/hbase/geoopt/lenseq.html#c3[20140818].
[5] J. D. Cutnell and K. W. Johnson, “Introduction to Physics”, John Wiley &
Sons,Singapore,9 Edition,International StudentVersion, 2013, p. 805.
Anonymous. 2017. Mikoskop. [cited 28 Desember 2017]' Available from URL
:https://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop'
Bellis, Mary. 2017. History of the Microscope' ThoughtCo' April l3' 2017' [cited
28Desember 20171. Available from: URL: https//.www.thoughtco.com/history-of-the-
microscope-|9921 46'
Brunzel, N. A.2013. Fundamental of Urine and Body Fluid Analysis 3rd Edition' USA
:Saunders. P' l-18. Cappucino, J.C., Wetsh, C. 2015. Microbiotogt: A Laboratory Manual
llthEdition.USA : Pearson Education. p.3l-38'
Cappucino, J.C., Wetsh, C. 2015. Microbiotogt: A Laboratory Manual llth Edition. USA
:Pearson Education. p.3l-38' Lembar, S., Then 2., Gerry, A'W. 201 3. urinalisis
danPemerilcsaanCairan TubuhSederhana.EdisiPertama. Jakarta:WIMI' p'l0l-106'
Olympus.2018.MicroscopePrimer.[cited l0January2018]'Availablefrom
URL:https://www'olympus-
lifescience.com/enlmicroscoperesource/Primer/'Olympus.2008.
OlympusCX2llnstruction Manual.[cited28 Desember201
7]'AvailablefromURL:https://www.manualslib.com/manualI7 943I9IOlympus-Cx2I'htmI
Schatzki. S.C.2014. The Microscope. American Journal of Roentgenologt,202: p.246-
247.
Stransinger,S.K.,DiLorenzo,M.S.2014.UrinalysisandBodyFluid6thEdition'USA:
F.A.Davis.P.105-l10.
Tille. P.M. 2014. Baitey and Scotl's Diagnostic Microbiologt. l3th Edition. USA :
Mosbylnc.p. 68-73.
Wiedbrauk, D. L. 2015. Microspoy. In : Jorgensen, J.H., Canoll, K.C.' Pfaller,
M.A.,editors.Manual ofClinical Microbiologt. llthEdition'Canada: ASMPress. p. 5-13

Anda mungkin juga menyukai