Kebersihan Lingkungan
1. Lingkungan untuk belajar Anak Usia Dini Lingkungan yang bersih merupakan salah satu sumber
belajar bagi anak. Lingkungan sebagai sumber belajar dapat berupa lingkungan alam, lingkungan
sosial, dan lingkungan budaya. Lingkungan yang menyenangkan adalah lingkungan yang indah, rapi
bersih dan terdapat tanaman yang tumbuh (Seefeldt & Wasik, 2008: 180). Lingkungan yang
menyenangkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap proses pembelajaran pada anak.
Tio Alexander mengungkapkan hubungan antara lingkungan sekolah yang nyaman dengan prestasi
anak di sekolah. Dalam proses belajar mengajar diperlukan ruang dan lingkungan pendukung untuk
membantu anak dan guru agar dapat berkonsentrasi dalam proses belajar mengajar
(http://un2kmu.wordpress.com/2010/03/11/lingkungan-sekolahyangnyaman-memacu-siswa-untuk-
berprestasi/). Belajar memerlukan kondisi psikologi yang mendukung. Jika anak belajar dalam
kondisi yang menyenangkan dengan kelas yang bersih, udara yang bersih, dan sedikit polusi suara,
niscaya tingkat prestasi anak juga akan naik.
2. Kebersihan
Kebersihan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di
antaranya, debu, sampah, dan bau. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan
diri agar sehat supaya tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri
maupun orang lain (http://id.wikipedia. org/wiki/kebersihan). Kebersihan diri meliputi kebersihan
badan, seperti mandi, menyikat gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih. Kebersihan
lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan berbagai sarana umum.
Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara melap jendela dan perabot rumah tangga,
menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan, membersihkan
kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulai dari lingkungan
yaang paling dekat dengan kita daan setiap saat kita temui yaitu lingkungan ruangan yang selalu kita
gunakan untuk melakukan aktivitas. Kemudian setelah itu kebersihan halaman dan selokan, dan
membersihkan jalan dari sampah. Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan
yang dilakukan manusia, tingkat kebersihan dirumah dan sekolah berbeda dengaan tingkat
kebersihan di rumah sakit atau di pasar. Kebersihan sebuah cerminan bagi setiap individu dalam
menjaga kesehatan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan manusia sendiri
tidak bisa dipisahkan baik lingkungan alam maupun 9 lingkungan sosial. Maka sebagai individu yang
berhubungan langsung dengan segala aspek yang ada dalam masyarakat harus dapat memelihara
kebersihan lingkungan. Karena tanpa lingkungan yang bersih setiap individu maupun masyarakat
akan menderita disebabkan sebuah faktor yang merugikan seperti kesehatan.
3. Pentingnya Kebersihan Lingkungan untuk Anak Usia Dini Menurut Retno Mardhiati Adhiwiryono,
salah satu pesan kesehatan dalam rangka pembinaan hidup sehat bagi anak usia dini adalah menjaga
kebersihan lingkungan sekolah dengan membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia dan
mengupayakan kebersihan di ruangan kelas dan sekitar halaman. (www.uhamka.ac.id/?
page=download_artikel&id=26). Dalam hal ini menurut Padmonodewo, (2003: 153) setiap guru
harus menyadari perlunya mengajar dan mengorganisasikan lingkungan belajar anak dengan tujuan
agar anak selalu tertarik dan terstimulasi untuk mau belajar. Berperan serta dalam menjaga
kebersihan lingkungan, merupakan salah satu tanggung jawab sosial anak usia dini. Menurut
Kostelnik, Soderman, dan Waren (Slamet Suyanto, 2005: 70), tanggung jawab sosial anak usia dini
yang ditunjukkan antara lain dengan komitmen anak terhadap tugas-tugasnya, menghargai
perbedaan individu, memperhatikan lingkungan, dan mampu menjalankan fungsinya sebagai warga
negara yang baik. Menurut Hurlock (1978: 153), Anak Usia Dini perlu mengembangkan keterampilan
motorik bantu sosial yang berfungsi untuk 10 berpartisipasi aktif sebagai anggota sosial baik di
sekolah maupun dalam masyarakat. Keterampilan bantu sosial antara lain mengerjakan tugas
menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Secara umum orang tua adalah ayah dan ibu kandung. Menurut Thamrin Nasution dan
Nurhalijah Nasution , yang dimaksud dengan orang tua adalah setiap orang yang
bertanggung jawab dalam suatu keluarga, yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut
Ibu- Bapak25 . Orang tua adalah orang –orang yang sudah dewasa, sebagai orang-orang yang
telah dewasa, maka orang tua harus bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya.
Orang tua tidak hanya bertanggung jawab pada pemeliharaan anak saja, melainkan orang
tua juga wajib bertanggung jawab pada pendidikan anaknya. Orang tua termasuk pendidik
yang terutama atau primer, maka dengan kesadaran yang mendalam serta didasari rasa
cinta dan kasih sayang yang mendalam pula orang yang mengasuh atau mendidik anaknya
dengan penuh tanggung jawab dan kesabaran. Lagi pula sebagian besar waktu anak-anak
adalah bersama-sama dengan orang tuanya. Dengan dasar ini maka pendidik yang lain
masuk nomor dua. 23 Soerdjono Soekanto, Kamus Sosiologi Edisi Baru. Jakarta. 1993. Raja
Gravindo Persada. h 311 24 G. Saputra Karto & Hartini. Kamus Sosiologi dan Kependudukan.
Jakarta 1992. Bumi Aksara. h 296 25 Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasotion, Peran
Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak, Jakarta. 1985. Gunung Mulia. h 1
Pendidik adalah orang dewasa yang terhadap anak tertentu mempunyai tanggung jawab
pendidikan. Pendidik adalah orang yang sudah dewasa karena ia harus membawa anak ke
tingkat kedewasaan. Adapun yang dinyatakan dewasa ialah anak itu sudah mencapai umur
tertentu menurut ukuran umum disuatu daerah tertentu dan mempunyai kesiapan mental
dan rohani.26
Yaitu suatu proses dimana orang tua menggunakan segala kemampuan mereka, guna
keuntungan mereka sendiri, anakanaknya, dan program yang dijalankan anak itu sendiri.
Orang tua, anak dan program sekolah semuanya merupakan bagian dari suatu proses.
Namun, focus pada interaksi orang tua/anak/keluarga adalah orang tua, sedangkan pendidik
anak harus bekerja sama dengan orang tua apabila ingin berhasil.
Adalah suatu kenyataan bahwa orang tua adalah guru pertama bagi anak-anaknya. Apabila
anak telah masuk sekolah, orang tua adalah mitra kerja yang utama bagi guru anaknya.
Bahkan sebagai orang tua mereka mempunyai berbagai peran pilihan yaitu : orang tua
sebagai pelajar, orang tua sebagai relawan, orang tua sebagai pembuat keputusan, orang
tua sebagai anggota tim 26 Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis.
Yokyakarta. 1989. Bumi Aksara. h 61 kerjasama guru-orang tua. Dalam peran-peran tersebut
memungkinkan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak mereka.
Partisipasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Artikel atau bagian artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber
tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel
ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat
dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu.
Cari sumber: "Partisipasi" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR