Anda di halaman 1dari 12

LINGKUNGAN PENDIDIKAN

A. PENGERTIAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN


Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa
benda mati,makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi
masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu.
Seperti lingkungan tempat pendidikan berlangsung dan lingkungan tempat anak bergaul.
Lingkungan ini kemudian secara khusus disebut sebagai lembaga pendidikan sesuai dengan jenis
dan tanggung jawab yang secara khusus menjadi bagian dari karakter lembaga tersebut.

Pengertian lembaga pendidikan adalah organisasi atau kelompok manusia yang karena satu dan
hal lain memikul tanggung jawab atas terlaksananya pendidikan. Badan pendidikan itu bertugas
memberi pendidikan kepada si terdidik (Marimba, 1980) . secara umum fungsi lembaga-lembaga
pendidikan adalah menciptakan situasi yang memungkinkan proses pendidikan dapat berlangsung
sesuai tugas yang bebankan kepadanya karena situasi lembaga pendidikan harus berbeda dengan
situasi lembaga lain (Azra, 1998).

Menurut Hasbullah (2003), lingkungan pendidikan mencakup:


1. Tempat (lingkungan fisik ), keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam
2. Kebudayaan (lingkungan budaya ) dengan warisan budaya tertentu seperti bahasa seni ekonomi,
ilmu pengetahuan, pedagang hidup dan pedagang keagamaan; dan
3. Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat) keluarga, kelompok bermain,
desa perkumpulan dan lainnya.

Lingkungan serta lembaga pendidikan bersifat positif bilamana memberikan pengaruh sesuai
dengan arah tujuan pendidikan. Lingkungan bersifat negatif bilamana berpengaruh secara
kontradiktif dengan arah dan tujuan pendidikan sebagai contoh mendidik agama dalam lingkungan
masyarakat yang agamis dengan kehidupan masyarakat yang taat menjalankan agama dengan
sarana pribadatan yang lengkap dan memberikan dukungan positif bagi pendidikan agama.
Sebaliknya lingkungan masyaraka yang penuh dengan kejahatan serta minimnya sarana/prasarana
keagamaan menyebabkan anak terpengaruh dengan lingkungannya dan akan berbuat seperti apa
yang ada dalam lingkungannya.
Lingkungan pendidikan memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap peserta didik
.perbedaan pengaruh tersebut tergantung jenis lingkungan pendidikan tempat peserta didik terlibat
didalamnya. Hal ini karena msing-masing jenis lingkungan pendidikan memiliki situasi sosial
yang berbeda-beda. Situasi sosial yang dimaksud meliputi faktor perencanaan, sarana dan sistem
pendidikan pada masing-masing jenis lingkungan. Intensitas pengaruh lingkungan terhadap
peserta didik tergantung sejauh mana lingkungan mampu memahami dan memberikan fasilitas
terhadap kebutuhan pendidikan peserta didik.

B. FUNGSI LINGKUNGAN PENDIDIKAN


Fungsi pertama lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi
dengan berbagai lingkungan sekitarnya baik lingkungan fisik, sosil dan budaya terutama berbagai
sumber daya pendidikan yang tersedia agar dapat dicapai tujuan pendidikan secara optimal.
Penataan lingkungan pendidikan ini terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat
berkembang efesiaen dan efektif.

Perkembangan manusia dari interaksinya dengan lingkungan sekitar akan berjalan secara
alamiah, tetapi perkembangan tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan atau
bahkan menyimpang darinya. Oleh karena itu diperlukan usaha sadar untuk mengatur dan
mengendalikanlingkungan sedemikian rupa agar mempunyai orentasi pada tujuan-tujuan
pendidikan.

Fungsi kedua lingkungan pendidikan adalah mengajarkan tingkah laku umum dan untuk
menyeleksi serta mempersiapkan peranan-peranan tertentu dalam masyarakat. Hal ini karena
masyarakat akan berfungsi dengan baik jika setiap individu belajar berbagai hal, baik pola tingkah
laku umum maupun peranan yang berbeda-beda.

Dalam menjalankan kedua fungsinya, lingkungan pendidikan haruslah digambarkan sebagai


kesatuan yang utuh di antara berbagai ragam bentuknya. Untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan
secara menyeluruh masing-masing lingkungan mempunyai andil dalam mencapainya
(Tirtahardjha,2004).

C. RAGAM BENTUK LINGKUNGAN PENDIDIKAN


Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang memperoleh pendidikan secara langsung atau
tidak langsung. Oleh karena itu, lingkungan pendidikan ada yang bersifat sosial dan material.
Lingkungan pendidikan secara garis besarnya oleh Ki Hajar Dewantoro dibagi menjadi tiga yang
disebut dengan Tri Pusat Pendidikan, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat, hal itu sejalan yang
dinyatakan oleh Langeveld bahwa yang bertanggung jawab dalam pendidikan adalah
keluarga,sekolah dan masyarakat (Tirtahardjha,2004).

1. Pendidikan dalam Lingkungan Keluarga ( Lingkungan Pendidikan Informal)


Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak yang memberikan sumbangan
bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik dalam kehidupannya. Melalui interaksi
dalam keluarga, anak tidak hanya mengidentifikasi diri dengan orang tuanya, melaikan juga
mengidentifikasikan (mensatupadukan) diri dengan kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya.
Pendidikan dalam lingkungan keluarga dimulai sejak anak lahir ke dunia dari kandungan ibunya,
dan berhenti apabila sang anak meninggalkan keluarga asal untuk mendirikan keluarga baru.

Keluarga sebagai lembaga pendidikan mempunyai peranan penting dalam membentuk generasi
muda. Keluarga disebut pula sebagai lembaga pendidikan informal. Pendidikan informal adalah
kegiatan pendidikan yang tidak diorganisasikan sacara struktural dan tidak mengenal sama sekali
penjenjangan kronologis menurut tingkatan umum maupun tingkatan keterampilan dan
pengetahuan. Persyaratan credential tidak dipakai oleh karena itu tidak ada credential yang
dihakkan oleh penerima maupun yang diwajibkan dari pemberi pendidikan. (Azra,1998).Keluarga
secara umum merupakan suatu lembaga yang terdiri atas suami istri dan anak-anaknya yang belum
menikah, hidup dalam sebuah kesatuan kelompok berdasarkan ikatan tertentu.

Secara etimologi, menurut Ki Hajar Dewantoro (Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati.1991)


Kata keluarga berasal dari kata kawula dan warga. Kawula berarti Abdi, yakni hamba dan
Warga berarti anggota. Secara abdi dalam keluarga wajiblah seseorang menyerahkan segala
kepentingan-kepentingannya kepada keluarga.

Apabila ditinjau dari sosiologi, keluarga merupakan bentuk masyarakat kecil yang terdiri dari
beberapa individu yang terikat oleh suatu keturunan yakni kesatuan anatar ayah-ibu-anak,
merupakan kesatuan terkecil dari bentuk kesatuan masyarakat.
Ditinjau dari sudut pandang pedagogis, ciri khas suatu lembaga adalah bahwa keluarga itu adalah
merupakan suatu persekutuan hidup yang dijalani rasa kasih sayang diantara dua jenis manusia,
yang bermaksud untuk saling meyempurnakan diri, terkandung juga kedudukan dan fungsi sebagai
orang tua. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu keluarga dapat dikatakan keluarga lengkap apabila
keluarga tersebut terdiri atas ayah, ibu dan anak.

Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga tercipta karena adanya ikatan antara
ayah,ibu dan anak sehingga terjalin rasa kasih sayang.

Fungsi Keluarga
Keluarga berfungsi untuk membekali setiap anggota keluarganya agar dapat hidup sesuai dengan
tuntutan nilai-nilai agama, pribadi, dan lingkungan. Demi perkembangan dan pendidikan anak,
keluarga harus melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik dan seimbang. M.I Soelaeman (1994)
mengemukakan beberapa fungsi kelurga yaitu :

a. Fungsi Edukasi
keluarga sebagai wahana pendidikan pertama dan utama bagi anak-anaknya agar menjadi manusia
yang sehat, tangguh, maju dan mandiri sesuai dengan tuntunan perkembangan waktu.
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga mempersiapkan anak sebagai anggota masyarakat yang baik dan berguna kehidupan di
masyarakatnya.
c. Fungsi Proteksi
keluarga sebagai tempat memperoleh rasa aman, nyaman, damai dan tenteram bagi seluruh
anggota keluarga.
d. Fungsi Afeksi
keluarga sebagai tempat untuk menumbuhkembangkan rasa cinta dan kasih sayang antara sesama
anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
e. Fungsi Religius
keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak anak kepada kehidupan beragama dengan
menciptakan iklim keluarga yang religius sehingga dapat dihayati oleh keluarganya
f. Fungsi Ekonomi
meliputi pencarian nafkah, perencanaan, serta pemanfaatan dan pembelajarannya.
g. Fungsi Rekreasi
keluarga harus menjadi lingkungan yang nyaman, menyenangkan, cerah, ceria, hangat dan penuh
semangat.
h. Fungsi Biologis
keluarga sebagai wahana menyalurkan reproduksi sehat bagi semua anggota keluarganya.

Peranan Anggota Keluarga dalam Pendidikan Anak.


Setiap anggota keluarga keluarga memiliki peranan tertentu sesuai dengan kedudukannya.
Mengenai peranan anggota-anggota keluarga dalam pendidikan anak dapat diuraikan sebagai
berikut :

a. Peranan Ibu
Ibu memegang peranan penting dalam mendidik anak-anaknya. Sejak dilahirkan ibulah yang
selalu disampingnya, memberi makan, minum mengganti pakaian dan sebagainya. Oleh karena itu
kebanyakan anaka lebih cinta kepada ibunya dari pada anggota keluarga lainnya. Ibu dalam
keluarga merupakan orang pertama kali berinteraksi dengan anaknya, ia merupakan orang pertama
kali dikenal anaknya. Dari seorang ibu diharapkan ia mengahdapi anaknya dengan penuh kasih
sayang, sehingga dikatakan bahwa ibu berperan sebagai lambang kasih sayang.

Ngalim Purwanto (2004:82) mengatakan bahwa sesuai dengan fungsi serta tanggung jawabnya
sebagai anggota keluarga, dapat dijelaskan bahwa peranan ibu dalam pendidikan anak-anaknya
adalah sebagai berikut : 1) Sumber dan pemberi rasa kasih sayang, 2). Pengasuh dan pemelihara.
3). Tempat mencurahkan isi hati, 4). Pengatur dalam kehidupan berumah tangga, 5). Pembimbing
hubungan pribadi, dan 6). Pendidik dalam segi-segi emosional.

b. Peranan Ayah
Di samping ibu, ayah pun mempunyai peranan yang tidak kalah pentinya terhadap pembentukan
keperbadian anak. Anak memendang ayahnya sebagai orang yang gagah, paling berani, paling
perkasa. Kegiatan yang dilakukan ayah dalam pekerjaan sahari-hari sangat berpangaruh besar
kepada anak-anaknya.

Menurut ngalim purwanto (2004 : 83) peranan ayah dalam pendidikan anak-anaknya adalah
sebagai berikut : 1). Sumber kukuasaan dalam keluarga, 2). Penghubung intern antara keluarga
dengan masyarakan atau dunia luar, 3). Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga, 4).
Pelindung terhadap ancaman dari luar, 5). Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan,
dan 6). Pendidik dalam segi-segi rasional.

Jadi seorang ayah hendaknya memiliki kesadaran bahwa ia turut bertanggung jawab dalam
penjagaan, perawatan, dan pemeliharaan serta pendidikan anak-anaknya itu bersama dengan
seorang ibu.

Karakteristik Lingkungan Pendidikan Informal (Keluarga)


Lingkunagn pendidikan keluarga tergolong jalur pendidikan informal, adapun karakteristinya
antara lain (a). Tujuan pendidikannya lebih menekankan pada pengembangan karakter. (b). Peserta
didiknya bersifat heterogen. (c). Isi pendidikannya tidak terprogram secara formal/ tidak ada
kurikulum tertulis. (d). Tidak berjenjang. (e). Waktu pendidikannya tidak terjadwal secara ketat,
relatif lama. (f). Cara pelaksanaan pendidikan bersifat wajar (g). Evalusai pendidikan tidak
sistematis dan insidental.(h).Credential tidak ada dan tidak penting.

2. Lingkungan Pendidikan Sekolah ( Lingkungan Pendidikan Formal)


Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa
anak. Karena itu disamping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolahpun mempunyai fungsi
sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan kepribadian anak. Karena sekolah tersebut sengaja
disedikan khusus untuk pendidikan yang sekaligus berfungsi melanjutkan pendidikan keluarga
dengan guru sebagai ganti orang tua yang harus ditaati.

Pendidikan disekolah, biasanya disebut sebagai pendidikan formal karena ia adalah pendidikan
yang mempunyai dasar , tujuan,isi, metode, alat-alatnya disusun secara eksplisit, sistematis dan
distandarisasikan (Azra,1998).

Penjabaran fungsi sekolah memberikan pendidikan formal, terlihat pada institusional, yaitu tujuan
kelembagaan pada masing-masing jenis dan tingkatan sekolah. Di Indonesia lembaga pendidikan
formal pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah mengengah atas yang
terdiri dari sekolah menengah umum dan kejuruan, serta perguruan tinggi dengan aneka ragam
bidangnya. Tujuan institusional untuk masing-masing tingkat atau jenis pendidikan,
pencapaiannya ditopang oleh tujuan-tujuan kurikuler dan tujuan instruksional.
Sekolah hendaknya memberikan pendidikan keagamaan, akhlak sesuai dengan ajaran-ajaran
agama. Pendidikan agama yang diajarkan jangan bertentangan dengan pendidikan agama yang
telah diberikan keluarga. Karena si anak akan mengahadapi pertentangan-pertentangan nilai-nilai,
sehingga mereka akan bingung dan kehilangan kepercayaan.

Sekolah, yaitu pendidikan skunder yang mendidik anak mulai dari usia masuk sekolah sampai
keluar sekolah dengan pendidiknya (guru) yang mempunyai kompotensi yang profesional,
personal, sosial dan pedagogis. Mengacu pada Sistem sekolah sebagai pendidikan formal
dirancang sedemikian rupa agar lebih efektif dan lebih efesien, yaitu bersifat klasikal dan
berjenjang. Sistem klasikal memungkinkan beberapa sejumlah anak belajar bersama dan dipinpin
oleh seorang atau beberapa guru sebagai fasilitator. Sebagi konsekuensinya mereka menerima
materi yang sama. Untuk itu, pada suatu kelas biasa murid-muridnya mempunyai kemampuan
yang relatif sama dari kelompok umur yang hampir sama pula.

Fungsi dan Tujuan Pendidikan Sekolah


Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional pembelajaran disekolah
hendaknya memiliki fungsi dan tujuan yang mengacuh pada pendidikan nasional. Sekolah
hendaknya berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan berkembangnya
potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

Sekolah sebagai lembaga sosial melaksanakan fungsi sosial sebagai sebagai mana lembaga-
lembaga pendidikan lainnya. Soleh Seogiyanto (Bambang Robandi, 2007) mengemukakan fungsi-
fungsi sekolah sebgai berikut :

a. Sekolah berfusi sebgai lembaga sosialisasi, membantu anak-anak mempeajari cara-cara hidup di
tempat mereka dilahirkan.
b. Untuk menstramisi dan mentrasformasi kebudayaan, dan
c. Menyeleksi murid untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Di samping itu sekolah sebgai satuan pendidikan bertujuan sesuai masing-masing tujuan untuk
pendidikan. Selain itu sekolah hendaknya berperan sebagai masyarakat belajar, yaitu masyarakat
yang memiliki tata kehidupan yang mengatur hubungan antara guru dan lingkungannya yang
membelajarkan guru untuk mencapai tujuan pendidikan dakam suasana mengairahkan.

Guru : Pendidik di Sekolah


Dalam lingkungan keluarga ayah dan ibu merupakan pendidik, sedangkan disekolah disebut guru.
Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan anak didik untuk mewujudkan tujuan
hidupnya secara optimal. Guru sebgai pengganti orang tua di sekolah harus memberikan
kemudahan dalam pembelajaran bagi semua anak didik. Agar mampu mengembangkan segala
kemapuan dan potensi yang dimiliki anak.

Tugas Guru
Tugas utama guru menurut Undang-Undang Guru dan Dosen adalah mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi anak didik. Kalau dijadikan kata
benda Guru adlah sebagai pendidik, Pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih dan penilai.
Karakteristik Sekolah
Lingkungan pendidikan Sekolah tergolong jalur pendidikan formal, adapun karakteristiknya,
antara lain : (a) secara faktual tujuan pendidikan lebih menekankan pada pengembangan
intelektual. (b) peserta didiknya bersifat heterogen. (c) isi pendidikannya terprogram secara
formal/kurikulumnya tertulis.(d) terstruktur berjenjang dan bersinambungan. (e) waktu pendidikan
terjadwal secara ketat, relatif lama. (f) cara pelaksanaan ppendidikan bersifar formal danartificial.
(g) evaluasi pendidikan dilaksanakan secara sistematis. (h) credentialada dan penting.

3. Lingkungan Masyarakat ( lingkungan Pendidikan Nonformal)


Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa pendidikan berlangsung dalam tiga lingkungan, yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat. Masyarakat mencakup sekelompok orang yang berinteraksi
antar sesamanya, saling ketergantungan dan terikat oleh nilai dan norma yang dipatuhi bersama.
Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri seperti yang dikemukakan oleh Tirtarahadja dan
La Sulo (2000), yaitu antara lain :
a. Ada interaksi warga-warganya
b. Pola tingkah laku warganya di atur oleh adat istiadat, norma-norma hukum dan aturan-aturan
yang berlaku.
c. Ada rasa Idensitas yang kuat yang mengikat pada warganya. Kesatuan wilayah, kesatuan adat
istiadat, rasa identitas, dan rasa loyalitas terhadap kelompoknya merupakan pangkal dari perasaan
bangsa sebagai patriotisme, jiwa korps, dan kesetiakawanan dan lain-lain.

Selanjurnya kaitan masyarakat dengan pendidikan menurut Tirtarahadja dan La Sulo (2000), dapat
ditinjau dari tiga aspek, yaitu :
a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dikembangkan maupun yang tidak
dikembangkan.
b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan baik langsung maupun tidak langsung, ikut mempunyai
peran dan fungsi pendidikan.
c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang
dimanfaatkan. Perlu pula diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu
memperoleh manfaat dan pengalaman hidupnya untuk meningkatkan dirinya. Dengan kata lain
manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang
tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul dan sebagainya.

Di lingkungan masyarakat, setiap orang akan memperoleh pengalaman tentang berbagai hal,
misalnya tentang lingkungan alam, tentang hubungan sosial, politik kebudayaan dan sebagainya.
Di dalam lingkungan masyarakat setiap orang akan memperoleh pengaruh yang sifatnya mendidik
dari oarng-orang yang ada disekitarnya, baik dari teman sebaya maupun oarng dewasa melalui
interaksi sosial secara langsung atau tatap muka. Pengaruh pendidikan tersebut dapat pula
diperoleh melaui interaksi sosial secara tidak langsung.

Bentuk Lingkungan Pendidikan Nasional


Masyarakat sebagai lingkunagn pendidikan nonformal sebagai lingkungan pendidikan di luar
keluarga dan diluar sekolah. Pendidikan nonformal dapat terselengara secara terstruktur dan
berjenjang. Contoh penyelenggaran pendidikan di dalam lingkungan pendidikan nonformal yang
terstruktur dan berjenjang antara lain Kelompok Belajar Paket A, Paket B, Kursus Komputer dan
bahasa inggris di lembaga kursus tertentu juga ada yang terstruktur dan berjenjang dan lain-lain.
Adapun contoh penyelenggaraan pendidikan yang tidak terstruktur dan tidak berjenjang adalh
ceramah agama yang titangkan di televisi, penyampaian informasi melalui koran

Tanggung Jawab dan Fungsi Pendidikan Nonformal


Pendidikan nonformal selain menjadi tanggung jawab pemerintah, juga menjadi tanggung jawab
bersama para orang dewasa (masyarakat) yang ada di lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
Pendidikan dalam lingkungan masyarakat dapat berfungsi sebagai pengganti, pelengkap,
penambah, dan mungkin juga pengembangan pendidikan di lingkungan keluarga dan sekolah

Kebudayaan sebagai Bagian dari pendidikan.


Di masyarakat ada kebudayaan, sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya
akan selalu terkait dengan pendidikan, utamnya belajar. Kebudayaan adalah hasil cipta dan karya
manusia berupa norma-norma, nilai-nilai kepercayaan, tingkah laku dan tekhnologi yang dipelajari
dan dimiliki semua anggota masyarakat tertentu.

Menurut Taylor ( Made Pidarta, tanpa tahun) kebudayaan adlah totalitas yang kompleks yang
mencangkup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan
serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebgai masyarakat. Sedangkan menurut
Kuncaraningrat ( Tirtarahadja dan La Sulo,2000). Kebudayaan dalam arti luas dapat berwujud:
a. Ideal seperti ide, gagasan, nilai dan sebgainya.
b. Kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
c. Fisik yakni hasil benda manusia.

Kebudayaan dengan wujud ideal merupakan hasil-hasil karya manusia termasuk ilmu pengetahuan
dan teknologi, UUD 1945 di mana didalamnya tercantum dasar negara pancasila. Jadi pancasila
merupakan hasil karya bangsa Indonesia memiliki nilai kehidupan yang tinggi bagi bangsa
Indonesia, sehingga diakui dan dijadikan dasar dan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Mayarakat Kebudayaan, dan Pendidikan


Antara kebudayaan, masyarakat dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, dimana kebudayaan dan
pendidikan merupakan bagian dari masyarakat. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk
memanusiakan dirinya, yaitu manusia yang berbudaya. Kebudayaan itu sendiri dibentuk,
dilestarikan, atau dikembangkan melalui pendidikan.

Karakterisrik Lingkungan Pendidikan Nonformal


Lingkungan pendidikan masyarakat seperti kursus, kelompok belajar, majelis taklim, bimbingan
tes, tergolong jalur pendidikan nonformal adapun karakteristiknya antara lain : (a) secara faktual
tujuan pendidikannya lebih menekankan pada penegmbangan keterampilan praktis (b) peserta
didiknya bersifat heterogen (c) isi pendidikannya ada yang terprogram secara tertulis (d) dapat
terstruktur berjenjang dan berkesinambungan (e) waktu pendidikan terjadwal secara ketat atau
tidak terjadwal, lama pendidikannya relatif singkat (f) cara pelaksanaan pendidikan mungkin
bersifat artificial mungkin pula bersifat wajar,(g) evaluasi pendidikan mungkin dilaksanakan
secara sistematis dapat pula tidak sistematis. (h) credential mungkin ada dan mungkin pula tidak
ada.

4. Hubungan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat


Pada masyarakat tradisional pendidikan cukup dilaksanakan dilingkungan keluarga dan
masyarakat saja. Akan tetapi dalam masyarakat modern, keluarga tidak dapat lagi memenuhi
kebutuhan dan aspirasi pendidikan bagi anak-anaknya, baik menyangkut pengetahuan, sikap
maupun keterampilan untuk melaksanakan perannya dalam masyarakat. Dengan demikian,
sekolah dan masyarakat berfungsi untuk melengkapi pendidikan yang tidak bisa diberikan
keluarga. Namun demikian, tidak berarti bahwa keluarga dapat melepaskan tanggung jawab
pendidikan bagi anak-anaknya. Keluarga diharapkan bekerja sama dan mendukung kegiatan
pendidikan di sekolah dan masyarakat.

Peserta didik di sekolah berasal dari berbagai keluarga dengan latar belakang sosial budayanya
masing-masing. Sekolah mendapat mandat tugas dan tanggung jawab pendidikan oleh para orang
tua dan masyarakat. Sebab itu, pendidikan disekolah tidak boleh berjalan sendiri tanpa
memperhatikan aspirasi keluarga dan masyarakat. Dalam melaksanakan pendidikannya, sekolah
perlu bekerja sama dengan para orang tua peserta didik dan dan berperannya Komite Sekolah.

Dewasa ini, sekalipun sekolah adalah, tetapi sekolah tidak mampu memberikan keseluruhan
kebutuhan pendidikan bagi peserta didiknya, juga belum (tidak) mampu menampung seluruh anak
usia sekolah. Karena itu, pendidikan disekolah perlu dilengkapi, ditambah dan dikembangkan
melalui pendidkan di dalam lingkungan masyarakat. Bahkan dalam konteks wajib belajar sembilan
tahun, pendidikan di dalam masyarakat seperti kejar paket A dan kejar paket B merupakan
penggati pendidikan SD dan SMP.
DAFTAR PUSTAKA
Abd.Kadir,dkk.2012. Dasar-DasarPendidikan.Jakarta. KencanaPrenada Media Grup.
Din Wahyudin,dkk.2007. PengantarPendidikan. Jakarta. Universitas Terbuka
Drs.UyohSadulloh. M.Pd,dkk. 2013.Pedagogik (IlmuMendidik). Bandung. Alfabeta

http://www.rijal09.com/2016/03/lingkungan-pendidikan.html

Penulis rijal09 Diterbitkan 3/25/2016

Anda mungkin juga menyukai