Penggunaan lahan adalah segala bentuk pemanfataan dan kegiatan manusia yang
menyangkut tanah. Tanah krusial untuk kehidupan dan ekonomi, nilainya yang tinggi
dipengaruhi oleh lokasi, produktivitas, dan aksesibilitas (Candel & Paulsson, 2023) .
Kepemilikan tanah secara perorangan maupun kelompok dilaksanakan sesuai regulasi yang
berlaku (Abman & Carney, 2020) . Penggunaan tanah harus dilakukan secara berimbang,
dengan memperhatikan kepentingan pribadi dan kepentingan umum
(Ackerschott et al., 2023)
.
Banyak lahan pertanahan yang dapat dimanfaatkan dan banyak juga tanah yang tidak
terkelola dengan baik. Lahan pertanian yang ditinggalkan sebagian besar terkonsentrasi di
daerah terpencil (Zhang et al., 2023) . Faktor kondisi lingkungan atau ekonomi membuat
lahan tidak layak lagi digunakan kemudian ditinggalkan (Janus et al., 2021) . Sitiuasi yang
banyak dijumpai bahwa pemilik tanah pertanian bukanlah seorang petani, melainkan
penduduk kota luar
(Goyke & Dwivedi, 2021). Dengan melihat berbagai sebab pemerintah membuat kebija
Pasal 10 UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria (UUPA)
mewajibkan pemilik tanah pertanian untuk mengerjakan atau mengusahakannya sendiri
secara aktif tanah pertaniannya. Masih banyak terdapat orang yang memiliki tanah pertanian
secara absentee (Corbelle-Rico et al., 2022) . tanah absentee adalah tanah yang letaknya
berjauhan dengan pemiliknya (Lee, 2019) . hukum yang tidak cukup jelas mengenai
kepemilikan tanah menyebabkan ketidakpastian hukum, mengakibatkan kesulitan
menentukan hak dan tanggung jawab tanah. penting untuk menetapkan kerangka hukum
yang jelas dan efektif dalam mengatur tanah absentee (Akhmadiyeva & Herzfeld, 2021).
Kurangnya koordinasi antar instansi pemerintah yang terlibat dalam pengelolaan
perpindahan penduduk dan pengurusan sertifikat tanah dapat menyebabkan penyimpangan
dalam prosedur administrasi pertanahan (Debonne et al., 2021) . Perpindahan kependudukan
dan pengelolaan lahan membutuhkan sisitem administrasi yang mendukung control kualitas
data, verifikasi, dan rekonsiliasi (Yan et al., 2021) . lembaga-lembaga yang terlibat dalam
administrasi perpindahan penduduk dan pengurusan kepemilikan tanah memastikaan bahwa
kepentingan semua pihak dipertimbangkan dan pengawasan yang ketat untuk mencegah
penyalahgunaan wewenang (Ferdoush, 2022) . bertujuan mengatur dan mengelola
kepemilikan tanah secara efisien dan efektif untuk mendukung pembangun berkelanjutan.
Literatur review
1. Ketidakmampuan dalam berbagi data dan keterbatasan teknologi informasi yang
digunakan oleh instansi pemerintah menghambat koordinasi yang efektif antar
instansi.
-Upaya mengatasi ketidakmampuan dalam berbagi data dan keterbatasan
teknologi informasi guna meningkatkan koordinasi antar instansi pemerintah.
- peran teknologi dalam mencegah kepemilikan tanah absentee
-Dampak keterbatasan teknologi informasi yang digunakan oleh instansi
pemerintah terhadap koordinasi antar instansi dalam pelaksanaan tugas
pemerintahan.
Upaya mengatasi ketidakmampuan dalam berbagi data. Upaya mengatasi disebabkan oleh
berbagai faktor, seperti kebijakan yang membatasi akses masalah teknis, atau kekhawatiran
terkait keamanan dan privasi. Ketidakmampuan berbagi data dapat dilakukan upaya
mengatasi hambatan-hambatan dalam kebijakan yang mendukung, peningkatan kesadaran
dan Pendidikan tentang manfaat berbagi data. Manfaat berbagi data