Disusun Oleh :
Andika Defta
Putra (20063033)
Dosen Pengampu :
Ichwan Yel Fianhar, ST,
M.Eng.Sc
Sesi :
202220630020
PENDIDIKAN TEKNIK
ELEKTRO FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
PEMBENTUKAN MATRIKS IMPEDANSI
Jika matriks Y rel diinvers, maka akan dengan mudah diperoleh matriks impedansi rel Zrel .
...............................................
Z rel = Y-1rel ( 1.12 )
Bentuk matriks stándar dari jeringan tiga simpul ditulis sebagai berikut :
Karena Yrel adalah matriks simetris, maka Z rel pun merupakan matriks simetris. Unsur
diagonal dari matriks Z rel disebut ImpedansiTitikPenggerak(Drivingpoint Impedance
).Simpul-simpul dan unsure-unsur non diagonal disebut Impedansi
Pemindah(TransferImpedance)simpul-simpil.
Untuk memperoleh Zrel tidak selalu haus membentuk Yrel terlebih dahulu, namun dapat
diperoleh secara langsung seperti diuraikan berikut ini. Dalam membentuk Zrel ada
beberapa kasus yang akan dijumpai.
1.
Menambah Zb dari suatu rel baru P pada rel acuan
P
Z asli Zb
0 acuan
V1 0 I1
V2 Zasli 0 I2
V3 0 I3...................................................................... ( 1.14)
. = . .
Vn 0 In
Vp 0 0 0 ..... Zb Ip
2.
Menambahkan Zb dari suatu rel baru P pada suatu rel yang ada
Z asli k
Zb
P
V1 Z1k I1
V2 Zasli Z2k I2 k Zasli kolom k
V3 Z3k I3 ....( 1.15)
. = . . p baris k Zkk+ Zb
Vn Znk In
Vp Zk1 Zk2 .... Zkn Zkk +Zb Ip
3.
Menambahkan Zb dari suatu rel k yang sudah ada ke rel acuan
Zb P
Z aslik
-
Disini ditambahkan sebuah rel baru P yang dihubungkan melalui Zb ke rel k
-
Kemudian rel P dihubungsingkatkan ke rel acuan dengan penambahan Vp sama dengan
nol untuk menghasilkan persamaan matriks seperti pada kasus 2 dengan Vp
= 0.
-
Hilangkan baris p dan kolom k dengan reduksi Kron,
Zh ( n+1 ) . Z(n+1)i
Zhi (baru ) = Zhi (asli ) –.................................................................( 1.16 )
Zkk + Zb
4.
Menambahkan Zb diantara 2 buah rel j dan k yang sudah ada
Zb
k
Z asli q
0j
Rel q bersifat sementara, sebagai alat bantu.
V1 Z1j-Z1k Ii
V2 Zjj-Zjk Zkj-Zkk
Ij
Zasli
.
V3 Znj-Znk Zbb Ik …….( 1.17)
. = .
Vn In
(Zj1-Zk1)… ( Zj1 – Zk1 ) ……
Vp
Ib
Zh(n+1). Z(n+1) i
Zhi ( baru ) = Zhi (asli ) –..........................................................( 1.18 )
Zb + Zjj + Zkk + 2Zjk
Contoh :
Suatu sistem tenaga liistrik terdiri atas 4 rel dan 6 saluran, sebagaimana gambar berikut
ini :
4
Z= j0,2
Z= j 0,125 6 5
Z = j 0,25 Z = j 0,4
2 3
1 2 3
1 Z= j 1,25 4 Z= j 1,25
Rel acuan
1,25 j1,25
Z rel 2 = , j 1,50 = j 1.25 + j 0,25..............................Kasus 2
j 1,25 j 1,50
e. Dari rel 3 terhubung ke rel acuan dengan impedansi sebesar j1,25 dan
mengacu ke kasusu 3, maka diperoleh :
j 1,25 x j1,25
Z 11 ( baru ) = j 1,25 - = j 0,75397
J 3,15
Dengan mereduksi semua nilai pada matrik kolom dan baris, didapatlah :
h. Dengan menambahkan impedansi antara rel 2 dan 4 sebesar j 0,125 ( kasus 4 ) Bila j
= 2 dan k = 4, maka :
Dengan reduksi Kron, dari matriks diatas, didapatlah Impedansi Rel Sistem Tenaga Listrik
gambar tersebut diatas sebagai berikut :
Keterangan
: Trafo 60 MVA
KLS 01
06
: PMT KLS06
: ABSW (AirBreak Switch)
R : RECLOSER
kapasitas trafo sebesar 60 MVA yang ada di GI Kalisari. PMT KLS06 mengisi
dua buah ABSW dengan nama KLS06-38 dan KLS06-82-2(B2-88A), lalu ada dua
buah reclosernamun yang berfungsi sebagai NO (Normaly Open) hanya satu dengan
(Normaly Close) pemisah dengan jalur penyulang yang lain, kemudian terdapat
tiga LBS dengan nama B1-147, KLS06-75 dan KLS06-84(B2-86). Pada penyulang
KLS06 ini arus maximal di sisi PMT outgoing adalah sebesar 480 A sedangkan arus
kV2
1. Xsc(primer) =
MVA
1502
=
6000,41
= 3,749743Ω
kV2(sisi sekunder)
2. Xsc(sekunder) x Xsc(primer)
= kV2(sisi primer)
202
= 2 x 3,749742Ω
150
= 0,066662
3.
Perhitungan Reaktansi Trafo
Besarnya nilai reaktansi urutan positif, urutan negatif dan urutan nol
13,32%, tetapi perlu diketahui terlebih dahulu pada nilai ohm 100% nya,
= 13,32% x 6,6 Ω
= 0,87912 Ω
nilai sebesar 10 x XT1, maka besarnya nilai reaktansi urutan nol adalah :
XT0 = 10 x XT1
= 10 x 0,87912 Ω
= 8,7912 Ω
4.
Perhitungan Impedansi Penyulang
penghantar jenis XPLE dengan luas penampang 240 mm2 dan 150 mm2
ohm/km, jX1= 0,102 ohm/km, Z0= 0,3 ohm/km dan jX0= 1,77. Panjang
dapat dihitung :
12 km
Maka :
Maka :
(Z0eq) dimulai dari titik gangguan sampai ke trafo tenaga yang netralnya
ditanahkan.
= j0,945782 + Z1 Penyulang
diasumsikan terjadi pada 0%, 5%, 25%, 50%, 75%, 100% panjang
jaringan, maka :
1. 0 % = j0,945782 + 0 Ω = 0 + j0,945782
2. 5 % = j0,945782 + (0,096 + j0,0612 = 0,096 +
Ω) j1,00699
3. 25 % = j0,945782 + (0,48 + j0,306 Ω) = 0,48 + j1,25179
rumus dasar seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tetapi untuk nilai
Gangguan di 0% (0 km)
Maka :
I3 fasa = 11.547
Vph = (0 + j0,945782)
Z1eq 11.547
= (0,945782 ∠ 90 )
= 12208,94 A
Gangguan Hubung Singkat 3 Fasa
Gangguan di 0% (0 km)
V 20000
Maka :
V
I2 fasa =
Z1eq+ Z2eq
20000
=(
0 + j0,945782) +(0 + j0,945782)
20000
=
( 0,945782∠ 90 ) + (0,945782 ∠ 90 )
= 10574,17A
Gangguan di 0% (0 km)
j0,945782
Maka :
3 X Vph
I1 fasa =
Z1eq + Z2eq + Z0eq
34641
=
(0 + j0,945782) + (0 + j0,945782) +( 1,2 + j8,7912)
34641
=
(0,945782∠ 90) + (0,945782 ∠ 90)+ (8,8727∠82,22)
= 3222,49 A