Anda di halaman 1dari 4

HUTAN PENELITIAN CIKOLE

Hutan Penelitian (HP) Cikole terletak di Kampung Cikole, Desa Cikole, Kecamatan
Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Menurut administrasi kehutanan lokasi HP
Cikole termasuk ke dalam Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cikole, Bagian
Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lembang, Kesatuan Pemangkuan Hutan
(KPH) Bandung Utara, Provinsi Jawa Barat. Secara Geografi terletak pada
koordinat: 6045’30” – 6047’30” LS dan 107039’59” – 107041’30” BT. HP Cikole dibangun
pada tahun 1954 seluas 39,80 ha oleh Lembaga Penelitian Kehutanan. Berdasarkan peta
pengecekan lapangan usulan KHDTK Cikole dengan KULIN KK LMDH Kidang Jaya dan
usulan KULIN KK LMDH Giri Makmur Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat menjadi
seluas ± 37,5 ha. Akses menuju lokasi penelitian dapat ditempuh dengan mudah karena
terletak pada sisi Jalan Raya Tangkuban Perahu dan dapat dijangkau dengan Kendaraan
umum, sekitar 40 km dari kota Bandung ke arah utara.

Aksesibilitas
Rute jalan untuk menuju HP Cikole dari Bogor dapat ditempuh melalui 2 (dua)
alternatif lewat perjalanan darat dengan jarak tempuh ± 140 km, dari Bogor lewat
Puncak-Cianjur-Padalarang-Bandung dengan waktu tempuh ± 5 jam dan dari Bogor
lewat jalan Tol Cipularang-keluar dari pintu gerbang Tol pasteur waktu tempuh
sekitar ± 4 jam, jarak dari Bandung ke HP Cikole ± 40 km menggunakan kendaraan
roda empat dan atau roda dua kondisi jalan cukup baik, mulus, dan beraspal.

Potensi Flora dan Fauna


HP Cikole termasuk type hutan tropika basah berdataran tinggi, dan dapat
ditumbuhi dengan berbagai tanaman, tumbuhan vegetasi alam
secara dominan banyak dijumpai dari jenis Ekaliptus, Pinusmerkusii dan Agathis.
Tetapi jenis tanaman lain selain Ekaliptus, Pinus, Agathis juga dapat tumbuh tanaman
dengan baik seperti kayu Alnus, Araucaria angustifolia, Cupressus lusitanica, Gmelina
arborea, Khaya anthoteca, Maesopsis eminii dll.

Sejak tahun 1954 di HP Cikole telah ditanam sebanyak ±47 jenis tumbuhan terbagi
ke dalam 131 petak penelitian yang terdiri dari 28 jenis pohon asing (eksotik), 17
jenis pohon asli, dan 2 jenis bambu asli Indonesia, dengan dominasi jenis
adalah Pinus dan Eucalyptus. Penanaman pohon pada masing-masing petak
percobaan dilakukan berdasarkan perlakuan dan metode yang diterapkan untuk
setiap percobaan. Kehidupan fauna pada kawasan HP Cikole berdasarkan informasi
dari masyarakat setempat masih dapat dijumpai hewan-hewan seperti: macan
kumbang, babi hutan, mencek, monyet ekor panjang, peusing, tupai pohoh, musang,
ular sanca, dll.

Pohon damar adalah sejenis pohon anggota tumbuhan runjung (Gymnospermae)


yang merupakan tumbuhan asli Indonesia. Damar menyebar di Maluku, Sulawesi,
hingga ke Filipina (Palawan dan Samar). Di Jawa, tumbuhan ini dibudidayakan untuk
diambil getah atau hars-nya. Getah damar ini diolah untuk dijadikan kopal.

Pohon yang besar, tinggi hingga 65m; berbatang bulat silindris dengan diameter
yang mencapai lebih dari 1,5 m. Pepagan luar keabu-abuan dengan sedikit
kemerahan, mengelupas dalam keping-keping kecil. Daun berbentuk jorong, sekitar
6–8 × 2–3 cm, meruncing ke arah ujung yang membundar. Runjung serbuk sari
masak sekitar 4–6 × 1,2–1,4 cm; runjung biji masak berbentuk bulat telur, sekitar 9–
10,5 × 7,5–9,5 cm.

Damar tumbuh secara alami di hutan hujan dataran rendah sampai ketinggian
sekitar 1.200 m dpl. Namun di Jawa, tumbuhan ini terutama ditanam di pegunungan.

Damar teristimewa ditanam untuk diambil resinnya, yang diolah menjadi kopal. Resin
ini adalah getah yang keluar tatkala kulit (pepagan) atau kayu damar dilukai. Getah
akan mengalir keluar dan membeku setelah kena udara beberapa waktu lamanya.
Lama-kelamaan getah ini akan mengeras dan dapat dipanen; yang dikenal sebagai
kopal sadapan. Getah juga diperoleh dari deposit damar yang terbentuk dari luka-
luka alami, di atas atau di bawah tanah; jenis yang ini disebut kopal galian.

Kayu damar berwarna keputih-putihan, tidak awet, dan tidak seberapa kuat. Di Bogor
dan di Sulawesi Utara, kayu ini hanya dimanfaatkan sebagai papan yang digunakan
di bawah atap. Kerapatan kayunya berkisar antara 380–660 kg/m³. Kayu damar
diperdagangkan di Indonesia dengan nama kayu agatis. Pohon damar juga disukai
sebagai tumbuhan peneduh taman dan tepi jalan (misalnya di sepanjang Jalan Dago,
Bandung). Tajuknya tegak meninggi dengan percabangan yang tidak terlalu lebar.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Pinophyta

Kelas: Pinopsida

Ordo: Pinales

Famili: Araucariaceae

Genus: Agathis

Spesies:

1. Agathis loranthifolia Salisb.


2. Agathis alba Foxw.
3. Agathis macrophylla
Plot agathis:
1. Agathis loranthifolia Salisb.

Asal : Maluku

Tahun Tanam : 1955

No. Petak : 07

Luas petak tanam : 0,5 ha

2. Agathis alba Foxw.

Asal : Seram

Tahun Tanam : 1955

No. Petak : 32

Luas petak tanam : 0,5 ha

3. Agathis loranthifolia Salisb.

Asal : Maluku

Tahun tanam : 1957

No. Petak : 46

Luas petak tanam : 0,5 ha

4. Agathis loranthifolia Salisb.

Asal : Maluku

Tahun tanam : 1962

No. Petak : 62

Luas petak tanam : 0,5 ha

5. Agathis Loranthifolia Salisb.

Asal : Maluku

Tahun tanam : 1956

No. Petak : 64

Luas petak tanam : 0,5 ha


6. Agathis macrophylla

Asal : Perancis

Tahun tanam : 1978

No. Petak : 110

Luas petak tanam : –

7. Agathis Loranthifolia Salisb.

Asal : Maluku

Tahun tanam : 1978

No. Petak : 110Luas petak tanam : –

https://pustarhut.org/hutan-penelitian-cikole/

Anda mungkin juga menyukai