Media Dan Model Pembelajaran Anak Abk

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PENDIDIKAN INKLUSI

MEDIA, METODE, MODEL


UNTUK PEMBELAJARAN ABK

DISUSUN OLEH KELOMPOK KADAL :

NAJLA AFIQOTUL WAFA 23010530043

MUHAMMAD ATHIF N 23010530048

AFIFAH NUR H 23010530053

ILONA MELVA S 23010530058

RADITYA RIZQI W 23010530068

FEBRIANUS BHEJA 23010530073

WENDY GUNARTO 23010530078

MUHAMMAD LATIF A 23010530093

DHIA OCA F 23010530098


MUMTAZ ALIFIYANA P 23010530103

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI


TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023
A. Metode, Media dan Model untuk Memfasilitasi Pembelajaran Anak Korban NAPZA

Fasilitasi pembelajaran bagi anak-anak korban penyalahgunaan NAPZA


memerlukan pendekatan yang hati-hati dan berkelanjutan. Berikut beberapa media,
metode, dan model yang dapat digunakan:

Media
 Buku dan Materi Edukatif: Buat buku-buku atau materi edukatif yang
disesuaikan dengan usia anak-anak untuk memberikan informasi tentang
bahaya NAPZA dan cara menjauhinya.
 Aplikasi Pendidikan: Gunakan aplikasi mobile atau perangkat lunak yang
interaktif untuk menyampaikan pesan-pesan edukatif dan permainan
pendidikan yang mengajarkan konsep tentang NAPZA.
 Video Pendidikan: Buat video pendidikan yang menarik dan informatif
tentang efek negatif NAPZA. Video bisa disesuaikan dengan tingkat usia
anak.

Metode
 Pendekatan Terapeutik: Kolaborasi dengan ahli terapis untuk mengembangkan
metode pendekatan yang sesuai, seperti terapi keluarga, terapi bermain, atau
terapi seni.
 Pendekatan Kolaboratif: Melibatkan orang tua, guru, dan tenaga kesehatan
untuk bekerja sama dalam memahami kebutuhan anak dan memberikan
dukungan yang konsisten.
 Pendekatan Bermain: Gunakan permainan dan aktivitas kreatif untuk
mengajarkan konsep-konsep penting tentang kesehatan dan pencegahan
penyalahgunaan NAPZA.

Model
 Pendidikan Pencegahan: Terapkan model pendidikan pencegahan yang
terfokus pada memberikan pengetahuan tentang bahaya NAPZA dan
keterampilan pengambilan keputusan yang baik.
 Model Peran Positif: Libatkan peran model positif, seperti tokoh-tokoh
olahraga atau seni, untuk berbicara kepada anak-anak tentang pentingnya
hidup sehat tanpa NAPZA.
 Model Pendekatan Holistik: Pertimbangkan pendekatan holistik yang
memperhitungkan aspek fisik, emosional, dan sosial dalam pembelajaran
anak- anak korban penyalahgunaan NAPZA.

B. Metode, Media dan Model untuk Memfasilitasi Pembelajaran Anak Tuna Netra

Fasilitasi pembelajaran bagi anak-anak tuna netra memerlukan pendekatan

yang
memperhatikan kebutuhan khusus mereka. Berikut beberapa media, metode, dan model
yang dapat digunakan:
Media
 Braille: Penggunaan alfabet Braille dalam buku, materi edukatif, dan label
untuk memberikan akses kepada anak-anak tuna netra terhadap teks dan
informasi.
 Audio Books: Sediakan buku audio dan podcast yang dapat diakses oleh anak-
anak untuk mendengarkan cerita dan materi pelajaran.
 Media audio: Dapat menjadi alternatif pemilihan media selain media yang
berbentuk braille, termofoam dan bentuk media raba lainnya. Pemanfaatan
media audio digunakan baik di dalam maupun di luar kelas. Penggunaan di
dalam kelas terintegrasi dengan pembelajaran atau sebagai alat bantu
pengajaran. Sedangkan penggunaan di luar kelas difungsikan sebagai
pengayaan atau sebagai sumber belajar
Media audio Cerita Pendidikan Berkarakter untuk Tunanetra (Cerdiktera)
merupakan media audio pembelajaran yang dikembangkan bagi peserta didik
tunanetra pada jenjang SMP kelas VII. Cerdiktera merupakan model media
audio pendidikan dengan mengintegrasikan tiga mata pelajaran pokok (IPA,
PKn dan Bahasa Indonesia) serta ditambahkan muatan karakter yang
disampaikan dalam bentuk cerita audio untuk tunanetra. Konsep Cerdiktera
diawali dengan analogi tentang penerapan kurikulum 2013, yang lebih banyak
menerapkan konsep tematik integratif atau tematik terpadu. Cerdiktera
berorientasi pada pendidikan karakter yang berbasis pada tema terpadu dari
materi tiga mata pelajaran, untuk membekali peserta didik tunanetra memiliki
kecerdasan dalam menera (menandai, mengukur, mengidentifikasi,
mengklasifikasi, mengklarifikasi, dan menjastifikasi) nilai-nilai pendidikan
karakter yang disajikan dalam bentuk cerita.
 Perangkat Tactile: Gunakan bahan-bahan dengan tekstur dan bentuk yang
dapat diraba untuk mengajarkan konsep dan keterampilan tertentu.

Metode
 Pendekatan Multisensori: Menggabungkan indra lainnya (seperti pendengaran
dan perabaan) untuk meningkatkan pemahaman dan pembelajaran anak-anak.
 Pendekatan Individual: Setiap anak mungkin memiliki kebutuhan yang
berbeda, jadi pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi
mereka sangat penting.
 Kerjasama dengan Spesialis: Melibatkan guru khusus untuk tunanetra atau
tenaga ahli dalam mendesain dan memberikan pembelajaran yang sesuai.

Model
 Model Pendidikan Inklusif: Menyediakan pendidikan yang inklusif di mana
anak-anak tuna netra dapat belajar bersama dengan anak-anak lainnya, dengan
dukungan yang sesuai.
 Model Pembimbing: Menggunakan pembimbing yang dapat membantu anak-
anak tuna netra dalam navigasi, pembelajaran, dan kegiatan sehari-hari.
 Pengembangan Keterampilan Hidup: Fokus pada pengembangan keterampilan
yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti orientasi dan mobilitas,
keterampilan sosial, dan kecakapan diri.

Anda mungkin juga menyukai