KEBIJAKAN PENDIDIKAN :: Pada dasarnya terdapat banyak batasan atau pengertian mengenai apa
yang dimaksud dengan kebijakan. Secara umum kebijakan ataupolicydigunakan untuk menunjukan
perilaku seseorang aktor misalnya seorang pejabat, suatu kelompok, maupun lembaga tertentu.
Pengertian Kebijakan Menurut Monahan dan Hengstseperti yang dikutip oleh (Syafaruddin, 2008:
75) kebijakan (policy) secara etimologi (asal kata) diturunkan dalam bahasa Yunani, yaitu “Polis”
yang artinya kota (city). Dapat ditambahkan, kebijakan mengacu kepada cara-cara dari semua bagian
pemerintahan mengarahkan untuk mengelola kegiatan mereka. Dalam hal ini, kebijakan berkenaan
dengan gagasan pengaturan organisasi dan merupakan pola formal yang sama-sama diterima
pemerintah atau lembaga sehingga dengan hal itu mereka berusaha mengejar tujuannya.
Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa pengertian kebijakan merupakan petunjuk dan
batasan secara umum yang menjadi arah dari tindakan yang dilakukan dan aturan yang harus diikuti
oleh para pelaku dan pelaksana kebijakan karena sangat penting bagi pengolahan dalam mengambil
keputusan atas perencanaan yang telah dibuat dan disepakati bersama. Dengan demikian kebijakan
menjadi sarana pemecahan masalah atas tindakan yang terjadi.
Istilah kebijakan dalam dunia pendidikan sering disebut dengan istilah perencanaan
pendidikan(educational planning),rencana induk tentang pendidikan(master plan of
education),pengaturan pendidikan(educational regulation),kebijakan tentang pendidikan(policy of
education)namun istilah-istilah tersebut itu sebenarnya memiliki perbedaan isi dan cakupan makna
dari masing-masing yang ditunjukan oleh istilah tersebut (Arif Rohman, 2009: 107-108).
Pengertian Kebijakan Pendidikan menurut (Riant Nugroho, 2008: 37)sebagai bagian dari kebijakan
publik, yaitu kebijakan publik di bidang pendidikan. Dengan demikian, kebijakan pendidikan harus
sebangun dengan kebijakan publik dimana konteks kebijakan publik secara umum, yaitu kebijakan
pembangunan, maka kebijakan merupakan bagian dari kebijakan publik. Kebijakan pendidikan di
pahami sebagai kebijakan di bidang pendidikan, untuk mencapai tujuan pembangunan Negara
Bangsa di bidang pendidikan, sebagai salah satu bagian dari tujuan pembangunan Negara Bangsa
secara keseluruhan.
Pengertian Kebijakan Pendidikan menurut Arif Rohman (2009: 108)kebijakan pendidikan merupakan
bagian dari kebijakan Negara atau kebijakan publik pada umumnya. kebijakan pendidikan
merupakan kebijakan publik yang mengatur khusus regulasi berkaitan dengan penyerapan sumber,
alokasi dan distribusi sumber, serta pengaturan perilaku dalam pendidikan. Kebijakan
pendidikan(educational policy)merupakan keputusan berupa pedoman bertindak baik yang bersifat
sederhana maupun kompleks, baik umum maupun khusus, baik terperinci maupun longgar yang
dirumuskan melalui proses politik untuk suatu arah tindakan, program, serta rencana-rencana
tertentu dalam menyelenggarakan pendidikan.
Berdasarkan pada beberapa pandapat mengenai kebijakan pendidikan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian kebijakan pendidikan merupakan suatu sikap dan tindakan yang di
ambil seseorang atau dengan kesepakatan kelompok pembuat kebijakan sebagai upaya untuk
mengatasi masalah atau suatu persoalan dalam dunia pendidikan.
Implementasi kurikulum marupakan proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam
suatu tindakan praktis sehingga memberikan perunahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai
dan sikap, sedangakan implementasi kurikulum adalah suatu proses penerapan kurikulum dalam
komponen satuan mata pelajaran sebagai aktualisasi kurukulum tertulis kedalam bentuk
pembelajaran.[2] Kurikulum sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan khususnya disekolah
maupun dalam perguruan tinggi untuk pedoman pengajaran.
Pengertian secara bahasa sebagaimana dalam Oxford Advance Leraner’s Dictionary yang dikutip
dalam Mulyasa Implementasi adalah penerapan suatu yang memberikan efek atau dampak. Lebih
lanjut disebutkan implementasi adalah proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam
suatu tindakan praktis sehingg memberiksn dampak baik berupa perubahan pengetahuan,
keterampilan, ataupun nilai dan sikap.
Kemudian implementasi kurikulum dapat juga diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis
(written curriculum) kedalam bentuk pembelajaraan. Implementasi dapat juga diartika sebagai
pelaksanaan dan penerapan. Ada beberapa pendapat yang dikutip dari Binti Maunah diantaranya
pendapat Majone dan Wildavky (1979) yang menegemukakan bahwa implementasi adalah
perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan (dalam pressma. dan Wildavzky, 1984). Implementasi
juga dapat diartikan sebagai suatu proses penerapan ide dan konsep. Adapun kurikulum dapat
diartikan dokumen kurikulum (kurikulum potensial).[3] Dikemukakan juga bahwa implementasi
kurikulum merupakan proses interaksi antara fasilitator sebagai penegembangan kurikulum , dan
peserta didika sebagai subjek belajar.[4]
Maka implementasi kurikulum adalah penerapan, ide, konsep kurikulum potensial (dalam bentuk
dokumen kurikulum) kedalam kurikulum aktual dalam bentuk proses pembelajaraan.[5]
a. Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan
kejelasaanya bagi pengguna di lapangan.
b. Strategi implementasi: yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti diskusi
profesi, seminar, penataran, loka karya, penyediaan buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yang
dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.
Sejalan dengan uraian di atas, Mars (1998) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi
implementasi kurikulum, yaitu dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan
dukungan internal yang datang dalam diri guru sendiri. Dari beberapa faktor tersebut guru
merupakan faktor penentu di samping faktor-faktor yang lain. [6]
C. Implementasi Kurikulum
Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang di susun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan. Dokumen KTSP yang dihasilkan oleh satuan pendidikan baik
sekolah maupun madrasah akan diimplementasikan dalam bentuk kegiatan pembelajraan. Maka
seluruh komponen-komponen sekolah baik madrasah harus mempersiapkan dengan baik terutama
pihak guru. Sedangakan implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat didefinisikan
sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijaksanaan kurikulum (kurikulum potensial)
dalam suatu aktifitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangakat kompetensi
tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Dalam garis besarnya implementasi kurikulum
berbasis kompetensi mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu pengembangan program, pelaksanaan
pembelajaran, dan evaluasi.[7]
Adapun implementasi kurikulum dalam bentuk pembelajaran berdasar Standar Nasional Pendidikan
terutama Standar Proses, sebagaimana dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, mencakup perencanaan proses pembelajaraan, pelaksanaan proses pembelajraan,
penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.[8]
Perencanaan proses pembelajaraan meliputi silabus dan rebcana pembelajaran (RPP) yang memuat
identitas mata pelajaran, standar isi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi,
tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
1) Silabus
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran,
SK, KD, materi pembelajraan, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilain,
alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan
Standar isi dan Standar Kopetensi Kelulusan.
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan peserta didik dan upaya mencapai KD. RPP
disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih. Guru merancang
penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan disatuan pendidikan.
Komponen-komponen RPP:
a) Identitas mata pelajran
b) Standar Kompetensi
c) Kompetensi Dasar
e) Tujuan pembelajraan
f) Materi ajar
g) Alokasi waktu
h) Metode pembelajraan
· Pembukaan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajraan yang ditunjukan
untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran.
· Pembentukan kompetensi
Pembentukan kompetensi peserta didika merupakan kegiatan inti pembelajaran, antara lain
mencakup penyampaian materi pokok maupun materi standar, membahas materi standar untuk
membentuk kompetensi pesrta didik. Pembentukan kompetensi ini ditandai dengan keikutsertaan
peseta didik dalam pengelolaan pembelajaran, berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab mereka
dalam penyelengaraan program pembelajaran. Pembentukan kompetensi mencakup berbagai
langkah yang perlu ditempuh oleh peserta didik dan guru sebagai fasilitator untuk mewujudkan
standar kompetensi dasar. Prosedur yang harus ditempuh adalah:
a. Berdasarkan kompetensi dasat dan materi standar yang telah dituangkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru menjelaskan standar secara kompetensi minimal.
e. Guru memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik dalam mengerjakan lembaran tugas.
· Penutup
Penutup merupakan kegiatan akhir dalam aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan untuk
mengakhiri yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi,
umpan balik dan tindak lanjut.[10]
d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. RPP memuat rancangan pemberiaan umpan balik
positif, penguatan,pengayaan, dan remedi.
a) Rombongan belajar
d) Pengelolaan kelas
Penilaian dilakukan oleh guru terjadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingakat
pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai lahan penyusunan laporan kemajuan
hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisiten,
sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilain hasil karya berupa tugas, proyek atau produk,
portofolio, dan penilain diri. Penilain hasil pembelajaran menggunakan standar penilain pendidikan
dan panduan penilain kelompok mata pelajaran.
1) Pementauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilain
hasil belajar. Pemantauan juga dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan,
pencatatan, perekaman wawancara dan dokumentasi. Sedangakan kegiatan pemantauan
dilaksankan oleh kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan.
1) Supervisi
2) Evaluasi
2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkomunikasi secara aktif dan terarah.
3) Melibatkan pserta didik dalam menetukan tujuan belajar dan penilain hasilnya.
5) Melibatkan mereka secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran
secara keseluruhan.
Apa yang dikemukakan di atas tidak terlalu sulit untuk dilakukan dalam pembelajaran, guru
dapat melakukanya antara lain dengan mengembangkan modul pembelajaran yang heuristik dan
hipotetik. Melalui modul, peran guru dalam pembelajaran bisa dikurangi karena mereka
memposisikan dirinya sebagai fasilitator dan mengembangkan modul-modul pembelajaran yang
efektif dan menyenagkan. Perlu ditekankan bahwa implementasi KTSP menuntut kemandirian guru
dan kepala sekolah, antara lain dalam mengembangkan program-program pembelajaran.[12]
Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai
bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan
pengembangan dunia pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah mencakup 3 tiga kelompok, yaitu: a.
Presentasi pada forum ilmiah. Dalam hal ini guru bertindak sebagai pemrasaran danatau nara sumber
pada seminar, lokakarya, koloqium, danatau diskusi ilmiah, baik yang diselenggarakan pada tingkat
sekolah, KKGMGMP, kabupatenkota, provinsi, nasional, maupun internasional. b. Publikasi ilmiah
berupa hasil penelitian atau gagasan ilmu bidang pendidikan formal. Publikasi dapat berupa karya
tulis hasil penelitian, makalah tinjauan ilmiah di bidang pendidikan formal dan pembelajaran, tulisan
ilmiah populer, dan artikel ilmiah dalam bidang pendidikan. Karya ilmiah ini telah diterbitkan dalam
jurnal ilmiah tertentu atau minimal telah diterbitkan dan diseminarkan di sekolah masing-masing.
Dokumen karya ilmiah disahkan oleh kepala sekolah dan disimpan di perpustakaan sekolah. Bagi
guru yang Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 27 mendapat tugas
tambahan sebagai kepala sekolah, karya ilmiahnya harus disahkan oleh kepala dinas pendidikan
setempat. c. Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, danatau pedoman guru. Buku yang
dimaksud dapat berupa buku pelajaran, baik sebagai buku utama maupun buku pelengkap,
moduldiktat pembelajaran per semester, buku dalam bidang pendidikan, karya terjemahan, dan buku
pedoman guru. Buku termaksud harus tersedia di perpustakaan sekolah tempat guru bertugas.
Keaslian buku harus ditunjukkan dengan pernyataan keaslian dari kepala sekolah atau dinas
pendidikan setempat bagi guru yang mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala sekolah.
1. Jumlah publikasi yang berbentuk diktat, karya terjemahan, atau tulisan ilmiah
populer paling banyak 3 (tiga) buah, buku pedoman guru dibuat paling banyak 1
(satu) buah.